Bernand terhipnotis dengan suara Rana. Dia berfikir bahwa suara Rana benar adalah suara anaknya, Yulia.
"Dimana anakku??" Teriak Bernand pada Toro dan lainnya sehingga terdengar oleh Bram yang sedang duduk di kursi goyangnya.
Bram yang mendengar suara Bernand baru tersadar kembali kalau Rana memang adalah anak Bernand dan juga Lenia.
Sedangkan Yulia yang mendengar teriakan Bernand itu, tiba tiba merasa sakit dan pening di kepalanya.
"Aduh, ada apa denganku?? Kenapa kepalaku sangat sakit seperti ini saat mendengar suara bapak bapak itu??" Kata Rana dengan wajahnya yang mengkerut akibat menahan sakit sambil memegang kepalanya sampai terjongkok.
Bram yang melihat reaksi Rana, langsung berlari menghampiri Rana. Ranapun pingsan dan terjatuh di lantai.
"Panggil dokter, panggil sekarang. Cepat!!" Teriak Bram sambil memegang Rana.
"Cucuku, ada apa denganmu?? Apa yang kamu rasakan??" Tanya Bram dengan panik.
Melihat Bram begitu
Mendengar Ayahnya cuma diam saja, Marsyalindapun mematikan teleponnya. "Ada apa dengan Papi? Apa Papi sedang ada masaalah??" Gumam Marsyalinda dalam hati. Lalu mencoba untuk mengirim pesan singkat pada Boby. "Apa Papi sedang ada masaalah di sana??" Boby, "Tidak ada Nona Marsya. Pak Bram hanya merasa sedikit panik saja karena Rana tiba tiba pingsan." Membaca jawaban pesan dari Boby, Marsyalinda merasa heran. Marsya akhirnya menanyakan semua yang terjadi di rumah, dan juga tentang keadaan keluarga Levrawnch Britama saat ini. Boby menceritakan semuanya kepada Marsyalinda tentang apa yang di tanyakan Marsyalinda padanya. "Apakah benar Papi sudah menyayangi Rana sebagai cucunya sendiri?? Dan buat apa aku menyiapkan semuanya selama ini, kalau ternyata keluarga Levrawnch Britama saja sudah menjadi gembel di jalanan?? Apa untungnya untukku jika aku melanjutkan semua yang aku rencanakan selama ini?" Gumam Marsyalinda pelan pada dirinya sendiri.
AMendung di malam hari. Terasa sepi duduk sendiri. Menikmati lampu gemerlap yang menyinari, disertai kendaraan yang tiada henti. Berjalan menuju tujuan tanpa berhenti, namun kini semua orang masih dengan hati yang saling menyakiti."Alangkah baiknya jika aku teteplah menjadi seorang gadis kecilnya Papi... Hanya fokus bermain dan tidak memikirkan tentang kehidupan yang fanatik dengan kebiasaan yang menyerupai... Papi, aku sungguh merindukanmu. Aku sangat capek melewati semua ini sendirian..." Kata Lenia pelan berdiri menatap dunia luar yang terlihat terang tapi hening.Lenia meneteskan air mata tanpa sepatah kata. Merasa merana dan sengsara... Lenia merasa dunia ini sangat tak adil baginya. Namun, dia tetap mencoba kuat meski emosi yang menyuat. Terlebih ketika Lenia menonton siaran, di mana keluarga mereka saat ini telah di katakan kelurga terkaya nomor satu di Kota Hunan, tapi saat ini menjadi gembel di masa kini.Lenia mengambil foto keluarganya, dan di pelukn
"Iya Direktur Eliza. Dia adalah putra tunggal dari pemilik Perusahaan Yozella." Balas Rii.Lenia diam tanpa berkata. Pintu mobilpun dibuka oleh Rii untuk memberikan akses jalan yang gampang pada Lenia.Lenia melangkahkan kakinya dengan suara pantofel yang di pakainya hingga kini mendekati putra tunggal pemilik perusahaan yang saat ini sedang di tunggu oleh banyaknya pemilik perusahaan demi mendapatkan tanda tangan kontrak darinya."Rii, kenapa di sana terlihat ada begitu banyak orang??" Tanya Lenia seketika menghentikan kaki panjangnya untuk melangkah."Mereka sedang menunggu tanda tangan kontrak dari pemilik perusahaan itu, Direktur Eliza." Jawab Rii pelan pada Lenia."Apakah dia begitu penting sehingga kita harus menunggu pemilik perusahaan itu sampai selesai makan??" Tanya Lenia lagi sambil melihat pundak lelaki pemilik perusahaan itu."Sesuai dengan yang saya dengar dari kedua asistennya bahwa, jika ada wanita, maka tidak perlu menunggu
