004. Beat
FRNR00150
Rencana ku menuju perpustakaan Bibi Chitta menjadi sedikit lebih lambat, bahkan wanita tadi sempat mempertanyakan keterlambatan ku.
"Ini bukunya, beruntung Chanie mengingatkan ku untuk meminjamkannya kepada mu" ucap Bibi Chitta, aku hanya bisa tersenyum, pikiran ku sedikit kalut siang ini.
"Kau bisa duduk di sana, sudah ditunggu oleh Channie"
"Terimakasih, Bibi" jawab ku, kaki ku berjalan meninggalkan wanita itu menyusuri lorong rak buku.
Pemasukan buku di desa tidak begitu banyak, tapi beruntungnya Bibi Chitta memiliki ketertarikan yang tidak jauh berbeda dengan Ibu dan Ayah. Apalagi Paman Johnny juga suka mengoleksi berbagai macam buku pengetahuan.
"Varose!"
Senyum ku mengembang saat melihat Channie mengangkat tangannya dari kursi tempat ia duduk, tumben sekali gadis itu datang lebih awal. Biasanya pukul segini ia masih bergelut dengan mainannya di taman bunga matahari bersama temannya yang lain.
"Dari jam berapa?" tanya ku, sembari duduk di kursi samping Channie, tangan ku juga tergerak untuk membuka buku di atas meja.
"Sedari tadi, Ayah ku menyuruh ku untuk membaca banyak buku dan mencatat semua kesimpulannya" katanya, aku terkekeh geli. Melihat Channie memang membuat keadaan hati ku membaik.
"Pasti semua itu ada harganya" jawab ku, Channie mengangguk riang menimpali ku.
"Tentu saja, mana mau aku mengisi waktu hanya untuk membaca banyak tulisan yang membosankan" Channie tetap seorang Channie. Gadis itu selalu mencari harga mahal untuk setiap yang ia lakukan. Seperti Paman John.
"Aku meminta 1000 jok kepadanya" mata ku membulat mendengar pernyataan Channie, gadis ini benar-benar tidak mau rugi.
"Kau?! Yang benar saja, uang seba-"
"Tapi aku harus membaca 100 buku dalam tiga bulan" lanjutnya memotong pembicaraan ku. Aku menahan tawa ku, astaga. Paman John memiliki uang yang cukup banyak, karena beliau telah bekerja di Kerajaan cukup lama. Tapi, sepertinya Paman John memiliki kuasa cukup kuat di Kerajaan, beliau sering sekali mengambil cuti dan untuk membeli banyak buku yang kini terjejer rapi di rak saat ini tidak murah.
"Benar-benar membosankan" eluh gadis itu, aku menggeleng kepala pelan.
Mata ku kembali menatap deretan tulisan di dalam buku. Belum dua menit aku membaca, Channie langsung menarik tangan ku untuk memperhatikan dirinya.
"Dengarkan! Bagaimana jika kau membantuku untuk menyelesaikan 100 buku itu? Nanti ku bagi dua hasilnya" omong kosong macam apa ini, aku tau gadis ini ingin memiliki banyak waktu untuk bermain. Tapi, kegiatan yang diberikan oleh Paman John benar-benar cocok untuknya.
"Tidak mau! Kau harus menghormati orang tua mu, Paman John akan marah besar jika tau kita melakukan hal itu" jawab ku panjang, gadis itu mengerucutkan bibirnya di hadapan ku.
"Marah seperti ini?"
Aku menahan tawa ku saat melihat wajah Channie yang sedang memeragakan kemarahan Paman John, gadis ini sangat tidak sopan sekali. Wajar saja bila Paman John memberikannya banyak kegiatan.
"Hei, jangan seperti itu!!"
"Tertawa saja, aku tau rasanya menahan tawa, benar-benar memuakkan"
Aku sudah tidak tahan dan terjadilah kami tertawa bersama setelah melihat perpustakaan sepi dan tidak melihat keberadaan Bibi Chitta. Sepertinya beliau sedang ke kamar mandi.
Channie memiliki sifat campuran dari kedua orang tuanya, obsesi yang besar untuk mendapatkan apa yang ia mau seperti Paman John dan suka bermain seperti Bibi Chitta. Tapi dari kedua orang itu tidak ada yang sebar-bar Channie jika dilihat, kedua orang tuanya kalem dan harmonis.
Ting!
