Pagi ini suasana di kelas Aloe dan lainnya seperti biasanya, hanya sedikit beda nya yaitu jam kosong karena guru dan kepala sekolah sedang rapat.
"Woi! balikin gak saos sambal gue?" teriak seorang siswa yang paling heboh. Namanya Raga Dirgantara
"Yaelah cuma saos sambal doang, lo ngekoar bagai gak di kasih makan bertahun tahun," celetuk Caca sambil memainkan handphonenya.
"Heh, kutu kupret gak usah ikutan Lo! " umpat Raga.
"Dih selow ae, sensian amat PMS lo?" Tanya zilla yang keheranan.
Lagipula ada ada saja Raga kan cowok mana bisa kedatangan tamu bulanan."Lo goblok apa pura pura gak pinter sih zilla?" kata Mikes yang merasa panas dengan tingkah zilla.
"Goblok, sama pura pura gak pinter 11 12 lah yah, jangan boros boros in kata kata," kata Yosma sambil memutar bola mata nya malas.
"Bisa diem gak lo semua? Ini gue lagi baca, tapi gak tau inti bacaannya apa," tegur Aloe.
"Yang sesepuh mah beda ye kan, udah tua jadi otaknya gak bakal bisa seratus persen serap apa yang di baca," tambah Dina.
Yah lebih ke ejekan sih dan langsung di hadiai lemparan dari Aloe./buggggg
"Eh anjir sakit oii," jerit Dina yang jadi sasaran empuk.
"Mampus, untung gak jadi samsak hidup lo," tambah Caca.
"Udah! udah! diem lo semua, gue mau ngebo," final Yosma.
Dan semua kembali ke ketenangan yang hakiki.Saat sedang menikmati kesunyian yang Ada, ke 5 gadis itu di kejutkan dengan yosma yang berbicara sendiri dalam tidurnya.
"Gak...G-gak...Vin jangan pergi, gue sendirian vin," lirih Yosma yang masih tertidur.
Aloe dan yang lainnya saling bertatapan, mereka paham dengan kisah kelam itu.
Kisah yang menyayat hati dan membuat gadis berpipi chuby itu malas untuk membuka hatinya lagi, bukannya malas tapi tak ada yang bisa menggantikan posisi sosok itu.Mikes perlahan mendekati Yosma dan mengusap pundak gadis itu untuk menenangkannya, tangan gadis itu penuh dengan keringta dan rasanya sangat dingin.
"Sehancur itu yang lo rasain yos, tapi lo lebih milih diam dan gak mau berbagi dengan kita kita," lirih Dina yang merasa ikutan sakit melihat sahabatnya itu seperti itu.
"Terkadang sesuatu ada yang perlu di simpan seorang diri, tidak semua hal dapat di bagikan ke orang lain," kata Caca bijak.
"Perlu di bangungin gak? Gue takut dia terus terusan dalam mimpi nya dan lebih buat dia sakit lagi," tanya Zilla hati hati.
"Udah, dia udah tenang biarin aja lanjutin tidurnya, gue ingatin buat lo semua dengarin ini baik baik. Kalau ada apa apa, jangan pernah diem dieman, jangan pernah lo ngerasa sendirian karena ada kita di sini untuk saling mendengarkan dan sama sama cari jalan keluar. PAHAM?" nasehat Aloe dengan penuh penekanan layaknya tak ingin di bantah oleh orang lain.
"Paham!" jawab mereka setengah berbisik. Karena takut Yosma terganggu di alam mimpinya.
Saat suasana kembali tenang tiba tiba kembali pecah, dengan teriakan heboh dari arah gedung belakang. Zilla dan Dina yang mendengar itu, langsung berlari mengikuti kerumunan siswa siswi lainnya.
Dan sangat shock dengan apa yang ada di hadapan mereka saat ini, seorang gadis mengenakan seragam yang sama dengan mereka namun bedanya tubuh gadis itu sudah tak bernyawa.
Wajahnya berlumuran darah, dan sangat mengenaskan.π¦π¦π¦π¦
Kembali ke kelas Aloe, karena Aloe pikir itu masalah sepeleh ia tidak mengikuti ajakan Dina dan Zilla tadi.
Jadi cuma Zilla dan Dina yang pergi ke sana, sedangkan lainnya tetap di kelas."Kasian banget yah, gak abis pikir ko dia bisa mikirin jalan pendek kayak gini," kata seorang siswi yang kebetulan lewat.
