Home / Romansa / REMARRIED EX-HUSBAND / 6 - Kembali Ke California

Share

6 - Kembali Ke California

Author: Di_evil
last update Last Updated: 2021-06-09 14:34:08

California, 02:00 P.M.

Xevia hanya membutuhkan kurang dari satu menit untuk mengubah angka-angka pada jarum-jarum jam di arlojinya, mengikuti zona waktu kota kelahirannya.

Lalu, difokuskan kembali atensi pada sosok sang putra kecil, Jevon Davis, berada dalam gendongannya.

Xevia menarik kedua ujung bibir yang tinggi hingga membentuk senyuman lebar.

Diperuntukkan untuk Jevon. "Sudah mengantuk, Nak?"

Xevia iseng saja bertanya karena melihat bagaimana sepasang mata sang putra mulai sayu dan memerah.

Namun, didapatkan gelengan kepala dari Jevon. Xevia pun tertawa. Gemas akan ketidakjujuran Jevon.

"Belum, Mommy."

Xevia lantas mengangguk, ingin ditunjukkan kepercayaan akan jawaban sang buah hati.

Kontras akan tindakannya yang menyandarkan kepala Jevon ke bahu kiri, dalam gerakan pelan-pelan saja.

Lalu, diusap-usap rambut putranya, untuk beberapa saat. Afeksi seperti ini akan mudah mengantar Jevon tidur.

Namun, tidak dapat lama Xevia lakukan sebab ia harus kembali mendorong kereta barang ke areal parkir bandara.

"Mommy ...,"

Baru saja, Xevia hendak bangun dari kursi, sudah pasti diurungkan sejenak karena panggilan sang putra.

"Ada apa, Sayang?"

"Apa tinggal di sini bagus seperti London?"

Xevia langsung terkekeh karena pertanyaan bernada polos buah hatinya yang berusia tiga tahun itu.

Walau, dalam suara manis Jevon, sangat kentara sang putra menyimpan sebuah kecemasan.

Jevon memang tipikal balita yang meiliki kepekaan cukup tinggi. Dan, perasaan juga lumayan sensitif.

"Bagus, Sayang. Akan menyenangkan."

"Seperti di London." Xevia menambahkan.

"California adalah kampung halaman, Mommy. Kita pasti akan senang tinggal di sini." Xevia berusaha meyakinkan.

Bukan perkara sulit bagi Xevia tahu bagaimana sang putra masih belum bisa menerima perubahan lingkungan.

Namun, Xevia akan tetap berupaya melakukan apa saja untuk menjamin Jevon suka dengan kehidupan di California.

Xevia ingin mengabaikan kekhawatirannya sendiri. Tak ada guna memiliki kecemasan yang berlebihan.

Sudah dipilih meninggalkan London untuk memulai semua awal yang baru di California.

Walaupun, jauh di lubuk hati terdalamnya, rasa cinta pada kota London besar karena tinggal di sana hampir tiga tahun.

Andai bisnis-bisnisnya tidak mengalami kebangkrutan, Xevia pasti enggan kembali ke California.

Beberapa alasan kuat menjadi indikasi-indikasi, kenapa sangat ingin dihindari kota kelahirannya sendiri.

"Mommy, apa Daddy tinggal di sini juga?"

Betul sekali. salah satu yang menyebabkan adalah karena tak ingin dekat-dekat dengan mantan suaminya, Argon Davis.

Hal apa pun berkaitan akan pria itu, begitu dapat berpengaruh Xevia sampai sekarang. Walau, berupaya keras juga melupakan setelah mereka bercerai.

Namun lagi-lagi, keinginanya tidak akan bisa dipenuhi, saat sudah memutuskan menetap di California kembali.

"Daddy tinggal di sini, Mommy?"

Meski enggan menjawab, Xevia harus tetap memberikan tanggapan atas pertanyaan sang putra. Jika tidak, maka Jevon akan terus menanyakan padanya.

