Saras hanya diam dan mencoba untuk mengerti. Namun Saras berencana untuk mencaritahu apa penyebab membuat Ibu tirinya itu terlihat kesal saat melihat layar handphone. Karena Saras tahu, yang dapat merubah mood Ibu tirinya itu hanyalah ayahnya.
"Mami mau mandi dulu. Soalnya Mami mau ke Toko Roti V&R. Apakah kamu mau ikut??" Tanya Pevita pada Saras.
"Tidak Mi, Mami saja. Aku harus membuat lamaran pekerjaan untuk melamar di perusahaan Eliza." Jawab Saras.
"Perusahaan Eliza?? Maksud kamu, perusahaan keluarga Levrawnch Britama??" Tanya Pevita untuk memastikan.
"Iya. Benar Mi... Aku akan melamar disitu. Tujuanku, untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi selama ini di perusahaan itu." Kata Saras.
Pevita tahu, bahwa Saras melakukan itu, karena keluarga Levrawnch Britama selama ini sudah membantu ayahnya.
"Saras, ada hal yang belum di katakan Papimu untukmu, tentang keluarga Levrawnch Britama dan juga tentang perusahaan Eliza." Kata Pevita
Reyhan melanjutkan mengirim pesan ke Rama. "Rama ini aku, Tuan Levrawnch Britama. kamu akan aku tugaskan menjadi Direktur Restoran RLB. Cari satu karyawan juga untuk memantau keseluruhan yang terjadi di restoran itu. Baik dari karyawan lainnya maupun keadaan di restoran RLB."Rama yang membaca pesan dari nomor baru itu merasa gemetar karena harus menjadi Direktur restoran RLB. Dia tidak menyangka bahwa Tuan Levrawnch Britama harus menunjuknya untuk menjadi Pemimpin."Wah gimana ini?? Sebelumnya aku tidak pernah memimpin. Apakah aku mampu?? Aku merasa seluruh tulangku melemas." Kata Rama pelan. Dan tiba tiba dia mendapatkan pesan susulan dari Reyhan, "Pak Gandi akan mengajarkanmu dan juga yang lainnya di kediaman Jayen mulai hari senin".Membaca pesan kedua dari Reyhan, Gandi mulai redah dari gugupnya yang begitu kencang. Dia akhirnya membalas pesan dari Reyhan. "Siap Tuan Levrawnch Britama. Saya akan mengundang Alia, teman dari istri saya untuk mengikuti saya se
Hari ini di awali dengan pagi yang begitu cerah. Reyhan yang masih di ruangan kerjanya saat ini tengah sibuk mengirimkan pesan ke orang orang yang dia percaya. Setelah semuanya selesai, Reyhan menelpon kakaknya untuk menyempatkan waktu luang bertemu dengannya di Kota Naung.Lenia langsung mengganti pakaian yang biasa di pakai oleh Nona Levrawnch Britama dan menuju ke Kota Naung di antar oleh supir pribadinya.Dengan perjalanan yang panjang dan melelahkan, Lenia justru tidak merasa capek ataupun bosan. Dia mengingat bahwa sebelumnya dia pernah ke daerah itu bersama pemuda yang menghiburnya malam itu."Di mana pemuda lucu itu??" Gumam Lenia pelan sambil tertawa kecil."Nona Levrawnch, kita sudah sampai." Kata supir Lenia.Lenia langsung turun dari mobilnya. Dia menghirup udara segar dan melihat pemandangan yang di hiasi berbagai macam bunga bunga yang berwarna warni.Gebriella langsung menjemputnya. "Kak Lenia... Lama tak jumpa." Kata Gebriell
Lenia dan Ali sedang asik bermain. Tak lama kemudian, suara dari handphone Lenia berdering. Dia melihat ke layar handphonenya dan ternyata ada panggilan dari Gandi.Lenia : "Hallo!!"Gandi : "Direktur Eliza, Bernand datang ke perusahaan. Saat ini dia sedang berteriak di depan perusahaan sambil berkata, kalau Direktur Eliza adalah Nona Levrawnch Britama. Semua orang kantor merasa kebingungan dan bertanya tanya pada saya. Disini juga ada banyak kameramen. Apa yang harus saya lakukan Direktur Eliza???"Gandi merasa kebingungan. Dia bisa saja menyuruh para satpam untuk menangkap dan menghusir Bernand dari perusahaan itu. Namun Gandi masih menghormati Bernand sebagai suami dari Nona Levrawnch Britama.Lenia : "Panggil semua satpam dan husir lelaki itu dari perusahaan kita. Dia bukan suamiku lagi."Mendengar ucapan Lenia yang sedang mengobrol melalui handphone, Nyonya Levrawnch langsung mendekati Lenia dan bertanya, "Apakah itu Bernand?""Iya Mi..
