Beranda / Romansa / RELATIOXIC RULES / BAB 71: KLUB MATEMATIKA

Share

BAB 71: KLUB MATEMATIKA

Penulis: Charming Asteri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bu Siti mempersilakan Alexa masuk ke dalam kelas yang menjadi markas anggota klub Matematika. Wajah Bu Siti nampak sangat bahagia seperti habis memenangkan undian sabun colek. Bu Siti sudah lama bermimpi Alexa mau bergabung dengan klub Matematika dan hari ini mimpinya telah menjadi kenyataan.

“Permisi semuanya! Salam kenal!” seru Alexa.

            Seluruh mata langsung tertuju pada Alexa. Alexa seolah menjadi pusat perhatian karena penampilannya yang terlihat begitu menarik hari ini. Alexa mengenakan jaket denim yang dipadukan dengan seragam sekolahnya, sepatu putih bertumit tinggi, serta rambut panjangnya yang diberi sedikit sentuhan ikal pada ujungnya dibiarkan terurai.

“Anak-anak, perkenalkan ini Alexandra dari kelas XIB IPA. Dia anggota baru klub Matematika,” kata Bu Siti.

“Halo, Alexa!” Seluruh anggota klub Matematika menyapa Alexa.

   &n

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • RELATIOXIC RULES   BAB 72: BANDUNG

    Persiapan lomba cerdas cermat Matematika adalah sesuatu yang sangat melelahkan. Alexa harus rela mengorbankan jam tidurnya setiap hari demi mengerjakan soal-soal latihan. Belum lagi, masih ada sejumlah PR dan tugas yang harus dikerjakannya. Semua hal melelahkan tersebut membuat Alexa menjadi sangat mengantuk, hingga pada saat keberangkatannya ke Bandung.Alexa pergi ke Bandung bersama Malika, Didin, dan tentunya Bu Siti yang bertugas sebagai guru pendamping. Bu Siti tidak hentinya mengoceh dan berlaku kejam sejak tadi. Bu Siti sengaja meminta Alexa membelikannya minuman dingin di minimarket, membelikannya bala-bala, membuka tutup botol minuman, hingga meminta Alexa membawakan barang-barangnya. Sangat kejam bukan?Alexa mendorong kopernya dan koper Bu Siti dengan malas-malasan. Sesampainya di lobi hotel, Alexa memutuskan untuk menyandarkan tubuhnya di sofa empuk dan memejamkan kedua matanya sejenak. Biar saja Bu Siti yang sibuk menemui resepsionis hotel.Alexa ra

  • RELATIOXIC RULES   BAB 73: KEJUTAN

    Danish masuk ke dalam sebuah mobil dan duduk di sebelah Frey. Frey merasa heran dan memutuskan untuk bertanya kepada Danish.“Lio, kenapa loe jadi mau ambil pekerjaan ini di Bandung? Bukannya loe lebih memilih untuk pemotretan brand ambassador Inner Fresh Perfume di Jakarta?” tanya Frey.“Ah! Lebih baik gue pergi jauh-jauh ke Bandung, dibandingkan harus pemotretan bareng Sellena. Seram,” kata Danish. Frey tertawa mendengar jawaban Danish. Danish terkesan begitu takut dan berusaha untuk menghindari Sellena.“Oh, jadi karena Sellena? Astaga, loe kayaknya takut banget sama Sellena,” kata Frey.“Coba loe yang jadi gue. Pasti loe juga engga akan tahan dekat-dekat dengan Sellena,” kata Danish. Frey kembali tertawa mendengar perkataan Danish. Awalnya, Frey tida

