Share

Part 58 A

Penulis: Nay Azzikra
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-15 18:33:32
Part 58

Saat terjatuh, kita akan tahu, siapa orang yang mendekat mengulurkan bantuan, dan siapa yang akan menjauh dan tidak peduli.

Itu yang sedang kurasakan saat ini. Pusing, bingung, dijatuhkan mentalnya oleh orang-orang itu, tetapi ada sebuah pelajaran lain yang kupetik. Aku tahu seperti apa sosok Risna. Seolah kebaikan yang kutanam selama ini padanya tidak terlihat sama sekali.

Aku: Makasih, Ris, sudah melupakan aku.

Risna: Kamu ngomong apa sih, biasa saja lah. Aku menganggap semua teman sama.

Iya betul, semua teman sama. Sama-sama dibutuhkan dia. Tergantung butuhnya pada saat apa maka dia akan mendekat.

Hati, jangan pernah berharap kebaikan orang! Lupakan orang-orang toxic yang hanya memanfaatkan kita saat butuh saja.

Akhirnya aku bisa masuk ke rumah Nila setelah lama menunggu. Ku jatuhkan tubuh di atas sofa dan langsung terlentang. "Suami kamu gak di rumah 'kan, Nil?" tanyaku sambil menatap langit-langit rumah Nila yang belum di plafon, karena rumah itu rumah yang ba
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 58 B

    Allah telah berjanji dalam Al-Qur'an surah Al Insyirah yang berbunyi, di setiap kesukaran pasti ada kemudahan. Ayat itu bahkan diulang sampai dua kali. Sempat putus asa, berkali-kali menggigil saat Ambar and the gank mencoba menjatuhkan mentalku. Sampai pernah aku benar-benar jatuh sakit panas semalaman memikirkan ini, tapi sekarang Allah mengirimkan bantuan padaku melalui Nila. Berjalanlah di jalan yang benar dan tegakkan kebenaran meski kau hanya sendiri di tengah banyak orang yang berbuat zalim, dan Allah benar-benar akan memudahkan langkah kita. Semula aku hanya ingin meminta agar Nila bersedia mengajariku, tetapi dia justru menawarkan bantuan untuk mengerjakan laporan di aplikasi yang belum kupahami sama sekali. "Mungkin mereka sering masuk angin saat membuka baju lama." Aku bergumam. Nila hanya menanggapi dengan tawa yang kecil. "Kamu tahu, gak? Kalau input realisasi, harus selesai tiga hari lagi?" tanya Nila. "Enggak.""Tidak ada info di grup?""Tidak.""Berarti kamu sed

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 59 A

    Part 59Setelah tahu jika orang itu Mas Rizal, sosok suami yang sering membuat emosi naik turun dan hati kesal, aku menangis meraung-raung. Jika ada orang yang melihat, mungkin dikiranya kami sedang bertengkar. "Diah, Di, kamu kenapa menangis?" Mas Rizal mengguncang tubuhku. Aku tidak menjawab. Hati ini lega karena yang mengejar sedari tadi bukan pembunuh. Tetapi, aku juga merasa kesal kenapa Mas Rizal membuntuti seperti tadi. Bukannya langsung menunjukkan jati dirinya. Malah memakai berbagai macam atribut yang menakutkan serta memakai motor dan helm yang berbeda. Sulit untukku mengendalikan emosi yang membuat menangis. Agak lama aku tergugu. Namun, sedikit demi sedikit mereda. "Kamu kenapa?" tanya Mas Rizal lembut."Kamu kenapa sih, Mas membuntuti aku seperti begal? Aku takut tahu? Aku kira kamu ini pembunuh bayaran Sela. Dari tadi kamu mengejar terus tanpa mau membuka helm. Aku sampai ketakutan dan mengendarai motor dengan kecepatan delapan puluh di jalan berkelok. Kenapa kamu t

