Share

MALAM MASIH PANJANG

Makan malam berakhir. Maharani memberesi meja makan dengan segera. Gendis dan Giselle ikut membantu, sementara Buana langsung pamit untuk pergi ke kamar.

Di dalam kamar Buana membuka jendela. Wajahnya menengadah ke angkasa. Hujan turun rintik-rintik, dia masih berpikir keras mengenai tongkat tersebut yang semakin menganggunya saja.

“Kenapa aku terus memikirkan tongkat itu? Apakah ada sesuatu dengan tongkat tersebut yang bisa mengantarkanku dengan petunjuk terakhir?”

Itu adalah semacam insting! Pemikiran Buana memang spekulasi, namun selama ini dia pun selalu berhasil menangkap penjahat dengan cara berspekulasi. Buana percaya bahwa tidak ada yang namanya ‘kebetulan’ di dunia ini. Semua sudah diatur oleh Sang Maha Kuasa, sehinggaa pasti semuanya pasti terhubung, termasuk instingnya dengan tongkat tersebut.

Tak lama kemudian Gendis pun datang. “Mas,  kamu nggak pengin ngobrol dulu sama Papa dan Genta di ruang keluarga?&rdqu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status