"Ihhh pasti sekolah kita bakal jadi angker deh, mungkin dia bakal gentayangan," sahut siswi lainnya yang bergidik ngeri.
"Sorry itu kenapa?" tanya Mikes akhirnya.
"Oh itu pacaranya si Alvaro bunuh diri, gak tau sih penyebabnya apa. Cuma mereka pada nuduh Alvaro karena pas ceweknya loncat tuh ada alvaro di atap," jelas cewek tadi.
"HAH SERIUS LO?" tanya Caca yang kaget dan gak abis pikir.
"Duh toa masjid banget lo ih," tegur Mikes.
"Maksud lo Netha? Bunuh diri? Dan pelakunya Varo?" tanya Aloe memastikan dan mendapat anggukan dari ke dua gadis itu.
Aloe shock bukan main, ia tau bagaimana sikap Alvaro, mantannya itu. Selama mereka memiliki hubungan alvaro bukan tipe yang kasar dan tegaan, kenapa kini orang di masa lalu nya itu berubah jadi pembunuh.
"Trus jasad nya netha udah di angkut belum?" tanya Yosma. yang tiba tiba nimbrung, tanpa ijin dan sontak membuat mereka semua kaget bukan main.
"Sialan, kalau nimbrung itu kasih info kehidupan kek, ini ngagetin ae lo!" kesal Mikes.
Sebelum ada yang menjawab pertanyaan Yosma, Zilla dan Dina masuk terburu buru dengan napas ngos ngosan khas orang yang lari larian.
"ANJIR SI PELAKOR UDAH MATI OI PELAKOR MODAR," teriak Dina bersama Zilla yang tak tau mengfilter kata kata mereka.
"Gak usah toa bangsul! kuping gue congek nih lama lama," tegur Caca.
Disini Aloe tetap diam, entahlah sepertinya untuk berkata kata pun sulit.
"Dan pembunuh nya itu, mantannya Aloe yang jahanam itu guys," tambah Dina.
Zilla yang paham perubahan wajah Aloe segera menyenggol Dina, memberi isyarat untuk tidak melanjutkan berita itu.
π¦π¦π¦
Di waktu yang sama namun tempat yang lagi lagi berbeda, seorang pria menyunggingkan senyum miring, dengan berita yang menyebar di penjuru sekolah.
"Jangan main main, ini cuma peringatan dan permulaan," dengan nada misteriusnya.
Siluet itu pun di lihat oleh Yosma, saat hendak mengejar orang itu tangannya di cekal oleh Aloe yang kembali bersuara.
"Kemana?" tanya Aloe.
"Gak kemana mana," bohong Yosma karena ia Takut jika itu cuma halusinasi.
Bunyi Ambulance menyeruak ke seluruh sekolah, perlahan kerumunan tadi pun berkurang. Tersisa hanya bercak darah bekas gadis itu, sampai saat ini Alvaro masih belum di temukan.
Dan tidak menutup kemungkinan kalau alvaro lah yang menjadi tersangkanya, kira kira begitulah kabar yang di sebarkan dari siswa siswa lainnya.π¦π¦π¦π¦
Beralih dari sekolah, kini menuju ke sebuah mansion mewah bernuansa klasik modern.
Seorang pria tengah berhadapan dengan ke dua orang tuanya, sepertinya suasana sekitar mereka sangat mencekam, deheman sang ayah membuyarkan kesunyian yang sedari tadi tercipta antara mereka."Ehem... papa udah liat kinerja kamu, dan papa harap saat Big meeting bersama kolega kolega papa kali ini kamu bisa meng handle nya. Dan ingat professional jangan lalai," kata pria yang di panggil papa itu.
"Hmm," hanya deheman yang ia berikan.
Hidup dalam tekanan perfectly itu sangat menyakitkan, segala sesuatu yang ia lakukan harus sempurnah.Bahkan ingin nongkrong dengan anak seusianya saja adalah hal yang mustahil bisa terpenuhi setiap saat, ia harus pintar pintar membagi waktu jika ingin melakukan pertemuan dengan sahabat sahabat nya.Yah dia Lion
Saat Lion ingin beranjak dari sana tangan di cekal oleh sang mama, Dan terpaksa ia harus duduk kembali di sana.
"Saya harap kamu tidak mengecewakan saya dan papa!" kata wanita paru bayah itu.
Bahasa yang ia gunakan terkesan formal bahkan dengan anaknya sendiri, pernah terlintas dalam pikiran Lion apakah dia ini cuma alat untuk menghasilkan uang?
