"Nona Miro, kau tampak cantik hari ini" puji seorang gadis yang menghampiri Kimberly Miro dan Jamie Stanford yang baru memasuki ruang pesta.
"Lalu sebelumnya aku tidak cantik?" balas Kimberly Miro dengan nada bercanda.
"Nona Miro, aku menantikan bekerja denganmu dilain waktu" kata seorang artis.
"Nona Miro, bagaimana kabarmu?" tanya seorang sutradara.
"Nona Miro, apakah kau masih ingat aku?" tanya artis kecil.
"Nona Miro, Halo, saya dari X agensi..." kata seorang agen.
"Dewi Kim, kau tampak luar biasa... "
"Dewi Kim, lama tidak jumpa"
"Dewi Kim..."
Banyak gadis muda, kebanyakan artis pendatang baru datang menyapa Kimberly Miro, sejumlah taipan-taipan menyapanya dengan genit, tokoh-tokoh berpengaruh juga beberapa menyapanya dengan akrab.
"Kenapa menatapku begitu?" tanya Kimberly Miro saat sudah duduk di samping Jamie Stanford, pesta bahkan belum dimulai tapi ia sudah lelah bertukar sapa, dan sekarang ditatap aneh oleh suami sendiri.
"Kau terkenal" gumam Jamie Stanford. Otaknya tidak mampu mengerti kenapa banyak orang seakan memaksa diri mereka untuk berkenalan dengan Istrinya, kebanyakan dari lingkaran artis.
Kimberly Miro terkekeh kecil "Kenapa? Kaget dengan ketenaran istri sendiri? Atau khawatir istrimu yang cantik ini dicuri? Atau cemburu?" tanyanya penuh selidik dan main-main. Ada kesombongan dan kebanggaan dalam nada bicaranya.
Jamie Stanford merasa tidak lagi mengenal istrinya sejak pulang dari rumah ibunya. Istrinya memang menunjukkan cara menggoda. Dan ialah yang terjebak dalam permainan itu.
"Kau sosialita?" tanya Jamie Stanford mengalihkan topik 'cemburu', tentu saja cemburu. Sejumlah lelaki yang lebih kaya dan berpengaruh darinya nampak akrab dengan istrinya. Memungkinkan istrinya dicuri didepan matanya sendiri.
"Tentu saja tidak. Atau kau lupa? Aku istrimu yang paling cantik dan sempurna. Sempurna seperti manekin hidup. Kau lupa?" Kimberly Miro terkekeh lagi. Ia ingat perkataan ibu mertuanya.
"Kim... " Jamie Stanford merasa bersalah. memang kata-kata itu keluar dari mulutnya dan terpatri di benaknya. Namun ketika Kimberly yang menanyakannya, dia merasa malu.
"Hmmm... Sebenarnya aku bekerja di industri showbiz, kadang menulis naskah dan sebagainya. Mereka menyapa karena memiliki tujuan sendiri. Mengharap peran, untuk laki-laki yang menyapaku, mereka kebanyakan investor film yang kutulis" jelas Kimberly Miro dengan senyum lebar "Kenapa? Kau cemburu? Jujur saja" godanya lagi, entah mengapa perubahan ekspresi di wajah suaminya membuat ia senang.
Haruskah topik cemburu di angkat lagi?
"Penulis? Ibuku bilang kau berhenti dari pekerjaanmu, lalu bersama Patrick Kho" cetus Jamie Stanford.
Patrick Kho bagai legenda dalam hidup bagi Jemie, laki-laki itu adalah salah satu 'investor malaikat' yang membantu Jamie dan dua orang teman sekamarnya untuk meluncurkan Eightcent Games di Lahpixa, Prevkaya, lima belas tahun yang lalu. Setidaknya sekarang laki-laki kaya, pemilik perkebunan terbesar di Imakurga itu, telah berusia akhir lima puluh tahun.
Kebenaran istrinya pernah terlibat dengan lelaki tua itu masih membuatnya tidak tenang, terlebih dengan kiriman bunga dari Max Merwe ditambah sejumlah tatapan lelaki di pesta yang ingin mengurung istrinya dikamar mereka.