  • RELATIOXIC RULES   BAB 74: MIE INSTAN

    Danish dan Alexa memutuskan untuk mengunjungi salah satu pusat kuliner ternama di Kota Bandung. Alexa melayangkan pandangannya ke seluruh penjuru dan menemukan banyak sekali penjual makanan yang terlihat begitu menggugah selera. Alexa merasa semakin lapar dan memutuskan untuk bertanya kepada Danish.“Kak Danish, kita mau makan apa? Makan nasi uduk?” tanya Alexa.“Gue gak mau makan santan,” jawab Danish angkuh. Alexa menghela napasnya. Alexa melihat ada penjual soto di dekat sana dan kembali bertanya kepada Danish.“Makan soto?” tanya Alexa.“Oh, please! Gue lagi gak mood makan soto,” jawab Danish.“Ya sudah kalau Kak Danish engga mau. Kita makan pecel lele saja,” kata Alexa.“Apa? Pecel lele? Kalau loe sampai berani ajak gue makan pecel lele, gue lebih baik pulang sekarang. Biar loe nan

  • RELATIOXIC RULES   BAB 75: CIUMAN PERTAMA

    Hujan bertambah deras saat Danish menyalakan mesin mobilnya. Danish segera melajukan mobilnya dan menyetir dalam gelap malam dengan iringan rintik hujan. Sementara itu, aroma parfum Danish semakin nyata karena bercampur dengan penyejuk udara yang dinyalakan untuk mencegah kabut. Alexa masih mengenakan jaket Danish untuk menghilangkan rasa dingin yang terasa begitu menusuk tubuhnya. Suasana begitu hening sehingga Danish meminta Alexa untuk menyalakan radio di mobilnya.“Ra, radio! Sepi banget,” kata Danish.“Eh, oke, Kak!” kata Alexa. Alexa menyalakan radio di mobil Danish, lalu mencari frekuensi radio yang sesuai. Tidak lama kemudian, Alexa berhasil menemukan stasiun radio yang sedang memutar lagu Can We Kiss Forever dari Kina. Alexa tertegun dan mendengarkan liriknya secara saksama.“I tried to reach you, I can't hideH

  • RELATIOXIC RULES   BAB 76: KESIANGAN

    Malam itu adalah malam paling indah dalam hidup Alexa. Ini bukanlah mimpi. Danish benar-benar mencium Alexa semalam. Alexa terus tersenyum tanpa henti, bahkan saat dirinya tertidur, Alexa yakin kalau senyumnya tidak hilang. Malam terasa begitu singkat dan digantikan dengan pagi. Aroma bekas hujan semalam telah hilang digantikan dengan cahaya matahari yang masih bersinar malu-malu. Alexa masih tertidur dengan lelapnya hingga terdengar sayup-sayup suara ketukan pintu. Alexa membuka kedua matanya dengan malas dan berjalan ke ambang pintu. Alexa membuka pintu kamarnya dan berpikir bahwa Danish berada di balik pintu tersebut.“Kak Danish Adelio!” seru Alexa. Dugaan Alexa salah. Bu Siti muncul di balik pintu sambil melipat kedua tangannya. Kedua mata Alexa membulat karena kaget.“Alexa! Kamu tahu ini sudah jam b

  • RELATIOXIC RULES   BAB 77: LOMBA BABAK PERTAMA

    Perkataan Didin seakan-akan membuat jantung Alexa berhenti berdetak. Alexa tidak mampu menyembunyikan kegugupannya sekarang. Alexa terlihat salah tingkah dan terpaksa memberanikan diri bertanya kepada Didin untuk menghilangkan rasa penasarannya.“Didin, maksud kamu apa? Kamu lihat aku berciuman sama siapa?” tanya Alexa.“Iya, Ra! Aku lihat kamu berciuman dengan pangeran katak,” kata Didin sambil tertawa.“Hah? Kamu lihat di mana?” tanya Alexa.“Aku lihat dalam mimpiku,” kata Didin. Didin tertawa terbahak-bahak dengan gaya kemayu. Didin ternyata hanya bercanda. Didin tidak tahu kalau jantung Alexa hampir saja copot mendengar perkataan Didin.“Malika, kamu engga ketawa? Ketawa, dong!” seru Didin“Eh, iya! Lucu banget,” kata Malika sambil pura-pura tertawa.&