"Varose!" kami langsung menoleh saat melihat Paman John memasuki perpustakaan dengan wajah datar, seketika ruangan langsung senyap. Jangan bilang Paman John mendengar candaan kami.
"Ada apa, Paman?" tanya ku, Channie yang juga gugup menggenggam tangan ku erat di bawah meja. Bahkan kami membiarkan lembaran halaman tertiup angin.
"Tidak.. " milik wajah Paman John berubah menjadi santai seperti biasa.
"Hanya saja kalian tertawa terbahak-bahak, membuat ku bertanya haha" kelanjutan Paman John membuat kami sedikit canggung dan hanya bisa memberikan senyuman dari masing-masing wajah kami.
"Hari sudah mulai sore, kau mau ke rumah kami sebentar, Varose? " tanya Paman John.
"Oiya! Ibu membuat kue untuk perayaan bulan depan, sebenarnya masih lama, tapi Ibu membuat untuk percobaan, kau mau? Mau ya? Mauuu??" perkataan Channie membuat ku berpikir mengenai Hendery yang berada di rumah. Lelaki itu pasti akan sendirian nanti.
Tangan Channie yang mengenggam lengan ku perlahan ku turunkan, gadis itu menunjukkan tanda tanya melalui matanya.
"Maafkan aku, Channie, Paman" ku tatap kedua orang itu bergantian sebelum melanjutkan perkataan ku "Aku sedang mengerjakan banyak pesanan minggu ini, mungkin lain kali aku akan datang"
"Kenapa begitu?" tanya Channie, sebenarnya aku juga tidak tega. Tapi, Hendery jauh lebih mengenaskan lagi nantinya.
"Sudahlah Channie, dia bisa datang kapan, pun"
"Jaga diri mu baik-baik, jika ada sesuatu aku siap mendengar mu" aku menatap Paman John, kelanjutan dari perkataannya membuat ku terkejut. Beliau seakan telah mengetahui rahasia besar ku, tapi sesungguhnya di antara kami tidak ada rahasia yang begitu besar, kecuali Hendery.
"Iya, Paman"
---
Setelah membalikkan tubuh seusai mengunci pintu, ku letakkan keranjang berisi banyak buku di atas nakas. Terlihat Hendery sedang memperhatikan ku dari meja makan, aku pikir lelaki itu sedang tidur.
Entahla, sejak aku mengetahui identitasnya, semakin canggung saja kami.
"Anda ingin makan apa?" tanya ku, melihat banyak bahan makanan di dalam lemari cukup membuat ku senang.
"Terserah mu, aku bisa makan apa saja" jawabnya. Benar, lelaki itu bisa makan apa saja, tapi makanan semalam cukup tidak layak bagi seorang keturunan kerajaan sepertinya. Calon Raja tepatnya.
"Tolong jangan bersikap formal, anggap seperti kejadian pagi tadi tidak pernah terjadi" aku menghentikan kegiatan ku yang sedang mengatur tata buku di dalam rak.
Bersikap normal seperti tidak terjadi? Lalu aku harus melupakan bahwa aku bisa kapan pun di tangkap karena menyembunyikannya. Yang benar saja.
"Baiklah, setelah makan kau boleh keluar" kata ku, tangan ku menggenggam erat buku yang tadi ku pinjam dari perpustakaan Bibi Chitta.
"Maksud mu apa? "
"Kau tidak benar-benar melakukannya, kan?"
Aku ingin sekali egois, meraih kemenangan atas setiap tindakan ku dan menjaga diri ku sendiri. Tapi, dalam batin ku menolak semua itu, seolah aku harus menolong lelaki ini.
"Aku tidak tau alasan mu kabur itu apa, alasan kita bertemu juga apa.."
"Yang ku tau adalah pengawal di Kerajaan pasti akan menemukan kita secepatnya dan setelah tertangkap, kau bisa hidup dengan segala macam kemewahan, tapi bagaimana dengan ku?" ku putar tubuh ku untuk menghadap lelaki itu dengan sempurna.
"Aku tidak bisa pergi dan lepas dari hukuman itu" lanjut ku. Hendery mengigit bibir bawahnya sembari menghadap buah di tengah meja.
Melihat tidak adanya jawaban ataupun tanggapan dari Hendery membuat ku mendesah kasar, jalan ku yang awalnya perlahan menjadi cepat menuju dapur. Aku harus segera memasak, perut ku benar-benar lapar dan pikiran ku sama sekali tidak bisa di kontrol.