Kimberly Miro hampir memutar matanya, haruskan Patrick Kho diangkat lagi? "Rasanya itu sudah sangat lama. Aku berhenti bekerja tiga empat tahun lalu, lalu mulai menulis naskah sejak saat itu. Aku tidak pernah hidup dengan uang Patrick sejujurnya. Tenang saja, kau lebih baik dari pada sejumlah lelaki disini, aku tidak akan tergoda. Aku tidak suka laki-laki banyak omong, terlalu berisik" kata Kimberly Miro agak mencondongkan tubuhnya kearah Jamie agar hanya mereka bisa mendengar.
Jamie belum sempat membalas atau berkomentar karena kemunculan suara berat sorang pria menganggu bisik-bisik mereka.
"Hei, Kim"
Kimberly Miro berbalik karena seseorang menepuk pundak telanjangnya "Jay" katanya nampak kaget "Bagaimana kabarmu?" tanyanya mencoba menstabilkan keterkejutan.
"Tidak lebih baik" gumam laki-laki itu dengan lembut "Kau nampak lebih cantik dan lebih sexy malam ini" puji laki-laki itu dengan nada menggoda.
Pujian itu mampir ke telinga Jamie Stanford tanpa hambatan, membuat lingkungan disekitarnya membeku. Kemarahan memindahkan es kutub utara ke sekitarnya.
"Terima kasih atas pujian yang sangat berlebihan itu" balas Kimberly Miro dengan senyum kaku. Sejak kapan Jay Sykes ahli dalam menggoda? "Oh, ya Jay. Kenalkan ini Suamiku" cetus Kimberly Miro karena merasakan tatapan yang menusuk dibelakang punggungnya.
"Jamie Stanford, Suami Kimberly" kata Jamie Stanford, suaranya yang berat terdengar dingin dan bermusuhan, dan dia sangat menekankan kata 'Suami Kimberly'
"Jay Sykes, mantan tunangan Kimberly" balas Jay Sykes dengan sengaja dan menjabat tangan Jamie Stanford.
Dalam dunia bisnis, siapa yang tidak kenal dengan Jay Sykes. Lelaki tampan dan kaya, Penerus kerajaan Sykes dan sebuah laman berita terkenal Prevkaya pernah menobatkannya sebagai salah satu lelaki paling banyak diincar di Imakurga, meski ia sudah menikah sekalipun, banyak wanita masih berusaha memanjat tempat tidurnya.
Apa-apaan ini? Pikir Kimberly. Ia tahu suasana hati suami sejak memasuki ruang pesta tidak lebih baik. Dan sekarang Jay Sykes malah menuang minyak ke api.
"Dewi Kim, aku merindukanmu"
Tiba-tiba saja diantara perang dingin dua lelaki dingin dan pendiam itu, seorang pembuat masalah memeluk Kimberly dan orang itu adalah Max Marwe.
Kimberly Miro mendorong Max menjauh dan ingin segera membuat lubang untuk bersembunyi "Max, sialan. Aku sudah menikah"
"Hahahaha" Tawa Max Merwe pecah "Apa-apaan ini Kim? Kau mencari masalah lagi dengan sejumlah laki-laki kaya?" komentarnya main-main "Lihat. Lihat. Siapa disini, Oh, ada Tuan Stanford dari Eightcent Game's, lalu Tuan Sykes dari AA Enterprise. Kita hanya tidak bertemu beberapa waktu dan level jalangmu telah naik beberapa tingkat" pujinya dengan penuh cemooh dan masih cengengesan dengan sangat bahagia, ia masih punya dendam yang harus diselesaikan dengan Kimberly Miro dan kesempatan itu ada didepannya sekarang, tentu ia tidak melewatkan kesempatan itu.
"Sialan kau Max" gerutu Kimberly "Mulut kotormu, astaga. Untung sekarang kita di pesta, kalau tidak sudah kurebus kau hidup-hidup" ancam Kimberly dengan geram.