"Saya paham maksud anda, nyonya Layzen," tegas Lion. Dan menghempaskan tangan sang ibu
Saat berada dalam ruangannya Lion menggebrak meja kerjanya dengan keras, bahkan segala benda yang ada di atas meja itu kini sudah terkapar di lantai.
"Gue cuma alat penghasil uang, hahaha..." sambil mengeluarkan tawa mirisnya.
"Harusnya gue gak ada di sini, harusnya gue ikut jejak lo vin. Kita pergi bareng," air mata Lion tak tertahankan.
Cukup satu kata saat ini
"Misterius""Harusnya gue gak ijinin lo pergi gitu aja bang, cuma lo Sandaran gue!" kembali Lion mengeluarkan unek uneknya.
Tiba tiba handphone milik Lion berdering, dan benar saja yang tertera di layar saat ini adalah panggilan dari Revan.
Lion menghela napas agar merasa lebih tenang, dan tidak menimbulkan kecurigaan dari Revan dengan perubahan suaranya."Apa?" Tanya Lion to the point.
"Kumpul dong oi malam ini, besok kan tanggal 22 juli masa lo lupa," kata Revan dari seberang sana.
"Ok," panggilan pun di matikan sepihak oleh Lion.
Dengan suasana hati yang kalang kabut, Lion bangun dan membereskan semua kekacauan ini.
Flashback 2 tahun lalu.
"Berita hari ini, seorang remaja mengalami kecelakaan yang parah.
Dan di kabarkan sebelumnya ia sempat meminum minuman ber alkohol, hingga akhirnya kecelakaan..."Berita itu menghancurkan hati anak anak RAWRR
Sosok itu pergi
Dia pergi meninggalkan semuaKini di atas brankar terbaring lemah dan sangat hancur dengan penuh luka.
Tangan Lion terus memegang erat tangan milik pria itu.
"Bang lo gak boleh nyerah, lo kuat gue tau lo bisa lewati semua ini," tangis pria itu pecah.
"L-lo gak b-bisa maksain tak-dir cassa," kata pria yang terbaring lemah itu dengan nada terbata bata.
Cassa adalah panggilan yang ia gunakan untuk memanggil lion.
"Bang lo ninggalin kita, lo itu harapan terbesar kita semua bang," kini beralih ke pria yang berdiri tak jauh dari brankar namanya Revan.
"Va-van gue ud-ah gak ku-at," lirih pria itu.
"Bang lo harus kuat, bang gue tau lo bisa," kini aksa ikut bersuara.
"Bang lo harus balik, lo yang paling dewasa antara kita ber tujuh, lo selalu bilang kalau kebahagiaan terbesar lo itu saat liat kita adek adek lo bahagia. Tapi kenapa bang kenapa malah kayak gini?" keluh kevlar.
"Lo harus bisa bang, kita semua selalu di sini buat semua perjuangan lo," tambah feljun.
"Gu-gue udah capek de-engan semua nya, gu-e nitip RAWRR ke l-lo van. Ca-ssa ja-ga diri Lo baik baik. L-lo semu-a ha-rus hid-up di jalan yang benar dan baha-gia.
Wak-ttu gue u-dah ha-ha-bis," tepat setelah kalimatnya selesai nafas pria itu pun sudah tiada.Teriakan demi teriakan kembali menghiasi ruang rawat pria itu, seorang suster masuk dan memberikan sebuah amplop.
"Permisi atas nama Revan?" tanya suster itu
"Gue!" masih dengan hati yang hancur Revan menjawab.
"Ini pesan peninggalan dari Almarhum," kata suster itu sambil menyodorkan amplop.
22.juli.2019
Kepergian yang menghancurkan dan membekas dalam memori.
Dia Arvin Aldebaran ketua RAWRR dan sekaligus panutan para inti lainnya, dan anggota RAWRR pergi dengan semua kelelahan yang ia alami."Arvin udah tenang yah di sana? bareng daddy Raja sama mommy Resa, arvin gak kesepian lagi, meski kita di sini selalu nemenin Arvin.
Arvin udah senang banget yah ketemu mommy dan daddy, sampaiin salam dari kami semua buat mommy Resa dan daddy Raja yah. Makasih udah kenalin ke kita semua, malaikat se dewasa Arvin, se kuat Arvin dan menjadi sandaran banyak pundak yang membutuhkan. Nanti jangan lupa yah kunjungin kita walau hanya Arvin yang bisa ngeliat dan kita semua gak bisa ngeliat, kita semua bakal selalu ingat sama arvin dan selalu kunjungin arvin di tempat peristirahatan nya arvin," kata kata ini meluncur dari bibir seseorang yang paling hancur hatinya.Flashback off
π¦π¦π¦π¦
Setelah melewati hari yang membuatnya shock, kini Aloe dan anggota L.Q serta anggota RAWRR tengah berkumpul bersama di markas RAWRR.
