Rachel Carlo berdiri bersama wanita muda cantik, wanita itu adalah artis yang baru-baru ini menjadi pembicaraan panas, yang juga sepupunya, Barbara Carlo. Mata mereka sama-sama tertuju pada Kimberly Miro dengan pandangan iri serta bermusuhan.
"Aku tidak tahu mantan suamimu bisa begitu protektif. Lihat saja tangannya yang terus menggenggam pinggang Kimberly dan aku juga tidak tahu bahwa dia cukup sabar untuk menghadiri acara pesta yang membosankan ini " komentar sepupunya berbisik si dekat telinga Rachel Carlo agar hanya mereka bisa mendengarnya, komentar asal asalan yang makin menyulut api kemarahan dalam diri Rachel Carlo.
Rachel Carlo dahulunya satu sekolah dengan Kimberly Miro, bahkan menjadi sahabat dekat ketika SMA. Tapi persahabatan mereka hancur karena pria.
Sungguh, serapuh itu pertemanan di antara wanita.
Banyak orang mengatakan mereka duo kecantikan sekolah. Dua wanita paling populer sekolah. Tapi hanya dirinya yang tahu bahwa sebenarnya dia sangat membenci Kimberly Miro. Dia sangat membenci wanita yang selalu tebar senyum dan pesona kepada siapa saja dan dimana saja. Wanita yang selalu merapat tubuh ke pria manapun yang ditemuinya.
Rachel carlo selalu merasa dia sama sekali tidak kalah dari Kimberly Miro dalam segi apapun. Tapi mengapa semua orang hanya suka berteman dengan Kimberly, memujanya, dan mengejarnya dengan gila? Bahkan lelaki yang disukainya selama bertahun-tahun, malah berakhir di pelukan Kimberly Miro.
Dia berusaha lebih keras, belajar hingga bergadang sampai lupa makan dan menderita mag, les sana sini, mengikuti kegiatan ini dan itu, berusaha sebaik mungkin menjadikan dirinya lebih baik dari Kimberly Miro. Tapi semakin kuat usahanya semakin Kimberly tidak melakukan usaha apa-apa. Kontras yang sangat besar diantara mereka.
Kimberly sangat malas, sering bolos di kelas, sering tidak mengerjakan tugas. Dari pada membaca buku pelajaran, dia lebih memilih membaca novel di bawah mejanya ketika guru menjelaskan di depan, dan banyak hal menyebalkan tentangnya, tapi selalu menjadi lebih baik dari dimata orang lain.
Kimberly Miro tidak perlu melakukan apa-apa, tapi para guru selalu mengikutsertakannya dalam kegiatan ini itu, mulai MC di acara sekolah hingga lomba-lomba penting di luar sekolah.
Dia yang berusaha mendaftarkan diri ikut serta ini itu, namun selalu tersisih dari Kimberly Miro yang hanya akan menyapa para guru dengan 'Selamat siang, Miss. cantik', 'Kau tampak luar biasa hari ini Miss. itu' atau sapaan ramah lainnya yang membuat siapa saja bahagia oleh perkataan basa basi Kimberly sang jalang penggoda itu.
"Lihat, Dewi Kim memang dekat dengan Pangeran Jay, berpasangan dengan tuan Stanford, akrab dengan Max Merwe. Sungguh membuat banyak wanita iri" komentar seorang wanita bergaun panjang indah di kelompok mereka berdiri.
"Betapa kerennya. Cantik, baik dan disukai banyak orang" disambut wanita lainnya yang juga berdandan dengan indah, bahkan rambut dipenuhi kristal yang berkelap-kelip.
"Wanita cantik memang punya banyak keberuntungan, meski begitu Dewi Kim tidak pernah sombong, ia benar-benar seperti seorang dewi" tambah lainnya.
"Irinya"
Sejumlah komentar tetang Kimberly Miro terdengar mampir ke telinga Rachel Carlo, membuatnya mengepalkan tangan geram.
Dirinya lebih cantik, karirnya lebih bagus, keluarganya lebih bergensi, tapi mengapa ia selalu kalah dibandingkan Kimberly Miro?
Kenapa wanita itu lebih bahagia darinya? Lihat saya senyum dan tawanya yang begitu bahagia dan tanpa beban, itu sangat menyebalkan.
