Dokter akhirnya mengikuti apa yang di ucapkan Lenia. Namun sebelumnya, dokter harus meminta persetujuan dari dokter penanggung jawab dan direktur, serta 2 keluarga pasien yang berada dalam satu ruangan dengan Reyhan.
"Hallo Tante... Tante, gimana kabar Reyhan??? Aku sangat khawatir, makanya aku datang kesini tanpa meminta ijin lebih dulu ke Tante," kata Marsyalinda pada Nyonya Levrawnch.
"Iya sayang.. Sebagai calon istri Reyhan, tentu saja kamu tidak apa apa untuk datang membesuk Reyhan," kata Nyonya Levrawnch sambil memegang tangan Marsyalinda.
"Hmmpp.. Lihatkan?? Yang lain tidak akan berani melawan setelah Tante mengijinkanku. Hahaha..." Kata Marsyalinda dalam hati sambil memeluk Nyonya Levrawnch.
Sedangkan Syela dan juga karyawan lainnya, hanya berdiri dalam diam dan menunggu dokter keluar dari ruangannya.
Beberapa jam kemudian, dokter keluar dari ruangannya, Chriss dan Lenia serta yang lainnya langsung mendekati dokter.
"Nona Lenia
"Suster, apa yang barusan kamu katakan!!" Tanya Lenia dengan suara keras pada perawat itu. Belum juga suster menjawab karena ketakutan, dokter Willy sudah memanggil suster yang membawa alat itu untuk memakai pakaian APD dan masuk ke dalam ruangan ICU. Mereka semua melihat Reyhan yang ada di dalam ruangan ICU itu melalui kaca transparan. "Kak Lenia... Sabar yah, ayo kita berdoa meminta bantuan Tuhan." Kata Gebriella yang sebenarnya dia juga tidak kuat melihat Reyhan di kelilingi oleh dokter dan perawat saat ini. "Cepat, lakukan RJP 2.4," perintah dokter Willy kepada dokter yang satunya dengan menggunakan alat RJP. Gebriella yang dari tadi memperhatikan tindakan dokter dan susterpun semakin tidak tenang. Sakin paniknya Gebriella malah menggemparkan semua orang yang ada di luar ruangan ICU itu. Secepatnya dia ke ruangan ganti untuk memakai pakaian safety, dan ikut melalui pintu yang menembus ruangan ICU itu. Namun dokter dan perawat tidak
Semua orang yang ada di luar ruangan merasa bahagia melihat Reyhan yang sudah kembali siuman. Namun, ada sebagian orang yang berbisik bisik, ada juga yang bersyukur dengan keajaiban itu, dan ada juga yang merasa bahwa Gebriella justru lebih cocok bersama Reyhan dari pada Marsyalinda. Sementara Marsyalinda sangat kesal melihat Gebriella yang masih berada di dalam ruangan ICU. Melihat Nyonya Levrawnch keluar dari ruangan, Marsyalinda langsung mendekati dan berkata, "Tante, kenapa Tante hanya membiarkan Gebriella berada di dalam ruangan itu?? Harusnya dia keluar dulu, biar Reyhan bisa istirahat. Kan dia juga baru sadar Tan..". Nyonya Levrawnch terus berjalan tanpa menjawab perkataan Marsyalinda. "Kasian Reyhan, dia baru saja siuman. Harusnya perempuan itu tahu diri, biarkan Reyhan istirahat dulu. Kalau Reyhan sekarat lagi, gimana Tan...??" Lanjut Marsyalinda. Hati Nyonya Levrawnch terketuk, dia melihat Marsyalinda dan akhirnya melihat ke arah kac
Lenia kebingungan sendiri, dia pergi ke balkon rumah sakit dan membawa sebotol wine yang sebelumnya dia tidak pernah sentuh. Dia mencoba untuk membuka penutup botol wine, setelah itu dia melihat sambil menggoyang goyangkan minuman yang ada di botol itu. Tanpa berpikir panjang, Lenia meminun minuman itu sampai setengah. Kepalanya merasa mulai puyeng. Dia mengangkat botol wine itu lagi dan melihatnya sembil berjalan pelan ke pagar balkon dan melihat gedung gedung yang ada di Negara Guardan. "Hallo duniaaaaaa!!! Kenapa engkau begitu kejam padaku dan juga adikkkuuuuu...??? Khhhuuuuwe'!!" Teriak Lenia sambil muntah muntah. Dia meminum lagi sisa minumn di botol itu hingga habis. Diapun berteriak lagi dan berkata, "¹Sepertinya takdir belum menukungku dan adikkku... Uhu' uhu". Lenia berjongkok sambil melihat kebawah dan menangis. Tiba tiba di depannya seperti ada bayangan Bernand. Lelaki itu mengangkat Lenia, dan membawa Lenia ke dalam m
