Share

BAB 22

last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-23 18:15:27

Blang!

Kepala itu mendarat tepat di pintu depan Hunter’s Guild. Orang-orang yang berlalu lalang kaget setengah mati melihat kepala sebesar kereta kuda itu berada di sana.

“Itu…itu kepala Gorgon…!”

Semua orang terkaget-kaget.

Juga terkagum-kagum. Tidak menyangka ada orang yang sanggup mengalahkan monster itu. Bahkan orang yang membawa kepala itu adalah seorang pemuda yang terlihat lemah. Sama sekali tidak terlihat seperti seorang pahlawan yang gagah!

Rashva pergi ke tempat Nona Elf di bagian penerimaan pekerjaan, “Saya ingin melaporkan bahwa saya telah selesai menyelesaikan tugas membunuh Monster Level 7.”

“Wah, hebat sekali. Mana kulihat buktinya?” kata nona itu.

“Ada di depan pintu. Silahkan lihat sendiri,” jawab Rashva.

Nona Elf bergegas ke pintu depan dan cukup terguncang melihat kepala itu. Sebuah kepala yang perlahan-lahan berubah menjadi batu, yang ditumbuhi rambut berupa ribuan ular berbisa.

“Eh…ini…sudah mati?”

“Ya. Tenang saja. Matanya sudah berubah menjadi permata. Dan sudah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 23

    Pagi-pagi sekali mereka sudah bangun. Setelah mandi, mereka turun ke bawah untuk sarapan di restauran milik Hunter’s Guild. Tempatnya sangat besar dan terkesan mewah. Bermacam makanan berjejeran di meja, boleh diambil sesuka hati. Rashva sama sekali tidak tahu makanan apa saja. Tetapi untungnya semua makanan dilengkapi dengan tulisan yang menjelaskan nama makanan itu dan bahannya.Spaghetti Rambut Valak.“Apa lagi ini?” tanya Rashva dalam hati.Susu Avatar.“Buset”Pokoknya semua nama makanan ini tidak ada yang dikenalnya.“Eh Rikka, menurut Rikka mana yang paling enak?” tanyanya.“Semua enak, Tuan. Tapi menurut Rikka tidak ada yang seenak daging ayam hutan panggang buatan Tuan.”“Ealah,” kalau semuanya tidak ada yang mengalahkan daging ayam asal bikin buatannya itu, maka dipastikan tidak ada satupun yang enak. “Ya sudah, aku ikut apa yang Rikka ambil saja.”Rashva juga melihat ada teh, maka ia menuangkannya secangkir untuknya.“Tuan minum teh dari cangkir?” tanya Rikka.“Loh memangn

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 24

    Perjalanan cukup menyenangkan. Sepanjang pagi pemandangan sangat indah. Orang berlalu lalang sibuk dengan urusannya masing-masing. Jalan sangat padat merayap. Rashva merasa seperti sedang berada di Shibuya atau Shinjuku yang penuh warna dan corak yang unik.“Nah, sekarang kau bisa cerita tentang musuhmu itu,” kata Rashva saat mereka melewati jalanan setapak yang sepi.“Hmmmm, baiklah. Yah, aku harus mulai dari mana ya….,”Rashva tertawa, “Mulai dari namanya saja dulu.”Setelah berpikir sebentar, Ava berkata, “Kau pernah mendengar Pandita Suci Utara?”Rashva menggeleng.Rikka juga tidak pernah mendengar.“Dia adalah tokoh yang sangat dihormati di Benua Utara. Dan bahkan juga di seluruh Mirrorverse.”Lanjut Ava, “Ia memiliki kuil penyembahan agama yang sangat besar, dan memiliki banyak pengikut. Pengaruhnya sangat besar di Benua Utara. Tetapi kesucian dan kesalehannya itu hanya topeng belaka. Ia sebenarnya manusia kejam yang memperjualbelikan makhluk di Mirrorverse.”“Hmmmm. Orang seper

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24
  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 25

    Sampailah mereka ke alamat yang dituju.Rumah Sir Ecchi Darksmit sangat besar. Bentuknya seperti sebuah puri di kerajaan Inggris. Tanahnya cukup luas. Tidak ada siapa-siapa di pelataran halaman dan tamannya.“Rumah sebesar ini memang tidak ada orang lain yang tinggal selain Sir Ecchi sendiri,” kata Ava.“Wah, dia orang yang sulit bergaul ya?”“Nanti kau akan tahu sendiri,” senyum Ava.Setelah sampai di depan rumah, mereka mengetuk pintu yang sangat besar, terbuat dari sejenis pohok Oak.Tok! Tok! Tok!Tak berapa lama terdengar suara langkah orang mendekat, dan pintu pun segera terbuka.“Ya?” pemilik suara itu adalah seorang Dwarf pendek dengan bahu yang sangat lebar dan perut yang tambun. Wajahnya seperti terlihat selalu sebal. Janggut berwarna kemerahan bercampur uban terlihat menghiasi dagunya yang berlemak. Pakaiannya seperti para bangsawan.“Selamat pagi. Perkenalkan saya…,”“Aku tidak ingin tahu namamu. Apa yang kau mau dariku?” tanya Sir Ecchi.“Saya ingin memesan perisai,” kata