Mengapa?
Mengapa semua lelaki selalu meliriknya?
Mengapa banyak orang menyukai karakternya yang centil dan langsung?
Mantan suaminya yang acuh tak acuh, pendiam dan dingin berubah menjadi lelaki protektif penuh kasih terhadap Kimberly Miro.
Mengapa Jamie Stanford tidak pernah seperti itu saat bersamanya? Dia kaku, serius, dan sama sekali tidak berusaha mendekati atau menyatakan kepemilikan yang begitu kuat.
"Dia memang orang yang seperti itu, hanya saja jarang menunjukkan kepada orang lain" balas Rachel Carlo berbisik kepada Barbara Carlo, mencoba mempertahankan harga dirinya yang ada "Itu pantas saja, Kimberly yang centil harus diperlakukan protektif, kalau tidak sudah pasti ia berganti suami malam ini" Lanjutnya dengan suara rendah, agar hanya mereka berdua yang bisa mendengar perkataannya.
Sepupunya tahu sedikit kisah cinta Rachel Carlo yang bersaing dengan Kimberly Miro demi satu lelaki, dan akhirnya dimenangkan Kimberly "Benar-benar, lihat saja senyumnya. Siap menggoda siapa saja yang terlihat. Yah orang cantik benar-benar menjadi pusat perhatian. Jika ia jadi selebriti, sudah pasti aku kalah saing" kata Barbara Carlo mendukung Rachel Carlo. Tapi, tidak tahu apa sebenarnya yang dia pikirkan.
Rachel Carlo mengertakkan gigi. Ia tidak lagi ingin memperhatikan interaksi penyihir Kimberly Miro dengan banyak orang. Senyum licik tergantung diwajahnya saat ia mencari keberadaan Harry Kaminsky.
Kimberly Miro pasti akan hancur saat melihatnya bersama mantan pacarnya, pria yang sangat dihargai dan dicintainya.
Memikirkan itu, Rachel Carlo tersenyum penuh kemenangan. Rasakan penyihir Kim, lelaki paling kau cintai sekarang terikat denganku, berada di pelukanku.
Dulu aku bisa merebutnya dan sekarang aku merebutnya sekali lagi.
Rachel Carlo mulai membayangkan wajah terdistorsi Kimberly Miro, wajah sedihnya, dan wajah yang tertekan, sungguh dia sangat senang hanya dengan memikirkannya.
___
Kimberly Miro menyesap sampanye berwarna kebiruan di tangannya dan mengedarkan pandangan ke sekeliling, berusaha keras mengabaikan pandangan mematikan dan mencacah Jamie Stanford yang serasa mencekiknya.
Ruangan pesta yang mereka hadiri didekorasi warna cokelat emas dipadukan dengan warna putih. Di setiap meja yang bertaplak berwarna putih dari linen terdapat candelabra peandim kristal lima kepala yang elegan dan serbet berwarna emas. Dia mencoba memfokuskan pikiran pada venue yang bersuasana klasik modern itu karena panas tubuh seorang pria dewasa membakar bahunya yang telanjang, sayangnya gagal total.
"Sykes atau Max, darimana kau menjelaskan?" suara berat dan serak terdengar tepat di telinganya.
"Menjelaskan apa?" tanya Kimberly mengalihkan pandangannya dari lampu hias kristal elegan di langit-langit venue, menatap ke arah Jamie Stanford tapi masih menghindari matanya "Menjelaskan bagaimana kita berdua jadi komplotan penjahat? itu mudah, kau curi hatiku, aku curi hatimu. Atau menjelaskan bagaimana aku mengorbankan semua kebahagiaan yang diberikan penghuni haremku hanya untuk bersamamu?" tanyanya dengan senyum main-main.
Meski amarah Jamie Stanford telah terasa dilunakkan, dia tetap menatap tajam pada Kimberly Miro "Kau tahu maksudku!" tanya dengan penuh penekanan.
"Tidak! aku tidak tahu apa yang kau maksud! Bisakah kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya?" tanya Kimberly masih berkilah "Misalnya tentang bagaimana aku gagal menjadi wakil rakyat, karena perjuangan dan kerja kerasku hanya untuk mendapatkan hakmu bukan rakyat"
"Kimberly Miro"
"Harus benar-benar di jawab?" tanya Kimberly Miro sekali lagi.