Lama tidak mendengar kabar Gebriella, orang tua Gebriellapun menelpon Neta dan bertanya tentang keadaan Gebriella saat ini. Neta kebingungan harus menjawab apa. Hingga akhirnya, Neta memilih untuk belum membalas chat dari Elena, ibunya Gebriella. "Adduuhhh... Kok Gebby nggak penah ngabarin aku sih??? Kan aku jadi khawatir". Gumam Neta pelan tapi masih kedengaran oleh Pak Rudi, supirnya Gebiella. "Iya Mbak Neta, Non Gebby sudah pergi berhari hari ke Negara Guardan, tapi tidak pernah ngasih kabar sekali aja ke Mbak Neta. Apa Mbak Neta mau nyusul Non Gebby ke Guardan??" Tanya Rudi kepada Neta. Neta akhirnya memberikan jawaban pada keluarga Gebriella bahwa sekarang mereka berdua sedang berlibur di Negara Guardan. Meski merasa heran, tapi Elena, ibunya gebriella tetap merasa bahagia saat membaca chat dari Neta. Neta bergegas mengirimkan pesan pada Frita bertanya soal alamat Gebriella saat ini yang akan dia kunjungi saat di Guardan nanti. Neta : "Fr
Saat ini teman teman Reyhan sedang mencari Gebriella di mana mana. Karena Lili mengabarkan ke Adi, bahwa Neta akan ke Guardan hari ini untuk melihat keadaan Gebriella. Tidak ada yang mengetahui keberadaan Gebriella melainkan para dokter dan juga perawat lainnya yang di tugaskan khusus untuk melayani Gebriella. "Gimana ini Vin??? Kok Gebby pergi nggak bilang bilang kita??" Tanya Adi yang terlihat panik. "Sepertinya dia keluar memakai bajuku. Karena jaket hitam dan celana panjangku tidak ada disini," kata Vino tanpa menjawab pertanyaan Adi. "Eh, ini juga ada surat dari Gebby..." Lanjut Vino lagi. "Coba di baca, bro". Kata Reno pada Vino. ISI SURAT Kakak kakak semuanya... Maafkan aku telah menyibukkan kalian dengan masalah pribadiku. Aku hanya pergi sebentar untuk menenangkan diri dan pikiran. Mohon jangan mencariku lagi. Jika Kak Reyhan sudah sadar kembali, tolong berikan surat terakhirku yang aku simpan di
"Kenapa Gebby seperti itu padaku...??" Tanya Reyhan lagi yang masih penasaran dengan sikap Gebriella yang sangat berbeda dari sebelumnya. "Aku juga tidak tahu, mungkin karena waktu itu dia sangat cemburu padaku, makanya aku meminta maaf padanya. Tapi dia tidak menerima permintaan maafku, dan justru dia ingin membunuhmu. Padahal, aku sudah berkata padanya, bahwa aku tidak akan mengganggu hubungan kalian lagi". Jelas Marsyalinda berbohong kepada Reyhan. Reyhan makin bingung dan berfikir bahwa Gebriella terlalu tega padanya. "Kenapa kamu begitu tega padaku Geb?? Kalaupun kamu marah padaku, paling tidak jangan sampai membunuhku seperti itu. Hmmmppp... Justru Marsyalindalah yang sebenarnya adalah wanita baik dan mau menemaniku saat aku seperti ini". Kata Reyhan dalam hati. Teman teman Reyhan, sudah kembali ke Kota Hunan sejak 2 bulan yang lalu. Vino belum memberikan surat yang di titipkan Gebriella untuk Reyhan. Karena saat itu Reyhan baru saja sele
Keadaan Reyhan sudah membaik, diapun sudah mulai masuk kerja di Perusahaan ayahnya di Negara Guardan yaitu, Perusahaan CRB. Hanya saja, pola makan dan pola istirahatnya harus teratur. Oleh sebab itu, papinya mendesain ruangannya, agar terhubung dengan ruang istirahat yang ukurannya begitu besar dan senyaman mungkin. "Permisi Direktur muda, di depan ada Nona Marsyalinda, apakah Nona Marsyalinda langsung di suru masuk sekarang???" Tanya Syela, Asisten pribadinya Reyhan di Perusahaan CRB itu. "Tentu saja bisa, kenapa masih bertanya??? Dia itu adalah calon istri Direktur muda. Jadi saat dia datang, kalian semua harus melayaninya dengan baik". Kata Nyonya Levrawnch yang baru saja keluar dari ruang istirahatnya Reyhan. Nyonya Levrawnch yang baru saja tiba di Negara Guardan, sengaja langsung datang di Perusahaan CRB dan beristirahat di ruang istirahat Reyhan. Ruangan itupun tidak kalah besar dengan kamar Nyonya Levrawnch yang ada di Kota Hunan. Mende
Setelah menyimpan surat Gebriella ke tempat semula, Vino duduk termangu memikirkan keberadaan Gebriella dan juga Neta. Vinopun mengambil handphonenya, dan menelpon Neta serta Gebriella berkali kali. Tapi, sampai saat ini nomor telepon mereka tetap saja tidak aktif. "Hmmmppp... Sebenarnya di mana kalian saat ini??" Kata Vino pelan sambil memutar mutar handphonenya. Hingga akhirnya dia terfikir untuk menelpon Reyhan. Reyhan : "Hallo Vin..." Vino : "Di mana kamu?? Apa kamu sedang berada di party??" (Terdengar suara tertawa ria dari tempat Reyhan, seperti ada begitu banyak orang yang sedang bersama Reyhan). *Marsyalinda : "Sayang... Siapa yang menelponmu??" *Reyhan : "Ini Vino, temanku. Kalian juga sudah pernah bertemu kok. Jadi tunggu sebentar yah, biar aku ngobrol bersama temanku dulu, setelah itu kita baru lanjut main lagi, oke??" *Marsyalinda : "Baiklah sayang..." Reyhan : "Hallo Vin, bagaimana kabar kalian?? Apakah kalian baik