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-26
  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 26

    Sampailah mereka di daerah Filofen.Sebuah daerah yang sangat subur dengan sejenis tumbuhan tropis. Cuacanya terasa lebih panas daripada di Shangrilla. Banyak hutan lebat dan daerahnya terasa seperti terpencil. Filofen terletak di pinggiran pantai yang indah. Ada banyak rumah yang terbuat dari kayu-kayu yang terletak di sepanjang pantai.“Rasanya seperti di Indonesia,” kata Rashva.“Benarkah? Aku ingin sekali ke Indonesia,” kata Ava.“Suatu saat aku akan mengajakmu ke negeriku. Kau pasti akan betah.”Mereka berjalan menyusuri garis pantai. Tidak banyak orang yang berlalu lalang di pantai. Hanya terlihat beberapa nelayan yang sedang menangkap ikan.“Apakah rumah temanmu masih jauh?” tanya Rashva.“Sudah dekat. Itu rumahnya di sana. Yang bercat warna biru,” tunjuk Ava.Begitu sampai di depan rumah, terlihat seorang laki-laki yang sedang tidur-tiduran di sebuah dipan depan rumah. Ia sedang membaca buku. Lelaki ini dari ras Halfling.Cukup kaget juga Rashva melihat ada Halfling yang mau t

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-26
  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 27

    Mereka masuk ke dalam rumah dan cukup terkejut dengan isinya. Riggle Rundderbout hidup sangat sederhana. Hanya ada sebuah meja kecil, sebuah kursi sofa yang cukup nyaman, dan sebuah tempat tidur. Di belakang ada dapur dan perlatan masak. Di sebelah dapur ada kamar mandi. Rumah itu terbuat dari kayu Oak yang kokoh. Ada sebuah lemari kayu di pojok ruangan.Ava mendekati lemari itu dan membukanya untuk melihat isinya.Hanya ada beberapa lembar pakaian dan sebuah peti kecil. Dengan hati-hati Ava membuka peti kecil itu.Sebuah catatan kecil berada di dalamnya:Halo!Siapapun yang beruntung mendapatkan isi kotak ini, harap menggunakan sebaik-baiknya. Jangan digunakan untuk kejahatan, dan hanya gunakan untuk membantu orang. Jika engkau menggunakan untuk kejahatan, semesta akan menghukummu.Riggle Rundderbout.Begitu melihat isinya, Ava cukup tertegun.Benda itu adalah sepasang Talaria!Begitu melihat benda itu, Rashva juga kaget. “Apakah ini benda yang sama dengan yang kupikirkan?”“Ya. Ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-27
  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 28

    Para Yokai itu membentuk sebuah barisan serangan yang cukup hebat. Jumlah mereka ada 8 orang. Masing-masing mengambil posisi sesuai mata angin. Rashva dan Rikka terkepung dan terpojok.“Jangan jauh-jauh dariku,” kata Rashva kepada Rikka. Gadis kecil itu pun sudah menghunuskan tombaknya.“Wolfzahne,” Rashva mengucapkan kata itu dengan santai dan setengah berbisik. Kedua pedang kembar muncul dalam genggamannya.Begitu para Yokai Hyena ini bergerak menyerang, Rashva pun bergerak. Pedang yang kanan menyerang lawan, sedangkan pedang yang kiri melindungi Rikka yang berdiri membelakanginya.Langkah kakinya tetap menggunakan ilmu Lingbo Weibo yang tersohor itu. Bahkan para Hyena itu kebingungan harus menyerang dari mana. Karena gerakan Rashva sunggu aneh dan sukar diduga. Bagiakan angin putting beliung yang menyambar mereka!“Hmmmm apa ini? Sihir yang aneh!”Para Yokai ini tidak mengetahui bahwa di alam semesta ini tidak hanya sihir yang digunakan oleh manusia untuk bertempur. Melainkan juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 29