Jamie Stanford tidak menjawab, humor melintas dimata ambernya, dan dia menjawab pertanyaan Kimberly Miro dengan tindakan mencengangkan.
"Ah!" Kimberly Miro menutup mulutnya dengan telapak tangan, mencoba meredam teriakan kagetnya dan melototi Jamie Stanford dengan kejam "Kau... Kau..." dia benar-benar tidak tahu harus mengutuk atau marah, karena seorang Jamie Stanford yang kaku dan tanpa sentuhan manusia benar-benar mengigit cuping telinganya dan kembali duduk dengan tenang setelahnya, seolah-olah bukan dia pelakunya tindakan tak tahu malu barusan.
Jamie Stanford mengangkat alis "Ingin lebih?" tanyanya.
"Kau berani?" tanya Kimberly Miro, tapi melihat keyakinan yang tak main-main di mata Jamie Stanford, dia menelan ludah dan mengigit bibirnya gugup "Baik-baiklah, dari mana kita mulai?" tanya Kimberly Miro.
Jamie Stanford yang hemat bicara hanya menatapnya sebagai pertanda silakan dimulai.
Kimberly Miro menyesap sampanye-nya lagi dan mencoba melonggarkan tenggorokan sebelum menjelaskan "Max, dia, um, siapa sih dimasa mudanya yang tidak punya mimpi mengencani selebriti, jadi aku yang muda dan naif mencoba rasanya. Untuk Jay Sykes, sebenarnya itu bukan cinta atau benar-benar pacaran sih, kau tahu kan reputasiku sebagai gadis penggoda di lingkaran, jadi ibunya membayar untuk menghibur Jay Sykes yang depresi karena ditinggal dua istrinya, satu kabur hamil, dan satu lagi dibawa pergi saudaranya. Cukup puas dengan penjelasannya pak?"
Satu-satunya penyesalan dalam hidup Harry Kaminsky adalah membuat Kimberly Miro menunggu, dan pada akhirnya wanita itu menyerah untuk terus menunggu. Sekarang wanita itu telah menjadi milik orang lain. Berada di pelukan orang lain dengan senyum yang memanjakan.Senyum yang pernah menjadi miliknya, milik ekslusif, sekarang telah menjadi milik orang lain, gelak tawa yang ia lakukan sekarang demi orang lain juga, bukan dirinya lagi.Meski Kimberly Miro telah merubah diri menjadi sosok yang amat dibencinya, berselingkuh, berambut pendek, wanita penggoda dan menikahi seorang duda, tapi tetap saja Harry Kaminsky harus mengakui bahwa dia sama sekali tak bisa membenci wanita itu.Kebenciannya hanya bertahan selama satu tahun setelah mendapati dan mendepak Kimberly Miro yang bepergian dengan laki-laki lain, anehnya sekarang ia menyesal.Dia pernah mengkhianati Kimberly Miro sekali, tapi dia sama sekali tidak bisa terima pengkhianatan Kimberly. Dan sekarang d
Kimberly Miro memang pihak yang mengkhianati cinta mereka yang terdalam, bukan karena mereka tidak cocok satu sama lain, atau lelaki itu tidak cukup baik untuknya, melainkan karena dirinyalah yang tak cukup baik.Kimberly Miro selalu mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ini lah yang terbaik untuk mereka berdua.Mencintai memang tidak harus memiliki, tingkat tertinggi dari mencintai adalah merelakannya demi kebahagian sosok yang kita cintai.Tapi semuanya terlalu menyakitkan, semuanya terlalu tak tertahankan.Bertahun-tahun hubungannya dengan Harry Kaminsky bukanlah cicilan mobil yang jika tidak selesai bisa dikembalikan ke showroom.Dia berusaha yang terbaik agar mencapai cita-cita mereka, terikat pernikahan, memiliki anak-anak dan hidup bahagia sampai ajal memisahkan mereka.Tapi semua mimpi indah itu hancur ketika dia terbangun.Mimpi sungguh tak seindah kenyataan."Seperti kau memang selalu suk
