Hari ini, Eliza akan bertemu dengan Bram di Restoran The L Variety. Eliza yang tampak cantik dan seksi saat ini masuk ke dalam restoran itu.
"Mbak, di mana meja yang di pesan oleh, Pak Bram...?" Tanya Lenia pada salah satu karyawan yang ada di bagian Resepsionist.
Semua mata tertuju pada Lenia yang begitu memukau. Namun, dia terlihat santai saja tanpa memperdulikan orang orang yang sedang melihatnya.
The L Variety adalah restoran milik keluarganya. Namun, para karyawan disitu tidak mengetahui, bahwa yang bertanya itu adalah Nona Levrawnch Britama, pemilik restoran itu sendiri.
Salah satu karyawan yang ada di bagian Resepsionist mengantarkan Lenia sampai di depan pintu VVIP.
Segala macam yang bernuansa romantisme di sediakan oleh lelaki yang berusia 52 tahun itu. Lenia sedikit terkejut, namun dia tetap terlihat biasa saja ketika masuk.
"Selamat sore Direktur Eliza..." Kata Bram sambil menarik kursi untuk mempersilahkan Eliza duduk
"Tenang Nona, saya tidak akan macam macam pada Nona. Kita hanya ke Bukit Bunga sana. Sampai di sana, Nona bisa berteriak sampai puas." Kata Supir itu. Supir itu terlihat sangat muda. Mungkin 5 tahun lebih mudah dari usia Lenia. Lenia akhirnya mengikuti pemuda itu. Diapun berjalan menaiki Bukit Bunga yang ada di Kota Naung bersama dengan pemuda itu. Sampai di atas Bukit Bunga itu, Lenia berteriak sekeras kerasnya. "PAAAAAAAPPPPPIIIIIIII... AKU RINDDDDUUUUUU" Pemuda itu melihat Lenia dengan tatapan yang dalam. Mendengar Lenia hanya sekali berteriak, pemuda itu berkata, "Teriak lagi, sampai kamu puas..." "BERNAAAANNNNDD... AKU BENCI KAMUUUU" "PAPPPIIII... AKU PASTI KUUUUAAATTTT" Lenia akhirnya merasa lelah berteriak, tapi pikirannya merasa lebih fresh dari sebelumnya. Pemuda itu melihat Lenia dan tertawa kecil. "Kak, boleh gantian teriaknya nggak?" Tanya pemuda itu sambil menatap Lenia dengan wajah manisnya. "Boleh. Tentu
Notivikasi panggilan di handphone Reyhan berdering beberapa kali. Reyhan melihat ada panggilan masuk dari Jayen. Namun Reyhan tidak menjawab karena masih dalam keadaan emosi. Bernand menginjak pedal gas mobilnya dengan memainkan gas, lalu melaju pergi meninggalkan Villa Reyhan. "Jhon, katakan pada kepala marketing Villa, jangan biarkan Bernand masuk ke dalam Villa ini." Perintah Reyhan. "Siap Tuan Levrawnch." Balas Jhon. Melihat Nyonya Levrawnch yang berdiri di sana, Reyhan langsung berlari mendekati ibunya dan memegang pundak Ibunya berjalan pelan masuk ke dalam Villa. Sedangkan Lenia, masuk bersama Bi' Ina, dan teman teman Reyhan. "Apakah sakit???" Tanya Nyonya Levrawnch pada Lenia. "Tidak Mi... Aku tidak apa apa." Jawab Lenia sambil membersihkan darah yang mengalir di bibirnya, dan melapisi lagi dengan make upnya. "Mami dengar tadi, dia yang membakar rumah kita. Apa itu benar??" Tanya Nyonya Levrawnch. "Iya Mami... T
Semua siaran TV sedang sibuk menyiarkan kembali Video Bernand yang beredar di mana mana. Video itupun saat ini sangat booming, hingga semua orang yang sudah melihat Video di media sosial maupun di seluruh siaran TV, merasa telah di bohongi soal berita kematian Reyhan beberapa bulan yang lalu. "Hmmppp... Mau dia hidup dan mati juga, gak ada efeknya ke kita, bukan???" "Iya, lagian keluarga Levrawnch sudah miskin. Peninggalan terakhir mendiang ayahnyakan adalah rumah yang barusan terbakar itu." "Pantasan dulu yang di perlihatkan hanyalah pemakaman ayahnya, sementra Tuan Levrawnch sampai saat ini tidak di publikasikan." Setiap yang mengetahui berita itu pasti ada pro dan kontra. Tapi, banyaknya yang membenci Reyhan, lebih banyak lagi yang mengatakan, bahwa Bernand begitu tega pada keluarga Levrawnch. Bernand bahkan tega melakukan itu ke istrinya, setelah istrinya bangkrut. "Hahaha... Keluarga suami Gebby sudah bangkit dari kematiannya." Kata Milla