Xevia mengangguk malas. "Iya, Dadddy tinggal di sini."

"Oke, Mommy. Akan bagus."

Tidak diberikan tanggapan apa-apa dalam bentuk kata-kata, hanya masih memamerkan senyumannya saja. Memang, tak akan dimiliki sahutan verbal yang tepat.

"B.J akan senang tinggal di sini, Mommy."

B.J adalah singkatan dari Baby Jevon. Panggilan tersebut sudah disepakati bersama Argon, sejak dirinya mengandung. Usia kehamilan sekitar enam bulan.

Dan, buah hatinya sendiri baru bisa melafalkan dengan baik dan lancar, saat berumur satu setengah tahun.

Drrrtt ....

Drrrtt ....

Drrttt ....

Pikiran yang cukup melalang buana, langsung kembali ke dunia nyata karena handphone berdering.

Xevia langsung mengambil benda tersebut dari dalam tas. Sebelum diangkat panggilan, Xevia lebih dulu melihat nama si penelepon.

Argon.

Mata Xevia membelalak. Bukan kaget karena sang mantan suami yang menghubunginya. Namun, akibat pesan dikirim oleh pria itu. Tampak jelas di layar ponselnya.

Kau sudah tiba di bandara? Aku akan antar kau dan Jevon pulang. Tolong tunggu.

"Bagaimana bisa?" Xevia spontan loloskan tanya, selepas membaca chat Argon.

"Kenapa, Mommy?"

Xevia pun terkesiap besar. Wajar rasanya bereaksi demikian sebab tak menyangka jika sang mantan suami akan menjemputnya.

Memang, Xevia sempat memberi tahu Argon akan rencananya kembali ke California, mungkin sekitar satu minggu lalu.

Namun, Xevia tidak mengabari secara detail kapan hari keberangkatannya pada Argon.

Xevia jelas sangat terkejut mantan suaminya mengirimkan pesan yang seperti itu.

"Mommy? Kenapa?"

"Tidak apa-apa, Sayang." Xevia baru dapat menjawab, setelah dua kali dipanggil oleh sang buah hati. Digelengkan kepala juga.

Tentu, bukan hal yang mudah untuk Xevia membohongi Jevon dengan kepekaan putra kecilnya yang sedang bekerja.

Xevia nempertimbangkan soal kejujuran. Ia akan berterus terang pada buah hatinya.

"Daddy bilang akan jemput Mommy dan BJ di sini, Sayang." Xevia berucap lembut.

"Daddy jemput? Yeayyy!"

Xevia hanya membalas dengan senyuman yang lebar. Sementara, jari-jarinya mengetik pesan balasan untuk sang mantan suami.

Xevia memberi tahu lokasi dirinya dan juga Jevon tengah berada, dalam beberapa patah kata yang bisa dipahami oleh Argon.

"Mommyyy!"

"Itu Daddyy!"

Seruan senang sang buah hati, langsung saja dapat membuat perhatian Xevia teralih dari handphone. Kepala dan atensi terarah lurus ke depan. Ingin melihat mantan suaminya.

Tujuh detik lalu, pacu dari detakan jantung Xevia masih normal. Namun, saat melihat kegagahan sosok Argon, debarannya jadi semakin mengencang tanpa bisa dicegah.

"Daddyyy!"

"Haii, Baby Jevon! Jagoan Daddy!"

Xevia belum menunjukkan sambutan apa pun, baik lewat ekspresi atau kata-kata pada sang mantan suami. Hanya memerhatikan Argon yang tambah mendekat.

Bahkan, manakala pria itu mengambil Jevon dalam gendongannya, Xevia masih tak bisa menunjukkan sapaan. Menatap diam.

Barulah Xevia bisa sadar dari lamunan, saat Argon memeluk dirinya dan mendaratkan ciuman di salah satu pipi.

Sekujur tubuhnya merinding. Sedangkan, kedua mata mengerjap-ngerjap tak percaya.