Langkah kaki Kimberly Miro tercekat sekali lagi.Panggilan itu.Panggilan akrab yang dahulu hanya milik Harry-nya. Panggilan penuh kasih sayang yang selalu membuatnya merasa hangat dan bahagia.Wanita itu berbalik, wajah cantiknya nampak acuh tak acuh meski hatinya terasa tertekan dan berat "Apa yang bisa saya bantu Tuan Kaminsky?" tanyanya dengan senyum yang jauh dan sopan.Mereka pernah bersama, tapi tidak untuk selamanya."Aku pernah bertanya-tanya, apa artinya bagimu delapan tahun diantara kita?" tanya Harry Kaminsky memandang wajah Kimberly Miro penuh harapan yang hanya ia yang memahami.Dia sangat berharap Kimberly Miro juga bernostalgia seperti dirinya. Menjadikan kenangan indah diantara mereka sebagai ingatan yang akan selalu ia kenang dan selalu ia rindukan. Sama seperti dirinya.Hanya melewati tempat mereka pernah duduk bersama, dia ingat masa mereka indah bersama, sebuah warna akan menjad
Ketenangan Kimberly Miro yang pura-pura tidak berhasil di pertahankan lagi, wajahnya langsung kaku, ketenangan itu hancur berantakan ketika ia melihat suaminya, Jamie Stanford, keluar dari toilet dan lelaki itu berjalan semakin mendekat kearah mereka. Langkah demi langkah, meski dia nampak tenang dan tanpa ekspresi, tapi mata amber dibalik kaca matanya menatap terlalu dalam dan tajam. "Hubby..." kata Kimberly Miro merasa bersalah, rasanya seperti baru saja tertangkap basah tengah bertemu lelaki lain dibelakangnya secara diam-diam. Dia tidak melakukan kesalahan sama sekali, tapi entah mengapa dia menjadi gugup dan bersalah. Mungkin disebabkan oleh penghianat perasaan itu sendiri. Berapa lama suaminya berada di sana? Apakah ia mendengar apa yang mereka bicarakan? Betapa memalukan. Harry kaminsky otomatis berbalik, terganggu dengan pandangan kaget Kimberly Miro yang melewati bahunya. Menatap lelaki itu hingga mata mereka saling
"Nyonya?" tanya Jamie Stanford yang baru keluar dari ruang kerjanya. Wajahnya masih datar seperti biasa, dan Ia mengernyitkan dahi saat melihat jam tangannya. Sudah lewat jam makan siang, tapi Kimberly Miro tidak memangilnya untuk makan seperti biasa atau menghentikannya dari pekerjaan seperti biasa, malah sekarang di gantikan oleh pembantu rumah tangga mereka."Nyonya pergi keluar bersama temannya yang artis terkenal itu, penyanyi ganteng Max Merwe" lapor pembantu rumah tangga itu dengan wajah penuh kekaguman dan kegembiraan yang tidak ditutupi sedikitpun."Hm" Jamie Stanford bergumam kecil seperti biasa dan melangkah turun menuju meja makan. Tidak ada perubahan di wajahnya dan tidak ada yang tahu bagaimana perasaannya.Jamie Stanford makan siang dengan sedikit linglung, hanya semalam, situasi hatinya telah jungkir balik bagai rollercoaster. Istrinya, Kimberly Miro, bukan lagi manekin hidup yang dipikirkan, tapi objek nya
Dmitri dan Cody terus mengolok, hingga pintu ruangan pribadi itu dibuka dan seorang lelaki muda masuk. Lelaki itu memiliki wajah menarik, rambutnya yang panjang di ikat, membuatnya nampak nakal dan membawa senyuman di wajahnya yang manis sehingga tampak sangat bahagia."Akhirnya, bintang keberuntungan kita telah berada disini" Sahut Cody, berhenti berdebat dengan Dmitri yang sampai dunia kiamat tidak akan pernah mengerti bagaimana indahnya sebuah pernikahan dan komitmen."Benar. Petra adalah bintang keberuntungan kita. Tapi karena dia terlambat, hukum tiga gelas" tambah Dmitri dengan ide-ide gila yang berkembang di otaknya."Bos, Bos dan Bos, maaf saya terlambat karena bertemu seseorang di luar" kata Petra dengan penuh maaf, tapi senyum bahagia itu tak tanggal di wajahnya.Mata Dmitri sedikit menyipit "Ho Ho, lihat adik kecil kita yang sedang jatuh cinta" untuk seorang playboy dengan seribu pengalaman perang, tentu saja ia tahu wajah-waj