  • RELATIOXIC RULES   BAB 78: THAI TEA WITH BUBBLE

    Alexa merasa begitu bahagia atas pencapaiannya hari ini. Alexa merasa tidak sia-sia begadang selama kurang lebih seminggu terakhir, walaupun masih harus menghadapi babak kedua dan babak ketiga dalam lomba ini.Alexa memutar otaknya dan ingin membelikan sesuatu untuk Danish sebagai ungkapan rasa terima kasih. Namun, Alexa tidak tahu makanan atau minuman kesukaan Danish. Alexa tersenyum dan memutuskan untuk menghampiri Bu Siti yang sedang sibuk mengunggah beberapa foto ke media sosialnya.“Bu Siti, boleh aku tanya sesuatu?” tanya Alexa.“Kamu mau tanya apa, Ra? Kalau kamu mau tanya rumus Matematika, jangan sekarang. Saya sedang sibuk unggah foto,” jawab Bu Siti datar. Alexa menghela napasnya dan berusaha untuk tetap sabar. Bu Siti masih terus fokus pada layar ponselnya dan tidak menatap mata Alexa sebagai lawan bicaranya.“Bu Siti tahu apa makanan atau mi

  • RELATIOXIC RULES   BAB 79: KOCHENGLANAK SERAM

    Alexa menutup pintu kamar 413 dan menyandarkan tubuhnya di daun pintu. Hati Alexa dipenuhi oleh perasaan menyesal dan bersalah. Kecerobohan Alexa telah merusak momen romantisnya bersama Danish malam hari ini. Alexa memang bodoh karena telah menyimpan tiramisu truffle yang sangat berharga itu secara sembarangan hingga membuatnya tengik. Alexa meraih ponselnya dan mengirim sebuah pesan Whatsapp kepada Danish berisi permintaan maaf.To: Danish AdelioAku minta maaf soal tragedi tiramisu truffle tadi. Alexa menimang ponselnya dalam diam. Tidak lama kemudian, sebuah pesan Whatsapp dari Danish masuk ke dalam ponsel Alexa. From: Danish AdelioOh, lupakan!I’m starving. Could you grab something to eat for me? Alexa meringis dan semak

Bab terbaru

  • RELATIOXIC RULES   BAB 200: THE END

    Langit Kota Jakarta sudah benar-benar gelap sekarang. Alexa masih duduk sendirian di kamarnya. Sekali lagi, Alexa melirik gaun cantik yang telah dibelinya di butik untuk acara promnight esok hari. Alexa meliriknya berkali-kali, lalu kembali menghela napasnya. Alexa melirik jam dinding di kamarnya. Ternyata, waktu sudah menunjukkan pukul 00:00 dan Alexa masih mampu mendengar sayup-sayup suara rintik hujan di Kota Jakarta. Hujan sepertinya memang tidak berhenti. Alexa berusaha menyakinkan dirinya lagi dengan cara berjalan menuju jendela kamarnya. Dugaan Alexa benar. Suara rintik hujan terdengar semakin jelas. Alexa mulai tersenyum tipis. Alexa yakin dirinya akan menang taruhan sekarang. Walau demikian, Alexa belum ber

  • RELATIOXIC RULES   BAB 199: TARUHAN

    Danish tersenyum saat masih banyak wartawan yang mengambil fotonya dan masih banyak wartawan lainnya yang bertanya kepada Danish. Danish merasa senyumnya hari ini adalah senyum yang tulus, bukan senyum yang dipaksakan alias senyum palsu. Danish tidak peduli dengan banyaknya pertanyaan wartawan pada hari ini.“Mas Danish, apa berita yang dimuat di Lambe Dojen itu benar?” tanya seorang wartawan.“Mas Danish, apa betul Mas Danish tidak jadi bertunangan?” tanya wartawan lainnya. Danish masih saja tersenyum dan masih berusaha untuk merangkai kata-kata yang tepat untuk menjawab semua pertanyaan dari para wartawan. Sementara itu, para wartawan juga tidak segan untuk mulai bertanya kepada Frey.“Mas Frey, apa bisa bantu jawab pertanyaan kami? Apa semua berita yang dimuat di Lambe Dojen itu benar?” tanya seorang wartawan.“Mas Frey, apa betul Danish