Lenia benar benar kaget. Wajah Yusuf yang saat ini hanya berjarak 5 centi dengan wajahnya, membuat jantung Lenia berdetak sangat cepat dan tidak beraturan.Lenia kembali mengingat ingat wajah yang tertutup oleh masker itu. Hingga akhirnya Leniapun mengingatnya dan berkata dengan suara yang keras sehingga terdengar okeh sebagian yang makan di restoran itu. "Kamu Yusufff...???"Yusuf kaget dengan ekspresi Lenia yang menurutnya sedikit berlebihan."Abil, pindahkan semua pegunjung restoran ini ke restoran sebelah. Termasuk asisten Direktur Eliza, dan bayar semua makanan khas yang ada di restoran itu untuk mereka." Perintah Yusuf pada asistennya, Abil."Baik Tuan Muda Yoz, saya akan mengaturnya sekarang." Jawab Abil lalu segera melaksanakan tugas yang di perintahkan oleh direktur Yozella.5 menit Kemudian, semua orang yang ada di dalam restoran keluar semua, termasuk teman teman Reyhan yang merupakan pemilik perusahaan One B.Lenia merasa heran d
Rehyan menelpon kakaknya berkali kali. Tapi tidak mendapatkan jawaban dari Lenia. Karena Lenia sudah terbiasa mematikan notivikasi handphonenya saat bertemu dengan lelaki yang menurutnya penting."Aduh, gimana ini??" Tanya Reyhan pada diri sendiri sambil memencet layar handphonennya."Kenapa sayang??" Tanya Gebriella yang sempat mendengar ucapan Reyhan."Kak Lenia sedang bertemu dengan perusahaan Yozella di dalam restoran Eat_Jappan. Dan ternyata di sana juga ada Bram dan marsyalinda yang baru saja sampai." Jelas Reyhan terlihat panik."Coba telepon Pak Rii. Sapa tau saja dia bisa langsung memberitahukan ke Kak Lenia." Kata Gebriella.Reyhan bergegas menelpon Pak Rii. Tapi Pak Rii mengatakan bahwa sekarang ini dia berada di restoran lain sesuai dengan permintaan Nona Lenia dan juga Direktur Yozella. Jika dia masuk ke restoran Eat_Jappan, maka Bram mungkin akan melihatnya.Reyhan makin bingung untuk memikirkan solusinya. Hingga akhirnya Reyha
"Direktur Eliza??? Apa dia bukan Kak Lenia?? Tapi kenapa wajahnya sedikit lebih mirip dengan Kak Lenia??" Kata Marsyalinda dalam hati."Benar Direktur Bram... Saya juga ingin menemui Direktur Yozella, tapi dia sudah pergi terlebih dahulu." Tambah Lenia."Lalu kenapa Direktur tidak segera keluar dari Restoran Eat_Jappan ini?? Apakah Direktur Eliza punya teman di dalam??" Tanya Bram penasaran."Saya hanya makan makanan khas disini. Ternyata benar apa kata orang, makanan khas di sini begitu nahal, tapi sangat enak. Aku bahkan ingin menambah makanan lagi. Tapi saya takut akan kelihatan gemuk." Jawab Lenia dengan suara lembutnya dan sikapnya yang sedikit angkuh."Lalu, setelah ini Direktur Eliza akan kemana??" Tanya Bram."Tentu saja saya akan ke rumah kontrakan Nona Levrawnch Britama. Ummppp... Maksud saya...!!" Kata Lenia sengaja agar Marsyalinda tidak ragu lagi pada penyamarannya."Hahaha... Tidak apa apa Direktur Eliza. Sejak awal saya
Sudah 5 jam berlalu, Marsyalinda masih saja terus menunggu Direktur Eliza di dalam mobilnya yang di parkir juah dari rumah itu. Hingga akhirnya Marsyalinda merasa sangat bosan dan memilih untuk segera meninggalkan pemukiman itu.Sedangkan Lenia dan lainnya baru saja bangun dari tidur siang mereka yang kebetulan rumah itu sudah di bersihkan dan di rapikan terlebih dahulu oleh pemilik utamanya."Direktur Eliza, saya sudah menyiapkan makanan untuk Direktur Eliza dan juga untuk yang lainnya." Kata Saras, sambil mengeluarkan makanan kotak itu dari dalam gardus yang besar."Heiiiii... Kamu mendapatkan makanan ini dari mana, Saras??" Tanya Lenia yang sudah terlihat sedikit lapar juga."Tadi sebelum kesini, saya sudah memesan terlebih dahulu di Restoran RLB sambil mencari orang yang mirip dengan Direktur Eliza." Jelas Saras pada Lenia."Ternyata gerakan kamu lebih cepat dari implementasinya Pak Rii. Tapi kamu membawa makanan ini menggunakan apa, Saras?" Ta
