Xu Feng segera menyatukan kedua tangannya dan membungkuk dalam-dalam. "Kalau begitu, mohon bantuannya." Meski ada rasa percaya yang tumbuh, Xu Feng masih menyimpan sedikit keraguan di dalam hatinya. Namun, kali ini dia ingin mempercayai Zhou Ning. Zhou Ning pun kembali menjelaskan, "Situasi Xu Tian berbeda dengan Xu Long. Pemulihannya akan memerlukan waktu yang cukup lama, tapi aku akan berusaha sebaik mungkin."Saat Zhou Ning menjelaskan, Xu Feng masih merenung, dan sesembari melihatnya. "Dipikiran menang mustahil, tapi entah kenapa aku ingin mempercayainya, sebenarnya siapa pemuda ini, entah kenapa aku merasakan perasaan familiar darinya?" Pikirnya.Tiba-tiba saja, suasana di sekitar ruangan berubah drastis. Langit di luar menjadi hitam pekat tanpa peringatan, petir menggelegar memekakkan telinga, seolah langit marah dan hendak runtuh. Xu Feng, dan yang lainnya seketika tertegun, merasakan penindasan dewa yang telah memenuhi langit dan bumi dunia kehancuran."A-apa yang terjadi?"
"Arrghh!" teriak dewa itu, tangan kirinya menutupi matanya yang terasa terbakar. Tubuhnya terhuyung di udara, goyah, terkejut oleh rasa sakit yang tak pernah ia bayangkan akan ia rasakan.“Siapa! Siapa yang berani melakukannya?! Beraninya menyerangku diam-diam! Keluar kau!” teriaknya kesal, pandangan matanya menyapu ke segala arah, mencari pelaku dengan tatapan penuh amarah. Saat tatapannya tertuju pada Zhou Ning, kemarahannya semakin memuncak. "Hanya manusia ranah raja? Berani sekali kau menatapku tanpa menundukkan kepala! Mati!" Dewa itu menggeram. Energi dahsyat mulai terkumpul di tangannya, membentuk formasi serangan yang mampu menghancurkan gunung dan laut dalam satu hentakan. Dia siap melumat Zhou Ning dalam sekali serangan.Namun, sebelum dia bisa meluncurkan serangannya, tekanan luar biasa tiba-tiba menghantam tubuhnya. “Apa—” Tubuhnya yang sebelumnya berada di langit langsung terhempas keras ke bumi, membuat retakan besar di tanah. Dewa itu terbaring di tanah, terengah-enga
Zhou Ning memandang Lang Jia dengan tatapan dingin. Tangannya bergerak pelan, tapi aura yang keluar darinya kian mencekam. Lang Jia berusaha menahan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya, namun setiap helaan napas seperti menggerogoti kekuatannya. Tanah di bawahnya terus retak, hancur oleh tekanan yang tak tertahankan."Aku tidak mengerti, dengan keadaan seperti ini, apa yang membuatmu begitu sombong? Orang sepertimu, yang memandang rendah nyawa manusia, tidak layak untuk mendapatkan pengampunan!" Zhou Ning berbicara, suaranya tenang namun setiap kata mengandung ketegasan mutlak.Pangeran Kekaisaran Dewa Angin itu, yang selama ini terbiasa mengendalikan kekuasaan dan menundukkan dunia, kini merasakan sensasi yang baru: ketakutan.Tangannya yang berusaha menahan tubuh yang terasa semakin berat, kekuatan Zhou Ning bukan hanya menghancurkan fisiknya, tetapi juga menembus ke dalam jiwanya. Lang Jia hanya bisa menggertakkan gigi dalam kekalahan telaknya, menolak mempercayai bahwa seorang ma