Di tengah tengah aktivitas yang di lakukan Reyhan untuk istrinya, tiba tiba ada ketukan pintu dari anaknya, Ali. "Mamiii... Apakah Papi ada di dalam ruangannya...??? Aku ingin masuk melihat keadaan Papi..." Kata Ali sambil mengetuk pintu berkali kali. Membut Reyhan menghentikan kegiatannya yang ada di dalam ruangan itu. Rasa kecewapun melanda Reyhan karena hasrat yang tak tersalurkan. Nafas yang tadinya saling memburuh seketika di akhiri dengan nafas yang panjang. Gebriella melepaskan ciuman suaminya lalu bergegas membuka pintu untuk anaknya, "Nak, kamu belum tidur??" "Mami, tadi aku menonton TV, dan aku melihat Paman Bernand ada di TV." Jelas Ali pada Maminya. "Nak, mulai besok kamu jangan menonton TV dulu, dan jangan bermain handphone dulu. Oke???" Perintah Gebriella untuk anaknya. "Hmmppp... Baiklah Mami... Apa aku boleh masuk Mami??" Tanya Ali yang masih berdiri di depan pintu ruang kerja Ayahnya. "Tentu saja boleh, N
Bram baru saja tiba di rumahnya untuk mengambil handphone. Dilihatnya ada panggilan masuk dari Direktur Eliza dengan durasi obrolan selama 10 menit."Toro, cek CCTV siapa yang masuk ke ruanganku tadi." Perintah Bram pada anak buahnya dengan nada suara yang sedikit panik."Aku yang mengangkat telepon tadi, Opa... Kalau nggak salah namanya Direktur Eliza." Kata Rana yang baru saja sampai di depan pintu ruangan Bram.Bram melihat Rana. Dia tidak menyangka Rana sudah berani menjawab panggilan telepon di handphonenya. Bram akhirnya mulai curiga dan ingin bertanya pada Rana untuk memastikan ingatan Rana yang sudah pulih kembali atau belum."Oh ternyata cucu Opa yang menjawab telepon tadi... Apa yang di katakan oleh Direktur Eliza, sayang...??" Tanya Bram.Rana menceritakan semuanya pada Bram, lalu lanjut berkata, "Tapi Opa, Direktur wanita itu seperti kebingungan saat aku bersuara.""Apakah... Direktur Eliza cemburu karena yang mengangkat telepon
Sebelum menemui Bram, Lenia selalu mematikan notivikasi handphonenya. Agar tidak ketahuan oleh Bram.Lenia lalu masuk ke dalam mobil bersama dengan Bram. Lenia merasa ingin tertawa karena saat ini, Bram sangat ngebucin Lenia. Sedangkan Lenia merasa ini adalah kesempatan yang tepat baginya untuk memulai apa yang sudah dia rencanakan selama ini."Kenapa Direktur Eliza hanya diam saja? Apakah Direktur Eliza masih marah soal wanita yang mengangkat telepon tadi?" Tanya Bram pada Lenia.Lenia merasa ini adalah hal yang lucu ketika Bram berfikir bahwa dia sudah menyukai Bram."Siapa wanita itu?? Apakah dia tinggal di rumahmu??" Tanya Lenia."Hahaha... Apakah kamu cemburu?? Dia adalah cucuku, Rana." Jawab Bram."Aku tidak percaya, bolehkah aku menemui dia?? Aku ingin memastikan, dia adalah gadis yang masih kecil atau bukan." Kata Lenia."Apa makud Direktur Eliza mengatakan seperti itu?? Apakah Direktur Eliza mempunyai anak sebelumnya?" Gumam
Sepanjang jalan, Bram dan Lenia sudah mengobrol panjang lebar. Dan kini mereka baru saja sampai di restoran. Sedangkan teman teman Reyhan saat ini sedang memblokir semua video Bernand yang beredar di media sosial. "Gimana Haikal, udah selesay apa belum??" Tanya Vino. "Sudah Tuan Vino, tapi penonton terus membagikan Video yang masih ada. Jadi dalam sejam kita hanya bisa memblokir 300 Video yang beredar, dan dalam sejam juga orang bisa membagikan 200 sampai 250 Video." Jelas Haikal. "Jadi gimana baiknya??" Tanya Vino. "Gimana kalau kita blokir langsung dengan menggunakan kode Video...??" Jelas Reno. "Oh iya, benar apa yang di katakan Reno. Kenapa dari tadi kamu gak bilang Ren... Huuuhhhh!!! Memperlambat saja." Kata Adi sambil mengacak acak rambut Reno. "Iya Bro Adi, kan aku juga baru ingat sekarang. Gimana sih?" Jawab Reno. Haikal akhirnya melaksanakan apa yang di katakan oleh Reno, di bantu oleh Edo. Sedangkan Reyhan sedang memantau akr
