"Tenang Nona, saya tidak akan macam macam pada Nona. Kita hanya ke Bukit Bunga sana. Sampai di sana, Nona bisa berteriak sampai puas." Kata Supir itu.
Supir itu terlihat sangat muda. Mungkin 5 tahun lebih mudah dari usia Lenia. Lenia akhirnya mengikuti pemuda itu. Diapun berjalan menaiki Bukit Bunga yang ada di Kota Naung bersama dengan pemuda itu.
Sampai di atas Bukit Bunga itu, Lenia berteriak sekeras kerasnya. "PAAAAAAAPPPPPIIIIIIII... AKU RINDDDDUUUUUU"
Pemuda itu melihat Lenia dengan tatapan yang dalam. Mendengar Lenia hanya sekali berteriak, pemuda itu berkata, "Teriak lagi, sampai kamu puas..."
"BERNAAAANNNNDD... AKU BENCI KAMUUUU"
"PAPPPIIII... AKU PASTI KUUUUAAATTTT"
Lenia akhirnya merasa lelah berteriak, tapi pikirannya merasa lebih fresh dari sebelumnya. Pemuda itu melihat Lenia dan tertawa kecil.
"Kak, boleh gantian teriaknya nggak?" Tanya pemuda itu sambil menatap Lenia dengan wajah manisnya.
"Boleh. Tentu
Notivikasi panggilan di handphone Reyhan berdering beberapa kali. Reyhan melihat ada panggilan masuk dari Jayen. Namun Reyhan tidak menjawab karena masih dalam keadaan emosi. Bernand menginjak pedal gas mobilnya dengan memainkan gas, lalu melaju pergi meninggalkan Villa Reyhan. "Jhon, katakan pada kepala marketing Villa, jangan biarkan Bernand masuk ke dalam Villa ini." Perintah Reyhan. "Siap Tuan Levrawnch." Balas Jhon. Melihat Nyonya Levrawnch yang berdiri di sana, Reyhan langsung berlari mendekati ibunya dan memegang pundak Ibunya berjalan pelan masuk ke dalam Villa. Sedangkan Lenia, masuk bersama Bi' Ina, dan teman teman Reyhan. "Apakah sakit???" Tanya Nyonya Levrawnch pada Lenia. "Tidak Mi... Aku tidak apa apa." Jawab Lenia sambil membersihkan darah yang mengalir di bibirnya, dan melapisi lagi dengan make upnya. "Mami dengar tadi, dia yang membakar rumah kita. Apa itu benar??" Tanya Nyonya Levrawnch. "Iya Mami... T
Semua siaran TV sedang sibuk menyiarkan kembali Video Bernand yang beredar di mana mana. Video itupun saat ini sangat booming, hingga semua orang yang sudah melihat Video di media sosial maupun di seluruh siaran TV, merasa telah di bohongi soal berita kematian Reyhan beberapa bulan yang lalu. "Hmmppp... Mau dia hidup dan mati juga, gak ada efeknya ke kita, bukan???" "Iya, lagian keluarga Levrawnch sudah miskin. Peninggalan terakhir mendiang ayahnyakan adalah rumah yang barusan terbakar itu." "Pantasan dulu yang di perlihatkan hanyalah pemakaman ayahnya, sementra Tuan Levrawnch sampai saat ini tidak di publikasikan." Setiap yang mengetahui berita itu pasti ada pro dan kontra. Tapi, banyaknya yang membenci Reyhan, lebih banyak lagi yang mengatakan, bahwa Bernand begitu tega pada keluarga Levrawnch. Bernand bahkan tega melakukan itu ke istrinya, setelah istrinya bangkrut. "Hahaha... Keluarga suami Gebby sudah bangkit dari kematiannya." Kata Milla
Di tengah tengah aktivitas yang di lakukan Reyhan untuk istrinya, tiba tiba ada ketukan pintu dari anaknya, Ali. "Mamiii... Apakah Papi ada di dalam ruangannya...??? Aku ingin masuk melihat keadaan Papi..." Kata Ali sambil mengetuk pintu berkali kali. Membut Reyhan menghentikan kegiatannya yang ada di dalam ruangan itu. Rasa kecewapun melanda Reyhan karena hasrat yang tak tersalurkan. Nafas yang tadinya saling memburuh seketika di akhiri dengan nafas yang panjang. Gebriella melepaskan ciuman suaminya lalu bergegas membuka pintu untuk anaknya, "Nak, kamu belum tidur??" "Mami, tadi aku menonton TV, dan aku melihat Paman Bernand ada di TV." Jelas Ali pada Maminya. "Nak, mulai besok kamu jangan menonton TV dulu, dan jangan bermain handphone dulu. Oke???" Perintah Gebriella untuk anaknya. "Hmmppp... Baiklah Mami... Apa aku boleh masuk Mami??" Tanya Ali yang masih berdiri di depan pintu ruang kerja Ayahnya. "Tentu saja boleh, N
Bram baru saja tiba di rumahnya untuk mengambil handphone. Dilihatnya ada panggilan masuk dari Direktur Eliza dengan durasi obrolan selama 10 menit."Toro, cek CCTV siapa yang masuk ke ruanganku tadi." Perintah Bram pada anak buahnya dengan nada suara yang sedikit panik."Aku yang mengangkat telepon tadi, Opa... Kalau nggak salah namanya Direktur Eliza." Kata Rana yang baru saja sampai di depan pintu ruangan Bram.Bram melihat Rana. Dia tidak menyangka Rana sudah berani menjawab panggilan telepon di handphonenya. Bram akhirnya mulai curiga dan ingin bertanya pada Rana untuk memastikan ingatan Rana yang sudah pulih kembali atau belum."Oh ternyata cucu Opa yang menjawab telepon tadi... Apa yang di katakan oleh Direktur Eliza, sayang...??" Tanya Bram.Rana menceritakan semuanya pada Bram, lalu lanjut berkata, "Tapi Opa, Direktur wanita itu seperti kebingungan saat aku bersuara.""Apakah... Direktur Eliza cemburu karena yang mengangkat telepon