Yosma masih setia memgang leontin kalung yang berisi foto dirinya dan Arvin, rasanya baru kemarin mereka kenalan dan dekat kini tertampar fakta kepergian arvin yang sudah 2 tahun ini.
Revan yang peka dengan keadaan Yosma, mengelus pundaknya untuk menenangkannya.Aloe dan Caca saling berpandangan, bagai mengisyaratkan "siapa yang akan mulai pembicaraan".Deheman Mikes mengejutkan semuanya."Ehem guys jadi gimana nih, besok ke makam bang arvin jamber?" Tanya mikes."Jam 2 an gimana? Kita kan sekolah dulu," tawar Zilla.
"Enaknya sih siang, kalau menurut gue," timpal Dirga dan di angguki oleh Kevlar.
"Gw setujuh sama Dirgong!" tambah Aksa.
"Nama gue dirga! sa bukan dirgong," peringatan itu meluncur dari bibir Dirga.
"Shutt up men!" bentak Revan.
"Gimana kalau bolos aja?" tanya Aloe.
Ajaran sesat emang si Aloe"Saya gak setujuh!" imbuh Lion yang sedari tadi terdiam seribu bahasa.
"Gak setuju apa?" tanya yosma.
"Gak setuju, kalau kalian bolos!!! Jadi cewek yang normal, jangan pembangkang. Kalian pikir dengan lakuin kayak gitu bang Arvin bakal suka? Gak! yang ada dia jijik kalau adik adiknya jadi sampah negara," Jelas Lion penuh penekanan.
Seketika Aloe dan yang lainnya mati kutu tanpa tau ingin berkata apa lagi, yosma menyadari suasana sekarang mencekam akhirnya menjawab jam yang pasti.
"Ok kalau gitu, lo pada jemput kita pas selesai jam sekolah, dan buat anak anak L.Q besok gak usah bawa kendaraan karena kita nebeng sama anak anak cowok," final Yosma.
"Yes gue sama Caca, valid no debat no kecot," kata Kevlar.
Sontak membuat semua menatap horor, ke arah kevlar yang terlewat kegirangan."Terusin aja terusin, pengen nya dekat tapi gak ada ikatan. Di embat orang entar nangis, hadeh indahnya dunia perghostingan. Mamam tuh harapan palsu!" sindir Aksa.
"Nyindir gue lo?" tanya Dirga memastikan.
"Gak sih, tapi kalau lo ngerasa yah bodo amat," timpal Aksa cuek.
"Lo berdua punya masalah?" tanya Feljun yang mulai terpancing suasana keributan.
"Gak!" jawab Aksa dan Dirga bersamaan.
"Yaudah diem! ini buat bahas kunjungan ke makam bang arvin, bukan mo lihat kehebatan lo berdua monyet, kalau mau berkelahi noh di lapangan, gak usah masang kehebatan di sini sial!" kata Feljun penuh emosi.
Cukup tau kalau feljun 11 12 dengan zilla mereka adalah kang ngegas.
"Udah diem!" tegur Caca.
"Malu sama umur, semakin tua bukan semakin dewasa malah kayak bocil goblok," nah kini giliran Zilla yang mulai ngegas.
"Tenang woi!" tegur Revan.
Semuanya kembali tenang.
Air mata yosma tiba tiba merembes tanpa ijin sang empuh, isakan tangisan perlahan mulai terdengar.
"Pasti dia udah bahagia banget yah hiks...hikss... gak rasain kesepian lagi kayak dulu, kalau dulu gue nangis kayak gini pasti dia yang selalu hibur gue.
Kalau dulu gue kepengen bepergian pasti dia yang utama overprotective ke gue, kalau dulu gue main ke sini pasti dia yang paling manjain gue. Dia yang selalu usahain untuk selalu ada buat gue, harusnya gue gak ninggalin dia waktu itu. Kalau aja gue waktu itu gak ikutan latihan pasti dia sekarang masih ada di sini hiks...hikss... dia selalu jadi yang menghibur orang lain dan tanpa sadar dia juga membutuhkan hiburan dan sandaran saat dia kesepian," Guman Yosma yang masih bisa di dengar oleh yang lainnya.Air mata mereka tak tertahankan dan meluncur begitu saja di pipi masing masing, ARVIN ALDEBARAN sosok yang membuat dunia RAWRR dan L.Q hancur sejak dua tahun lalu.