Lelaki pembuat onar itu pura-pura tidak mendengar kemarahan Kimberly Miro yang mengemaskan "Halo Tuan-tuan. Kenalkan aku mantan pacar dan mantan calon suami Kimberly tapi tidak jadi, lalu sekarang menjadi tamengnya dari sejumlah lelaki kaya, karena gadis kecil nan tak berdaya ini yang katanya, katanya sih, sudah menikah. Tapi aku tidak percaya dia telah menikah" Max Merwe si pembuat onar menggeleng lemah, amat terhanyut dalam perannya "Kimberly burung bebas ini tidak mungkin menikah, sangat tidak tidak mungkin baginya menyerahkan seluruh harem hanya untuk seorang lelaki. Standarnya untuk seorang suaminya juga sangat tinggi. Menikah? Dia pasti mengalami delusi parah. Bukan begitu, Dewi Kimberly?"
Kimberly Miro mengangguk-angguk marah dengan senyum masam, ia menggertak gigi gerahamnya dan melepaskan diri dari Max Merwe dan kembali kesamping suaminya yang bisa meledakkan bom kapan saja "Ngomong-ngomong Max, ini lelaki yang menyebabkan aku menyerahkan seluruh harem itu" katanya penuh penekanan.
Jay Sykes tersenyum kecil, ia tadinya mau menggoda Kimberly Miro dan berencana menyebabkan masalah untuknya, tapi ternyata ada pendatang lain yang menyebabkan masalah lebih besar, dan orang itu adalah artis terkenal Max Merwe.
Rahang Max Merwe hampir jatuh dan ia tertawa canggung "Haha, perkataan saya tadi hanya bercanda Tuan Stanford, ah, senang bertemu denganmu. Ah, Aku harus pergi, sampai jumpa lain waktu" katanya bersalah dan segera melarikan diri.
Jamie Stanford mengangguk dingin dan Max Merwe menghilang dengan cepat, lalu Jay Sykes mengucapkan selamat tinggal dengan senyum bahagia dan Kimberly seoranglah yang harus membereskan semua kekacauan yang di akibatkan kenalan sialannya.
Dari kejauhan dua pasang mata menatap bermusuhan menuju tempat kejadian interaksi Kimberly Miro dengan tiga lelaki panas di pesta, bukan hanya pesta, tapi juga di Prevkaya City.
Rachel Carlo berdiri bersama wanita muda cantik, wanita itu adalah artis yang baru-baru ini menjadi pembicaraan panas, yang juga sepupunya, Barbara Carlo. Mata mereka sama-sama tertuju pada Kimberly Miro dengan pandangan iri serta bermusuhan. "Aku tidak tahu mantan suamimu bisa begitu protektif. Lihat saja tangannya yang terus menggenggam pinggang Kimberly dan aku juga tidak tahu bahwa dia cukup sabar untuk menghadiri acara pesta yang membosankan ini " komentar sepupunya berbisik si dekat telinga Rachel Carlo agar hanya mereka bisa mendengarnya, komentar asal asalan yang makin menyulut api kemarahan dalam diri Rachel Carlo. Rachel Carlo dahulunya satu sekolah dengan Kimberly Miro, bahkan menjadi sahabat dekat ketika SMA. Tapi persahabatan mereka hancur karena pria. Sungguh, serapuh itu pertemanan di antara wanita. Banyak orang mengatakan mereka duo kecantikan sekolah. Dua wanita paling populer sekolah. Tapi hanya dirinya yang tahu bahwa se
Satu-satunya penyesalan dalam hidup Harry Kaminsky adalah membuat Kimberly Miro menunggu, dan pada akhirnya wanita itu menyerah untuk terus menunggu. Sekarang wanita itu telah menjadi milik orang lain. Berada di pelukan orang lain dengan senyum yang memanjakan.Senyum yang pernah menjadi miliknya, milik ekslusif, sekarang telah menjadi milik orang lain, gelak tawa yang ia lakukan sekarang demi orang lain juga, bukan dirinya lagi.Meski Kimberly Miro telah merubah diri menjadi sosok yang amat dibencinya, berselingkuh, berambut pendek, wanita penggoda dan menikahi seorang duda, tapi tetap saja Harry Kaminsky harus mengakui bahwa dia sama sekali tak bisa membenci wanita itu.Kebenciannya hanya bertahan selama satu tahun setelah mendapati dan mendepak Kimberly Miro yang bepergian dengan laki-laki lain, anehnya sekarang ia menyesal.Dia pernah mengkhianati Kimberly Miro sekali, tapi dia sama sekali tidak bisa terima pengkhianatan Kimberly. Dan sekarang d
