Rashva sudah kembali lagi ke tempat tadi teman-temannya berada. Dilihatnya Bhiksu Ben sudah bersila dan menyembuhkan diri. Hatinya sangat lega.Ia kemudian bertanya kepada Fenrir, [“Mas Bro, kenapa Pedang Wolfzahne tidak mampu menembus selaput armor itu?’][“Aku memberikanmu kecepatan dan ketepatan. Itulah anugrah yang bisa kuberikan kepadamu. Pedang itu dapat menembus armor biasa, dan mungkin beberapa armor yang dianggap sangat kuat. Tetapi armor yang dimiliki King Sigbin itu adalah armor terkutuk, seperti Dark Magic. Dibuat dengan cara menghisap sari pati anak-anak yang masih suci. Karena itu perlu kekuatan khusus untuk dapat menembusnya,”] jelas Fenrir.[“Ah, Dark Magic. Kekuatan sihir yang membutuhkan korban nyawa sebagai penguatannya. Sangat kejam. Apakah ada cara supaya Wolfzahne memiliki kekuatan untuk melawan Dark Magic seperti itu?”][“Ada,”] jawab Fenrir. [“Kau bisa menambahkan amulet-amulet tertentu untuk meningkatkan kekuatannya. Terutama amulet yang mengandung Light Magic
[“Kita pergi ke Teranthe sekarang. Fenrir, dapatkah kau teleportasi ke sana?”] tanya Rashva.[“Ya. Aku pernah ke Teranthe tetapi aku tidak mengetahu lokasi Pasar Gelapnya,”] jawab Fenrir.“Teman-teman, mari berpegangan padaku, kita pergi ke Teranthe di Benua Tenggara.”Syutt!Dalam sekejap mata mereka telah sampai di Teranthe. Fenrir membawa mereka ke sebuah bukit dengan taman yang indah sekali. Tak jauh dari taman itu ada sebuah istana yang indah dengan menara yang menjulang.“Istana apa itu ya? Indah sekali,” tukas Rashva.“Kemungkinan besar itu adalah Istana dari Raja Benua Tenggara,” jawab Ava.“Cantik sekali, dengan bunga-bunga Sakura berwarna biru di sekelilingnya.”“Itu pelabuhannya kelihatan dari sini. Kata Tuan Riggle, pasar gelap itu berada di belakang pelabuhan.”Mereka berjalan kaki dengan cepat. Sambil menikmati pemandangan Kerajaan Teranthe yang indah.[“Benua Tenggara besarnya seluas seperti Afrika. Rajanya adalah seorang Elf. Dahulu menjadi pengikut setia Kaisar Zeon.
Ternyata si nenek tua tadi.“Bolehkah saya berbicara dengan anda sebelum anda pergi,” kata nenek itu kepada Rashva.“Tentu saja, Nek. Ada yang bisa saya bantu?” kata Rashva ramah. Ia menyerahkan kotak berisi Unicorn kepada Bhiksu Ben.“Apakah boleh 4 mata saja?” tanya si nenek.“Tentu, Nek. Apakah di sana bisa?” tanya Rashva sambil menunjuk sebuah taman yang sepi di samping gedung Lurkui.“Ya. Terima kasih,” nenek itu lalu berjalan duluan ke tempat itu. Sesampainya di sana ia langsung mengutarakan maksudnya,“Saya sangat memerlukan tanduk Unicord itu, Tuan. Saya sanggup membayar 2 Trilyun empat ratus juta. Ditambah apapun permintaan Tuan akan saya lakukan.”Apapun?“Kebetulan saya pun memerlukan tanduk ini, Nek. Ada misi untuk menolong orang yang hanya bisa dilakukan dengan bantuan tanduk itu,” kata Rashva dengan sopan.“Saya pun hendak menolong orang dengan tanduk itu,” kata si nenek dengan wajah sendu.Rashva tak tahu apa yang harus ia katakan dan lakukan.“Jika saya menjual diri sa
Mereka berdua segera pergi meninggalkan tempat itu. Kitsune itu berlari dengan sangat cepat dan Rashva mengikutinya dari belakang sambil membawa kotak berisi Tanduk itu. Cukup lama mereka berlari dan kini sampai di sebuah hutan. Masuk ke dalam hutan yang berliku, masih ada lagi sebuah jalan kecil yang tersembunyi. Di ujung jalan kecil itu ada rerimbunan semak-semak.Ternyata di balik semak-semak itu ada sebuah pintu kecil.“Mari silahkan,” Kitsune itu mempersilahkan Rasvarg masuk. Di balik pintu itu ada sebuah terowongan yang gelap dan sangat panjang. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya sampai juga di ujung terowongan. Ada sebuah pintu lagi.“Harap Tuan menunggu di sini. Saya harus memohon ijin dulu,” kata Kitsune itu.Ia lalu masuk ke dalam ruangan dan menutup pintu. Setelah beberapa lama, baru ia kembali lagi.“Silahkan.”Rasvarg memasuki ruangan itu. Sebuah ruangan yang cukup mewah. Ruangannya luas dan besar, tapi sangat sepi. Di ujung sana, terdapat sebuah tempat tidur. Ada ses
