Helikopter mulai berterbangan dengan perintah sang Tuan Muda Levrawnch Britama penerus keturunan di keluarga terkaya nomor 1 di Kota Hunan dan di Negara Guardan.
Kini dengan emosi dan beraninya dia menunjukan aksi yang tak terduga hingga menjadi tontonan di seluruh dunia.
Bagi Ali ini tidak seberapa dengan hal hal yang akan dia lakukan di kemudian hari. Jika di ajak maen, Ali akan bermain sesuai dengan prosedur cara bermain. Namun jika di ajak bertarung, hidup matipun Ali tak perduli. Maju tanpa kata mundur, mundurpun tak akan pernah bagi Ali. Di usia yang masih terlihat muda, Ali sudah menunjukan ketegasannya pada seisi alam semesta.
Penerbangan itu akan memakan waktu selama 1 jam penerbangan dari Kota Hunan ke Negara Ambara. Ali terlihat sedang melihat peta, dan memberikan tanda spidol permanen di atas kertas yang bergambar peta tersebut.
Sudah sekian jauh Helikopter di atas. Bahkan hampir saja tertutup dengan awan, namun teriak para manusia di bawa
Saksikan terus yah kelanjutan ceritanya... Terimakasih sudah setia membaca karya saya. Semoga terhibur. Aamiin.
Di tengah tengah ketakutan dan kegelisahan Reyhan yang masih berada di dalam drum, di sebabkan oleh salah satu penjaga yang merupakan bodyguard Bernand.Tiba tiba salah satu penjaga gudang itu datang dan berkata pada salah satu penjaga yang baru saja akan menembak drum tempat persembunyian Reyhan."Bos Marsya dan Pak Bram telah menuju kesini.""Apa??? Bos utama kita sedang menuju kesini?? Gimana ini??" Tanya penjaga yang yang masih berada di dekat drum tersebut."Ayo, lebih baik kita samperin Bos dulu. Dan melaporkan apa yang terjadi sebenarnya. Dari pada Bos sendiri yang akan mengetahuinya. Lebih baik kita duluan yang akan memberitahukannya.""Benar katamu. Ayo cepat!!"Para bodyguard itu akhirnya mendekati Marsyalinda yang datang bersama Bram dan juga beberapa ajudan mereka.Perusahaan mereka hanya berjarak 500 meter dari gundang tempat Reyhan di sandra. Sampai di sana, mereka melihat Marsyalinda sedang beradu mulut dengan Bernand d
Semua orang di Negara Ambara keluar lalu berdiri di depan rumah. Mereka terkejut saat melihat ratusan helikopter. Penampakan kali ini jelas baru pertama kali terjadi di Negara Ambara.Marsyalinda dan semua yang ada di lokasi itupun ikut terkejut dengan Helikopter Helikopter tersebut. Mereka bahkan kaget dengan suara anak lelaki yang berteriak menghentikan aksi Bram.Merekapun panik dan ketakutan dengan ucapan Ali. Mereka mengira bahwa Ali benar benar membawa bom karena Ali memperlihatkan barang yang menyerupai bom. Ali bahkan menggertak mereka seolah benar benar ingin menjatuhkan barang itu ke arah mereka."Lepaskan senjata kalian!! Jika kalian tidak melepaskan senjata kalian, maka aku akan menjatuhkan bom ini ke arah kalian semua." Teriak Ali yang masih berada di dalam Helikopter.Helikopter mulai beranjak turun dari atas. Bram menyuruh semuanya untuk segera melepaskan senjata maupun pistol yang mereka pegang. Alipun segera memberikan perintah pada
Jika Reyhan jatuh di dasar air yang paling dalam, Gebriella justru di pindahkan di ruangan ICU karena pendarahan dan tidak sadarkan diri lagi. Gebriella di nyatakan koma karena tidak sadar.Elena bersama keluarganya sangat panik. Jessy, Frita dan Lilipun saat ini merasa sangat sedih."Jessy, Frita, gimana ini...?? Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Gebby??" Tanya Lili semakin panik dan sedih."Sabar... Kita harus bersabar sahabatku. Kita doakan Gebby agar bisa melewati masa kritisnya. Aku tak menyangka, dia sakit dalam keadaan hamil muda. Semoga akan baik baik saja." Jawab Frita."Aku juga berharap seperti itu Frita. Semoga hasil akhirnya akan baik baik saja." Balas Jessy lalu saling merangkul antara satu sama lain.Tidak lama kemudian, teman teman Reyhan baru saja sampai di rumah sakit bersama Jayen dan juga Rama."Sayang, gimana kabar Gebby??" Tanya Adi pada istrinya, Lili."Tadi pagi kata dokter dia sudah membaik. Tapi tiba tiba