Saras hanya diam dan mencoba untuk mengerti. Namun Saras berencana untuk mencaritahu apa penyebab membuat Ibu tirinya itu terlihat kesal saat melihat layar handphone. Karena Saras tahu, yang dapat merubah mood Ibu tirinya itu hanyalah ayahnya."Mami mau mandi dulu. Soalnya Mami mau ke Toko Roti V&R. Apakah kamu mau ikut??" Tanya Pevita pada Saras."Tidak Mi, Mami saja. Aku harus membuat lamaran pekerjaan untuk melamar di perusahaan Eliza." Jawab Saras."Perusahaan Eliza?? Maksud kamu, perusahaan keluarga Levrawnch Britama??" Tanya Pevita untuk memastikan."Iya. Benar Mi... Aku akan melamar disitu. Tujuanku, untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi selama ini di perusahaan itu." Kata Saras.Pevita tahu, bahwa Saras melakukan itu, karena keluarga Levrawnch Britama selama ini sudah membantu ayahnya."Saras, ada hal yang belum di katakan Papimu untukmu, tentang keluarga Levrawnch Britama dan juga tentang perusahaan Eliza." Kata Pevita
Setelah memasangkan cincin ke jari manis Maminya, mereka merasa bingung karena semua orang berlari ke arah depan jalan raya.Saking penasaran, Yulia bertanya pada salah satu bapak bapak yang juga ikut berlari ke depan jalan raya. "Pak, ada apa itu?? Apa yang terjadi di depan jalan itu??""Lecelakan, Non." Jawab bapak itu."Siapa yang celaka, Pak??" Tanya Yusuf."Katanya, Nona Marsyalinda berlari keluar jalan dan tertabrak mobil, Non. Kata mereka juga Nona Marsya tidak bernafas lagi." Jawab bapak itu lalu bergegas pergi.Yulia langsung berlari mengikuti bapak itu dengan begitu cepat dan berkata dalam hati, "Tanteeee... Maafkan aku."Lenia dan Yusufpun berjalancepat ke tempat kejadian itu. Setelah sampai, terlihat Yudha yang sedang menggendong Marsyalinda dan membawanya ke dalam ambulance.Semua keluarga Levrawnchpun menuju ke Rumah Sakit The L Medika. Namun sayangnya, setelah sampai di Rumah Sakit, Marsyalinda tidak sempat tertol
Air mata bercucuran tiada henti. Tangisan para tamu tak kalah dengan kesedihan keluarga Levrawnch. Meski menu makanan tiada henti di layani pada setiap individu yang datang, namun rasa sedih mendalam menutupi rasa dahaga mereka saat ini.Host 3 : "Itulah ucapan dari sang istri tercinta Tuan Levrawnch yang membuat kita semua yang hadir di sini merasa sedih."Host 1 : "Sedih banget. Namun masih ada lagi yang akan kita dengar, yaitu tentang kronologis keluarga Levrawnch Britama yang akan di sampaikan langsung oleh Nyonya Levrawnch Britama."👏👏👏Nyonya Levrawnch berjalan menuju kursi yang di taru di atas panggung. Meski begitu, Nyonya Levrawnch malah berdiri untuk menyampaikan hal tersebut dan menjadikan tempat duduk itu sebagai persiapan ketika dia merasa lelah berdiri."Pasti semuanya sudah kenal saya. Benar nggak??" Tanya Nyonya Levrawnch."KENAAAALLLL..." Sontak mereka semua."Baikah, terimakasih sudah datang maupun yang sudah menonton di