Lang Jia, yang biasanya tak pernah mengenal rasa takut, kini merasa dirinya begitu kecil di hadapan kekuatan itu. Dia berusaha meredam getaran dalam suaranya, namun tak bisa menyembunyikan kepanikannya.“He-hentikan! Apa kau tidak mendengarku, kubilang hentikan! Heyy!” teriaknya, dengan nada mengancam. "Jika kau melangkah lebih jauh, kau tidak hanya menantang aku! Kau akan memusuhi seluruh Kekaisaran Dewa Angin! Apa kau bisa menanggungnya hah!"Zhou Ning menatapnya tanpa sedikit pun perubahan dalam ekspresinya. Tatapan dinginnya seolah-olah menembus seluruh keberadaan Lang Jia, membuat dewa angkuh itu merasa terpojok. Tanpa terburu-buru, Zhou Ning menurunkan tangannya. “Kekaisaran Dewa Angin?” Dia berbicara dengan nada datar, hampir tak peduli. “Apa itu hebat? Kenapa aku tidak pernah mendengarnya.”"Kau!" Teriak Lang Jia penuh kesal, tak mengerti mengapa ancamannya tidak berguna di hadapan Zhou Ning.Pedang bercahaya terus turun dari langit, semakin dekat dengan tubuh Lang Jia. Rasa t
Lang Jia tertawa keras, penuh kemenangan, ketika Tungku Kematian mencapai puncak kekuatannya. Energi hitam pekat memancar dari pusaran besar yang berputar di atasnya, menelan langit dalam kegelapan yang menakutkan. Bumi bergetar hebat di bawah kekuatannya, dan udara dipenuhi aroma kematian yang menusuk. Raungan dari Tungku Kematian menggema di angkasa seperti suara monster purba yang bangkit dari tidurnya, siap melahap segalanya tanpa ampun."Apa kau takut sekarang? Hah!" teriak Lang Jia, puas melihat pemandangan kehancuran yang dia ciptakan. "Hahaha! Tungku Kematian ini sepertinya sudah tak sabar untuk menelanmu! Aku penasaran, berapa banyak kekuatan yang bisa aku peroleh darimu!"Zhou Ning tetap diam, tatapannya tenang namun semakin tajam. Dia berdiri tanpa gentar, meski kekuatan mengerikan itu mengelilinginya. Lang Jia, yang merasa telah menang, semakin keras tertawa. “Siapapun yang berani menentangku, aku akan memastikan mereka mati dengan cara yang paling menyakitkan! Bahkan jika
Zhou Ning mengerahkan banyak kekuatan dalam satu serangan besar. Cahaya petir yang ganas muncul dari tangannya, mengalir seperti naga listrik yang melintasi angkasa, menyambar turun ke arah Lang Jia dengan kecepatan yang mengerikan.“Tungku Kematian ditempa dengan darah dan jiwa! Kau, hanya untuk membuat sebuah senjata, apakah perlu Mengorbankan begitu banyak orang yang tidak bersalah?" Suara Zhou Ning menggema penuh kekuatan dan amarah. Sambil mengangkat tangannya tinggi, langit di atas mereka mendadak dipenuhi badai petir yang bergemuruh tanpa henti.Lang Jia, yang mulai panik melihat kekuatan besar yang dikerahkan Zhou Ning, berteriak dengan nada ancaman, “Aku memperingatkanmu! Jika kau menyentuhku, Kekaisaran Dewa Angin tidak akan membiarkanmu lolos!”Ancaman itu tidak membuat Zhou Ning ragu sedikit pun. Tanpa memperlambat serangannya, petir-petir mematikan terus meluncur dari langit dengan kecepatan yang sulit dibayangkan."Kau!! Kubilang hentikan! Hanya demi manusia rendahan, k
Di bawah langit yang dipenuhi petir liar, Zhou Ning dan Fen Wu berdiri saling berhadapan. Udara di antara mereka terasa begitu tegang, seakan-akan bisa meledak kapan saja. "Siapa sebenarnya pemuda ini, masih begitu muda tapi memiliki kekuatan yang begitu mendominasi. Dia bahkan tidak menunjukkan sedikit pun rasa takut terhadap Kekaisaran Dewa Angin. Aku tidak boleh bertindak gegabah." Pikirnya.Tatapan Fen Wu tertuju pada Zhou Ning, sorot matanya penuh pertimbangan. Tubuhnya tegak dalam kewaspadaan, ragu dan berhati-hati. “Kau harus menghentikan ini sekarang,” katanya, suaranya terdengar jelas di tengah guntur yang menggelegar. “Jika kau melukai pangeran Kekaisaran Dewa Angin, kau akan menghadapi konsekuensi yang tak terbayangkan. Apa kau benar-benar ingin memulai perang dengan seluruh kekaisaran?” tanyanya, tanpa melonggarkan sedikit pun kewaspadaan.Zhou Ning, dengan mata setajam pisau, tak menunjukkan tanda-tanda ingin berhenti. Kekuatan besar yang mengalir di tubuhnya membuat atm