Di lubuk hatinya, Xevia pun menggerutu akan kebodohannya yang menunjukkan reaksi memalukan harga diri saja.

"Terima kasih sudah kembali ke California."

Kalimat yang cukup singkat, namun entah mengapa terdengar begitu serius diucapkan oleh mantan suaminya. Apalagi, cara Argon memandang juga dengan begitu intens.

"Kita akan pulang ke rumah kita?"

Xevia segera menggeleng. "Tidak."

"Tidak ada rumah kita lagi." Xevia pun beri penekanan pada dua kata yang dijadikan sebagai penegasan.

Related chapters

  • REMARRIED EX-HUSBAND   7 - Godaan Argon

    California, 04:00 P.M.Xevia menghitung dengan benar, menit demi menit yang telah berganti lewat arloji di tangannya.Sudah hampir satu jam pula, ia dan Jevon bersama Argon di restoran, dalam rangka makan bersama.Belum ada tanda-tanda bahwa pertemuan di antara mereka akan segera disudahi. Walau, ia sangat ingin.Dan, Xevia enggan mengedepankan ego demi mendapat apa yang dirinya kehendaki. Masih dipikirkan Jevon.Xevia tidak akan tega mengakhiri momen yang membuat sang putra bergembira.Jevon sangat menikmati acara makan dengan Argon. Bisa dilihat jelas dari ekspresi buah hatinya itu.Xevia menerapkan pemikiran logis yang dibarengi dengan berupaya memahami perasaan Jevon juga.Sudah enam bulan lamanya, sang putra dan Argon tidak melakukan perjumpaan secara langsung.Buah hatinya pasti merasakan kerinduan

    Last Updated : 2021-06-09
  • REMARRIED EX-HUSBAND   1 - Menolak Menikah

    Sejak bangun dari tidur, Xevia hanya sendiri dan tak ada Argon bersamanya. Kasur serta kamarnya kosong. Terasa begitu sunyi.Xevia jelas ingin tahu dimana keberadaan Argon, tapi lebih dulu ia bergegas untuk mandi karena lengket oleh keringat hasil dari percintaan panas mereka selamat.Xevia mandi kilat saja. Tak ingin lama-lama di kamar mandi. Lalu, berganti baju dan juga berias. Lebih, tepat memakai sedikit pelembab wajah serta bibir.Barulah, Xevia keluar dari kamar. Suasana sepi menyambut saat pintu dibukanya. Tak tampak sang kekasih. Tapi, tetap dicari."Selamat pagi, Sayang."Xevia langsung menyunggingkan senyuman lebar dan terbaik yang bisa pamerkan pada sang kekasih hati, Argon Davis.Sementara, kedua kakinya belum berhenti berjalan. Masih ada jarak empat meter lagi yang harus dipangkas untuk bisa berdiri dekat dengan sang kekasih."Selamat pagi juga." Xevia membalas."Maafkan aku bangun lebih siang dibanding kau. Aku ti

    Last Updated : 2021-06-07
  • REMARRIED EX-HUSBAND   2 - Kabar Hamil

    Xevia merasakan kegugupan besar. Debaran jantung sangat kencang. Padahal, ia belum bertemu dengan kekasih hatinyaXevia sendiri tengah berdiri di depan pintu apartemen Argon. Ia sudah memencet bel agar kekasih hatinya itu segera keluar.Argon ada di dalam. Namun, ia tidak tahu apa yang pria itu sedang lakukan sekarang.Xevia pun tak memberi tahu Argon akan kedatangannya. Sebab, ia pun tidak ada niat untuk berkunjung hari ini.Rencana menemui Argon dilakukan secara mendadak. Xevia ingin menyampaikan hal penting pada pria itu. Argon wajib tahu.Xevia menarik napas panjang. Lalu, dibuang cepat, saat pintu apartemen dibuka Argon. Sang kekasih membelalakan mata.Seakan tidak percaya jika dirinya datang.Memanglah sejak mereka bertengkar soal pernikahan, sekitar satu minggu lalu, agak sedikit berantakan komunikasi di antara mereka. Walau, ia dan Argon sudah saling berupaya membangun kemesraan kembali."Hai." Xevia menyapa lebih

