Lenia benar benar kaget. Wajah Yusuf yang saat ini hanya berjarak 5 centi dengan wajahnya, membuat jantung Lenia berdetak sangat cepat dan tidak beraturan.
Lenia kembali mengingat ingat wajah yang tertutup oleh masker itu. Hingga akhirnya Leniapun mengingatnya dan berkata dengan suara yang keras sehingga terdengar okeh sebagian yang makan di restoran itu. "Kamu Yusufff...???"
Yusuf kaget dengan ekspresi Lenia yang menurutnya sedikit berlebihan.
"Abil, pindahkan semua pegunjung restoran ini ke restoran sebelah. Termasuk asisten Direktur Eliza, dan bayar semua makanan khas yang ada di restoran itu untuk mereka." Perintah Yusuf pada asistennya, Abil.
"Baik Tuan Muda Yoz, saya akan mengaturnya sekarang." Jawab Abil lalu segera melaksanakan tugas yang di perintahkan oleh direktur Yozella.
5 menit Kemudian, semua orang yang ada di dalam restoran keluar semua, termasuk teman teman Reyhan yang merupakan pemilik perusahaan One B.
Lenia merasa heran d
Rehyan menelpon kakaknya berkali kali. Tapi tidak mendapatkan jawaban dari Lenia. Karena Lenia sudah terbiasa mematikan notivikasi handphonenya saat bertemu dengan lelaki yang menurutnya penting."Aduh, gimana ini??" Tanya Reyhan pada diri sendiri sambil memencet layar handphonennya."Kenapa sayang??" Tanya Gebriella yang sempat mendengar ucapan Reyhan."Kak Lenia sedang bertemu dengan perusahaan Yozella di dalam restoran Eat_Jappan. Dan ternyata di sana juga ada Bram dan marsyalinda yang baru saja sampai." Jelas Reyhan terlihat panik."Coba telepon Pak Rii. Sapa tau saja dia bisa langsung memberitahukan ke Kak Lenia." Kata Gebriella.Reyhan bergegas menelpon Pak Rii. Tapi Pak Rii mengatakan bahwa sekarang ini dia berada di restoran lain sesuai dengan permintaan Nona Lenia dan juga Direktur Yozella. Jika dia masuk ke restoran Eat_Jappan, maka Bram mungkin akan melihatnya.Reyhan makin bingung untuk memikirkan solusinya. Hingga akhirnya Reyha
"Direktur Eliza??? Apa dia bukan Kak Lenia?? Tapi kenapa wajahnya sedikit lebih mirip dengan Kak Lenia??" Kata Marsyalinda dalam hati."Benar Direktur Bram... Saya juga ingin menemui Direktur Yozella, tapi dia sudah pergi terlebih dahulu." Tambah Lenia."Lalu kenapa Direktur tidak segera keluar dari Restoran Eat_Jappan ini?? Apakah Direktur Eliza punya teman di dalam??" Tanya Bram penasaran."Saya hanya makan makanan khas disini. Ternyata benar apa kata orang, makanan khas di sini begitu nahal, tapi sangat enak. Aku bahkan ingin menambah makanan lagi. Tapi saya takut akan kelihatan gemuk." Jawab Lenia dengan suara lembutnya dan sikapnya yang sedikit angkuh."Lalu, setelah ini Direktur Eliza akan kemana??" Tanya Bram."Tentu saja saya akan ke rumah kontrakan Nona Levrawnch Britama. Ummppp... Maksud saya...!!" Kata Lenia sengaja agar Marsyalinda tidak ragu lagi pada penyamarannya."Hahaha... Tidak apa apa Direktur Eliza. Sejak awal saya
Sudah 5 jam berlalu, Marsyalinda masih saja terus menunggu Direktur Eliza di dalam mobilnya yang di parkir juah dari rumah itu. Hingga akhirnya Marsyalinda merasa sangat bosan dan memilih untuk segera meninggalkan pemukiman itu.Sedangkan Lenia dan lainnya baru saja bangun dari tidur siang mereka yang kebetulan rumah itu sudah di bersihkan dan di rapikan terlebih dahulu oleh pemilik utamanya."Direktur Eliza, saya sudah menyiapkan makanan untuk Direktur Eliza dan juga untuk yang lainnya." Kata Saras, sambil mengeluarkan makanan kotak itu dari dalam gardus yang besar."Heiiiii... Kamu mendapatkan makanan ini dari mana, Saras??" Tanya Lenia yang sudah terlihat sedikit lapar juga."Tadi sebelum kesini, saya sudah memesan terlebih dahulu di Restoran RLB sambil mencari orang yang mirip dengan Direktur Eliza." Jelas Saras pada Lenia."Ternyata gerakan kamu lebih cepat dari implementasinya Pak Rii. Tapi kamu membawa makanan ini menggunakan apa, Saras?" Ta
Semua orang yang saat ini sedang membuka internet, telah membaca berita kemiskinan keluarga Levrawnch Britama. "Tidak menyangka yah Bu', keluarga Levrawnch Britama sekarang menjadi sangat miskin." "Ho'oh!! Padahal kalau di pikir pikir, dulu mereka adalah orang terkaya nomor satu di Kota Hunan ini." "Hidup tanpa seorang laki laki dan tinggal di rumah kobtrakan dengan ukuran kecil, apakah Nyonya dan Nona Levrawnch Britama bisa bertahan hidup, Bu'...?" "Iya yah... Pak Levrawnch dan Tuan Levrawnch Britamakan sudah meninggal, jadi tidak ada lagi yang membantu mereka untuk mencari nafkah. Apalagi mereka sekarang tidak punya apa apa yah bu'..." "Biar saja Bu, menurutku itu adalah karma mereka. Udah kaya tapi tidak pernah datang menengok orang miskin seperti kita. Iyakan??" "Iya benar, setuju Bu'...." Obrolan para ibu ibu yang saat ini sedang sibuk ngerumpi di salah satu rumah tetangga. Berbeda dengan Pak Harsono yang baru saja membaca