  • RELATIOXIC RULES   BAB 198: KABAR TERBARU DANISH

    Danish menatap Reina sambil tersenyum lebar. Danish berjabat tangan dengan Reina sambil terus memamerkan senyum tulusnya, hingga membuat Reina sedikit heran. Reina sangat jarang melihat Danish tersenyum seperti ini. “Gue benar-benar engga menyangka loe mau bantu gue,” kata Danish. Kedua mata Reina membulat karena kaget. Dengan penuh rasa canggung, akhirnya Reina membalas senyuman Danish.“Iya, sama-sama, Lio! Aku pikir bahwa sudah selayaknya aku melakukan semua ini,” kata Reina.“Loe dan gue engga pernah saling cinta. Buat apa dua hati yang engga saling cinta harus dipaksakan untuk bersatu?” tanya Danish. Reina masih berusaha untuk tersenyum di balik rasa canggungnya. Sementara itu, Reina kembali bertanya kepada Danish untuk menghilangkan rasa penasarannya.“Jad

  • RELATIOXIC RULES   BAB 197: MENENTUKAN TAKDIR CINTA

    Danish memasang ekspresi datar dan dinginnya di hadapan Reina. Reina sudah berbicara panjang lebar, tetapi Danish tampak tidak memedulikannya sama sekali. Reina masih berusaha untuk tidak ambil pusing dengan sikap Danish. Namun, Reina akhirnya merasa kesal lama-kelamaan melihat sikap Danish. Reina mulai berbicara dengan nada tingginya kepada Danish.“Jadi, gaun untuk pertunangan kita lebih bagus yang mana? Ini atau itu? Danish, kamu dengar aku bicara engga, sih?” tanya Reina kesal.“Reina, pilih saja gaun yang loe mau! Gue engga mau ikut campur. Gue engga mengerti masalah seperti ini,” kata Danish angkuh.“Danish! Sekali ini saja, tolong kamu dengarkan aku!” seru Reina. Danish masih saja bersikap tidak peduli dan malah menggelengkan kepalanya. Danish meraih ponselnya dan pura-pura sibuk memainkan ponselnya. Reina merasa semakin kesal dan memutuskan untuk

  • RELATIOXIC RULES   BAB 196: MASIH BERHARAP

    Ujian Akhir Sekolah telah berakhir. Alexa tidak menyangka bahwa hari-harinya yang paling berat selama duduk di bangku Sekolah Menengah Atas telah berhasil dilewatinya dengan baik. Alexa merasa jerih payahnya tidak sia-sia selama ini. Alexa tidak pernah menyesal karena selalu menghabiskan banyak waktunya untuk belajar, terutama menjelang Ujian Akhir Sekolah. Jerih payah dan kerja keras Alexa terasa semakin bermakna saat Alexa mengetahui bahwa dirinya berhasil meraih nilai yang sangat baik untuk Ujian Akhir Sekolah. Alexa merasa sangat senang. Alexa berpikir pasti kedua orang tuanya dan Bu Siti akan bangga terhadap prestasi yang telah diraihnya.Bukan hanya mereka, Alexa yakin Danish juga pasti bangga jika mengetahui prestasi Alexa. Alexa yakin Danish pasti akan berhenti menghinanya dan mungkin akan sedikit memberi pujian kepada Alexa.Setelah Ujian Akhir Sekolah selesai, Alexa masih harus datang k