    “Mereka sudah kabur semua! Mungkin masuk ke dalam hutan sana!” Ava sudah muncul kembali.Rashva tertawa saja melihat gadis itu yang bersemangat ingin menghajar orang.“Sayang ya, aku tidak melihat ilmu pedangmu dari dekat. Tentu seru sekali,” kata Ava lagi.“Ilmu pedang untuk menyiang rumput begitu ya belum pantas jadi tontonan lah, Hahaha.”“Apa itu menyiang rumput?” tanya Ava.Rashva bingung menjawabnya. Ava yang malah lanjut berkata, “Hey, bagaimana kalau kita sparring?”Kaget juga Rashva. Selama ini ia selalu sparring dengan Fenrir. “Wah, menarik juga!”Dengan begitu mereka bisa saling menilai kekuatan masing-masing. Hal ini sangat penting saat mereka menjalankan misi mendatang.“Kita sparring tanpa Daimon dulu yaa!” kata Ava.“Oke!”Ava mengeluarkan senjatanya. Sebuah cambuk!Cambuk itu terbuat dari sebuah bahan yang aneh. Seperti dari kulit hewan namun berwarna metalik seperti logam. Di ujungnya ada ada mata rantai berbentuk panah.“Awas serangan!” bentak Ava dengan bersemanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29
  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 30

    “Sebenarnya, aku sudah pernah menyusup ke sana. Sendirian. Jadi aku tahu keadaan di sekitar Kuil itu,” kata Ava. Ia lalu duduk dan menggambarkan sesuatu di tanah.“Ini adalah gambaran kuil mereka. Luasnya sebesar kira-kira 4 kali lapangan sepakbola,” ia menggambarkan sebuah bundaran. Lalu di sekeliling bundaran ia menggambarkan bundaran-bundaran kecil. “Ini adalah pos-pos penjagaan mereka. Amat sukar diterobos.”Melihat gambar di tanah itu Rashva tertegun. Dengan penjagaan seketat itu, cukup mustahil jika mereka dapat menyerang hanya dengan kekuatan 3 orang.“Kau tahu berapa jumlah pengawalnya?” tanya Rashva.“Ada ribuan. Kuil itu sudah seperti istana kerajaan. Belum lagi pengawal pribadi Pandita itu yang berjumlah ratusan. Lalu ada lagi pasukan khususnya. Berjumlah sekitar 15 orang. Mereka ini adalah satria Kyrios dengan Daimon paling kuat,” jawab Ava.“Lalu bagaimana kau bisa menyusup ke sana?”“Dulu aku pernah mencuri Cloak of Invisibility dari seseorang. Tetapi aku ketahuan saat m

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29

Bab terbaru

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 65

    Pagi belum lagi tiba.Rashva mimpi itu lagi.Naga menelan matahari. Lama-lama ia menjadi sangat terbiasa. Karena malas untuk kembali tidur, Rashva memutuskan untuk pergi ke dapur saja untuk memasak. Selama beberapa hari ini Rikka yang selalu memasak untuk mereka. Kasihan juga jika ia selalu berkutat di dapur saja setiap hari.Saat menyusuri lorong, dilihatnya kamar Rikka ternyata masih terbuka. Ada terang cahaya lilin yang menyinari kamar itu. Ia berdiri di depan pintu kamar dan melihat gadis itu sedang menjahit sesuatu.“Rikka belum tidur? Sedang menjahit apa?”“Rikka membuatkan pakaian untuk Tuan,” jawabnya dengan pandangan yang aneh.“Untuk apa kau membuatkan pakaian untukku? Aku masih punya banyak,” tawa Rashva.“Kemarin Tuan membawa satu peti besar penuh dengan pakaian, perhiasan, dan berbagai macam benda lainnya. Tetapi Rikka lihat tak ada satu pun barang yang Tuan beli untuk Tuan sendiri.”Rashva tersenyum pahit. Katanya, “Aku memang tidak perlu banyak barang. Bagiku yang ada s

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 64

    “Dalam ilmu peperangan, yang paling penting adalah data dan informasi mengenai lawan. Saya tahu saat ini kita masih buta dengan kekuatan lawan. Di mana benteng mereka, dan logistik apa yang mereka punya. Oleh karena itu saya mengajukan diri untuk mencari informasi. Kami para Kitsune mempunyai jaringan sendiri dan bisa saling berkomunikasi.”Lanjut Kitsune itu, “Nanti jika kita sudah mendapatkan informasi yang lengkap, baru kita mengirim Bhiksu Ben untuk menginfiltrasi benteng mereka melalui alam rohnya. Untuk saat ini saya perlu beristirahat satu hari penuh, dan besok sudah mulai bisa bergerak. Itu pun jika diijinkan Rashva-sama.”“Tentu saja kuijinkan, Miku. Malah aku dan teman-teman semua sangat berterima kasih atas bantuanmu,” kata Rashva.Akhirnya mereka memutuskan satu hari itu untuk “libur”. Sama sekali tidak melakukan apa-apa. Tetapi Rashva memilih berlatih di Ruang Latihan. Fenrir dan Icara duduk di samping dan hanya memperhatikan majikan mereka berlatih.“Apakah gerakanku sud