Seperti kesepakatan mereka kemarin, hari ini adalah hari kunjungan ke makam Arvin.Saat ini mereka semua sudah berdiri di sebuah nisan, yang terteran Nama almarhum Arvin Aldebaran."Sebelum kita melakukan kegiatan lainnya, kita berdoa bersama dulu," ajak Revan.Suasana hening masing masing mereka berdoa sesuai ajaran mereka, setelah selesai memanjatkan doa kegiatan mereka selayaknya ziarah pada umumnya."Bang, gak kerasa udah dua tahun lo pergi ninggalin kita semua, lo tau gak? gue puyeng sama nih anak anak semuanya. Gak ada lo, semua serasa runyem bang, pala gue mau pecah aja rasanya, " curhat Revan."Gue harap, lo bahagia di sana bang," kata kata ini bersumber dari Lion."Lo ngomong pake bahasa non formal?" tanya Zilla."Kenapa?" tanya Lion balik."Ya kan biasanya Lo make bahasa formal, rasanya beda aja gitu," Jelas Zilla.Aloe pun
Pagi ini Lion dengan mobilnya sudah nangkring di depan Mansion mewah milik Aloe, sesekali mengecek handphonenya pasalnya Aloe tadi katanya 5 menit lagi tapi tetap saja belum tiba.Ketukan di kaca mobil Lion menyadarkannya dari lamunannya, di sana terpampang jelas Aloe dengan seragam sekolahnya. Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil milik Lion, Lion melihat Aloe yang diam saja sejak tadi, bahkan tak memasang sabuk pengamannya.Tanpa pemberitahuan Lion mendekat ke ALoe dan menarik safety belt nya, dengan jarak yang menipis bahkan parfum pria itu menyeruak ke seluruh hidung Aloe karena saking dekatnya membuat Aloe menjadi salah tingkah."Bernapas jangan lupa," tegur Lion."I-iya gue napas kali," elak Aloe.Mobil Lion melaju menerobos jalanan, sambil sesekali melihat ke Arah Aloe.Aloe yang merasa di tatap pun menatap balik ke arah Lion, merasa dirinya di ciduk Lion segera kembali memandang ke
Setelah diskusi yang tak menghasilkan jawaban apa apa kemarin, saat ini Lion Queen tengah menatap mikes dengan tatapan mengintimidasi. Semua jelas gara gara aksa yang lanang mengecup pipi mikes tadi saat semuanya sedang berada di tempat parkir, sejak 15 menit lalu mikes di interogasi namun tetap ngeyel tidak ingin jujur."Ngaku ajalah!""Apa susahnya Lo ngaku,""Si anjir pacaran, gak bilang bilang,""Takut di mintain PJ kali, sama kita,""Atau, kantong lo sama aksa lagi kosong?"Semua itu adalah kata kata ke lima manusia kepo di hadapan mikes, mikes menatap horor ke arah mereka."Apaan sih lo ber lima rada gila yah, lagian siapa yang pacaran coba, dan kantong gue lagi full kalik, yakali gue kere," jawab Mikes masih dengan nada greget."Awas Lo, gue mau langsung interogasi Aksa aja," greget Aloe tak mau kalah."Aksa gak bakal jawab Al, kan sama sama janjian," tambah Yosma."Gue punya ide!!!" dengan senyum mis
Pagi ini Lion tengah bersiap siap sarapan bersama keluarganya, tetap dalam suasana dingin dan mencekam. "Saya tidak suka kamu dekat dengan anak anak gak jelas itu!" Tegas sang mama.Lion masih tetap diam dan menyantap makanannya. "Sudah berapa kali di bilangin, kamu tidak pantas sama sama dengan berandalan berandalan sialan itu," Kali ini suara bariton yang menyelimuti ruangan itu.Kali ini Lion sudah tidak bisa tinggal diam ia tak ingin terus di jadikan boneka oleh mereka. "Lebih baik saya jadi berandalan! dari pada saya jadi manusia tanpa hati," kata Lion sambil melongos pergi. "LION BERHENTI KAMU!!" perintah sang ayah. Lion sontak menghentikan langkahnya dan berbalik menatap ke dua orang yang di sebut orang tua itu. "SEMAKIN KURANG AJAR KAMU YAH. SAYA TIDAK INGIN MEMILIKI ANAK SIALAN! DAN BERANDALAN SEPERTI KAMU! ANGKAT KAKI DARI RUMAH INI!" "Dan satu lagi! Anda bukan bagian keluarga ini lagi dan tinggalkan