Semua orang yang saat ini sedang membuka internet, telah membaca berita kemiskinan keluarga Levrawnch Britama. "Tidak menyangka yah Bu', keluarga Levrawnch Britama sekarang menjadi sangat miskin." "Ho'oh!! Padahal kalau di pikir pikir, dulu mereka adalah orang terkaya nomor satu di Kota Hunan ini." "Hidup tanpa seorang laki laki dan tinggal di rumah kobtrakan dengan ukuran kecil, apakah Nyonya dan Nona Levrawnch Britama bisa bertahan hidup, Bu'...?" "Iya yah... Pak Levrawnch dan Tuan Levrawnch Britamakan sudah meninggal, jadi tidak ada lagi yang membantu mereka untuk mencari nafkah. Apalagi mereka sekarang tidak punya apa apa yah bu'..." "Biar saja Bu, menurutku itu adalah karma mereka. Udah kaya tapi tidak pernah datang menengok orang miskin seperti kita. Iyakan??" "Iya benar, setuju Bu'...." Obrolan para ibu ibu yang saat ini sedang sibuk ngerumpi di salah satu rumah tetangga. Berbeda dengan Pak Harsono yang baru saja membaca
Setelah memasangkan cincin ke jari manis Maminya, mereka merasa bingung karena semua orang berlari ke arah depan jalan raya.Saking penasaran, Yulia bertanya pada salah satu bapak bapak yang juga ikut berlari ke depan jalan raya. "Pak, ada apa itu?? Apa yang terjadi di depan jalan itu??""Lecelakan, Non." Jawab bapak itu."Siapa yang celaka, Pak??" Tanya Yusuf."Katanya, Nona Marsyalinda berlari keluar jalan dan tertabrak mobil, Non. Kata mereka juga Nona Marsya tidak bernafas lagi." Jawab bapak itu lalu bergegas pergi.Yulia langsung berlari mengikuti bapak itu dengan begitu cepat dan berkata dalam hati, "Tanteeee... Maafkan aku."Lenia dan Yusufpun berjalancepat ke tempat kejadian itu. Setelah sampai, terlihat Yudha yang sedang menggendong Marsyalinda dan membawanya ke dalam ambulance.Semua keluarga Levrawnchpun menuju ke Rumah Sakit The L Medika. Namun sayangnya, setelah sampai di Rumah Sakit, Marsyalinda tidak sempat tertol
Air mata bercucuran tiada henti. Tangisan para tamu tak kalah dengan kesedihan keluarga Levrawnch. Meski menu makanan tiada henti di layani pada setiap individu yang datang, namun rasa sedih mendalam menutupi rasa dahaga mereka saat ini.Host 3 : "Itulah ucapan dari sang istri tercinta Tuan Levrawnch yang membuat kita semua yang hadir di sini merasa sedih."Host 1 : "Sedih banget. Namun masih ada lagi yang akan kita dengar, yaitu tentang kronologis keluarga Levrawnch Britama yang akan di sampaikan langsung oleh Nyonya Levrawnch Britama."👏👏👏Nyonya Levrawnch berjalan menuju kursi yang di taru di atas panggung. Meski begitu, Nyonya Levrawnch malah berdiri untuk menyampaikan hal tersebut dan menjadikan tempat duduk itu sebagai persiapan ketika dia merasa lelah berdiri."Pasti semuanya sudah kenal saya. Benar nggak??" Tanya Nyonya Levrawnch."KENAAAALLLL..." Sontak mereka semua."Baikah, terimakasih sudah datang maupun yang sudah menonton di