Bernand akhirnya di bawah oleh anak buah Bram ke kediaman Bram. Sementara Gandi yang melihat aksi Bram dan anak buahnya, langsung menelpon Lenia.Lenia : "Hallo, Gan. Gimana??"Gandi : "Gawat, Direktur Eliza. Bernand di bawah oleh Bram dan anak buahnya. Aku takut, mereka akan bertanya tanya soal keluarga Levrawnch Britama."Lenia terkejut. Dia takut semua rahasianya akan di bongkar oleh Bernand pada Bram.Lenia : "Cepat, cepat carikan aku topeng palsu, atau cari orang yang mirip denganku. Oh iya, kamu suruh satu orang untuk membuat makam Tuan Levrawnch Britama dengan makam palsu."Gandi : "Baik Direktur Eliza."Setelah obrolan terputus, Gandi meminta Rii untuk membuat makam palsu. Sedangkan dia sediri mencari orang yang wajahnya sedikit mirip dengan Lenia.Tidak lama kemudian, Gandi menemukan orang yang mirip dengan Lenia. Gandi menyuruh Naura untuk memake up orang itu.Meski Naura merasa heran dengan perintah Gandi, namu
Bernand terhipnotis dengan suara Rana. Dia berfikir bahwa suara Rana benar adalah suara anaknya, Yulia. "Dimana anakku??" Teriak Bernand pada Toro dan lainnya sehingga terdengar oleh Bram yang sedang duduk di kursi goyangnya. Bram yang mendengar suara Bernand baru tersadar kembali kalau Rana memang adalah anak Bernand dan juga Lenia. Sedangkan Yulia yang mendengar teriakan Bernand itu, tiba tiba merasa sakit dan pening di kepalanya. "Aduh, ada apa denganku?? Kenapa kepalaku sangat sakit seperti ini saat mendengar suara bapak bapak itu??" Kata Rana dengan wajahnya yang mengkerut akibat menahan sakit sambil memegang kepalanya sampai terjongkok. Bram yang melihat reaksi Rana, langsung berlari menghampiri Rana. Ranapun pingsan dan terjatuh di lantai. "Panggil dokter, panggil sekarang. Cepat!!" Teriak Bram sambil memegang Rana. "Cucuku, ada apa denganmu?? Apa yang kamu rasakan??" Tanya Bram dengan panik. Melihat Bram begitu
Mendengar Ayahnya cuma diam saja, Marsyalindapun mematikan teleponnya. "Ada apa dengan Papi? Apa Papi sedang ada masaalah??" Gumam Marsyalinda dalam hati. Lalu mencoba untuk mengirim pesan singkat pada Boby. "Apa Papi sedang ada masaalah di sana??" Boby, "Tidak ada Nona Marsya. Pak Bram hanya merasa sedikit panik saja karena Rana tiba tiba pingsan." Membaca jawaban pesan dari Boby, Marsyalinda merasa heran. Marsya akhirnya menanyakan semua yang terjadi di rumah, dan juga tentang keadaan keluarga Levrawnch Britama saat ini. Boby menceritakan semuanya kepada Marsyalinda tentang apa yang di tanyakan Marsyalinda padanya. "Apakah benar Papi sudah menyayangi Rana sebagai cucunya sendiri?? Dan buat apa aku menyiapkan semuanya selama ini, kalau ternyata keluarga Levrawnch Britama saja sudah menjadi gembel di jalanan?? Apa untungnya untukku jika aku melanjutkan semua yang aku rencanakan selama ini?" Gumam Marsyalinda pelan pada dirinya sendiri.
AMendung di malam hari. Terasa sepi duduk sendiri. Menikmati lampu gemerlap yang menyinari, disertai kendaraan yang tiada henti. Berjalan menuju tujuan tanpa berhenti, namun kini semua orang masih dengan hati yang saling menyakiti."Alangkah baiknya jika aku teteplah menjadi seorang gadis kecilnya Papi... Hanya fokus bermain dan tidak memikirkan tentang kehidupan yang fanatik dengan kebiasaan yang menyerupai... Papi, aku sungguh merindukanmu. Aku sangat capek melewati semua ini sendirian..." Kata Lenia pelan berdiri menatap dunia luar yang terlihat terang tapi hening.Lenia meneteskan air mata tanpa sepatah kata. Merasa merana dan sengsara... Lenia merasa dunia ini sangat tak adil baginya. Namun, dia tetap mencoba kuat meski emosi yang menyuat. Terlebih ketika Lenia menonton siaran, di mana keluarga mereka saat ini telah di katakan kelurga terkaya nomor satu di Kota Hunan, tapi saat ini menjadi gembel di masa kini.Lenia mengambil foto keluarganya, dan di pelukn
"Iya Direktur Eliza. Dia adalah putra tunggal dari pemilik Perusahaan Yozella." Balas Rii.Lenia diam tanpa berkata. Pintu mobilpun dibuka oleh Rii untuk memberikan akses jalan yang gampang pada Lenia.Lenia melangkahkan kakinya dengan suara pantofel yang di pakainya hingga kini mendekati putra tunggal pemilik perusahaan yang saat ini sedang di tunggu oleh banyaknya pemilik perusahaan demi mendapatkan tanda tangan kontrak darinya."Rii, kenapa di sana terlihat ada begitu banyak orang??" Tanya Lenia seketika menghentikan kaki panjangnya untuk melangkah."Mereka sedang menunggu tanda tangan kontrak dari pemilik perusahaan itu, Direktur Eliza." Jawab Rii pelan pada Lenia."Apakah dia begitu penting sehingga kita harus menunggu pemilik perusahaan itu sampai selesai makan??" Tanya Lenia lagi sambil melihat pundak lelaki pemilik perusahaan itu."Sesuai dengan yang saya dengar dari kedua asistennya bahwa, jika ada wanita, maka tidak perlu menunggu