    Last Updated : 2021-06-09
  • REMARRIED EX-HUSBAND   3 - Lahirnya Baby Jevon

    "Bagaimana perasaanmu?"Pertanyaan singkat Argon yang bagi Xevia terdengar lembut dan penuh perhatian. Saat memandang ke sosok sang suami, ia pun mendapatkan tatapan teduh."Perasaanku? Masih campur aduk. Tapi, aku sangat bahagia bisa melahirkan anak kita."Xevia merasakan matanya basah. "Bagiku, semua ini masih mimpi. Aku belum bis--"Xevia tak bisa melanjutkan ucapan karena menerima ciuman di bibir dari Argon. Kilat namun lembut. Xevia tidak bisa tunjukkan balasan. Walau, menginginkan."Terima kasih banyak, Sayang."Cara Argon begitu tulus dan juga serius, tak gagal menambah rasa haru Xevia. Ia begitu senang diperlakukan seperti ini oleh sang suami. Xevia merasa sangat dicintai."Terima kasih, sudah memberikanku anak, ya. Hadiah yang bagiku istimewa."Dua jam lalu, telah lahir buah hati Xevia dan Argon dengan sehat dan selamat. Berjenis

    Last Updated : 2021-06-09
  • REMARRIED EX-HUSBAND   4 - Perpisahan

    "Apa kau yakin aku tidak perlu ikut terbang ke London? Aku mencemaskan kalian."Pertanyaan Argon lekas mendapat respons dari Xevia berupa gelengan. Jawaban yang tetap sama ditunjukkan oleh wanita itu, sejak kemarin malam dikonfirmasinya."Maafkan aku terus menolak. Tapi, kau di sini juga punya kesibukan. Kalau, kau ikut berangkat, waktumu akan terbuang.""Kenapa kau berpikiran begitu? Kalian lebih penting untukku dibanding bisnis."Argon menanti segera jawaban dari Xevia, namun wanita itu hanya tersenyum. Argon pun menarik kesimpulan bahwa Xevia tak ingin terjadi perdebatan di antara mereka."Baiklah. Aku percaya." Argon pun berkata, kemudian. Memilih mengalah."Aku percaya kau akan bisa menjaga Jevon dengan baik, tanpa diriku," imbuh Argon.Dua puluh menit lagi.Ya, jadwal keberangkatan ke London akan dimulai tepat pukul em

    Last Updated : 2021-06-09
  • REMARRIED EX-HUSBAND   5 - Rencana Pindah

    "Aku pakai mobil SUV warna merah," ujar Xevia sembari membuka jendela kendaraan roda empatnya."Baiklah. Aku akan mencarimu.""Kau harus keluar dulu. Nanti kau pasti akan melihat mobilku. Oke?""Baik. Trims sudah mau repot menjemputku ke bandara. Aku rindu kalian.""Aku merindukanmu." Xevia berucap lirih. Ia mengangkat kedua ujung bibir, lantas."Aku ingin bertemu segera denganmu.""Maksudku BJ juga." Xevia buru-buru meralat agar tidak terjadi salah paham."Anak kita merindukanmu." Xevia pun mempertegas kembali sembari dilirikkan mata ke arah Jevon Davis, sang putra.Balita berusia tiga tahun itu sedang duduk anteng di pangkuannya dan makan es krim.Tentu, Jevon mendengarkan pembicaraan antara dirinya dan Argon karena panggilan dalam mode speaker."Daddy datang Mommy?"

