Selama dua jam, Claire dan Leo menceritakan apa yang mereka alami secara bergantian. Athena yang mendengar kisah itu tidak henti-hentinya meneteskan air mata, terkadang memeluk Daniel untuk mencari tempat bersandar. "Sekarang semuanya sudah selesai. Juan sudah dipenjara, begitu juga dengan Sergio. Tania tinggal bersama Josh karena Arsen masih belum memaafkan gadis itu," kata Leo. Claire menatap Athena sambil meringis merasa tak enak. "Maafkan aku. Gara-gara aku, Arsen menjadi enggan untuk memaafkan Tania.""Tidak, itu bukan salahmu, Claire. Justru aku yang minta maaf. Aku mewakili Tania meminta maaf yang sebesar-besarnya padamu," sahut Athena sambil melepaskan pelukannya pada Daniel. "Semua ini karena ulah Viviana dan Juan. Mereka benar-benar saudara keturunan iblis yang begitu kejam. Kalau bukan karena mereka, tentu anak-anak kita tidak akan menderita. Claire juga tidak akan memiliki alter ego," ujar Daniel. "Sayang, kenapa kau tidak menyiapkan makan siang dan mengajak tamu kita u
"Kalian telat sepuluh menit. Aku tidak bisa mentoleransi hal ini," kata Claire dengan wajah kesal sambil bersedekap. Arsen datang sendiri dengan mengendarai mobil pribadinya, sedangkan Josh datang bersama Tania dengan mobil milik Leo. "Maafkan kami. Aku masih harus menemui Leo untuk mengurusi masalah hotel dan Tania harus menyelesaikan shiftnya," jawab Josh dengan senyuman paksa di bibirnya. "Hmm? Kau kira aku percaya begitu saja? Leo bahkan sudah datang sejak satu jam yang lalu dan dia bilang kau tidak ada kesibukan sama sekali. Apalagi Tania, kau bahkan tidak ada jadwal bekerja hari ini," tukas gadis itu dengan sebelah alis terangkat, memberikan mereka tatapan intimidasi. Arsen bahkan langsung berhenti di tempatnya ketika melihat tatapan itu. Tatapan yang pernah dia lihat ketika James dulu mengambil alih kesadaran kekasihnya. Mereka bertiga saling pandang, entah kenapa mereka takut pada Claire saat ini. Tidak biasanya gadis itu mengeluarkan aura yang menyeramkan. Tania langsung
Seandainya Juan masih berkeliaran di sekitarnya, maka Arsen tidak akan segan-segan untuk memberikan pelajaran pada pria tua itu. Sungguh, mendengar cerita dari ibu dan ayah kandungnya di masa lalu membuatnya ingin sekali membunuh Juan saat ini juga. Jika dulu dia sangat membenci James, maka sekarang dia justru berharap James ada untuk memberikan pelajaran pada b*jingan itu. Manusia paling egois yang sudah memisahkan dia dari kedua orangtuanya hanya untuk kepentingan pribadinya sendiri. Ia juga tidak pernah menyangka bahwa ternyata Tania pun mengalami hal yang serupa, bahkan leher gadis itu dulu pernah terluka sampai berdarah ketika Juan meletakkan pisau di lehernya untuk mengancam ibu mereka. Demi Tuhan, Tania bahkan masih balita saat itu dan tidak tahu apa-apa! "Dasar iblis!" pekiknya sambil memukul kemudi mobil dengan sekuat mungkin, hingga tanpa sengaja membunyikan bel panjang yang mengagetkan pengendara lain. Dia benar-benar ingin pergi ke Brooklyn saat ini juga dan menghajar