"Sedikit cerita saja, ada anggota kerajaan juga yang selalu kabur seperti ku, tapi orang yang membantunya tidak mendapat hukuman berat" aku memberhentikan kegiatan ku, di saat keadaan seperti ini mengapa ia bisa berpikir seperti itu?
"Lalu? Aku harus melakukan seperti orang itu? Jika aku memiliki takdir yang sama dengannya yang tidak mendapat hukuman dan mendapatkan belas kasih, terus tidak di kucilkan tidak masalah, tapi jika sebaliknya bagaimana?" tanya ku. Badan ku kembali berbalik dan melanjutkan acara masak ku.
Jika melihat keadaan kami, aku jadi teringat dengan keluarga Paman John, Bibi Chitta suka sekali membicarakan banyak hal sembari memasak dan Paman John pihak mendengarkan serta menanggapinya. Tiba-tiba memori Paman John mengajak ku makan malam membuat ku teringat, aku jadi tidak enak.
"Kalo memang takdir kalian sama itu bukan masalah, aku malah ingin begitu" kedua alis ku berkerut saat melihat cermin yang menunjukkan pantulan Hendery di dinding dapur. Lelaki itu pipinya sedang bersemu? Yang benar saja, memangnya ia sedang memikirkan apa? Batin ku dalam hati.
"Maksud mu? Memangnya apa yang di lakukan orang itu sampai membuat mu begitu?" aku meraih sendok untuk mencicipi sedikit masakan ku dari atas penggorengan.
"Wanita itu...menikahi Raja"
"Uhuk! Uhuk.. Aeuh huk! Astaga" aku langsung meminum segelas air yang telah diberikan oleh Hendery. Lelaki ini sebenarnya baik, hanya saja cukup membuat ku jengkel di beberapa saat.
"Lalu, kau menyuruh ku menikahi Raja?" tanya ku, badan ku menghadap Hendery sembari meletakkan semangkok makanan di atas meja.
"Tidak perlu, yang kau bantu itu aku, nikahi aku saja" aku sedikit terkejut dengan ucapan Hendery yang membuat jantung ku langsung berdebar. Bisa-bisanya kalimat seperti keluar dengan lancar dari mulutnya.
005. PRINCE'S WORRIESFRNR00150"Lalu, kau menyuruh ku menikahi Raja?" tanya ku, badan ku menghadap Hendery sembari meletakkan semangkok makanan di atas meja. *"Tidak perlu, yang kau bantu itu aku, nikahi aku saja" aku sedikit terkejut dengan ucapan Hendery yang membuat jantung ku langsung berdebar. Bisa-bisanya kalimat seperti keluar dengan lancar dari mulutnya."Kau! Astaga.. " aku menyentuh dada ku, rasanya jantung berdegup kencang saat di goda oleh lelaki begini ya. Jadi, inikah yang di rasakan oleh Channie saat di goda oleh bangsawan kaya dulu? Gadis itu beruntung sekali."Ku pukul kau kalau berani menggoda ku lagi" ancam ku sebelum berlari memasuki kamar mandi.---Hendery tersenyum melihat tingkah Varose yang sedang berlari memasuki kamar mandi, gadis itu selalu saja memiliki cara yang aneh dan lan
006. TOUCHING THE HEART OF THE FUTURE QUEENFRUSERR001570Aku dan Hendery sedang menikmati makan malam di tengah rembulan setelah aku membuka lukanya yang mulai membaik, bagus, lelaki itu bisa pergi setelah semua urusannya selesai. Arloji ku sedang menunjukkan pukul tujuh malam, tentu saja pukul segini listrik tidak nyala dengan rata, hanya sebagian rumah. Sepertinya desa sebelah sudah menyala.Tapi, suasana malam ini sedikit romantis. Entahla, padahal kemarin malam juga tidak jauh berbeda. Hanya tiga lilin yang menyala, di atas nakas, dapur, dan atas meja."Apa listrik akan terus begini?" tanya Hendery membuka topik, ku tatap dirinya sedikit malu. Aku tidak tau, tapi sejak tadi hati ku berdegup kencang saat menatapnya."Listrik akan bergilir, sedari kecil desa kami melewati jam-jam seperti ini" jawab ku, perasaan ku mengatakan bila dirinya akan menjadi calon Raja selanjutnya. S