    Last Updated : 2021-06-09

Latest chapter

  • REMARRIED EX-HUSBAND   7 - Godaan Argon

    California, 04:00 P.M.Xevia menghitung dengan benar, menit demi menit yang telah berganti lewat arloji di tangannya.Sudah hampir satu jam pula, ia dan Jevon bersama Argon di restoran, dalam rangka makan bersama.Belum ada tanda-tanda bahwa pertemuan di antara mereka akan segera disudahi. Walau, ia sangat ingin.Dan, Xevia enggan mengedepankan ego demi mendapat apa yang dirinya kehendaki. Masih dipikirkan Jevon.Xevia tidak akan tega mengakhiri momen yang membuat sang putra bergembira.Jevon sangat menikmati acara makan dengan Argon. Bisa dilihat jelas dari ekspresi buah hatinya itu.Xevia menerapkan pemikiran logis yang dibarengi dengan berupaya memahami perasaan Jevon juga.Sudah enam bulan lamanya, sang putra dan Argon tidak melakukan perjumpaan secara langsung.Buah hatinya pasti merasakan kerinduan

  • REMARRIED EX-HUSBAND   6 - Kembali Ke California

    California, 02:00 P.M.Xevia hanya membutuhkan kurang dari satu menit untuk mengubah angka-angka pada jarum-jarum jam di arlojinya, mengikuti zona waktu kota kelahirannya.Lalu, difokuskan kembali atensi pada sosok sang putra kecil, Jevon Davis, berada dalam gendongannya.Xevia menarik kedua ujung bibir yang tinggi hingga membentuk senyuman lebar.Diperuntukkan untuk Jevon. "Sudah mengantuk, Nak?"Xevia iseng saja bertanya karena melihat bagaimana sepasang mata sang putra mulai sayu dan memerah.Namun, didapatkan gelengan kepala dari Jevon. Xevia pun tertawa. Gemas akan ketidakjujuran Jevon."Belum, Mommy."Xevia lantas mengangguk, ingin ditunjukkan kepercayaan akan jawaban sang buah hati.Kontras akan tindakannya yang menyandarkan kepala Jevon ke bahu kiri, dalam gerakan pelan-pelan saja.Lalu, d

  • REMARRIED EX-HUSBAND   5 - Rencana Pindah

    "Aku pakai mobil SUV warna merah," ujar Xevia sembari membuka jendela kendaraan roda empatnya."Baiklah. Aku akan mencarimu.""Kau harus keluar dulu. Nanti kau pasti akan melihat mobilku. Oke?""Baik. Trims sudah mau repot menjemputku ke bandara. Aku rindu kalian.""Aku merindukanmu." Xevia berucap lirih. Ia mengangkat kedua ujung bibir, lantas."Aku ingin bertemu segera denganmu.""Maksudku BJ juga." Xevia buru-buru meralat agar tidak terjadi salah paham."Anak kita merindukanmu." Xevia pun mempertegas kembali sembari dilirikkan mata ke arah Jevon Davis, sang putra.Balita berusia tiga tahun itu sedang duduk anteng di pangkuannya dan makan es krim.Tentu, Jevon mendengarkan pembicaraan antara dirinya dan Argon karena panggilan dalam mode speaker."Daddy datang Mommy?"

  • REMARRIED EX-HUSBAND   4 - Perpisahan

    "Apa kau yakin aku tidak perlu ikut terbang ke London? Aku mencemaskan kalian."Pertanyaan Argon lekas mendapat respons dari Xevia berupa gelengan. Jawaban yang tetap sama ditunjukkan oleh wanita itu, sejak kemarin malam dikonfirmasinya."Maafkan aku terus menolak. Tapi, kau di sini juga punya kesibukan. Kalau, kau ikut berangkat, waktumu akan terbuang.""Kenapa kau berpikiran begitu? Kalian lebih penting untukku dibanding bisnis."Argon menanti segera jawaban dari Xevia, namun wanita itu hanya tersenyum. Argon pun menarik kesimpulan bahwa Xevia tak ingin terjadi perdebatan di antara mereka."Baiklah. Aku percaya." Argon pun berkata, kemudian. Memilih mengalah."Aku percaya kau akan bisa menjaga Jevon dengan baik, tanpa diriku," imbuh Argon.Dua puluh menit lagi.Ya, jadwal keberangkatan ke London akan dimulai tepat pukul em