Pria seumuran Leo yang bernama Yusuf itu keluar masjid sebentar untuk menemui seseorang, lalu kembali masuk dan mengunci pintu. Nama aslinya sebenarnya adalah Nicholas Warren, namun diubah menjadi Yusuf Ahmed setelah masuk Islam. "Tidak akan ada yang mendengar pembicaraan kita, karena aku sudah menyuruh marbot untuk mengalihkan jemaah yang ingin menunaikan ibadah di sini. Jadi, apa yang ingin kau bicarakan, saudaraku?" kata Yusuf setelah duduk bersila di hadapan Arsen. Untuk sesaat, Arsen kembali ragu. Apakah keputusannya sudah benar dengan menceritakan aibnya pada orang asing? Tapi, jika memendamnya lebih lama lagi, ia tidak yakin akan sanggup. Ia tidak mau berakhir memiliki alter ego seperti Claire hanya karena terus menyimpannya sendiri. "Maaf sebelumnya, apakah kau mau berjanji untuk tidak akan menceritakannya pada orang lain?" tanyanya dengan waswas. "Tuhan akan murka jika aku menyebarkan aib saudaraku sendiri. Dengan kau datang ke sini saja sudah merupakan jalan dari Tuhan u
"Apa kau sudah gila? Claire bahkan belum selesai kuliah. Jangan membuatnya terbebani dan menghambatnya meraih cita-citanya!"Leo adalah orang yang paling keras memarahi Arsen setelah kejadian lamaran dadakan beberapa waktu yang lalu di depan rumah Andreo. Pria itu langsung shock dan terpaksa harus dibawa ke dalam rumah, membuatnya meringis tak enak. "Yusuf bilang aku harus menyegerakan pernikahan kami untuk menghindari hal-hal yang dilarang," ucapnya membela diri. "Tapi tidak dengan mengatakannya secara langsung di depan Paman Andreo tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, kan? Kau tahu sendiri dia memiliki masalah dengan jantungnya sejak Sergio dipenjara," geram Leo. Arsen mendesah panjang. Dia mengetuk-ngetukkan pulpennya di atas meja kerjanya. "Bagaimana jika aku merindukannya?""Kau bisa menemuinya, asal harus ada yang mendampingi kalian. Kalau tidak ada aku, maka Josh atau Tania yang akan mendampingi kalian. Tidak boleh berduaan. Kau bilang ingin serius mendalami agama dengan Yu
Tidak terasa, sudah 2 bulan berlalu sejak pertemuan Arsen pertama kali dengan Yusuf Ahmed. Selama itu pulalah, dirinya semakin mantap untuk masuk ke dalam ajaran agama itu. Sejak menerapkan apa yang diajarkan agama itu ke dalam usahanya dan kehidupan sehari-harinya, ia merasakan perubahan yang cukup besar. Ia tidak lagi menggebu-gebu ingin segera mempersunting Claire seperti dulu. Yusuf bilang, jika memang Claire adalah jodohnya, sudah pasti mereka akan bersatu dalam ikatan pernikahan dengan jalan yang mudah. Pria itu menyarankan untuk terus memperbaiki diri agar kelak bisa menjadi imam yang baik untuk pasangannya. Tidak jauh berbeda dengan Claire, gadis itu juga mulai berubah sikapnya. Hubungan Claire dan Aisha semakin baik, bahkan ia terkadang mengajak Tania untuk menemui wanita itu. Kalau dulu hubungan Claire dan Emily William benar-benar buruk, maka hubungannya dengan Tania sangatlah baik. Tania tidak henti-hentinya meminta maaf pada gadis itu atas semua yang sudah dilakukannya
Andreo menghela nafas panjang. Ia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Kepalanya terasa berdenyut, tapi sebisa mungkin ia tahan dan tidak ingin memperlihatkannya pada mereka yang hadir di ruang tamu. Sudah cukup ia menjadi beban bagi kedua putrinya."Sebenarnya memang Claire tidak perlu lagi bekerja, karena dia adalah penerus perusahaan milikku di Russia yang kini dikelola oleh sepupuku. Tapi aku hanya tidak ingin membuatnya mengorbankan cita-citanya karena terlanjur menikah," ucapnya sambil menunduk.Sepasang tangan lembut menggenggam tangan Andreo yang sudah dihiasi oleh keriput. Tidak ada lagi jejak muda di sana."Ayah," panggil Claire sambil tersenyum hangat. "Aku mengerti dengan kekhawatiran ayah. Tapi aku tahu apa yang aku mau. Sebenarnya aku lebih berminat dalam bidang kuliner. Tapi karena Rose sudah terlanjur memilihkan jurusan ini ketika aku tidak sadar, maka mau tidak mau aku harus menyelesaikannya. Cita-citaku sebenarnya sangat sederhana. Membuka sebuah cafe atau res
