Share

Part 42 A

Part 42

“Ayah, kenapa Ayah baru datang?” tanya Gendis sambil menangis.

“Maaf, Ayah sakit. Mbah Putri juga sakit. Ayah cari uang buat jemput Ndis pakai mobil, tapi tidak dapat. Makanya Ayah terlambat kesini.”

“Ayah, aku merindukan Ayah. Aku ingin ikut Ayah. Aku menyesal waktu itu tidak ikut sama Ayah. Ayah, aku mau pulang,” kata Gendis. Ia seketika melupakan rasa laparnya. “Ayah, Bunda pergi. Bunda sering pergi meninggalkan aku. Aku dititipkan di rumah Mbak Sekar, tapi ibunya Mbak Sekar sering marahin aku. Sekarang Bunda pergi lagi. Aku disuruh kesana tidak berani. Aku di rumah sendirian. Bunda gak kasih uang. Aku lapar tidak ada makanan, Ayah … Ayah, ayo kita pulang,”

“Iya, Ndis, kita pulang. Maafkan Ayah ya? Karena Ayah baru jemput Ndis sekarang. Ndis lapar ya?” tanya Catur setelah Gendis melepaskan pelukan. Ia mengusap pipi yang sudah basah dengan air mata.

“Kita langsung pulang saja, Yah. Takut Bunda pulang. Nanti aku gak boleh ikut Ayah lagi,” kata Gendis.

“Tapi Ndis lapar ‘kan?”

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Adib Fam
ralat. menggoreng sebutir telur.. bukan sebuah telur
goodnovel comment avatar
Pepi Arastya
Gendis sayank. Malang benar nasibmu, nak ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status