Perjalanan panjang telah dilewati. Selama perjalanan itu mereka saling bertukar kisah. Terkadang bertemu pula monster-monster kecil nan lemah yang mereka hajar atau bunuh jika dirasa membahayakan.Juga mereka melakukan Looting pada jasad-jasad dan mayat-mayat yang mereka temukan di sepanjang perjalan itu. Dunia Mirrorverse adalah dunia yang penuh bahaya di mana monster dan iblis bisa muncul kapan saja. Oleh karena itu kematian menjadi hal yang sangat biasa di sini. Sebab itu pula, mereka banyak menemukan mayat, tulang belulang, dan lain-lain di sepanjang perjalanan.Rikka lah yang pertama kali mengusulkan untuk melakukan Looting.“Mengambil barang milik mayat? Wah, aku ngeri. Walaupun aku suka Looting dalam game, tapi aku tidak enak melakukannya dalam kehidupan nyata,” kata Rashva.“Baiklah. Jika Tuan menolak, Rikka patuh.”Melihat wajah Rikka yang seputh salju dan bermata teduh itu, Rashva jadi tidak enak hati menolak usulannya. Lalu ia berkata, “Jika Rikka ingin Looting, Rikka boleh
“Gorgon! Rikka, tutup matamu!”Rashva sendiri menutup matanya.Dengan mengandalkan ‘Jiwa Pedang’ nya ia bergerak dengan sangat lincah. Seolah ia tahu tempat yang paling aman untuknya bergerak menghindari bencana itu!“Meigma!”Tubuhnya bersatu dengan Fenrir. Membentuk form yang bernama Rasvarg.Ia lalu menghilang!Cling!Tahu-tahu mereka sudah muncul di depan elf yang menjaga Hunter’s Guild.“Nona, saya titip adik saya. Berikan ia kunci kamar saya,” kata Rashva sambil memunculkan wajah aslinya.Nona elf yang kaget itu segera mampu menguasai diri dan menjawab, “Baik.”“Rikka, kau tunggu di sini.”Segera ia menghilang lagi, kembali ke tempat Gorgon berada.“Kau curang menggunakan kekuatanku,” kata Fenrir.“Terpaksa kulakukan demi menyelamatkan Rikka terlebih dahulu. Sekarang untuk melawan Gorgon, aku akan kembali ke form manusiaku. Xechorist!”Setelah mengucapkan mantra itu, tubuhnya berpisah dari tubuh Fenrir.“Hey monster jelek! Sini kemari. Biar kuhancurkan kau!” teriak Rashva.Gorgo
Blang!Kepala itu mendarat tepat di pintu depan Hunter’s Guild. Orang-orang yang berlalu lalang kaget setengah mati melihat kepala sebesar kereta kuda itu berada di sana.“Itu…itu kepala Gorgon…!”Semua orang terkaget-kaget.Juga terkagum-kagum. Tidak menyangka ada orang yang sanggup mengalahkan monster itu. Bahkan orang yang membawa kepala itu adalah seorang pemuda yang terlihat lemah. Sama sekali tidak terlihat seperti seorang pahlawan yang gagah!Rashva pergi ke tempat Nona Elf di bagian penerimaan pekerjaan, “Saya ingin melaporkan bahwa saya telah selesai menyelesaikan tugas membunuh Monster Level 7.”“Wah, hebat sekali. Mana kulihat buktinya?” kata nona itu.“Ada di depan pintu. Silahkan lihat sendiri,” jawab Rashva.Nona Elf bergegas ke pintu depan dan cukup terguncang melihat kepala itu. Sebuah kepala yang perlahan-lahan berubah menjadi batu, yang ditumbuhi rambut berupa ribuan ular berbisa.“Eh…ini…sudah mati?”“Ya. Tenang saja. Matanya sudah berubah menjadi permata. Dan sudah
Pagi-pagi sekali mereka sudah bangun. Setelah mandi, mereka turun ke bawah untuk sarapan di restauran milik Hunter’s Guild. Tempatnya sangat besar dan terkesan mewah. Bermacam makanan berjejeran di meja, boleh diambil sesuka hati. Rashva sama sekali tidak tahu makanan apa saja. Tetapi untungnya semua makanan dilengkapi dengan tulisan yang menjelaskan nama makanan itu dan bahannya.Spaghetti Rambut Valak.“Apa lagi ini?” tanya Rashva dalam hati.Susu Avatar.“Buset”Pokoknya semua nama makanan ini tidak ada yang dikenalnya.“Eh Rikka, menurut Rikka mana yang paling enak?” tanyanya.“Semua enak, Tuan. Tapi menurut Rikka tidak ada yang seenak daging ayam hutan panggang buatan Tuan.”“Ealah,” kalau semuanya tidak ada yang mengalahkan daging ayam asal bikin buatannya itu, maka dipastikan tidak ada satupun yang enak. “Ya sudah, aku ikut apa yang Rikka ambil saja.”Rashva juga melihat ada teh, maka ia menuangkannya secangkir untuknya.“Tuan minum teh dari cangkir?” tanya Rikka.“Loh memangn