======== Sore hari tiba. Semua para Koki dan pelayan tengah sibuk di rumah baru Nyonya Levrawnch Britama. Ada begitu banyak penjemput tamu yang menggunakan gaun berwarna biru dan juga setelan jass yang sama berwarna hitam. Di kursi paling depan terlihat begitu banyak pengusaha pengusaha dan para direktur, serta pemilik saham yang sedang duduk bercerita dan bergunda ria. Sementara keluarga besar Levrawnch Britama, keluarga besar Debora serta keluarga besar Oscandra, semuanya memakai pakaian putih dan setelan jass berwarna hitam. Tak hanya itu, bahkan Marsyalinda, keluarga Yudha, teman teman Reyhan serta para pembantu juga serentak memakai pakaian putih dan hitam. "Sayang, kamu cantik banget hari ini." Kata Yudha pada Marsyalinda. "Terimakasih, sayang. Terimakasih sudah menemani aku, sudah melindungi dan memotivasi aku. Aku akan berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi." Jawab Marsyalinda dengan mata yang berbinar menyimpan 1000 tetes
1 Bulan Kemudian. "Nak... Coba kamu lihat awan itu, indah bukan??" Tanya Gebriella pada Ali yang sedang duduk bersama di teras atas sambil membicarakan masa depan mereka. "Iya Mi... Sangat indah..." Jawab Ali. "Mami ingat waktu masa dulu saat melihat matahari mulai terbit dan awan putih mulai tebal. Waktu itu, Papi kamu bercerita soal dia yang sedang sibuk mencari Mami di Kota Naung. Tapi begitu ketemu, sepi terasa ramai. Malampun terlihat terang." Kata Gebriella sambil menikmati indahnya matahari terbit. "Terus, Mi...??" Tanya Ali. "Terus, setelah sekian lama terpisah, Papi dan Mami baru bertemu kembali di bukit bunga Kota Naung. Papi mencari mami di sana. Dia sangat setia juga sangat romantis. Tiap hari Papi datang ke rumah Mami yang kecil demi mengambil hati Oma dan juga Opa, hingga akhirnya Oma dan Opapun setuju. Lalu, Mami ikut papi ke Kota Hunan dan menghadapi cobaan bersama. Hehehe... Mami masih ingat, dulu Papi kamu sangat tegas. Dia h
Sampai di lokasi shooting, semua orang menyambut Gebriella dengan hidangan dari berbagai macam menu makanan. Mereka semua terlihat sangat bahagia. Tidak hanya itu, di sana juga ada banyak penggemar yang datang dan menyiapkan hadia serta ucapan ucapan yang memotivasi Gebriella. "Terimakasih semuanya... Terimakasih karena Gebbylover's masih setia menunggu saya dan selama ini masih mendukung saya. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak untuk semua penggemar yang ada di sini maupun yang sedang menonton acara perdana live saya di luar sana." Kata Gebriella dengan menggunakan mike, lalu menyapa semua para aktor lama maupun aktor baru. Gebriella juga menyapa semua TIM medianTV maupun para produser dan grup kameramen yang hadir. Gebriella terlihat begitu bahagia. Sekejap melupakan suaminya yang hilang, meski bersifat sementara, tapi bagi Gebriella suasana saat ini lumayan menghiburnya. "Hallo Gebby, selamat datang kembali. Hehehe..." Ucap Andi. "Hallo juga Kak A
"Nak... Apa kamu sudah mengingat semuanya??" Tanya Lenia pada Yulia."Tidak, aku tidak mengingat apa apa. Hanya mencoba memanggilmu dengan kata, Mami saja." Jawab Yulia."Tidak apa apa, Nak... Ingatlah pelan pelan. Tidak usah buru buru." Kata Lenia sambil mengusap usap kepalanya."Tolong tinggalkan aku sendiri. Aku mau tidur. Kepalaku mulai terasa sakit. Mungkin karena aku terus berusaha untuk mengingat semua masa laluku." Perintah Yulia.Lenia lalu memakaikan selimut pada Yulia, anaknya. Setelah itu mereka semua keluar dari kamar Yulia.Yulia berbaring terlentang sambil menutup matanya dan mencoba mengingat semua hal yang terjadi padanya."Ternyata Papi dan Mamiku adalah orang kaya. Tapi kenapa mereka tidak mencariku?? Apa dulu mereka tidak sayang padaku?? Lalu, di mana Papiku?? Kenapa dia tidak pernah datang menjengukku?? Kenapa Marsyalinda dan lelaki tua itu memanfaatkan aku untuk membunuh keluargaku sendiri?? Apa sebenarnya yang terjadi?