Arsen baru saja keluar dari kamar mandi dan berhenti di tempatnya berdiri ketika melihat pemandangan di hadapannya. Claire yang dulu begitu kalem dan lembut, apalagi setelah mengenakan pakaian tertutup begitu mereka resmi menjadi Muslim, kini bersandar di dinding dengan pakaian yang hanya sebagai pelengkap saja.Pose gadis itu layaknya model pakaian dalam Victoria's secret yang sedang mempromosikan lingerie seksi yang memanjakan mata. Arsen meneguk ludahnya ketika Claire berjalan mendekatinya dengan langkah pelan dan menantang. Ia bahkan bisa melihat seluruh bagian dari tubuh istrinya itu tanpa halangan yang berarti, karena lingerie itu hanya seperti garis-garis dengan kain tembus pandang.Selama ini ia belum pernah melakukan apapun pada gadis di hadapannya. Meskipun ia pernah melihat Rose dengan pakaian minim, namun melihat Claire yang sekarang membuat darahnya berdesir hebat dan jantungnya berdegup kencang tak karuan. Ia seperti melihat perpaduan antara Claire dan Rose."Kau suka?"
“Tania, kau yakin dengan keputusanmu? Kau masih muda, masih berusia 23 tahun. Pertimbangkanlah lagi keputusanmu untuk menikah,” bujuk Josh sambil mendekati Tania yang sedang dipakaikan penutup kepala oleh seorang perempuan seumuran Leo.“Josh, semua sudah setuju jika aku menikah muda. Lihatlah Claire dan Laura, mereka juga menikah muda.” Tania mendesah lelah, lalu memeriksa ponselnya.“Laura menikah karena anaknya membutuhkan ayah, sedangkan Claire...ugh, jangan paksa aku untuk menyebutkan alasan kenapa dia terburu-buru untuk menikah. Tapi kau...astaga, bahkan usia Leo sangat jauh di atasmu! Dia sudah 30 tahun, Tania,” sergah Josh lalu mendecak kesal.Tania hanya memutar matanya melihat kehebohan pria itu. “Hei, kapan Kak Arsen datang? Dia harus menjadi saksi di pernikahanku sebentar lagi.”“Ck, aku masih tidak setuju kau menikah terlalu dini. Kau bilang ingin berkarir dulu di bidang pakaian atau apalah itu. Lagipula...Oh, hai, Claire! Kapan kau datang dari Moscow? Lihatlah dirim
“Tato kepala kucing di kedua dadaku, memiliki arti bahwa aku adalah orang yang licik dan bisa mendapatkan kepercayaan dari semua korbanku dengan mudah. Tato mawar di dada kananku, itu kudapatkan karena aku dulu pernah dipenjara saat berusia 18 tahun. Lalu tato kapal layar di perutku, karena aku pernah kabur dari penjara dan kembali melakukan kejahatan. Tato tengkorak di kedua lenganku, artinya adalah pembunuh. Dan tato ini.” Sergio menunjuk tato kepala manusia tanpa rambut di dada kirinya. “Ini adalah tato Lenin. Tato ini sebagai perlindungan, agar penjaga tidak menembakku meskipun aku dijatuhi hukuman mati. Hal itu karena mereka dilarang menembak gambar dari pemimpin besar.”Claire menyentuh tato itu dengan takjub. Tato itu benar-benar terlihat indah, tapi ia ngeri tatkala membayangkan rasa sakitnya. “Kenapa kau harus menato tubuhmu?”Sergio terkekeh geli mendengar pertanyaan dari wanita itu. “Ini di dunia nyata, Claire. Jika aku masuk penjara tanpa tato, aku bagaikan seekor dom