======== Sore hari tiba. Semua para Koki dan pelayan tengah sibuk di rumah baru Nyonya Levrawnch Britama. Ada begitu banyak penjemput tamu yang menggunakan gaun berwarna biru dan juga setelan jass yang sama berwarna hitam. Di kursi paling depan terlihat begitu banyak pengusaha pengusaha dan para direktur, serta pemilik saham yang sedang duduk bercerita dan bergunda ria. Sementara keluarga besar Levrawnch Britama, keluarga besar Debora serta keluarga besar Oscandra, semuanya memakai pakaian putih dan setelan jass berwarna hitam. Tak hanya itu, bahkan Marsyalinda, keluarga Yudha, teman teman Reyhan serta para pembantu juga serentak memakai pakaian putih dan hitam. "Sayang, kamu cantik banget hari ini." Kata Yudha pada Marsyalinda. "Terimakasih, sayang. Terimakasih sudah menemani aku, sudah melindungi dan memotivasi aku. Aku akan berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi." Jawab Marsyalinda dengan mata yang berbinar menyimpan 1000 tetes
1 Bulan Kemudian. "Nak... Coba kamu lihat awan itu, indah bukan??" Tanya Gebriella pada Ali yang sedang duduk bersama di teras atas sambil membicarakan masa depan mereka. "Iya Mi... Sangat indah..." Jawab Ali. "Mami ingat waktu masa dulu saat melihat matahari mulai terbit dan awan putih mulai tebal. Waktu itu, Papi kamu bercerita soal dia yang sedang sibuk mencari Mami di Kota Naung. Tapi begitu ketemu, sepi terasa ramai. Malampun terlihat terang." Kata Gebriella sambil menikmati indahnya matahari terbit. "Terus, Mi...??" Tanya Ali. "Terus, setelah sekian lama terpisah, Papi dan Mami baru bertemu kembali di bukit bunga Kota Naung. Papi mencari mami di sana. Dia sangat setia juga sangat romantis. Tiap hari Papi datang ke rumah Mami yang kecil demi mengambil hati Oma dan juga Opa, hingga akhirnya Oma dan Opapun setuju. Lalu, Mami ikut papi ke Kota Hunan dan menghadapi cobaan bersama. Hehehe... Mami masih ingat, dulu Papi kamu sangat tegas. Dia h
Sampai di lokasi shooting, semua orang menyambut Gebriella dengan hidangan dari berbagai macam menu makanan. Mereka semua terlihat sangat bahagia. Tidak hanya itu, di sana juga ada banyak penggemar yang datang dan menyiapkan hadia serta ucapan ucapan yang memotivasi Gebriella. "Terimakasih semuanya... Terimakasih karena Gebbylover's masih setia menunggu saya dan selama ini masih mendukung saya. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak untuk semua penggemar yang ada di sini maupun yang sedang menonton acara perdana live saya di luar sana." Kata Gebriella dengan menggunakan mike, lalu menyapa semua para aktor lama maupun aktor baru. Gebriella juga menyapa semua TIM medianTV maupun para produser dan grup kameramen yang hadir. Gebriella terlihat begitu bahagia. Sekejap melupakan suaminya yang hilang, meski bersifat sementara, tapi bagi Gebriella suasana saat ini lumayan menghiburnya. "Hallo Gebby, selamat datang kembali. Hehehe..." Ucap Andi. "Hallo juga Kak A
"Nak... Apa kamu sudah mengingat semuanya??" Tanya Lenia pada Yulia."Tidak, aku tidak mengingat apa apa. Hanya mencoba memanggilmu dengan kata, Mami saja." Jawab Yulia."Tidak apa apa, Nak... Ingatlah pelan pelan. Tidak usah buru buru." Kata Lenia sambil mengusap usap kepalanya."Tolong tinggalkan aku sendiri. Aku mau tidur. Kepalaku mulai terasa sakit. Mungkin karena aku terus berusaha untuk mengingat semua masa laluku." Perintah Yulia.Lenia lalu memakaikan selimut pada Yulia, anaknya. Setelah itu mereka semua keluar dari kamar Yulia.Yulia berbaring terlentang sambil menutup matanya dan mencoba mengingat semua hal yang terjadi padanya."Ternyata Papi dan Mamiku adalah orang kaya. Tapi kenapa mereka tidak mencariku?? Apa dulu mereka tidak sayang padaku?? Lalu, di mana Papiku?? Kenapa dia tidak pernah datang menjengukku?? Kenapa Marsyalinda dan lelaki tua itu memanfaatkan aku untuk membunuh keluargaku sendiri?? Apa sebenarnya yang terjadi?