Seorang gadis kini menatap kosong ke arah jendela kamarnya, sesekali mendengus kesal."Ayah sama bunda kemana sih kok gak balik balik dari kemarin," dengus Aloe.Tiba tiba pintu ruang rawat Aloe terbuka, di sana menampakan ke dua orang tuanya yang sedang menatap nya."Ayah... bunda... dari mana aja sih kan Al sendirian," keluh Aloe.Ke dua orang tuanya mendekati Aloe. Setelah diam cukup lama mereka mulai berbicara menyampaikan maksud mereka."Al sayang gak sama ayah dan bunda?" tanya sang bunda dengan raut wajah tak bisa di artikan."Sayang lah kan kalian orang tua Al, lagi pula bunda kok ada ada aja pertanyaannya," greget Aloe."Kalau ayah sama bunda minta sesuatu sama Aloe boleh gak?" tanya sang ayah lagi.Aloe semakin bingung apa yang akan terjadi ini? Kenapa ke dua orang tuanya seperti ini."I-iya ayah! ini kenap
"Jika hal terbaik dalam hidup adalah rasa cinta maka hal terburuknya adalah rasa tak terbalaskan" -By. LionPandangan Lion kosong dan lurus ke depan, sesekali memetik gitarnya merenungi kejadian saat ini."Bang lo gak papa?" tanya Dirga.Yang jelas tau kalau Lion tak baik baik saja.Tak ada jawaban apapun dari Lion."Kita semua bakal usahain balikin Aloe,Lo jangan sedih terus men," kata Revan ikut nimbrung."Kadang kepergian itu meninggalkan luka, tapi segala sesuatu jika berjodoh tak akan kemana kan? Lo pasti bisa bang," kali ini Aksa mencoba menguatkan Lion.Lion tetap terdiam tanpa sepatah kata pun.Helaan napas gusar terdengar jelas.Pintu markas terbuka dengan kasar.Menampakan yosma dan ke empat sahabatnya.Mereka duduk dengan raut wajah kesal dan sedih bercampur menjadi sati."Kenapa? Hey muka
"Ruang rindu tanpa pertemuan"-By.Lion Kali ini Lion tengah menatap gedung besar di depannya, beberapa menit lalu Lion menemani seorang gadis yang bertanya sebuah alamat padanya.Yang benar saja kalau yang di tujui adalah cafe yang di dalamnya ada Aloe dan varo.Kepedihan semakin di rasakan Lion, princess nya ternyata sudah jadi milik orang lain."Kamu kenal mereka?" tanya SasaTepatnya ARSASA CLARISA."saya gak kenal." singkat Lion."Eum kita belum kenalan, kak boleh kenalan gak?" tanya Sasa ragu.Tepat saat itu Aloe melihat siluet Lion, dan bertepatan juga saat Lion menjabat tangan Sasa."Lion cassanova! " tutur Lion."Arsasa clarisa panggil aja sasa," balas Sasa dengan senyum yang terus terukir.Setelah Itu Lion pergi meninggalkan sasa namun sasa terus mengikutinya, jujur
"Gue kecewa ama lo!"Kalimat itu adalah kalimat terakhir Dina. Entahlah apa yang akan terjadi lagi setelah ini, mereka sudah pasrah dengan Takdir.Bukankah manusia hanya bisa mengikuti alur takdir?*****"Woi! balikin sempak gue Dirga!" teriak kevlar."Epaaaaannnn, kan itu ayam nya masih kecil, jangan di cemplungin nanti bisa mati!" yosma ikut bersuara saat melihat kelakuan Revan yang terlewat aktif."Ih zil, catokan gue itu!" gerutu Dina saat melihat Zilla yang dengan sengaja menendang box catokan milik Dina."Susu gue mana oi!" heboh Aksa mencari susu nya."Ih, itu haechan kenapa bisa seganteng itu? Aaaaaa mau nikah sama haechan tapi saingan ku banyak," rengek Mikes yang tengah melihat foto-foto idolanya."Susu strobery gue, di habisin sama siapa hah? ngaku lo pada!!" Kesal caca saat melihat kotak susu nya sudah kosong."DIAM G