Energi jiwa Shusan Ni yang begitu kuat, membuat jiwa Fen Wu terluka parah, bahkan inti dewa miliknya tampak retak. "kekuatan sebesar ini? Bagaimana mungkin aku tak menyadarinya!" Uhuk! Darah segar menyembur keluar dari tubuhnya, "kekuatan jiwa wanita ini begitu menakutkan, hanya satu serangan tapi melukai jiwa dan inti kehidupanku dengan sangat parah. Kekuatan seperti ini ... Apa itu ranah dewa sejati? Dewa agung! Ha apa mungkin, wanita ini juga salah satu penguasa keabadian di semesta! Raja Dewa abadi?" Beragam dugaan berkecamuk di dalam benak Fen Wu.Shusan Ni melanjutkan ucapannya. "Yang Mulia sudah menyuruhmu untuk menyingkir. Apakah kau tidak mendengar perintahnya?" Hanya dengan sedikit gerakan tangan, gelombang energi yang lebih besar menghantam Fen Wu, menghempaskannya jauh. Tubuh Fen Wu mendarat dengan keras, darah segar mengalir dari sudut bibirnya, dan seluruh tubuhnya bergetar akibat luka-luka parah yang baru saja diterimanya.Rasa ngeri langsung menyelimuti Fen Wu saat
Dengan Naga Pelahap Jiwa Sebagai tunggangannya, Zhou Ning menyusuri langit, matanya yang jernih menatap lurus ke depan, penuh keseriusan. Di dekatnya, Yao Tian tak henti-hentinya khawatir, wajahnya berkeringat dingin."Apa lagi yang akan dia lakukan kali ini? Aku terus merasa akan ada masalah besar yang akan terjadi." Pikirnya. Suasana antara dia dan Zhou Ning begitu sunyi, ketegangan yang terasa mencekam membuatnya merinding.Ketika mata Zhou Ning melirik ke arahnya, Yao Tian terperanjat kaget, berada di tangan monster seperti itu, dia tak tahu kapan nyawanya akan melayang."Membuatku takut saja, kenapa monster ini tiba-tiba melihatku seperti itu, Jangan bilang dia akan membunuhku sekarang?" batinnya, meneguk salivanya dalam. "Tapi sepertinya itu bagus juga, daripada aku terus berada dalam ketakutan seumur hidupku, lebih baik untuk mati sekarang." Dengan pikiran itu, Yao Tian sudah mempersiapkan dirinya untuk menerima nasib terburuk, menutup mata dan menanti saat-saat terakhirnya.Na
Ketika Liu Zheng menoleh ke arah Lan Yue, dia melihat nona keluarga Lan mematung, menatap gulungan sutra pedang sembilan langkah dengan ekspresi tak percaya. Liu Zheng yang merasa penasaran pun menanyakannya, "Nona, ada apa?"Lan Yue tidak langsung menjawab, pikirannya dipenuhi dengan kekaguman dan penasaran. "Ini memang Sutra Pedang Sembilan Langkah, tapi metode di dalamnya telah disederhanakan. Tidak mungkin, bagaimana dia melakukannya?" Pikirnya bertanya-tanya. Ia tahu betul betapa rumit dan mendalamnya kitab suci warisan keluarganya itu. Hanya segelintir orang dalam sejarah keluarga Lan yang mampu menguasai keseluruhan isinya, tidak mungkin untuk menyederhanakannya. "Kecuali dia memiliki pemahaman yang lebih tinggi dibandingkan pencipta Sutra Pedang Sembilan Langkah. Cendekiawan muda ini, siapa dia sebenarnya? Dengan kemampuan seperti ini, latar belakangnya pasti sangat menakutkan."Setelah beberapa saat, Lan Yue sadar dari lamunannya dan membungkuk berterima kasih dengan penuh ho