007. THE CONFUSION OF THE LITTLE GIRL AND THE CAPTURE OF HANDSOME PRINCEFRNR00150Aku termenung melihat wajah yang sedang tertidur nyenyak itu, mata indah yang di hiasi alis tajam, hidung mancung tegap itu terlihat menggemaskan di mata ku, jangan lupa rahangnya yang tegas. Mungkin, aku bisa lupa diri jika tidak mengingat sedang berhadapan dengan siapa sekarang.Pagi ini, ku hitung telah tiga hari Hendery telah menginap, tapi rasa kagum ku baru sadar saat ini. Aku memang sadar sebelumnya bila dirinya tampan, tapi tidak sampai mengunci tatapan ku kepada setiap inci wajahnya. Apa ketampanan seorang juga anugerah? Tidak jauh berbeda dengan cinta."Lanjutkan, aku menikmati tatapan mu" aku langsung menarik tubuh ku berdiri dan mundur beberapa langkah dengan cepat.Dug!"Awhh" rintih ku tidak sengaja setelah lengan kaki ku terbentur ujung kasur milik orang tua ku
008. THE PAIN WILL BE FELT WHEN TEH MELT HAS FALLEN ON THE TOE OF THE SHOEFNR00150"Dia bilang bukan hari ini" lirih Vara sebelum berbalik untuk membuka pintu yang terkunci.Tapi, gadis itu kalah cepat dengan Nyonya Taena, wanita itu langsung menarik Varose hingga tanpa sadar punggung gadis itu menubruk dadanya dan langsung ia peluk dari belakang sembari membekap mulut gadis itu."Tidak sekarang, Varose, Channie, ambil sapu tangan dan tali" ucap Bibi Chitta, Channie tidak mendengar penuh perkataan ibunya. Gadis itu masih terpaku dengan keadaan saat ini, ia masih tidak mengert
009. PRISONER OF MISS FRNR00150 Kereta Kerajaan berjalan beriringan dengan beberapa pengawal di sisinya, para lelaki itu saling terdiam tanpa ada yang ingin membuka suara. Termasuk sang Pangeran yang telah duduk di dalam kereta yang kini sedang mencoba untuk menghalau rasa sesak di dada, seolah ia di tenggelamkan oleh ribuan kenyataan bila dirinya belum tentu bisa menemui gadis idamannya itu. Kegiatan sang Pangeran tidak luput oleh perasaan bersalah dari salah satu kepercayaannya yang kini hanya bisa menatap sang Pangeran dari jendela yang terbuka di sisi kereta. Ksatria Luke, seorang yang di beri kepercayaan penuh oleh Pangeran. Tapi, sepertinya kali ini Pangeran hanya bisa berdehem sembari memikirkan nasibnya nanti setelah sampai Kerajaan. Dragg! Luke turun dari kuda yang menemaninya hingga separuh jalan itu, ia memberikan kedua tali yan
010. THE GIRL WHO IS ALWAYS A JEWEL IN THE EYES OF THE PRINCEFNR00150TCASH!Luke menatap tusuk panah yang telah tertancap di papan yang bergelantungan di tengah pohon. Sangat sempurna. Tapi Luke masih belum percaya, hanya dengan satu kesalahan Hendery saja hampir membuatnya mengatai Pangeran itu bodoh."Bagaimana bisa saat itu panahan mu meleset?" bisik Luke, ia melirik beberapa tempat yang perlu mereka waspadai. Sesungguhnya, tidak ada tempat aman di dalam Istana ini untuk mereka berbicara berdua."Mungkin ada yang memberi anggur kepada kuda yang ku bawa" jawab Hendery dengan asal, Luke kian menatap datar sangat Pangeran."Buka mata mu, perlu ku pukul supaya kau sadar?" Luke bermonolog pelan kepada dirinya sendiri. Hendery sontak terkekeh mendengar hal itu, ia mengerti Luke sangat takut dengan aturan Kerajaan yang sangat menjaga keluarga Istana den
011. HEARTWARMING JOURNEY FNR00150 "Itu memang tujuan ku"Hendery kembali menatap pemandangan kota dari tempatnya berdiri, sangat bersyukur dirinya telah mendapatkan kehidupan yang penuh nikmat. Mungkin untuk mempertahankan kakinya yang berdiri kokoh ini memerlukan begitu banyak perjuangan. "Rencana ku selanjutnya adalah.." seketika Hendery mengingat kembali wajah gadis yang selama ini selalu membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang, sikap dan kenangan yang membekas hampir membuat indra Hendery seakan tertuju oleh gadis itu. Tanpa disadari, tatapan Hendery sedikit mengabur ketika kumpulan air itu memenuhi indra penglihatannya. "Menuntaskan kerinduan ku" lanjut&