Mereka semua meninggalkan ruangan.Sang Raja berkata kepada Rashva, “Kyrios Rashva, aku memiliki seorang anak dari istriku yang dahulu. Nama anakku adalah putri Aurellia. Ia sudah 10 tahun ini menghilang dan kami telah berusaha mencarinyanya namun sampai sekarang belum berhasil. Di usiaku yang sudah sebentar ini, dapatkah aku memintamu untuk mencarinya?”Rashva menjawab dengan khidmat, “Saya siap menjalankan titah Yang Mulia.”Raja itu tertawa, “Ini bukan titah. Ini adalah permintaan seorang yang sekarat kepada sahabatnya. Kau adalah sahabatku. Meskipun aku baru mengenalmu, aku telah percaya sepenuhnya kepadamu. Aku melihat bayangan Kaisar Zeon di dalam dirimu.”Rashva tidak berkata apa-apa.“Nanti jika sudah kau temukan dia, mau kah kau menikahinya?”Pertanyaan itu datang begitu tiba-tiba seperrti petir di siang bolong.“Saya,….eh”“Ya. Aku tahu kau belum mengenalnya. Ia seorang yang cantik namun susah diatur. Ia pergi saat aku bertengkar dengannya. Jika kau suka kepadanya, kau menda
Rashva telaah kembali bertemu teman-temannya. Ia menceritakan tentang kejadian yang baru saja dialaminya. Tentu saja ia tidak menceritakan bagian di mana ia memiliki hubungan dengan Kaisar Zeon.“Karma. Karma baik, selalu lahir dari perbuatan yang baik. Amitabha….Amitabha, ” kata Bhiksu Ben. Ia berulang kali mengucapkan puja puji dan doa. “Jika bukan karena keikhlasan Rashva memberikan tanduk itu secara cuma-cuma untuk menolong orang yang sakit, tentu ia tak akan mendapatkan berkah dan anugrah seperti ini.”Orang berbuat baik, hasilnya mungkin tidak selamanya baik. Tetapi orang berbuat jahat, hasilnya pasti akan selamanya buruk.“Mari perkenalkan teman kita yang baru, Icara.”Setelah berkata begitu, Icara yang tadinya bersemayam di hati Rashva pun keluar.“Wah, cantik dan anggun sekali. Terlihat bagaikan bangsawan!” puji Ava.“Halo, Icara, aku Rikka. Senang berkenalan denganmu.”“Halo Rikka, aku Icara. Senang berkenalan dengan kamu, dan semua orang di sini. Mohon petunjuk selama saya
Keesokan harinya mereka sudah mulai berlatih dengan giat. Masing-masing sangat menikmati ilmu yang Rashva percayakan kepada mereka. Yang membuat sulit adalah kesemua ilmu itu ditulis dalam huruf Tiongkok kuno dan harus Fenrir yang membacakannya kepada Rashva barulah Rashva mengajarkan kepada mereka.Hal ini memberikan keuntungan tersendiri kepada Rashva, yaitu ia secara tidak sengaja juga akhirnya mempelajari inti sari ilmu kawan-kawannya. Tapi di sisi lain, pelajarannya sendiri juga agak tertinggal karena ia harus membantu mengajari teman-temannya itu.Dalam 1 bulan, sudah terlihat kemajuan ilmu mereka. Ava yang kemajuannya paling pesat karena ia adalah seorang gadis yang cerdas, dan ilmu yang ia pelajari sangat cocok dengannya, apalagi di masa lalunya ia pernah mempelajari ilmu tarung asli Persia. Ilmu Cambuk Ular Putih adalah sebuah ilmu yang juga tercantum di dalam Kitab 9 Yin. Sehingga ketika Rashva mengajarinya, menjadi jauh lebih gampang karena ilmu 9 Yin juga adalah ilmu yang
“Ava coba kau jelaskan rencanamu,” kata Rashva.“Pertama-tama, aku harus menggambarkan dulu denah dan letak kuil itu,” Ava lalu menggambarkan denah itu di atas meja pertemuan mereka. Dari gambar itu, kuil sang Pandita memang terlihat sebagai benteng yang kuat.Terletak di atas gunung, di kelilingi lembah, serta hamparan tanah kosong yang luas. Ada sungai yang mengitarinya. Benar-benar sebuah tempat yang sulit diserang dan juga disusupi.“Ini kayak game Warhammer,” tawa Rashva.“Upacara Pentahbisan akan dilaksanakan di luar kuil. Di tanah lapang yang luas itu. Ratusan orang akan terpilih dari ribuan yang datang. Entah apa dasar pilihannya. Mungkin hanya random saja. Ketika terpilih, baru mereka dapat masuk ke kuil itu,” kata Ava.Lanjut gadis itu, “Rencana kita adalah menyusupkan Rikka ke sana, berharap agar ia terpilih dalam pentahbisan sehingga diangkat menjadi murid, dan bisa masuk dan tinggal di dalam kuil.”“Harap diingat, aku masih tidak setuju dengan rencana ini,” kata Rashva.“