Teman teman Reyhan akhirnya memaafkan Edo. Kini mereka duduk di taman Rumah Sakit sambil mendengarkan penjelasan Edo.Setelah mendengarkan kronologi yang di jelaskan oleh Edo, Adipun bertanya soal alasan Edo bekerja sama dengan Bernand."Maafkan aku Tuan Tuan. Orang tuaku saat ini sedang sakit. Pap aku kanker dan mamaku mengidap penyakit jantung bawaan. Oleh sebab itu, aku terpaksa menerima tawaran mantan suami Nona Levrawnch Britama dengan jumlah yang menurutku bisa membantu aku untuk membayar biaya Rumah Sakit." Jelas Edo dengan wajah yang terlihat sangat sedih karena telah menyesal sudah melakukannya."Kamu tahu?? Gara gara kamu, sampai saat ini kita tidak mengetahui keadaan Tuan Levrawnch Britama setelah jatuh ke jurang. Kalau terjadi apa apa padanya, maka aku akan membunuh kamu juga." Bentak Adi berdiri dari duduknya sambil menunjuk wajah Edo dengan jari telunjuknya."Maafkan aku, Tuan Adi. Aku rela menerima semua konsekuensi yang akan di lakukan Tua
Malam sudah berlalu. Kini memasuki subuh yang indah, dengan jiwa yang membarah karena amarah dan rasa dari sang seorang pria yang kian masih mudah. Menanggung piluh yang merana. Seolah tak terasa lelah, meski putus asa. Mata yang menyimpan banyak air mata, tak mampu lagi menatap ke bawah. Hingga akhirnya, Ali mengajak Lenia dan semuanya untuk segera kembali asal mula.Meski sesak di dada, Ali yang masih terus meratapi lembah, dalamnya jurang yang mengalirkan air yang begitu deras, terbawa oleh arus yang keras. Sampai akhirnya, Ali memberikan perintah yang tegas, bahwa sebagian dari mereka harus kembali lusa untuk melanjukan pencarian pada seorang Ayah tercinta di bawah jurang sana.Dengan sedihnya, Ali bertanya pada Lenia. "Tante Levrawnch... Apakah Papi sudah meninggal?? Ataukah Papi masih di dalam air yang dingin, terhempasoleh air yang mengalir deras di jurang sana??"Meski merasa sedih dan pedih, Lenia harus terlihat kuat di depan ponakannya tercinta.
Hari ini sudah tiba. Di mana orang orang yang tulus pada Reyhan akan berkumpul dan bertemu di lokasi kecelakaan itu secara tidak sengaja. Jayen dan Rama yang tidak ada di rumah sakit saat Ali menjelaskan, kini juga muncul bersamaan di lokasi. Jayen bahkan datang dengan 5 Helikopter dan juga beberapa orang lainnya dari Negara Guarda, yang tentunya sudah sangt siap siaga mencari Reyhan.Marsyalinda lengkap dengan kostum dan Tim Sar_nya, saat ini juga terlihat sangat siap untuk turun langsung mencari Reyhan di bawah jurang.Yudha sebagai suruhan Reyhan di masa lalu, tiba tiba muncul dengan beberapa bodyguard yang membawa tali serta perlengkapan lainnya.Serta ada beberapa dari pemilik saham, para direktur, dan juga orang orang yang menyayangi Reyhan kini semuanya berkumpul bersama dengan Tim teman teman Reyhan."Aku tak menyangkah, ternyata ada begitu banyak manusia yang menyayangi Tuan Levrawnch Britama, termasuk aku. Entah kenapa, sampai saat ini hatiku be
Semua orang melihat ke arah Marsyalinda dan Yudha. Marsyalinda memeluk Yudha dengan kakinya yang mengangkang ke tubuh Yudha. Sehingga mau tak mau, Yudha harus memegang dan mengangkat pahanya. Dengan suasana yang genting, aksi Marsyalinda malah membuat semua mata tertuju pada mereka berdua. Hingga akhirnya mereka melihat ular yang begitu besar. "Heiiii, kalian berdua. Cepat lari dari situ. Ular itu sangat besar. Takutnya kalian malah akan di makan ular besar itu." Teriak salah satu dari mereka yang masih terus mencari Reyhan. Yudhapun berlari sambil menggendong Marsyalinda menjauh dari ular tersebut. Mereka beramai ramai membunuh ular itu terlebih dahulu. "Semuanya... Perhatikan keselamatan kita. Jika kita sudah datang disini, maka usahakan kitapun akan pulang di tengah tengah keluarga kita dengan selamat." Kata Vino pada semuanya. Setelah melihat ular itu, mereka sedikit putus asa. Mereka takut kalau Reyhan telah di makan oleh ular Pat
Semua orang meninggalkan tempat itu. Vino dan teman temannya berjalan pelan seolah saat melangkahkan kaki mereka terasa begitu berat. Mereka memikirkan Reyhan yang masih berada di bawah jurang sana."Aku tak menyangkah Bro... Secepat ini kamu meninggalkan kita. Kita bahkan tak tahu tubuh kamu di mana?? Apa dalam keadaan sehat, ataukah sudah tak bernyawa..." Gumam Reno dalam hati, dengan raut wajah yang terlihat begitu sedih."Rey... Semoga kamu baik baik saja di sana. Aku berharap dan selalu berdo'a ada yang menyelamatkanmu dari kedinginan dan keterlantaranmu disana. Kita semua belum mampu untuk kau tinggalkan." Kata Vino dalam hati. Sesekali dia meneteskan air matanya sambil berjalan menuju mobil angkutan mereka.Sontak terdengar suara tangis Adi sambil berkata, "Stoooppp!!! Uhu' uhu'..."Mereka semua berhenti dan melihat Adi yang membalikkan tubuhnya melihat ke arah jurang."Aku masih tak sanggup meninggalkan tempat ini... Rey, kenapa kamu begitu