Perjalanan cukup menyenangkan. Sepanjang pagi pemandangan sangat indah. Orang berlalu lalang sibuk dengan urusannya masing-masing. Jalan sangat padat merayap. Rashva merasa seperti sedang berada di Shibuya atau Shinjuku yang penuh warna dan corak yang unik.“Nah, sekarang kau bisa cerita tentang musuhmu itu,” kata Rashva saat mereka melewati jalanan setapak yang sepi.“Hmmmm, baiklah. Yah, aku harus mulai dari mana ya….,”Rashva tertawa, “Mulai dari namanya saja dulu.”Setelah berpikir sebentar, Ava berkata, “Kau pernah mendengar Pandita Suci Utara?”Rashva menggeleng.Rikka juga tidak pernah mendengar.“Dia adalah tokoh yang sangat dihormati di Benua Utara. Dan bahkan juga di seluruh Mirrorverse.”Lanjut Ava, “Ia memiliki kuil penyembahan agama yang sangat besar, dan memiliki banyak pengikut. Pengaruhnya sangat besar di Benua Utara. Tetapi kesucian dan kesalehannya itu hanya topeng belaka. Ia sebenarnya manusia kejam yang memperjualbelikan makhluk di Mirrorverse.”“Hmmmm. Orang seper
Sampailah mereka ke alamat yang dituju.Rumah Sir Ecchi Darksmit sangat besar. Bentuknya seperti sebuah puri di kerajaan Inggris. Tanahnya cukup luas. Tidak ada siapa-siapa di pelataran halaman dan tamannya.“Rumah sebesar ini memang tidak ada orang lain yang tinggal selain Sir Ecchi sendiri,” kata Ava.“Wah, dia orang yang sulit bergaul ya?”“Nanti kau akan tahu sendiri,” senyum Ava.Setelah sampai di depan rumah, mereka mengetuk pintu yang sangat besar, terbuat dari sejenis pohok Oak.Tok! Tok! Tok!Tak berapa lama terdengar suara langkah orang mendekat, dan pintu pun segera terbuka.“Ya?” pemilik suara itu adalah seorang Dwarf pendek dengan bahu yang sangat lebar dan perut yang tambun. Wajahnya seperti terlihat selalu sebal. Janggut berwarna kemerahan bercampur uban terlihat menghiasi dagunya yang berlemak. Pakaiannya seperti para bangsawan.“Selamat pagi. Perkenalkan saya…,”“Aku tidak ingin tahu namamu. Apa yang kau mau dariku?” tanya Sir Ecchi.“Saya ingin memesan perisai,” kata
Sampailah mereka di daerah Filofen.Sebuah daerah yang sangat subur dengan sejenis tumbuhan tropis. Cuacanya terasa lebih panas daripada di Shangrilla. Banyak hutan lebat dan daerahnya terasa seperti terpencil. Filofen terletak di pinggiran pantai yang indah. Ada banyak rumah yang terbuat dari kayu-kayu yang terletak di sepanjang pantai.“Rasanya seperti di Indonesia,” kata Rashva.“Benarkah? Aku ingin sekali ke Indonesia,” kata Ava.“Suatu saat aku akan mengajakmu ke negeriku. Kau pasti akan betah.”Mereka berjalan menyusuri garis pantai. Tidak banyak orang yang berlalu lalang di pantai. Hanya terlihat beberapa nelayan yang sedang menangkap ikan.“Apakah rumah temanmu masih jauh?” tanya Rashva.“Sudah dekat. Itu rumahnya di sana. Yang bercat warna biru,” tunjuk Ava.Begitu sampai di depan rumah, terlihat seorang laki-laki yang sedang tidur-tiduran di sebuah dipan depan rumah. Ia sedang membaca buku. Lelaki ini dari ras Halfling.Cukup kaget juga Rashva melihat ada Halfling yang mau t
Mereka masuk ke dalam rumah dan cukup terkejut dengan isinya. Riggle Rundderbout hidup sangat sederhana. Hanya ada sebuah meja kecil, sebuah kursi sofa yang cukup nyaman, dan sebuah tempat tidur. Di belakang ada dapur dan perlatan masak. Di sebelah dapur ada kamar mandi. Rumah itu terbuat dari kayu Oak yang kokoh. Ada sebuah lemari kayu di pojok ruangan.Ava mendekati lemari itu dan membukanya untuk melihat isinya.Hanya ada beberapa lembar pakaian dan sebuah peti kecil. Dengan hati-hati Ava membuka peti kecil itu.Sebuah catatan kecil berada di dalamnya:Halo!Siapapun yang beruntung mendapatkan isi kotak ini, harap menggunakan sebaik-baiknya. Jangan digunakan untuk kejahatan, dan hanya gunakan untuk membantu orang. Jika engkau menggunakan untuk kejahatan, semesta akan menghukummu.Riggle Rundderbout.Begitu melihat isinya, Ava cukup tertegun.Benda itu adalah sepasang Talaria!Begitu melihat benda itu, Rashva juga kaget. “Apakah ini benda yang sama dengan yang kupikirkan?”“Ya. Ini