012. NEW COLOUR FOR HEARTFRNR00150Sudah tiga buku telah selesai ku baca hari ini, sepertinya aku mulai lelah. Beberapa saat lalu mataku terasa sedikit berkunang-kunang, padahal buku disini sangat bagus dan memiliki kualitas tulisan yang gampang dicerna. Selain itu banyak sekali ilmu pengetahuan mengenai kesehatan yang belum aku ketahui. Aku juga banyak belajar dari pengalaman orang lain di buku ini, termasuk lengkap bagiku."Hey, makanlah, gadis rajin! Kau terlalu bersemangat membaca buku" aku menoleh kearah sumber suara dari pintu. Senyumku mengembang saat gadis itu
016. SOUR FROM NOSTALGIAFRNR00150Channie memutar tubuhku untuk memusatkan seluruh perhatianku kepadanya, gadis ini memberikan tatapan sinis seolah diriku kapan saja bisa termakan oleh tatapan itu. Ku ulang memori beberapa saat lalu, mungkin saja ada sesuatu yang terlewat sehingga Channie menyimpan amarah kepadaku. Namun, pikiranku seketika buntu sesaat setelah menyadari banyak yang menatap kami sembari berbisik. Ku yakin Channie juga merasakan hal itu."Kau bodoh atau bagaimana?" bisik Channie yang membuat aku berpikir sesaat. Suara gadis ini sangat kecil sekali tiba-tiba."Memangnya aku kenapa?""Kau menerima ajakan Pangeran untuk menonton Teater itu sama saja kau menerima ajakan kencan darinya." jawaban Channie membuatku terkejut, aku pertama kali hidup di Kota dan belum sepaham arti kencan ataupun hal yang berbau asing seperti itu. Kemudian, aku terpikirkan sesuatu sebe
015. A JOURNEYFRNR00150Setiap pagi, Varose selalu melakukan rutinitas yang sangat menenangkan. Jika di rumah, ia akan mengawalinya dengan secangkir air dan beberapa roti yang telah ia siapkan untuk setiap pagi sembari menikmati cuaca dan indahnya pagi hari. Namun, hari ini sangat berbeda. Rutinitas yang awalnya begitu menyenangkan dengan kesendirian, kini berganti membangunkan beruang yang sedang berhibernasi."Channie! Bangun kau, kau tidak tau, ya, organisasi Siswa itu menuduh ku yang tidak-tidak!" dengan menggebu-gebu, Varose menarik tangan sekuat tenaga supaya Channie tidak terlambat. Hari ini adalah hari yang begitu spesial dan juga memuakkan.Spesial karena akademi mengadakan pameran di balai kota dan memuakkan karena Varose harus mendengar gosip tentang dirinya di lorong ketika sedang menyambut pagi hari."Kau ini! Se memuakkan apapun m
014. THE REASON FOR THE BURNING HEART BEAT FRNR00150 Degupan jantungku masih abnormal bersama kecemasan yang melingkup pikiranku, mengingat beberapa saat lalu seseorang kembali melalui perantara yang menurutku mereka memiliki keterikatan. Adik pangeran? Hubungan mereka sangat kuat sekali, tapi kenapa dirinya tidak pernah memberi tau kenyataan itu? Batinku bergejolak. Namun, aku segera menepuk kedua pipiku, sepertinya aku mulai gila untuk tidak melihat status yang sedang kupegang. "Sadarlah, Varose! Kau bukan siapa-siap
013. COMEBACK EVEN THOUGHT NOT THE SAME FRNR00150 Aku melepaskan sepatu dan kaitan pakaian yang begitu erat ini, untung saja kasur di asrama ini begitu empuk hingga dapat menampung badanku yang remuk. Aku melirik Channie yang kini tengah meletakkan tubuhnya di atas lantai, terlihat aneh memang. Tapi, gadis itu sering memiliki kebiasaan yang buruk, salah satunya seperti itu. Pikiran ku benar-benar lelah, kukira mendaftar jalur undangan itu akan mudah. Ternyata sama saja, kami harus melakukan tes untuk penentuan kelas dan dimana jurusan yang akan kami tempuh.