"Tiga bagian terakhir Sutra pedang sembilan langkah?" Seru Lan Yue dan Liu Zheng serentak, wajahnya keduanya menunjukkan keterkejutan. Meskipun gulungan tersebut terlihat biasa saja, dan Lan Yue bahkan belum melihat isi di dalamnya secara langsung, tidak tahu apakah benar-benar sutra pedang sembilan langkah. Akan tetapi wanita itu memercayai Zhou Ning, dia yakin cendekiawan muda hebat sepertinya tak perlu membohongi siapapun. Berbeda dengannya, Liu Zheng sedikit ragu, akan tetapi tak berani mengatakan apapun."Cendekiawan muda ini..." Lan Yue menatap gulungan di hadapannya tanpa berkedip, tak menyangka hari ini tiba, saat ia dapat melihat tiga bagian terakhir dari Sutra Pedang Sembilan Langkah dengan mata kepalanya sendiri. 'Keluarga Lan berada di puncak kejayaan selama ratusan ribu tahun karena fondasi kuat kami dalam latihan kultivasi Sutra Sembilan Langkah, yang memungkinkan tubuh mengembangkan kemampuan spiritual pedang yang luar biasa. Proses kultivasi ini melibatkan Sembilan U
Liu Zheng yang penasaran pun, tak menahan diri untuk bertanya pada Zhou Ning, “Mohon maaf jika saya lancang, Cendekiawan muda… tapi bolehkah saya tahu apa yang Anda lakukan pada formasi ini hingga kekuatan pertahanannya menjadi begitu kuat dalam waktu sesingkat ini?”Zhou Ning menoleh sekilas, lalu menjawab tanpa menyembunyikan apa pun, “Aku hanya menambahkan beberapa garis pengunci dan lapisan energi tipis berbasis elemen Yin.”Ia menunjuk ke salah satu titik di sudut ruangan yang tampak tak mencolok. “Untuk menambahkan pertahanan dari pengintai roh kelas tinggi, maka perlu menyisipkan kristal embun malam di delapan titik bayangan. Aku tidak punya semuanya sekarang, jadi kupakai alternatif sementara yang cukup untuk menyesatkan deteksi tingkat tinggi.”Liu Zheng mengangguk dengan mata berbinar, mulutnya sedikit terbuka. “Sungguh… luar biasa.”Zhou Ning memalingkan wajahnya, berbicara pada semua rombongan yang ikut dengannya, “Kalian semua bisa pilih tempat kalian masing-masing. Kita
“Kau cukup pintar, aku mengampunimu kali ini,” ucap Lan Yue seraya mengambil kunci di tangan Liu Zheng. Dia sedikit melirik lalu memperingatinya, “Tapi ingat, jika hal ini terulang lagi di masa depan, aku tidak akan segan untuk memberitahu Kakak kalau kau tidak melakukan pekerjaanmu dengan benar.”Liu Zheng segera mengangguk cepat, “Tentu, Nona! Saya akan memastikan ini tidak akan terulang lagi.”Lan Yue kemudian mengaktifkan giok di tangannya, sinar lembut memancar dari benda tersebut, dan dalam hitungan detik, seluruh rombongan telah berpindah ke dalam wilayah kamar utama. Kamar terbaik yang disediakan khusus untuk tamu-tamu terhormat yang memiliki status tinggi di benua Tianluo.Lan Yue menurunkan tangannya perlahan ketika cahaya dari giok di telapak tangannya mulai meredup. Aroma anggrek yang samar segera menyambut, mengalun lembut bersama kehangatan ruangan yang dipenuhi dinding giok biru dan tirai-tirai sutra tipis."Cendekiawan muda, silahkan."Zhou Ning mengangguk pelan, meman
Pelayan itu terjatuh dengan wajah menghantam lantai, hidungnya berdarah. Ia bangkit dengan marah, menunjuk ke arah Lan Yue dan rombongan Zhou Ning sambil berteriak, “Beraninya kalian membuat keributan di sini! Kalian kira kalian siapa? Hanya sekelompok dewa rendahan, berani datang ke penginapan keluarga Lan yang terhormat! Sadarilah tempat kalian!”Dia mengangkat dagunya dengan sikap angkuh, kembali berteriak, “Jangan harap kalian akan pergi dengan mudah! Kalian akan menyesal telah datang ke sini.”Lan Yue penuh geram, mengeluarkan sebuah lambang giok berukir. Tanpa sepatah kata, dia memperlihatkannya di hadapan pelayan itu. "Lihatlah dengan matamu! Apa ini!"Tubuh pelayan itu langsung menegang, wajahnya memucat. Setelah menelan ludah, dia membungkuk panik sambil berkata tergesa-gesa, “La-lambang keluarga besar Lan? S-saya mohon maaf! Saya tidak tahu—sungguh tidak tahu!”Lan Yue menundukkan sedikit kepalanya, menatap seperti memandang semut. “Jadi… apakah kamar di penginapan benar-ben