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 59 B

    Aku duduk dan menarik napas lega. Akhirnya, permasalahan pembuatan laporan sudah selesai juga."Di, tadi teman kamu telpon Pak Sela?" tanya Mbak Asih menemuiku di kelas. "Iya. Kenapa?""Gak papa sih, tapi dia jadi tahu kalau dibuatkan teman kamu.""Biarkan saja. Yang penting laporan jadi."Mbak Asih keluar kelas dan aku merapikan buku-buku di pojok baca yang berserakan. Habis Dzuhur, Ambar kembali membuat status yang benar-benar membuat emosiku naik lagi. Ya begitulah kalau orang hatinya dipenuhi iri dan dengki. Penyakit hati yang membuat takabur jadinya mabur-mabur (terbang) kemana-mana tidak. Mencari bantuan karena sama sekali tidak mampu. Memaksakan diri padahal otak dangkal. Otaknya bodoh kayak otak udang. Aku kembali menggigil dan demam. Itu yang menjadi kelemahanku saat terkena mentalnya. Mendadak badanku panas. Nila yang memaksa bicara dengan Sela ternyata beritanya sudah sampai pada Ambar. Aku harus kuat. Aku tidak boleh lemah. Aku hanya tinggal menghadapi Sela dan Ambar.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 60 B

    Siang itu juga aku dan Nila berangkat ke dinas. Nila sangat dekat ternyata dengan orang yang mengurus bagian BOS di dinas. Makanya dia berani sekali mengambil langkah ini. "Hai, Pak," sapa Nila genit. "Apa lagi? Kamu kerjanya ganggu aku saja deh, Nil." Nila menceritakan apa yang aku alami dengan gamblang. "Betulkah begitu, Mbak?" tanya pria yang memiliki perut sedikit buncit itu. "Iya, Pak, aku ini salah apa ya, Pak? Aku kenapa dizalimi. Aku itu hanya meminta diajarin Mbak Nila tapi malah gini, Pak." Mulai akting, aku menangis. "Ya sudah, jangan menangis!" "Ada apa ini?" Sebuah suara membuatku kaget. Aku menoleh dan di sana berdiri Bapak Kepala Dinas yang ternyata sudah mendengar percakapan kami. "Coba jelaskan, apa yang terjadi? Saya dengar kok ada bendahara yang seperti itu? Rumit sekali

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 60 A

    Part 60"Kejadiannya jam berapa emangnya, Mei? Maksudnya Pak Harjo cerita sama kamu kapan?" tanyaku."Tadi siang di sekolah," jawab Mei."Berarti bukan karena status aku dong, Mei.""Iya, tapi mendingan kamu hapus. Daripada kamu dilaporkan ke dinas.""Emang Pak Harjo bilang apa?""Pak Harjo bilang, Diah itu memang tidak tahu diri ya. Memaksa kepala sekolah untuk minta bendahara diganti, tapi setelah itu malah tidak bertanggung jawab dengan melempar pekerjaan ke orang lain. Ini pelakunya, kalau sampai dinas tahu, bisa kasus ini. Gitu bilangnya. Aku sih sudah coba bela kamu. Lha mungkin saja Diah minta diajari Nila apa salah, Pak? Jangan seenaknya lho kalau bicara. Sampai menyebar foto segala."Setelah mengakhiri telepon dengan Mei, aku segera menghapus status yang kutulis. Namun, mengganti yang baru.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 61 A

    Part 61Hening. Pak Kadin menatap mereka satu per satu. "Ataukah ada sesuatu yang lain yang kalian ikut tutupi? Kenapa yang diganti bendahara sekolah A, yang ikut marah orang satu kecamatan?" hardik beliau. "Benar-benar memalukan institusi pendidikan. Saya sangat kecewa pada kalian yang katanya bertitel sebagai seorang guru.""Pak kok saya dibawa-bawa?" tanya Ibra."Jelaskan Bu Diah!" perintah Pak Kadin.Aku mengangkat kepala merasa memiliki sebuah dukungan dari orang nomor satu di dunia pendidikan yang ada di kabupaten. "Pak Ibra dan Bu Ambar orang yang sedari awal saya masuk grup bendahara yang selalu membully dengan berbagai macam hal. Saya berusaha dijatuhkan mentalnya dan saya tahu, Bu Ambar bercerita masalah yang terjadi di grup dengan seseorang. Bu Ambar mengatakan kalau saya sedang dijatuhkan mentalnya sekaligus juga mengharapkan dengan usaha kalian itu saya akan mundur dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 61 B