Bernand akhirnya menelpon Marsyalinda untuk meminta izin melakukan apa yang sudah mereka rencanakan pada keluarga Levrawnch Britama. Setelah itu, mereka akan menawarkan jumlah keuntungan pada para pemilik saham yang nantinya akan berpindah ke perusahaan Marsyalinda sesuai dengan planning mereka. Oleh sebab itu, Marsyalinda harus mengetahui terlebih dahulu.Marsyalinda yang mendengar ucapan Bernand melalui telepon langsung menyetujuinya. Marsyalinda juga sempat memberikan pujian pada Bernand sebelum menutup obrolan telepon.Bernand merasa bangga dan senang atas pujian Marsyalinda. Lalu dia berencana untuk segera melakukan planningnya bersama Farhan, Arka, Viktor, serta yang lainnya.Saat ini mereka tengah bersiap siap untuk membuat Video siaran langsung. Mereka menyiapkan topeng dan rambut palsu yang akan di pakai oleh Arka Abimayu. Mereka nantinya akan bergantian untuk membuat konten demi menjatuhkan keluarga Levrawnch Britama.Sementara Reyhan, saat ini
Saat ini Reyhan sudah sampai di depan kost tempat dia kuliah dulu. Dia kembali menanyakan kamar kost kosong dan ingin tinggal di kost itu. Sedangkan Jhon, akan terus memantau Reyhan dari kejauhan dan mengurus semua urusan yang nantinya akan di perintahkan oleh Reyhan."Aaa...apakkkkah, ini Tuan Levrawnch Britama???" Tanya pemilik kost kaget melihat Reyhan yang kini sudah berhadapan dengannya."Bu', jadi Ibu' benar benar sudah melupakan saya? Saya Reyhan, yang dulu ngekost disini juga." Jawab Reyhan pada Ibu' Malini sebagai pemilik kost tersebut."Ah iya, saya mengerti. Tapi bukankah Reyhan adalah mendiang Tuan Levrawnch Britama??" Tanya Ibu' Malini masih tidak percaya."Banyak yang berkata seperti itu Bu', tapi saya menaungi hidup saya sendiri. Tidak seperti Tuan Levrawnch yang punya segalanya. Hhmmppp..." Jawab Reyhan lagi."Ah sudahlah... Gak usah di pikirin pertanyaan saya. Mau Reyhan adalah Reyhan atau mendiang Tuan Levrawnch Britama, Reyhan te
Terasa lama tidak menghirup udara segar di Kota Hunan. Reyhan berdiri di halaman kost lalu menghadap ke atas agar mendapatkan sinar Ultra.Dalam hati terasa hampa nan jauh dari sang istri. Ingin rasanya kembali ke masa lalu dan jatuh cinta lagi. Tapi waktu berputar sangat cepat, sehingga tak terasa banyak hal yang di lewati, membuat dia sadar dan terbangun dari mimpi. Meski sakit yang di lalui istri, Reyhan berharap Gebriella selalu setia menanti."Eeeehhhh... Gak ada aktivitas sekarang yah?" Kata Ipul yang muncul dari belakang Rwyhan, membuat Reyhan jaget dan berhenti untuk menikmati suasana di kostnya yang lama.Tanpa menjawab, Reyhan langsung masuk ke dalam kamar. Sementara Lola yang melihat dari depan pintu kamarnya, tertawa kecut seolah merasa jijik melihat tingkah Reyhan yang langsung meninggalkan Ipul."Yuk Bro... Mending kita pergi secepatnya dari pada melihat wajah palsu mendiang Tuan Levrawnch." Ajak Lola kepada Ipul."Wajah palsu?? Hahah
Setelah sampai di kost Reyhan, Pak Harsono melihat Bu' Malini yang sedang menggunting bunga bunganya di halaman kost. "Permisi Bu'... Saya Rektor Universitas L Harvhard." Kata Pak Harsono pada Bu' Malini dengan sangat sopan. Karena Bu' Malini sudah terlihat tua. Umurnya sudah 62 tahun. "Oh iya Pak... Ayo masuk di dalam rumah dulu." "Ah, tidak usah repot repot Bu'. Saya kesini untuk mencari anak kost yang bernama Reyhan. Apakah dia ada??" Tanya Pak Harsono. "Oh, Reyhannnn??? Dia baru saja tiba kemaren sore. Tapi tadi saya sempat lihat dia keluar, Pak... Saya juga tidak tahu dia keluar kemana." Jelas Bu' Malini pada Rektor. "Oh iya Bu'... Nggak apa apa. Nanti besok saya akan mencoba datang lagi untuk mencari Reyhan. Tapi, kalau bisa saya titip pesan saja ke Ibu'. Jika Reyhan datang, tolong bilang kalau saya Pak Harsono kesini mencarinya." Jelas Pak Harsono. "Oh iya, bisa bisa. Nanti saya akan sampaikan." Balas Bu' Malini. P