Dokter Willy yang baru saja sampai, merasa heran melihat ekspresi wajah Lenia dan teman temannya."Nona Levrawnch..." Panggil dokter Willy membuat Lenia kaget dari pandangannya ke arah Marsyalinda dengan tatapan yang penuh emosi."Nona Lerawnch!!" Panggil dokter Willy lagi."Iya dok. Gimana keadaan Yulia, dok!!" Tanya Lenia spontan."Masih sama seperti dengan kemaren. Saya melihat Nona Levrawnch seperti kebingungan melihat ke arah pintu keluar sana. Makanya saya langsung medekati Nona Levrawnch kesini. Oh iya, Nona Lerawnch, saya akan mel...!!" Kata dokter terputus dengan suara suster yang memanggil namanya."Dokter Willy, pasien atas nama Rana telah pingsan." Teriak suster tersebut."Pingsan?? Di mana dia??" Sontak Lenia dan dokter Willy kaget."Di depan Paviliun ruangan mawar, dok..." Jawab Suster jaga itu."Ayo kita lihat Yulia dulu, Nona Levrawnch." Ajak dokter Willy lalu berlari menuju ke arah Rana yang sedang di angkat ol
1 BULAN KEMUDIANWaktu berputar begitu cepat, sehingga tak terasa hari demi hari dengan penuh tantangan dan rintangan kian bisa terlewatkan.Keluarga Levrawnch Britama untuk sementara waktu tinggal di Villa Reyhan yang berada di Villa L Green.Kenangan yang sudah terlewatkan masih mengiris hati dengan rasa rindu yang tak terlampiaskan. Tapi Gebriella yang baru saja sembuh, tetap semangat dan hanya fokus pada masa depan anaknya, Ali. Saat ini Alipun telah resmi di gelar sebagai Tuan Muda Levrawnch Britama. Diapun mengikuti sekolah privat di Villa untuk sementara waktu, karena menghindari kejahatan di luar sana yang tak terduga.Tiba tiba terdengar suara Bi' Ina yang masih setia tinggal di Villa Reyhan sejak dahulu kala. BI' ina sudah terlihat tua. Oleh sebab itu, Bi' Ina kini hanya di jadikan sebagai pengawas para pembantu di kediaman keluarga Levrawnch Britama."Nyonya Gebby, sarapannya sudah siap. Semuanya sudah berkumpul di ruang makan. Apa makan
Lenia bersama keluarganya berkumpul di ruangan pasien tempat Rana di rawat.Suasana terlihat bgitu mengharukan. Air mata kerinduan bercucuran di pipi. Rasa kangen dan kekhawatiran yang selama ini terpendam, kini bisa terluapkan. Lenia memegang tangan Rana, sampai akhirnya Ranapun terbangun dan kebingungan setelah melihat ada begitu banyak orang yang sedang berkumpul di kamarnya."Siapa kalian??" Tanya Rana membuat Nyonya Levrawnch terpukul dengan pertanyaan itu."Dokter Willy, apa kejadian barusan membuat Yulia lupa ingatan??" Tanya Nyonya Levrawnch pada dokter pribadi mereka sekaligus Direktur Rumah Sakit The L Medika."Saat ini, Non Yulia belum bisa mengingat apa apa. Karena sebelumnya dia sudah memang lupa ingatan. Namun karena dia telah mengkonsumsi obat pelambat ingatan secara terus menerus, akhirnya ingatannya lebih susah lagi untuk di kembalikan. Mungkin Nona dan juga Nyonya Levrawnch harus lebih sabar lagi selama bertahun tahun untuk menunggu inga