    "Pak Sela, minta maaf sama Bu Nila!"Sela berdiri dan mendekati Nila. Nila sama sepertiku hanya menyentuh ujung tangan Sela."Baik, sudah selesai untuk beberapa hal. Saya minta selain Bu Diah, Pak Sela dan Bu Ambar silakan keluar," kata Pak Kadin.Kali ini aku kaget. Kami bertiga tetap tinggal di sini? Namun, aku mengikuti saja apa yang Pak Kadin titahkan."Say, aku keluar dulu ya? Kutunggu di luar," kata Nila sambil berbisik."Ingat! Jangan suka ikut campur urusan orang!" kata Pak Kadin mengingatkan untuk yang terakhir kali."Iya, Pak, terima kasih," kata Harjo.Tinggallah kami bertiga. Pak Kadin bangkit dan mengambil ponsel. Lalu menekan layarnya beberapa saat."Bu Diah, ceritakan semua dari awal dan harus jujur. Anda saya anggap sebagai wakil masyarakat," kata Pak Kadin.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 62 A

    Part 62POV AmbarAku kalah? Tidak! Itu tidak ada dalam kamus hidup seorang Ambar. Apalagi yang harus mengalahkan adalah Diah. Sosok rival yang pernah kalah dulu.Dari segi apapun juga, aku menang. Yang pertama, wajahku jauh lebih cantik. Masa iya, orang cantik sepertiku harus kalah dengan Diah?Yang kedua, aku sudah PNS. Yang ketiga, aku punya banyak teman di paguyuban. Yang keempat, Mas Sela adalah sosok yang terhormat. Oh, tidak bisa aku kalah. Enak saja. Yang kelima, Diah itu anak kampung, berbeda denganku yang datang dari kota besar, jadi aku lebih berpengalaman tentang banyak hal dibandingkan dia. Maka aku membuat sebuah rencana dengan Ibra, teman setia kami berdua--untuk membuat mental Diah terjatuh.Dimulai dari membully-nya di grup. Aku dan Ibra sudah sepakat untuk membully dia dengan harapan Diah akan mundur dari posisinya saat ini. Dan cara itu gagal. Heran aku sama orang yang tidak tahu malu seperti Diah. sudah dijatuhkan masih saja tetap bandel. Sebenarnya otak dia itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18

Bab terbaru

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Ekstra Part

    EKSTRA PARTPuntung rokok berserakan. Aroma kamar tentu saja tidak sedap. Ditambah lagi beberapa botol minuman yang masih ada isinya dan berhari-hari tidak dibuang.Micella menyesap rokok dalam keadaan terbatuk-batuk. Semenjak Sekar menjauh dari hidupnya hingga akhirnya menikah dengan Catur, hidupnya sudah tidak terarah lagi. Ia keluar dari kampus, kembali ke kotanya dan setiap hari hanya mabuk-mabukan saja.Orang tua Micella sudah kehabisan akal untuk bisa menyembuhkan putri kesayangan dari perbuatan menyimpang. Mereka hanya bisa pasrah dan merawat Micella dengan sebaik-baiknya.Suatu pagi, Micella yang merasa suntuk jalan-jalan keliling komplek. Duduk sendiri di sebuah kursi panjang di trotoar membuat ingatannya berlari pada masa dimana ia dan Andrew masih sekolah. Dengan tatapan kosong memandang rumah yang ada di depan sana. Tempat tinggal sang mantan kekasih, sosok yang sudah tidak akan pernah ia miliki.“Kamu sedang melihat apa di sana, Micel?” Sebuah suara membuat Micella kaget

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   ENDING

    Part 94 “Maaf, Bu, saya tidak tahu apa-apa. Saya seorang muslim dan saya tidak akan berpindah agama. Cella, kamu keterlaluan melakukan ini semua. Aku tidak suka dengan cara kamu ini,” ucap Sekar marah. “Cella, memilih sebuah agama atau berpindah keyakinan, itu adalah keinginan dari setiap orang. Kamu memaksa orang seperti ini? Maaf, Cella, kami tidak akan pernah menerima siapapun. kamu sudah sangat salah melakukan ini,” kata suster kecewa. Sekar menangis sejadi-jadinya. “Bu, tolong pesankan saya taksi untuk pulang. Saya takut dengan dia, Bu, dia sudah membawa saya ke rumah yang di sana ada pesta s e x sesama jenis. Saya sangat takut dan saya ingin pulang,” kata Sekar yang tiba-tiba memiliki keberanian untuk mengadu. Suster yang sudah berusia di atas lima puluh tahun itu menatap marah pada Boy. “Benar kamu melakukan ini?” “Saya pamit pulang. Saya akan mengantar dia,” kata Cella menarik lengan Sekar secara paksa. “Tidak! Aku akan pulang sendiri,” kata Sekar sambil mengusap air mata