Sergio keluar terlebih dulu dengan tubuh membungkuk dan kedua tangan berada di belakang punggung, diikuti oleh Viktor. Begitu keluar dari sel, Sergio melihat ada lima orang penjaga beserta satu anjing yang terus saja menggonggong. Salah seorang dari mereka berpakaian serba hitam, sedangkan empat lainnya berpakaian loreng abu-abu hitam. Salah seorang penjaga langsung memegangi lengannya ketika ia menghadap ke dinding, dan semakin membungkukkan tubuhnya hingga 90 derajat. “Apa kau memiliki barang-barang terlarang?” tanya penjaga yang tadi memerintahkan mereka untuk keluar.“Tidak, Pak!” jawab Sergio dan Viktor bersamaan.Sergio merasakan penutup kepalanya diambil, lalu lehernya dipegangi dari belakang. Ia menoleh ke kiri dan menjulurkan lidahnya. Penjaga langsung menunduk untuk mengecek, apakah ia menyembunyikan barang-barang terlarang atau tidak. Setelah pengecekan selesai, Sergio disuruh berjalan melewati lorong dengan posisi tetap membungkuk dan kedua tangan diborgol di belakan
Satu setengah tahun kemudian...Penjara Black Dolphin, Orenburg, Rusia. Dekat perbatasan Kazakhstan.“Sel nomor 180, bangun!” Suara teriakan sipir membuat Sergio langsung membuka matanya dan bergegas bangkit dari tidurnya.“Ya, Pak!” teriaknya dan Viktor Astankov, rekan satu selnya, bersamaan.Seperti pagi-pagi sebelumnya, ia sudah terbiasa langsung merapikan tempat tidurnya yang berada di tingkat bawah. Tempat tidur sempit dari besi bertingkat dua yang hanya dilapisi oleh matras tipis dan satu bantal. Dilihatnya Viktor yang tergesa-gesa turun dari tempat tidurnya di tingkat atas menuju ke westafel. Pria yang lebih muda dua tahun darinya itu memuntahkan isi perutnya berkali-kali. Hal itu mengingatkannya pada dirinya sendiri saat baru pertama kali berada di sini. Dia bahkan pernah tak makan selama dua hari karena perutnya terus bergejolak, namun justru tubuhnya gemetar setelah itu. Tak ada sekalipun belas kasihan dari para penjaga yang melihatnya. Justru mereka semua mencemoohny
Arsen tidak pernah membayangkan akan sampai di titik ini. Titik dimana hatinya diuji, apakah ia mampu memaafkan atau justru tetap bersikukuh untuk menyimpan dendam dan memeliharanya entah sampai kapan.Ia hanyalah manusia biasa yang memiliki rasa sakit ketika dilukai oleh orang terdekatnya, orang yang ia kira sebagai sosok ayah kandungnya, yang seharusnya mengayomi dan menyayanginya. Luka yang ditorehkan oleh orang terdekat jauh lebih sakit daripada luka dari orang lain.Meskipun Juan bukanlah ayah kandungnya, meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah, tapi pria itu tidak pernah menelantarkannya. Setiap bulannya, pria itu selalu mentransfer uang untuk biaya pendidikan dan biaya hidup. Pria itu tidak pernah mengungkit jati dirinya yang sebenarnya. Tapi setelah tahu bahwa perusahaan yang selama ini dikelola oleh Juan sebenarnya adalah milik Daniel Williams, ayah kandungnya sendiri, rasa marahnya kembali memuncak. Betapa tidak tahu dirinya lelaki itu. Sudah merebut ibunya dari ayah
[Selama aku bernafas, aku pernah berjanji bahwa aku tidak akan pernah memaafkanmu sampai ajal menjemputmu. Aku ingin kau merasakan apa yang kurasakan. Aku ingin kau menderita di sepanjang hidupmu. Kalau perlu, aku ingin melihatmu sekarat hingga kau memohon pada Tuhan untuk segera mengambil nyawamu. Ya, sebenci itulah aku padamu. Kalau bisa memutar waktu, aku tidak akan pernah mau bertemu denganmu. Aku tidak akan sudi berkenalan denganmu dan membiarkanmu merusak hubunganku dengan Daniel.Ketika aku bahagia dengannya setelah menikah dan akhirnya mengandung Arsen buah cinta kami, aku tidak pernah berfikir bahwa kau akan menjadi iblis yang tega menghancurkan kebahagiaan sahabatmu sendiri. Sebelum kau tersesat, siapa yang menolongmu dari jalanan dan mengangkat derajatmu? Siapa yang memberimu makan dan tempat tinggal agar kau tidak mati kedinginan di gang sempit itu? Siapa yang membuatmu bisa hidup dengan layak?Tapi tentu saja, kau dengan hati jahatmu justru merebut perusahaan milik Danie