Suara ruang pribadi di ruang pribadi lain yang tak kalah besar dan mewah, menjadi makin ribut saat Kimberly Miro masuk bersama Max Merwe dan lima asisten mereka, satu asisten laki-laki Max Merwe, sedang empat lainnya milik Kimberly, dua wanita dan dua lelaki.Ada yang bernyanyi, menari, bermain kartu, mengobrol dan bergulat di dalam ruang pribadi itu. Para asisten dan bawahan mereka berkumpul ditempat khusus tidak jauh dari tempat mereka berada, pengaturan yang seperti itu sudah terjadi dari dahulunya.Beberapa gadis 'Nyonya rumah' atau hostes duduk dipangkuan laki-laki yang menginginkannya, kebanyakan dari mereka merupakan artis-artis kecil yang mengharapkan menaiki tangga sosial, dan mereka berpakaian kehabisan bahan. Gadis-gadis cantik itu berusaha menyenangkan pelanggan mereka, memijat, menuangkan minum atau apa saja.Meski kelihatan liar dan tidak senonoh, tapi sudah biasa di lingkaran anak-anak orang kaya dan kelas atas seperti mereka. Wa
Dmitri dan Cody saling menatap dengan pemahaman diam-diam, saling bertanya-tanya, untuk seorang Jamie Stanford yang biasa tidak peduli badai topan disekitarnya, untuk membuat lelaki itu tertarik gosip, apakah besok akan kiamat? Cody berdehem canggung, meski ia mencoba mengabaikan wajah Jamie Standford yang mengelap dan penuh aura penindasan ia sama tidak bisa berpura-pura tidak melihatnya, jadi ia menyenggol lutut Dmitri. "Kenapa kau tidak undang temanmu itu kesini" ujar Dmitri menyarankan penuh semangat, tidak menghiraukan sinyal dari Cody, karena sayang sekali jiwa gosipnya menghancurkan pemahaman diam-diam mereka selama bertahun-tahun. "Benar, Dmitri pasti butuh tanda tangan BadLyLy" kata Cody mendukung, tapi mata, tangannya dan lututnya, hampir semua bahasa tubuhnya terus menyiratkan kepada Dmitri bahwa ada yang salah dengan Dewa Patung mereka. "Tanda tangan apa? Kita mesti meneliti keaslian tubuhnya yang sempurna itu" gumam Dmit
Jamie Stanford meminta Cody untuk memeriksa tentang wanita yang dia temui di lift itu.Ketika Cody mendengar permintaan Jamie Stanford dan mulai melakukan pemeriksaan, dia menatap Jamie Stanford dengan curiga "Apakah dia selingkuhanmu?" tanyanya langsung melihat tampilan wanita di rekaman CCTV itu "Katakan dengan jujur, apakah kau sebenarnya pamer selingkuhanmu yang cantik dan panas ini?""Jika ada masa dimana seorang Jamie Stanford selingkuh dan tergoda oleh seorang wanita, mungkin ibunya bakal menjadi orang pertama yang akan berterimakasih kepada surga dan disaat yang sama memeluk wanita itu menangis haru dan memperlakukannya sebagai leluhur, mungkin memberikan seluruh warisan dan ibu Jamie bakal tidur dengan senyum setiap hari" celetuk Dmitri yang baru masuk dan mendengar pertanyaan Cody."Kau diam! Aku muak mendengar suaramu!" kata Cody yang belum mendapatkan jawaban pasti dari Jamie Stanford, karena dia melihat wani