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 93

    Part 93Sekar ketakutan setengah mati. Terlebih saat merasakan pintu seperti ada yang menggedor. Ia menangis sejadi-jadinya.“Bapak, Ibu, maafkan aku ...,” lirihnya sambil berurai air mata.“Sekar, buka pintunya! Sekar, ini aku, Boy. Buka pintunya!” teriak seseorang dari luar.Antara takut dan ingin mendapat pertolongan, Sekar ragu untuk membuka. Sempat terlintas keinginan untuk kabur, tetapi jendela rupanya memiliki teralis besi yang sangat kuat.“Sekar, buka pintunya!” teriak Sekar dari luar.Sekar bangkit perlahan dan mulai memutar kunci. Membuka sedikit dan berjaga-jaga. Rupanya di luar sudah sepi dan lampu sudah menyala terang, tidak seperti tadi yang menggunakan lampu remang-remang.“Boy, kamu dari mana?” pekik Sekar bernapas lega.“Maaf, aku tadi lama ya keluarnya? Kamu menangis? Buka yang lebar pintunya,” kata Cella yang memahami jika Sekar ketakutan.“Siapa mereka, Boy? Siapa mereka?” tanya Sekar.“Siapa? Tidak ada siapa-siapa,” jawab Cella.“Tidak, Boy, aku tadi melihat bebe

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 92

    Selama beberapa hari di rumah, Sekar sama sekali tidak berani bermain media sosial. Ia takut berhubungan dengan Boy meskipun rindu dalam hatinya sudah menggunung.Hardi sering menasehati Sri untuk tidak terlalu keras. “Anak kita sedang butuh pertolongan, beri kasih sayang pada dia agar tidak merasa butuh kasih sayang dari orang lain.” Begitulah kalimat yang selalu diucapkan pada sang istri.Perlahan hati Sri mulai melunak. Pagi hari ia akan membangunkan Sekar untuk sholat Subuh, lalu mengajak Sekar berbelanja dan memasak. Wanita itu berusaha mendekatkan diri dengan putrinya.Sekar mulai mau beribadah lima waktu, meski terkadang ia melakukan itu karena merasa terpaksa.“Tuhan itu ada dalam hati kita. Kalau kita beriman pada Tuhan, cukuplah setiap waktu mengingatNya, cukuplah setiap saat menjadi waktu untuk beroda. Tak perlu kamu beribadah lima waktu sehari yang itu justru membebani kamu. Agama itu jangan dijadikan beban. Kalau kamu terus menerus mengingat ibadah, kamu tidak akan punya

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 91

    Part 91Sekar berlari menghampiri Boy yang hendak masuk.“Kenapa?” Boy bertanya saat paham dirinya seperti ditahan masuk.“Jangan masuk dulu, Boy! Ibu sedang sensitif sekali,” jawab Sekar dengan menahan rasa tidak enak.“Ok, aku bawa kabar bahagia untuk kamu. Aku sudah beli rumah untuk kita tinggali, jadi, kamu tidak akan kubawa hidup di tempat kontrakan lagi,” ucap Boy dengan posisi terhalang pintu pagar setinggi satu meter.“Iya, tapi aku tidak bisa pergi sekarang. Ibu masih membutuhkanku,” sahut Sekar.Meski kecewa, Boy berusaha tersenyum. “Tak apa, kamu akan kujemput kapanpun kamu sudah siap.”Sekar dilema. Wajahnya terlihat bimbang. “Bisakah kamu belajar melupakanku? Aku juga akan belajar melupakan kamu. Bagaimanapun apa yang kita lakukan ini salah,” katanya dengan wajah yang berubah sedih.“Aku tidak akan melarang kamu untuk merawat ayah kamu kok. Kita akan hidup bersama, suatu hari nanti. Aku akan setia menunggu sampai kamu selesai dengan tugasmu di rumah ini,” ucap Boy.Sekar

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 90

    Part 90POV AuthorDiary Cella.Lembar pertama.Masa SMA yang bahagia. Pulang naik bus, berdesak-desakan dengan siswa dari sekolah lain rasanya menyenangkan. Meski Mami dan Papi selalu menyediakan sopir, tetapi aku lebih senang naik bus. Apalagi setiap pagi sudah janjian dengan Andrew di ujung gang komplek perumahan.Kami dekat dan selalu bersama sejak SMP karena belajar di satu sekolah yang sama terus. Aku dan Andrew sudah sepakat kami pacaran. Dia ganteng dan sangat digemari siswa perempuan. Aku sangat beruntung mendapatkannya. Andrew sosok yang sangat perhatian. Kami banyak merangkai mimpi bersama dan saling janji akan menjaga cinta ini sampai dewasa nanti.***Sekar mengambil sebuah foto yang terletak balik halaman yang sudah dibaca. Foto Cella memakai seragam SMK bersama seorang yang diduga itu Andrew. Nampak serasi sekali. Tiba-tiba Sekar merasa dibakar api cemburu. Ia gegas membaca lagi halaman berikutnya.Lembar keduaHari ini adalah hari yang terberat dalam hidupku. Setelah u