Sebelum menemui Bram, Lenia selalu mematikan notivikasi handphonenya. Agar tidak ketahuan oleh Bram.Lenia lalu masuk ke dalam mobil bersama dengan Bram. Lenia merasa ingin tertawa karena saat ini, Bram sangat ngebucin Lenia. Sedangkan Lenia merasa ini adalah kesempatan yang tepat baginya untuk memulai apa yang sudah dia rencanakan selama ini."Kenapa Direktur Eliza hanya diam saja? Apakah Direktur Eliza masih marah soal wanita yang mengangkat telepon tadi?" Tanya Bram pada Lenia.Lenia merasa ini adalah hal yang lucu ketika Bram berfikir bahwa dia sudah menyukai Bram."Siapa wanita itu?? Apakah dia tinggal di rumahmu??" Tanya Lenia."Hahaha... Apakah kamu cemburu?? Dia adalah cucuku, Rana." Jawab Bram."Aku tidak percaya, bolehkah aku menemui dia?? Aku ingin memastikan, dia adalah gadis yang masih kecil atau bukan." Kata Lenia."Apa makud Direktur Eliza mengatakan seperti itu?? Apakah Direktur Eliza mempunyai anak sebelumnya?" Gumam
Sepanjang jalan, Bram dan Lenia sudah mengobrol panjang lebar. Dan kini mereka baru saja sampai di restoran. Sedangkan teman teman Reyhan saat ini sedang memblokir semua video Bernand yang beredar di media sosial. "Gimana Haikal, udah selesay apa belum??" Tanya Vino. "Sudah Tuan Vino, tapi penonton terus membagikan Video yang masih ada. Jadi dalam sejam kita hanya bisa memblokir 300 Video yang beredar, dan dalam sejam juga orang bisa membagikan 200 sampai 250 Video." Jelas Haikal. "Jadi gimana baiknya??" Tanya Vino. "Gimana kalau kita blokir langsung dengan menggunakan kode Video...??" Jelas Reno. "Oh iya, benar apa yang di katakan Reno. Kenapa dari tadi kamu gak bilang Ren... Huuuhhhh!!! Memperlambat saja." Kata Adi sambil mengacak acak rambut Reno. "Iya Bro Adi, kan aku juga baru ingat sekarang. Gimana sih?" Jawab Reno. Haikal akhirnya melaksanakan apa yang di katakan oleh Reno, di bantu oleh Edo. Sedangkan Reyhan sedang memantau akr
Saras hanya diam dan mencoba untuk mengerti. Namun Saras berencana untuk mencaritahu apa penyebab membuat Ibu tirinya itu terlihat kesal saat melihat layar handphone. Karena Saras tahu, yang dapat merubah mood Ibu tirinya itu hanyalah ayahnya."Mami mau mandi dulu. Soalnya Mami mau ke Toko Roti V&R. Apakah kamu mau ikut??" Tanya Pevita pada Saras."Tidak Mi, Mami saja. Aku harus membuat lamaran pekerjaan untuk melamar di perusahaan Eliza." Jawab Saras."Perusahaan Eliza?? Maksud kamu, perusahaan keluarga Levrawnch Britama??" Tanya Pevita untuk memastikan."Iya. Benar Mi... Aku akan melamar disitu. Tujuanku, untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi selama ini di perusahaan itu." Kata Saras.Pevita tahu, bahwa Saras melakukan itu, karena keluarga Levrawnch Britama selama ini sudah membantu ayahnya."Saras, ada hal yang belum di katakan Papimu untukmu, tentang keluarga Levrawnch Britama dan juga tentang perusahaan Eliza." Kata Pevita
Reyhan melanjutkan mengirim pesan ke Rama. "Rama ini aku, Tuan Levrawnch Britama. kamu akan aku tugaskan menjadi Direktur Restoran RLB. Cari satu karyawan juga untuk memantau keseluruhan yang terjadi di restoran itu. Baik dari karyawan lainnya maupun keadaan di restoran RLB."Rama yang membaca pesan dari nomor baru itu merasa gemetar karena harus menjadi Direktur restoran RLB. Dia tidak menyangka bahwa Tuan Levrawnch Britama harus menunjuknya untuk menjadi Pemimpin."Wah gimana ini?? Sebelumnya aku tidak pernah memimpin. Apakah aku mampu?? Aku merasa seluruh tulangku melemas." Kata Rama pelan. Dan tiba tiba dia mendapatkan pesan susulan dari Reyhan, "Pak Gandi akan mengajarkanmu dan juga yang lainnya di kediaman Jayen mulai hari senin".Membaca pesan kedua dari Reyhan, Gandi mulai redah dari gugupnya yang begitu kencang. Dia akhirnya membalas pesan dari Reyhan. "Siap Tuan Levrawnch Britama. Saya akan mengundang Alia, teman dari istri saya untuk mengikuti saya se