Ketika Jamie Stanford beranjak remaja, tubuhnya jauh lebih tinggi dari pada anak-anak sebayanya, dan perlahan wajahnya mulai menunjukkan tanda-tanda kecantikan lelaki yang menawan.Sayang sekali ekspresinya selalu serius, apalagi dengan mata ambernya yang akan menatap siapa saja dengan tajam."Sayang, apakah teman sekelasmu cantik? Apakah mereka manis?" tanya Shopia Stanford setelah mendengar perlunya pendidikan kesadaran gender pada remaja."Tidak" Jawab Jamie Stanford dengan sangat yakin."Tidak satupun? Benar-benar tidak ada yang manarik bagimu?""Hm""Lalu bagaimana menurutmu gadis-gadis di sekolah?" tanya Shopia Stanford tidak menyerah "Apakah mereka cantik? Apakah mereka menyenangkan mata? Apakah pendapat tentang gadis-gadis itu?""Jelek" Jawab Jamie Stanford dengan wajah yang serius, seolah dia tengah mendiskusikan hal yang p
"Rasakan itu, bajingan!" gumam wanita yang baru saja masuk ke lift yang sama dengan Jamie Stanford yang baru saja selesai acara sosial dengan mitra bisnis penting, sayang mitranya itu sangat suka minum dan memeluk wanita kiri dan kanan. Jamie Stanford yang berdiri di lift menoleh ketika mendengar gumaman penuh kemenangan itu. Wanita itu mengunakan gaun minim yang begitu ketat, rambut panjangnya agak acak-acak dan membuat wajahnya yang cantik makin menawan, dia bersandar di dinding lift, memegang perutnya dan tertawa cekikikan begitu bahagia hingga menetaskan air mata, tapi tidak cukup lama dia langsung berhenti tertawa, nampak tenang dalam sekejap, berdiri tegak, lalu berdiri dengan tampilan lemah lembut, berubah dari wanita kejam dan jahat menjadi wanita pendiam yang berprilaku baik hanya dalam sekejap mata. Sungguh, perubahan itu hanya hitungan detik. Jamie Stanford selalu melabeli wanita m
"Terima kasih" Kata Jamie Stanford pada penjaga keamanan yang membantunya menemukan unit Kimberly Miro, bahkan membantunya mencari kunci di tas Kimberly bahkan membuka pintu ."Suatu kehormatan Sir" Jawab penjaga keamanan itu yang sudah mengenal Kimberly Miro sambil menempatkan berbagai kotak juga tas Kimberly Miro "Ada yang bisa saya bantu lagi?" Lanjutnya kepada Jamie Stanford yang tadinya membuat terkejut."Tidak" Jawab Jamie Stanford setelah dilihatnya penjaga Keamanan itu bahkan membantunya menghidupkan lampu."Jika ada yang perlu dibantu, bisa langsung hubungi kami. Selamat malam dan selamat beristirahat"Si penjaga keamanan itu mengundurkan diri.Jamie Stanford hanya membalas dengan mengangguk kecil. Mengira bahwa penjaga keamanan itu sangat baik, pantas harga apartemen di Ninegate begitu mahal.Yang tidak Jamie Stanford tahu, Kimberly Miro sangat ramah dengan para pekerja, apalagi penjaga keamanan yang sering membantunya membaw
Ketika mereka sampai di basement, Jamie Stanford menurunkan Kimberly Miro dan wanita mabuk yang tidak melihat bayi kesayangannya kembali berulah. "Mana bayiku?" tanyanya dan memukuli Jamie Stanford dengan tangannya yang lemah "Pembohongan! Pembohongan besar! Mana bayiku? bawa aku pada bayiku" Setelah memasukan tas Kimberly Miro ke mobil, mengambil sandal dan memakainya langsung. Jamie mengambil kedua tangan kecil Kimberly Miro, dan menghentikan serangan brutalnya "Diam!" bentaknya. Dia benar-benar tidak memiliki cukup kesabaran. Nada pria itu terlalu menakutkan, Kimberly Miro terkejut sampai-sampai dia mulai cegukan dan menatap seolah-olah dia telah diintimidasi. Melihat wajah kecilnya yang menyedihkan, Jamie Stanford agak menyesal. Dia tidak bermaksud kasar pada Kimberly Miro, memang nada bicara agak keras, tapi cukup untuk menakuti Kimberly Miro yang sekarang usia men