Kimberly Miro memang pihak yang mengkhianati cinta mereka yang terdalam, bukan karena mereka tidak cocok satu sama lain, atau lelaki itu tidak cukup baik untuknya, melainkan karena dirinyalah yang tak cukup baik.Kimberly Miro selalu mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ini lah yang terbaik untuk mereka berdua.Mencintai memang tidak harus memiliki, tingkat tertinggi dari mencintai adalah merelakannya demi kebahagian sosok yang kita cintai.Tapi semuanya terlalu menyakitkan, semuanya terlalu tak tertahankan.Bertahun-tahun hubungannya dengan Harry Kaminsky bukanlah cicilan mobil yang jika tidak selesai bisa dikembalikan ke showroom.Dia berusaha yang terbaik agar mencapai cita-cita mereka, terikat pernikahan, memiliki anak-anak dan hidup bahagia sampai ajal memisahkan mereka.Tapi semua mimpi indah itu hancur ketika dia terbangun.Mimpi sungguh tak seindah kenyataan."Seperti kau memang selalu suk
Langkah kaki Kimberly Miro tercekat sekali lagi.Panggilan itu.Panggilan akrab yang dahulu hanya milik Harry-nya. Panggilan penuh kasih sayang yang selalu membuatnya merasa hangat dan bahagia.Wanita itu berbalik, wajah cantiknya nampak acuh tak acuh meski hatinya terasa tertekan dan berat "Apa yang bisa saya bantu Tuan Kaminsky?" tanyanya dengan senyum yang jauh dan sopan.Mereka pernah bersama, tapi tidak untuk selamanya."Aku pernah bertanya-tanya, apa artinya bagimu delapan tahun diantara kita?" tanya Harry Kaminsky memandang wajah Kimberly Miro penuh harapan yang hanya ia yang memahami.Dia sangat berharap Kimberly Miro juga bernostalgia seperti dirinya. Menjadikan kenangan indah diantara mereka sebagai ingatan yang akan selalu ia kenang dan selalu ia rindukan. Sama seperti dirinya.Hanya melewati tempat mereka pernah duduk bersama, dia ingat masa mereka indah bersama, sebuah warna akan menjad
Ketenangan Kimberly Miro yang pura-pura tidak berhasil di pertahankan lagi, wajahnya langsung kaku, ketenangan itu hancur berantakan ketika ia melihat suaminya, Jamie Stanford, keluar dari toilet dan lelaki itu berjalan semakin mendekat kearah mereka. Langkah demi langkah, meski dia nampak tenang dan tanpa ekspresi, tapi mata amber dibalik kaca matanya menatap terlalu dalam dan tajam. "Hubby..." kata Kimberly Miro merasa bersalah, rasanya seperti baru saja tertangkap basah tengah bertemu lelaki lain dibelakangnya secara diam-diam. Dia tidak melakukan kesalahan sama sekali, tapi entah mengapa dia menjadi gugup dan bersalah. Mungkin disebabkan oleh penghianat perasaan itu sendiri. Berapa lama suaminya berada di sana? Apakah ia mendengar apa yang mereka bicarakan? Betapa memalukan. Harry kaminsky otomatis berbalik, terganggu dengan pandangan kaget Kimberly Miro yang melewati bahunya. Menatap lelaki itu hingga mata mereka saling