Dokter Willy yang baru saja sampai, merasa heran melihat ekspresi wajah Lenia dan teman temannya."Nona Levrawnch..." Panggil dokter Willy membuat Lenia kaget dari pandangannya ke arah Marsyalinda dengan tatapan yang penuh emosi."Nona Lerawnch!!" Panggil dokter Willy lagi."Iya dok. Gimana keadaan Yulia, dok!!" Tanya Lenia spontan."Masih sama seperti dengan kemaren. Saya melihat Nona Levrawnch seperti kebingungan melihat ke arah pintu keluar sana. Makanya saya langsung medekati Nona Levrawnch kesini. Oh iya, Nona Lerawnch, saya akan mel...!!" Kata dokter terputus dengan suara suster yang memanggil namanya."Dokter Willy, pasien atas nama Rana telah pingsan." Teriak suster tersebut."Pingsan?? Di mana dia??" Sontak Lenia dan dokter Willy kaget."Di depan Paviliun ruangan mawar, dok..." Jawab Suster jaga itu."Ayo kita lihat Yulia dulu, Nona Levrawnch." Ajak dokter Willy lalu berlari menuju ke arah Rana yang sedang di angkat ol
1 BULAN KEMUDIANWaktu berputar begitu cepat, sehingga tak terasa hari demi hari dengan penuh tantangan dan rintangan kian bisa terlewatkan.Keluarga Levrawnch Britama untuk sementara waktu tinggal di Villa Reyhan yang berada di Villa L Green.Kenangan yang sudah terlewatkan masih mengiris hati dengan rasa rindu yang tak terlampiaskan. Tapi Gebriella yang baru saja sembuh, tetap semangat dan hanya fokus pada masa depan anaknya, Ali. Saat ini Alipun telah resmi di gelar sebagai Tuan Muda Levrawnch Britama. Diapun mengikuti sekolah privat di Villa untuk sementara waktu, karena menghindari kejahatan di luar sana yang tak terduga.Tiba tiba terdengar suara Bi' Ina yang masih setia tinggal di Villa Reyhan sejak dahulu kala. BI' ina sudah terlihat tua. Oleh sebab itu, Bi' Ina kini hanya di jadikan sebagai pengawas para pembantu di kediaman keluarga Levrawnch Britama."Nyonya Gebby, sarapannya sudah siap. Semuanya sudah berkumpul di ruang makan. Apa makan
Lenia bersama keluarganya berkumpul di ruangan pasien tempat Rana di rawat.Suasana terlihat bgitu mengharukan. Air mata kerinduan bercucuran di pipi. Rasa kangen dan kekhawatiran yang selama ini terpendam, kini bisa terluapkan. Lenia memegang tangan Rana, sampai akhirnya Ranapun terbangun dan kebingungan setelah melihat ada begitu banyak orang yang sedang berkumpul di kamarnya."Siapa kalian??" Tanya Rana membuat Nyonya Levrawnch terpukul dengan pertanyaan itu."Dokter Willy, apa kejadian barusan membuat Yulia lupa ingatan??" Tanya Nyonya Levrawnch pada dokter pribadi mereka sekaligus Direktur Rumah Sakit The L Medika."Saat ini, Non Yulia belum bisa mengingat apa apa. Karena sebelumnya dia sudah memang lupa ingatan. Namun karena dia telah mengkonsumsi obat pelambat ingatan secara terus menerus, akhirnya ingatannya lebih susah lagi untuk di kembalikan. Mungkin Nona dan juga Nyonya Levrawnch harus lebih sabar lagi selama bertahun tahun untuk menunggu inga