Ketika Jamie Stanford tidak siap, Kimberly Miro yang berlari ke arah belakang Jamie, memeluk Ansel Swain yang baru datang. "Dia pembohongan besar!" katanya pada Ansel Swain dan menunjuk-nunjuk ke arah Jamie dengan jarinya yang kecil "Dia bilang dia suamiku! Pasti bukan! Tidak mungkin dia muncul disini. Pasti pembohongan! Ansel! Cepat! Selamatkan aku! Dia ingin membawaku pergi! hum! dia benar-benar memiliki nyali untuk menculikku! Lihat bagaimana aku membereskan dan menendang bokongnya!" lanjutnya sambil cemberut marah, pipi melotot seperti bocah kecil keras kepala yang marah. "Dia benar-benar Jamie Stanford, Kimberly Miro. Jamie Stanford suamimu. Cepat lepaskan aku. Dia Jamie Stanford yang asli, sana, pulang dengannya, jangan membuat malasah" Kata Ansel mencoba melepaskan diri dari cengkraman Kimberly Miro, berusaha membuangnya sejauh mungkin, karena mata Jamie Stanford serasa memotong pinggang yang dililit lengan Kimberly Miro yan
Kimberly Miro terus meneguk minuman, semuanya tampak jelas semakin dia minum. Ketika dia merasa sedikit pusing dan merasakan gejolak di perutnya, dia berjalan ke kamar mandi, mencoba mengeluarkan minuman diperutnya. "Fuck!" kutuknya setelah mengeluarkan alkohol yang belum lama singgah diperutnya. Dan hal paling menyebalkan tentang menegak alkohol berlebihan adalah mengeluarkannya kembali lewat jalur masuknya. Rasanya menyakitkan. Tapi tidak sebesar kesakitan jiwanya. Terkadang dia memiliki ilusi menikmati penganiayaan diri. Semakin menyiksa rasa sakit di tenggorokan, hidung dan kepalanya, semakin dia memiliki alasan untuk menangis kesakitan. Entah berapa lama dia membungkuk di wastafel hingga kehilangan semua kekuatannya, dan merosot ke lantai kamar mandi. Dia merasa sudah mengeluarkan semuanya hingga empedunya, dia berkumur tapi dia merasa
Dan mulai sejak saat itu dia tidak pernah percaya lagi pada siapapun. Dia menjadi sensitif dan paranoid. Dia merasa semua orang telah menatap dan memperlakukannya dengan berbeda. Dia mulai peduli dengan komentar orang lain padanya, dia mudah sedih dengan ucapan dan tindakan orang lain terhadapnya, yang tidak pernah di pedulikan sebelum-sebelumnya. Dan hal yang paling dia peduli adalah sikap Harry padanya. Terkadang satu kalimat tidak sengaja Harry Kaminsky bahkan bisa menyakiti dan membuat sedih dan tidak nyaman untuk waktu tertentu. Meski dia dihantui pernyataan menyesakkan Rachel Carlo, dia tidak pernah bertanya pada Harry Kaminsky. Meski Rachel Carlo terus mengirimi foto intim bersama Harry, pesan menghina dan provokatif, dia masih bersabar dan bertahan. Menyimpan semuanya dalam-dalam, dan masih tersenyum dalam kesakitan memilukan. Mungkin dikala itu baginya ke
"Lalu aku akan duduk di sini dan memantau apakah seseorang akan berbuat jahat kepadamu. Kau tidak keberatan, kan?" kata Leon tidak menyerah. Tapi dia tidak menggoda atau merayu Kimberly seperti sebelumnya. Orang-orang dilingkar mereka memiliki kesopanan dan aturan tersendiri. Ada waktu untuk bermain ada waktu hanya bersosialisasi seperti biasa. Dan meski semua pria di lingkaran mereka berganti pasangan layaknya pakaian, tapi mereka memperlakukan wanita berbeda dengan perlakuan berbeda. Ada beberapa wanita yang tidak bisa mereka permainan dan perlakuan begitu saja. Kimberly Miro salah satunya, meski Kimberly Miro tidak berasal dari keluarga berlatarbelakang yang sama seperti mereka, memiliki bisnis keluarga yang besar atau posisi di ketentaraan yang tinggi atau jabatan politik yang tidak rendah, tapi dibelakangnya ada Patrick Kho dan Sykes. Meski tidak jelas apa hubungan diantara mereka, tapi mereka akan selalu menyelesaikan masalah yang berhubun