"Nyonya?" tanya Jamie Stanford yang baru keluar dari ruang kerjanya. Wajahnya masih datar seperti biasa, dan Ia mengernyitkan dahi saat melihat jam tangannya. Sudah lewat jam makan siang, tapi Kimberly Miro tidak memangilnya untuk makan seperti biasa atau menghentikannya dari pekerjaan seperti biasa, malah sekarang di gantikan oleh pembantu rumah tangga mereka."Nyonya pergi keluar bersama temannya yang artis terkenal itu, penyanyi ganteng Max Merwe" lapor pembantu rumah tangga itu dengan wajah penuh kekaguman dan kegembiraan yang tidak ditutupi sedikitpun."Hm" Jamie Stanford bergumam kecil seperti biasa dan melangkah turun menuju meja makan. Tidak ada perubahan di wajahnya dan tidak ada yang tahu bagaimana perasaannya.Jamie Stanford makan siang dengan sedikit linglung, hanya semalam, situasi hatinya telah jungkir balik bagai rollercoaster. Istrinya, Kimberly Miro, bukan lagi manekin hidup yang dipikirkan, tapi objek nya
Dmitri dan Cody terus mengolok, hingga pintu ruangan pribadi itu dibuka dan seorang lelaki muda masuk. Lelaki itu memiliki wajah menarik, rambutnya yang panjang di ikat, membuatnya nampak nakal dan membawa senyuman di wajahnya yang manis sehingga tampak sangat bahagia."Akhirnya, bintang keberuntungan kita telah berada disini" Sahut Cody, berhenti berdebat dengan Dmitri yang sampai dunia kiamat tidak akan pernah mengerti bagaimana indahnya sebuah pernikahan dan komitmen."Benar. Petra adalah bintang keberuntungan kita. Tapi karena dia terlambat, hukum tiga gelas" tambah Dmitri dengan ide-ide gila yang berkembang di otaknya."Bos, Bos dan Bos, maaf saya terlambat karena bertemu seseorang di luar" kata Petra dengan penuh maaf, tapi senyum bahagia itu tak tanggal di wajahnya.Mata Dmitri sedikit menyipit "Ho Ho, lihat adik kecil kita yang sedang jatuh cinta" untuk seorang playboy dengan seribu pengalaman perang, tentu saja ia tahu wajah-waj
Suara ruang pribadi di ruang pribadi lain yang tak kalah besar dan mewah, menjadi makin ribut saat Kimberly Miro masuk bersama Max Merwe dan lima asisten mereka, satu asisten laki-laki Max Merwe, sedang empat lainnya milik Kimberly, dua wanita dan dua lelaki.Ada yang bernyanyi, menari, bermain kartu, mengobrol dan bergulat di dalam ruang pribadi itu. Para asisten dan bawahan mereka berkumpul ditempat khusus tidak jauh dari tempat mereka berada, pengaturan yang seperti itu sudah terjadi dari dahulunya.Beberapa gadis 'Nyonya rumah' atau hostes duduk dipangkuan laki-laki yang menginginkannya, kebanyakan dari mereka merupakan artis-artis kecil yang mengharapkan menaiki tangga sosial, dan mereka berpakaian kehabisan bahan. Gadis-gadis cantik itu berusaha menyenangkan pelanggan mereka, memijat, menuangkan minum atau apa saja.Meski kelihatan liar dan tidak senonoh, tapi sudah biasa di lingkaran anak-anak orang kaya dan kelas atas seperti mereka. Wa
Jamie Stanford meminta Cody untuk memeriksa tentang wanita yang dia temui di lift itu.Ketika Cody mendengar permintaan Jamie Stanford dan mulai melakukan pemeriksaan, dia menatap Jamie Stanford dengan curiga "Apakah dia selingkuhanmu?" tanyanya langsung melihat tampilan wanita di rekaman CCTV itu "Katakan dengan jujur, apakah kau sebenarnya pamer selingkuhanmu yang cantik dan panas ini?""Jika ada masa dimana seorang Jamie Stanford selingkuh dan tergoda oleh seorang wanita, mungkin ibunya bakal menjadi orang pertama yang akan berterimakasih kepada surga dan disaat yang sama memeluk wanita itu menangis haru dan memperlakukannya sebagai leluhur, mungkin memberikan seluruh warisan dan ibu Jamie bakal tidur dengan senyum setiap hari" celetuk Dmitri yang baru masuk dan mendengar pertanyaan Cody."Kau diam! Aku muak mendengar suaramu!" kata Cody yang belum mendapatkan jawaban pasti dari Jamie Stanford, karena dia melihat wani