012. NEW COLOUR FOR HEARTFRNR00150Sudah tiga buku telah selesai ku baca hari ini, sepertinya aku mulai lelah. Beberapa saat lalu mataku terasa sedikit berkunang-kunang, padahal buku disini sangat bagus dan memiliki kualitas tulisan yang gampang dicerna. Selain itu banyak sekali ilmu pengetahuan mengenai kesehatan yang belum aku ketahui. Aku juga banyak belajar dari pengalaman orang lain di buku ini, termasuk lengkap bagiku."Hey, makanlah, gadis rajin! Kau terlalu bersemangat membaca buku" aku menoleh kearah sumber suara dari pintu. Senyumku mengembang saat gadis itu
011. HEARTWARMING JOURNEY FNR00150 "Itu memang tujuan ku"Hendery kembali menatap pemandangan kota dari tempatnya berdiri, sangat bersyukur dirinya telah mendapatkan kehidupan yang penuh nikmat. Mungkin untuk mempertahankan kakinya yang berdiri kokoh ini memerlukan begitu banyak perjuangan. "Rencana ku selanjutnya adalah.." seketika Hendery mengingat kembali wajah gadis yang selama ini selalu membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang, sikap dan kenangan yang membekas hampir membuat indra Hendery seakan tertuju oleh gadis itu. Tanpa disadari, tatapan Hendery sedikit mengabur ketika kumpulan air itu memenuhi indra penglihatannya. "Menuntaskan kerinduan ku" lanjut&
010. THE GIRL WHO IS ALWAYS A JEWEL IN THE EYES OF THE PRINCEFNR00150TCASH!Luke menatap tusuk panah yang telah tertancap di papan yang bergelantungan di tengah pohon. Sangat sempurna. Tapi Luke masih belum percaya, hanya dengan satu kesalahan Hendery saja hampir membuatnya mengatai Pangeran itu bodoh."Bagaimana bisa saat itu panahan mu meleset?" bisik Luke, ia melirik beberapa tempat yang perlu mereka waspadai. Sesungguhnya, tidak ada tempat aman di dalam Istana ini untuk mereka berbicara berdua."Mungkin ada yang memberi anggur kepada kuda yang ku bawa" jawab Hendery dengan asal, Luke kian menatap datar sangat Pangeran."Buka mata mu, perlu ku pukul supaya kau sadar?" Luke bermonolog pelan kepada dirinya sendiri. Hendery sontak terkekeh mendengar hal itu, ia mengerti Luke sangat takut dengan aturan Kerajaan yang sangat menjaga keluarga Istana den
009. PRISONER OF MISS FRNR00150 Kereta Kerajaan berjalan beriringan dengan beberapa pengawal di sisinya, para lelaki itu saling terdiam tanpa ada yang ingin membuka suara. Termasuk sang Pangeran yang telah duduk di dalam kereta yang kini sedang mencoba untuk menghalau rasa sesak di dada, seolah ia di tenggelamkan oleh ribuan kenyataan bila dirinya belum tentu bisa menemui gadis idamannya itu. Kegiatan sang Pangeran tidak luput oleh perasaan bersalah dari salah satu kepercayaannya yang kini hanya bisa menatap sang Pangeran dari jendela yang terbuka di sisi kereta. Ksatria Luke, seorang yang di beri kepercayaan penuh oleh Pangeran. Tapi, sepertinya kali ini Pangeran hanya bisa berdehem sembari memikirkan nasibnya nanti setelah sampai Kerajaan. Dragg! Luke turun dari kuda yang menemaninya hingga separuh jalan itu, ia memberikan kedua tali yan
008. THE PAIN WILL BE FELT WHEN TEH MELT HAS FALLEN ON THE TOE OF THE SHOEFNR00150"Dia bilang bukan hari ini" lirih Vara sebelum berbalik untuk membuka pintu yang terkunci.Tapi, gadis itu kalah cepat dengan Nyonya Taena, wanita itu langsung menarik Varose hingga tanpa sadar punggung gadis itu menubruk dadanya dan langsung ia peluk dari belakang sembari membekap mulut gadis itu."Tidak sekarang, Varose, Channie, ambil sapu tangan dan tali" ucap Bibi Chitta, Channie tidak mendengar penuh perkataan ibunya. Gadis itu masih terpaku dengan keadaan saat ini, ia masih tidak mengert