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 89

    Part 89Kami duduk di kursi taman depan rumah sakit sekarang. Alih-alih ingin memakan makanan yang dibawa Boy agar ia tidak kecewa, aku justru kehilangan seluruh rasa lapar. Sambil memegang styrofoam berisi mie lethek yang isinya masih penuh, aku memandangnya yang duduk di samping dengan tatapan kosong.“Kamu juga harus makan. Aku tidak akan muat makan segini banyak. Mienya saja masih banyak. Karena lihat kamu yang murung seperti itu.” Aku berusaha mengalihkan isi pikiran Boy.Ia menghela napas panjang tanpa beralih pandang.“Aku bukain, ya? Atau aku suapin mie?” Lama tak mendapat jawaban, aku berkata lagi.“Tidak perlu. Kamu makan saja sendiri. Kamu butuh tenaga untuk menghadapi segala kondisi yang mungkin tidak menyenangkan.” Kali ini ia mau memandangku.Aku tersenyum senang. Seperti ini saja sudah cukup. Iya, melihat tatapan Boy yang sangat penuh cinta, dunia ini tidak terasa sepi. Benar apa kata Boy, jika dengannya sudah menemukan bahagia, tak perlu juga mencari pasangan hidup yan

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 88

    Part 87 (Masih POV Sekar) Setelah membereskan urusan Mas Catur, Boy jadi mendiamkan aku. Pagi itu, dia berangkat kuliah tanpa sarapan. “Aku sudah masak makanan kesukaan kamu. Kok langsung mau berangkat?” Aku menegur Boy yang tengah memakai sepatunya. Dia diam tidak menjawab. “Apa aku bawakan bekal buat kamu?” Aku bertanya lagi. Dia tetap diam. “Kamu marah karena aku menyuruhmu membersihkan nama Mas Catur?” Kali ini Boy mau menatapku. “Kamu suka lelaki itu?” Ia bertanya sinis. “Kalau aku suka Mas Catur, aku akan menerima perjodohan dan menikah dengannya. Buktinya aku masih disini menemani kamu, ‘kan? Apa ini belum cukup untuk membuktikan kalau aku menyayangimu dan lebih memilihmu?” Aku balik bertanya. “Dari dulu kamu tidak peduli dengan siapapun cowok yang kubuat menderita karena dekat dengan kamu. Kenapa sekarang kamu berbeda? Kamu mau mengelak kalau kamu punya rasa sama dia?” “Ibunya Mas Catur pernah berjasa pada keluargaku. Aku pernah berhutang budi pada mereka. Tidak seha

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 86

    Part 86POV Sekar.Micella atau yang sering dipanggil Cella sama dosen, dia adalah sosok yang kukenal saat pertama kali masuk kampus ini. Tepatnya tiga tahun yang lalu. Cella anak yang tomboy, tetapi manis. Rambutnya panjang dan sering dikuncir kuda. Aku sangat suka melihat dan memperhatikan wajahnya lama.Kadang berpikir, aku saja yang perempuan suka melihat dia. Apalagi mahasiswa cowok?Saat kegiatan orientasi, Cella kerap dikerjain oleh senior. Mungkin karena kecantikan dan gaya asyik yang dia miliki.Tidak seperti kebanyakan mahasiswa baru, Cella santai saat disuruh maju. Melakukan apa saja yang diperintahkan padanya. Kadang malah senior cowok yang merasa salah tingkah. Iya, sejak pertama bertemu, aku sudah memperhatikan dia sedetail itu.Kami satu jurusan, tetapi beda kelas. Suatu ketika, aku mendaftar kegiatan kampus Mapala, Mahasiswa Pecinta Alam. Di sanalah kami akhirnya kenalan. Lebih tepatnya dia mengenalku, kalau aku sudah sering mencari tahu siapa Cella.Cella orang yang s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status