Ketika Jamie Stanford beranjak remaja, tubuhnya jauh lebih tinggi dari pada anak-anak sebayanya, dan perlahan wajahnya mulai menunjukkan tanda-tanda kecantikan lelaki yang menawan.Sayang sekali ekspresinya selalu serius, apalagi dengan mata ambernya yang akan menatap siapa saja dengan tajam."Sayang, apakah teman sekelasmu cantik? Apakah mereka manis?" tanya Shopia Stanford setelah mendengar perlunya pendidikan kesadaran gender pada remaja."Tidak" Jawab Jamie Stanford dengan sangat yakin."Tidak satupun? Benar-benar tidak ada yang manarik bagimu?""Hm""Lalu bagaimana menurutmu gadis-gadis di sekolah?" tanya Shopia Stanford tidak menyerah "Apakah mereka cantik? Apakah mereka menyenangkan mata? Apakah pendapat tentang gadis-gadis itu?""Jelek" Jawab Jamie Stanford dengan wajah yang serius, seolah dia tengah mendiskusikan hal yang p
"Rasakan itu, bajingan!" gumam wanita yang baru saja masuk ke lift yang sama dengan Jamie Stanford yang baru saja selesai acara sosial dengan mitra bisnis penting, sayang mitranya itu sangat suka minum dan memeluk wanita kiri dan kanan. Jamie Stanford yang berdiri di lift menoleh ketika mendengar gumaman penuh kemenangan itu. Wanita itu mengunakan gaun minim yang begitu ketat, rambut panjangnya agak acak-acak dan membuat wajahnya yang cantik makin menawan, dia bersandar di dinding lift, memegang perutnya dan tertawa cekikikan begitu bahagia hingga menetaskan air mata, tapi tidak cukup lama dia langsung berhenti tertawa, nampak tenang dalam sekejap, berdiri tegak, lalu berdiri dengan tampilan lemah lembut, berubah dari wanita kejam dan jahat menjadi wanita pendiam yang berprilaku baik hanya dalam sekejap mata. Sungguh, perubahan itu hanya hitungan detik. Jamie Stanford selalu melabeli wanita m
"Terima kasih" Kata Jamie Stanford pada penjaga keamanan yang membantunya menemukan unit Kimberly Miro, bahkan membantunya mencari kunci di tas Kimberly bahkan membuka pintu ."Suatu kehormatan Sir" Jawab penjaga keamanan itu yang sudah mengenal Kimberly Miro sambil menempatkan berbagai kotak juga tas Kimberly Miro "Ada yang bisa saya bantu lagi?" Lanjutnya kepada Jamie Stanford yang tadinya membuat terkejut."Tidak" Jawab Jamie Stanford setelah dilihatnya penjaga Keamanan itu bahkan membantunya menghidupkan lampu."Jika ada yang perlu dibantu, bisa langsung hubungi kami. Selamat malam dan selamat beristirahat"Si penjaga keamanan itu mengundurkan diri.Jamie Stanford hanya membalas dengan mengangguk kecil. Mengira bahwa penjaga keamanan itu sangat baik, pantas harga apartemen di Ninegate begitu mahal.Yang tidak Jamie Stanford tahu, Kimberly Miro sangat ramah dengan para pekerja, apalagi penjaga keamanan yang sering membantunya membaw
Ketika mereka sampai di basement, Jamie Stanford menurunkan Kimberly Miro dan wanita mabuk yang tidak melihat bayi kesayangannya kembali berulah. "Mana bayiku?" tanyanya dan memukuli Jamie Stanford dengan tangannya yang lemah "Pembohongan! Pembohongan besar! Mana bayiku? bawa aku pada bayiku" Setelah memasukan tas Kimberly Miro ke mobil, mengambil sandal dan memakainya langsung. Jamie mengambil kedua tangan kecil Kimberly Miro, dan menghentikan serangan brutalnya "Diam!" bentaknya. Dia benar-benar tidak memiliki cukup kesabaran. Nada pria itu terlalu menakutkan, Kimberly Miro terkejut sampai-sampai dia mulai cegukan dan menatap seolah-olah dia telah diintimidasi. Melihat wajah kecilnya yang menyedihkan, Jamie Stanford agak menyesal. Dia tidak bermaksud kasar pada Kimberly Miro, memang nada bicara agak keras, tapi cukup untuk menakuti Kimberly Miro yang sekarang usia men