"Apakah kita benar-benar salah? Bagaimanapun merekalah yang telah menyelamatkan kita," timpal kultivator lain dengan nada bimbang."Itu benar, pemuda itu bisa menyelesaikan teka-teki teka-teki kuno, mungkin dia memang memiliki kemampuan untuk membantu kelima cendekiawan itu.""Bagaimana mungkin? Apa kalian bodoh? Memahami konsepsi beladiri lebih sulit dari menerobos ranah kultivasi. Bukankah kalian melihatnya sendiri, pemuda itu hanya dewa bintang empat. Bagaimana caranya dia membantu kelima cendekiawan itu sekaligus? Memang kenapa jika dia bisa menyelesaikan teka-teki kuno, paling-paling dia hanya beruntung," sanggah Mo Kun dengan nada meremehkan, wajahnya menunjukkan rasa tidak suka.Kedua tangannya mengepal, dia sebenarnya merasa sangat iri pada Mo Tian dan Mo Yang, mereka menjadi pahlawan sedangkan dirinya, hanya bisa menatap dari bawah saja. 'Atas dasar apa? Kita sama-sama putra keluarga Mo, kenapa kalian memiliki bakat yang lebih menonjol dariku! Aku tidak bisa menerima ini,' p
Langit berwarna merah darah menggantung di atas benua besar bernama Tianzhou, benua ke-37 yang dilalui oleh Wu Li. Daratan yang dulunya subur kini berubah menjadi lautan api dan reruntuhan. Teriakan putus asa menggema dari segala arah, kota-kota raksasa tak lebih dari debu beterbangan. Pegunungan agung runtuh, sungai-sungai meluap membawa arus mayat. Wu Li melangkah tanpa suara, namun setiap jejak kakinya menyebabkan retakan besar di tanah. Api neraka muncul dari bekas langkahnya, melahap apapun tanpa menyisakan abu. Di bawah kehendaknya, Jiwa-jiwa yang berhamburan dari tubuh-tubuh yang mati berubah menjadi jiwa jahat yang saling melahap satu sama lain. Saat jiwa-jiwa jahat yang lebih kuat terbentuk, mereka berlutut, menundukkan diri sepenuhnya kepada Wu Li, "yang mulia," sebut mereka serempak."Hahahaha, kalian katakan mengapa ini sangat menyenangkan?" tanya Wu Li dengan suara berdesis yang penuh dengan aura mematikan. Tawanya penuh dengan kegelapan, mencerminkan kesenangan dari de
"Cendekiawan muda... Baiklah," jawab Lan Yue dengan nada sedikit kecewa namun tetap menghormati keputusan Zhou Ning. Dia tahu bahwa pemuda di hadapannya ini memiliki pertimbangan yang lebih jauh.Keempat cendekiawan lainnya saling bertukar pandang, kemudian mengangguk serempak, menarik kembali aura spiritual mereka yang sempat bergejolak. Mereka mengerti maksud Zhou Ning. Terlalu banyak perhatian justru bisa menimbulkan masalah di kemudian hari. "Cendekiawan muda," ucap salah satu dari mereka dengan nada tak nyaman, "kami minta maaf! Kami hanya merasa tidak tahan dengan orang-orang tidak tahu terima kasih ini!""Tidak masalah," jawab Zhou Ning singkat, dia tak mempermasalahkannya sedikitpun.Kedua mata Zhou Ning memicing, dia tiba-tiba saja merasakan sebuah firasat buruk, hatinya merasa begitu gelisah. Sama sepertinya, Roh Kaisar Legendaris juga merasakan hal yang sama. Karena keadaan tidak lagi terkendali, Roh Kaisar Legendaris tidak bisa lagi menyembunyikannya, dia segera membicar