  • RELATIOXIC RULES   BAB 195: HADIAH YANG TERTUNDA

    Alexa melirik jam tangannya. Alexa baru menyadari bahwa Hari Valentine akan segera berlalu sebentar lagi. Alexa memang sebenarnya tidak rela jika Hari Kasih Sayang yang diperingati setiap satu tahun sekali ini segera berlalu. Walau Alexa seperti tidak mendapatkan cintanya pada tahun ini, Alexa memilih untuk tidak peduli. Alexa hanya ingin waktu bergulir lebih lama lagi di Hari Valentine. Alexa hanya ingin lebih lama lagi mengenang saat-saat indahnya bersama Danish pada waktu itu. Semua itu hanya ada dalam pikiran Alexa, tetapi Alexa tetap tidak peduli. Kini, Alexa sedang duduk sendirian di kamarnya sambil menatap langit. Alexa menghela napasnya sebentar, lalu tersenyum tipis.“Apa ini adalah cara terbaik supaya aku bisa melupakan seorang Danish Adelio?” tanya Alexa dalam hatinya.&n

  • RELATIOXIC RULES   BAB 194: HANCURNYA HARI VALENTINE

    Jantung Alexa berdebar semakin kencang. Alexa yakin ini bukanlah mimpi. Danish benar-benar berdiri di hadapannya. Alexa masih belum dapat berbicara kepada Danish. Lidahnya menjadi kaku dan dipenuhi oleh segenap rasa canggungnya terhadap Danish. Alexa hanya mampu menatap Danish dalam diam, hingga Danish memulai pembicaraan dengan suara pelan yang dingin seperti salju.“Kursi di depan loe kosong, kan?” tanya Danish. Alexa mengangguk. Alexa tidak tahu bisa memberikan anggukan secepat itu. Danish juga ikut mengangguk pelan dan langsung menarik kursi kosong di hadapan Alexa. Namun, Alexa kembali berbicara kepada Danish dengan tegas.“Kursi itu memang kosong, tapi Kak Danish lebih baik duduk di tempat lain,” kata Alexa.“Semua kursi di restoran ini penuh,” balas Danish pelan. Alexa mengh

  • RELATIOXIC RULES   BAB 193: VALENTINE TAHUN INI

    Hari demi hari terus berlalu. Alexa masih mencoba untuk melupakan Danish, walau rasanya masih sangat sulit. Bulan Januari telah berganti menjadi bulan Februari. Bulan Februari yang kembali identik dengan bulan penuh cinta. Cinta mungkin dirasakan oleh sebagian orang yang memilikinya, berbeda dengan Alexa. Hingga saat ini, Alexa masih mengurusi urusan hatinya yang masih terasa runyam. Hari ini bertepatan dengan hari Valentine, yaitu tanggal 14 Februari. Alexa sedang banyak melamun hari ini, karena kembali teringat akan Danish. Alexa ingat bahwa tahun lalu Danish mengajaknya makan malam dan Danish memulai semua permainan bodohnya dengan Alexa. Tiba-tiba, ponsel Alexa berdering. Nama Frey muncul di layar ponsel Alexa. Alexa mengangkat panggilan telepon tersebut dengan ogah-ogahan.“Iya, Kak Frey! Ada yang bisa aku bant

  • RELATIOXIC RULES   BAB 192: MELUPAKAN ITU SULIT

    Alexa baru saja selesai membereskan hadiah-hadiah ulang tahun yang diterimanya hari ini. Alexa sudah selesai menatanya dengan rapi di salah satu sudut kamarnya. Semuanya ini terasa melelahkan. Alexa berusaha untuk merenggangkan otot-otot lehernya yang mulai terasa kaku, lalu memutuskan untuk berjalan menuju meja belajarnya. Alexa mengambil selembar kertas dan pulpen. Alexa ingin sekali menuliskan sesuatu di atas kertas tersebut, tetapi rasanya sungguh sulit.“Resolusi tahun ini,” gumam Alexa pelan. Alexa mulai berusaha untuk merangkai kata-kata dalam otaknya, namun tidak kunjung dapat melakukannya. Alexa merasa heran dengan dirinya sendiri. Pada tahun lalu, Alexa memang sangat lancar dalam menuliskan banyak resolusi dan terlihat sangat semangat dan bera

DMCA.com Protection Status