Ketika Jamie Stanford tidak siap, Kimberly Miro yang berlari ke arah belakang Jamie, memeluk Ansel Swain yang baru datang. "Dia pembohongan besar!" katanya pada Ansel Swain dan menunjuk-nunjuk ke arah Jamie dengan jarinya yang kecil "Dia bilang dia suamiku! Pasti bukan! Tidak mungkin dia muncul disini. Pasti pembohongan! Ansel! Cepat! Selamatkan aku! Dia ingin membawaku pergi! hum! dia benar-benar memiliki nyali untuk menculikku! Lihat bagaimana aku membereskan dan menendang bokongnya!" lanjutnya sambil cemberut marah, pipi melotot seperti bocah kecil keras kepala yang marah. "Dia benar-benar Jamie Stanford, Kimberly Miro. Jamie Stanford suamimu. Cepat lepaskan aku. Dia Jamie Stanford yang asli, sana, pulang dengannya, jangan membuat malasah" Kata Ansel mencoba melepaskan diri dari cengkraman Kimberly Miro, berusaha membuangnya sejauh mungkin, karena mata Jamie Stanford serasa memotong pinggang yang dililit lengan Kimberly Miro yan
Kimberly Miro terus meneguk minuman, semuanya tampak jelas semakin dia minum. Ketika dia merasa sedikit pusing dan merasakan gejolak di perutnya, dia berjalan ke kamar mandi, mencoba mengeluarkan minuman diperutnya. "Fuck!" kutuknya setelah mengeluarkan alkohol yang belum lama singgah diperutnya. Dan hal paling menyebalkan tentang menegak alkohol berlebihan adalah mengeluarkannya kembali lewat jalur masuknya. Rasanya menyakitkan. Tapi tidak sebesar kesakitan jiwanya. Terkadang dia memiliki ilusi menikmati penganiayaan diri. Semakin menyiksa rasa sakit di tenggorokan, hidung dan kepalanya, semakin dia memiliki alasan untuk menangis kesakitan. Entah berapa lama dia membungkuk di wastafel hingga kehilangan semua kekuatannya, dan merosot ke lantai kamar mandi. Dia merasa sudah mengeluarkan semuanya hingga empedunya, dia berkumur tapi dia merasa
Dan mulai sejak saat itu dia tidak pernah percaya lagi pada siapapun. Dia menjadi sensitif dan paranoid. Dia merasa semua orang telah menatap dan memperlakukannya dengan berbeda. Dia mulai peduli dengan komentar orang lain padanya, dia mudah sedih dengan ucapan dan tindakan orang lain terhadapnya, yang tidak pernah di pedulikan sebelum-sebelumnya. Dan hal yang paling dia peduli adalah sikap Harry padanya. Terkadang satu kalimat tidak sengaja Harry Kaminsky bahkan bisa menyakiti dan membuat sedih dan tidak nyaman untuk waktu tertentu. Meski dia dihantui pernyataan menyesakkan Rachel Carlo, dia tidak pernah bertanya pada Harry Kaminsky. Meski Rachel Carlo terus mengirimi foto intim bersama Harry, pesan menghina dan provokatif, dia masih bersabar dan bertahan. Menyimpan semuanya dalam-dalam, dan masih tersenyum dalam kesakitan memilukan. Mungkin dikala itu baginya ke
"Lalu aku akan duduk di sini dan memantau apakah seseorang akan berbuat jahat kepadamu. Kau tidak keberatan, kan?" kata Leon tidak menyerah. Tapi dia tidak menggoda atau merayu Kimberly seperti sebelumnya. Orang-orang dilingkar mereka memiliki kesopanan dan aturan tersendiri. Ada waktu untuk bermain ada waktu hanya bersosialisasi seperti biasa. Dan meski semua pria di lingkaran mereka berganti pasangan layaknya pakaian, tapi mereka memperlakukan wanita berbeda dengan perlakuan berbeda. Ada beberapa wanita yang tidak bisa mereka permainan dan perlakuan begitu saja. Kimberly Miro salah satunya, meski Kimberly Miro tidak berasal dari keluarga berlatarbelakang yang sama seperti mereka, memiliki bisnis keluarga yang besar atau posisi di ketentaraan yang tinggi atau jabatan politik yang tidak rendah, tapi dibelakangnya ada Patrick Kho dan Sykes. Meski tidak jelas apa hubungan diantara mereka, tapi mereka akan selalu menyelesaikan masalah yang berhubun