Setelah Claire keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Amerika Serikat Coleman 1, Arsen hanya diam saja. Bahkan ketika mereka sudah menaiki taksi untuk langsung menuju ke bandara, pria itu masih tidak mau membuka mulutnya.Dengan sabar, Claire menggiring suaminya ke restoran yang ada di bandara untuk makan siang sebelum menaiki pesawat. Masih ada 2 jam sebelum jadwal keberangkatan mereka kembali ke Portland. Hari ini memang hari libur, jadi bandara terlihat ramai. Mereka makan siang dalam diam, dan Claire sama sekali tidak keberatan. Arsen bukannya tidak peduli pada Juan. Pria itu hanya masih belum mau menerima perbuatan ayah tirinya itu. Hal yang wajar. Siapa orang yang mau dengan legowo langsung memaafkan seseorang yang telah dengan keji memisahkan seorang anak dari ibu dan ayahnya sejak kecil?Bahkan sekelas Nabi pun ada yang sampai buta karena kehilangan anaknya. Jadi jika ada yang mengatakan bahwa Tuhan saja Maha Pemaaf, mengapa manusia tidak bisa? Karena dari segi manapun, Tuhan tid
Selama hidupnya, Juan pernah mengalami masa terburuk ketika dia bangkrut dan harus hidup di jalanan sebagai gelandangan. Tidak ada satupun keluarga yang mau menolongnya, karena ayahnya adalah anak haram yang tidak diakui oleh kakeknya yang merupakan seorang konglomerat. Juan dan ayahnya adalah aib yang bisa mencoreng nama besar keluarga yang sudah dikenal dengan kebaikannya di mata masyarakat.Selama setahun ia tidur berpindah-pindah, dari kolong jembatan sampai di gang-gang kumuh, sering berkelahi dengan gelandangan lain untuk memperebutkan tempat, dan harus mengais makanan dari tempat sampah.Seharusnya ia tidak mengeluh ketika dibawa ke Pusat Penahanan Metropolitan Brooklyn. Namun ternyata di usianya yang sudah senja, kondisi buruk penjara membuatnya tersiksa. Dia bahkan lebih memilih untuk hidup di jalanan daripada di penjara itu.Penjara itu benar-benar buruk dan tidak berperikemanusiaan. Awal-awal ketika dibawa ke sana, terjadi pemadaman listrik selama seminggu dan saat itu adal
Sergei tidak menyangka bahwa kondisi Sergio begitu parah ketika berhadapan dengan Claire dulu. Dia langsung menanyakan tentang masa lalu Laura dan Claire pada Andreo, karena ia tidak mau membebani Laura yang sekarang sedang menikmati hidupnya setelah terbebas dari Segio.Ia tahu pasti apa yang terjadi dengan korban pelecehan seksual dan kekerasan fisik, apalagi jika tindakan itu dilakukan oleh orang yang dicintai. Pastilah menimbulkan trauma yang mendalam. Apalagi Laura dalam keadaan hamil muda saat itu. Tidak mudah menjalani kehamilan dalam keadaan depresi dan tanpa suami.Itulah kenapa Sergei tidak mau menjalin hubungan yang serius dengan perempuan manapun jika belum yakin, karena ditakutkan akan terjadi hal-hal seperti itu yang sudah pasti diderita oleh kaum perempuan."Aku benar-benar minta maaf padamu. Aku sangat menyesal telah mengabaikanmu. Ayah hanya bisa meminta maaf. Ayah tahu itu semua tidak bisa mengubah keadaan."Sergei melihat Andreo menangis di hadapan seorang narapidan