  • REMARRIED EX-HUSBAND   3 - Lahirnya Baby Jevon

    "Bagaimana perasaanmu?"Pertanyaan singkat Argon yang bagi Xevia terdengar lembut dan penuh perhatian. Saat memandang ke sosok sang suami, ia pun mendapatkan tatapan teduh."Perasaanku? Masih campur aduk. Tapi, aku sangat bahagia bisa melahirkan anak kita."Xevia merasakan matanya basah. "Bagiku, semua ini masih mimpi. Aku belum bis--"Xevia tak bisa melanjutkan ucapan karena menerima ciuman di bibir dari Argon. Kilat namun lembut. Xevia tidak bisa tunjukkan balasan. Walau, menginginkan."Terima kasih banyak, Sayang."Cara Argon begitu tulus dan juga serius, tak gagal menambah rasa haru Xevia. Ia begitu senang diperlakukan seperti ini oleh sang suami. Xevia merasa sangat dicintai."Terima kasih, sudah memberikanku anak, ya. Hadiah yang bagiku istimewa."Dua jam lalu, telah lahir buah hati Xevia dan Argon dengan sehat dan selamat. Berjenis

  • REMARRIED EX-HUSBAND   2 - Kabar Hamil

    Xevia merasakan kegugupan besar. Debaran jantung sangat kencang. Padahal, ia belum bertemu dengan kekasih hatinyaXevia sendiri tengah berdiri di depan pintu apartemen Argon. Ia sudah memencet bel agar kekasih hatinya itu segera keluar.Argon ada di dalam. Namun, ia tidak tahu apa yang pria itu sedang lakukan sekarang.Xevia pun tak memberi tahu Argon akan kedatangannya. Sebab, ia pun tidak ada niat untuk berkunjung hari ini.Rencana menemui Argon dilakukan secara mendadak. Xevia ingin menyampaikan hal penting pada pria itu. Argon wajib tahu.Xevia menarik napas panjang. Lalu, dibuang cepat, saat pintu apartemen dibuka Argon. Sang kekasih membelalakan mata.Seakan tidak percaya jika dirinya datang.Memanglah sejak mereka bertengkar soal pernikahan, sekitar satu minggu lalu, agak sedikit berantakan komunikasi di antara mereka. Walau, ia dan Argon sudah saling berupaya membangun kemesraan kembali."Hai." Xevia menyapa lebih

  • REMARRIED EX-HUSBAND   1 - Menolak Menikah

    Sejak bangun dari tidur, Xevia hanya sendiri dan tak ada Argon bersamanya. Kasur serta kamarnya kosong. Terasa begitu sunyi.Xevia jelas ingin tahu dimana keberadaan Argon, tapi lebih dulu ia bergegas untuk mandi karena lengket oleh keringat hasil dari percintaan panas mereka selamat.Xevia mandi kilat saja. Tak ingin lama-lama di kamar mandi. Lalu, berganti baju dan juga berias. Lebih, tepat memakai sedikit pelembab wajah serta bibir.Barulah, Xevia keluar dari kamar. Suasana sepi menyambut saat pintu dibukanya. Tak tampak sang kekasih. Tapi, tetap dicari."Selamat pagi, Sayang."Xevia langsung menyunggingkan senyuman lebar dan terbaik yang bisa pamerkan pada sang kekasih hati, Argon Davis.Sementara, kedua kakinya belum berhenti berjalan. Masih ada jarak empat meter lagi yang harus dipangkas untuk bisa berdiri dekat dengan sang kekasih."Selamat pagi juga." Xevia membalas."Maafkan aku bangun lebih siang dibanding kau. Aku ti

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status