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 63

    Mereka pulang.Rashva membawa satu kontainer besar yang berisi pakaian dan macam-macam keperluan mereka. Mulai dari bahan makanan, bahan bangunan, dan perobatan. Ada juga berbagai macam kain dan benang yang mahal.Rikka memilih-milih barang dengan senang. Ia sangat suka menata rumah dan juga menjahit. Itu adalah ketrampilan yang sudah dipelajarinya sejak kecil.Bhiksu Ben tidak banyak memilih barang. Ia hanya mengambil satu karpet dan sebuah sepatu kulit.Miku ternyata sudah kuat berjalan-jalan dan ia memilih-milih barang juga untuk kamar barunya yang sedang dipersiapkan Rikka. Saat ditunjukkan Kimono untuknya, matanya terbelalak.“Hikizuri ini mahal sekali!”Hikizuri adalah sejenis kimono yang biasa dipakai oleh para Geisha. Ava memperhatikan dulu saat pertama kali bertemu Miku, Siluman Rubah itu memang mengenakan Kimono jenis ini.Ada bermacam-macam kimono untuk Miku. Hampir semuanya berwarna merah. Ia memang suka warna merah. Hatinya trenyuh sekali mendapatkan semua kebaikan ini. I

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 62

    “Selamat pagi Bhiksu Ben. Bagaimana hasil penyelidikan semalam?” tanya Rashva.“Masih belum mendapatkan hasil. Siang nanti saya akan pergi menyelidiki lagi.”“Baik. Kalau begitu silahkan sarapan dulu. Sambil dengarkan kami bercerita.”Rashva kemudian menceritakan tentang kejadian dengan Miku dan keadaan yang sekarang terjadi di Teranthe. Bhiksu itu mendengar dengan seksama.Setelah sarapan selesai Rashva berkata, “Ava, kau ikutlah aku pergi berbelanja ke Shangrilla. Kita juga bisa memantau perkembangan kabar saat di sana.”Gadis itu mengangguk dan mereka segera berangkat.Begitu sampai di Shangrilla, Rashva mengajak ke pusat perbelanjaan dan meminta Ava memilihkan baju untuk Miku.“Nona Miku kan selalu mengenakan Kimono. Mari kita ke tempat yang berjualan Kimono. Aku tahu tokonya,” kata Ava.Tempat yang dituju mereka ternyata sangat besar dan megah. Terdiri dari 7 lantai. Namanya Hakka, menjual segala jenis pakaian. Rashva terpesona juga saat memasuki tempat itu. Segala macam jenis pa

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 61

    Matahari perlahan muncul dari balik gelap malam.Rashva tersenyum. Hari baru adalah harapan yang baru. Kesempatan yang baru. Selama ada matahari pagi, selama itu juga seluruh makhluk hidup memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik.Begitu ia menoleh kembali ke arah pembaringan, dilihatnya Nona Hayami Miku telah kembali ke wujud manusianya.Untung sebelumnya Rashva sudah menutupi tubuhnya denganselimut, tetapi tetap saja bagian-bagian tubuh nona itu sedikit terlihat.Dalam sekilas pandang itu saja, Rashva secara tidak sengaja telah melihat seluruh tubuh Nona itu. Kulitnya begitu terang seperti warna susu. Badannya montok dengan lekuk-lekuk yang begitu indah. Rambutnya kuning pirang panjang sampai ke punggung.Segera Rashva membuang muka dan bertanya, “Nona sudah pulih?”“Berkat bantuan Rashva-sama dan Rikka-chan, hamba sudah pulih 70 persen,” jawab Nona itu. Suaranya masih lemah, namun terdengar sangat merdu.“Baik. Harap Nona tunggu di sini saya akan mencarikan pakaian untuk Nona,”

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 60

    Rashva terbangun karena kaget.Ia menceritakan mimpinya kepada Fenrir dan Icara.“Bagaimana bentuk jurang itu, Tuan?” tanya Icara.Rashva menjelaskannya dengan sangat detail. Karena mimpi itu terasa begitu nyata olehnya.“Saya tahu tempat itu. Jurang itu adalah salah satu tempat pelarian bagi Raja jika terjadi sesuatu. Hanya saya dan Hayami-san yang mengetahui tempat itu.” jawab Icara.“Aku tidak yakin ini hanya mimpi,” kata Rashva.“Hayami-san memang memiliki kemampuan untuk memasuki mimpi orang,” kata Icara.“Oh, ya. Aku pernah baca memang katanya Siluman Rubah ekor 9 bisa masuk ke dalam mimpi manusia.”Fenrir dan Icara sudah paham maksud tuan mereka.“Kita harus pergi ke jurang itu. Hanya sekedar memastikan bahwa mimpi itu benar atau tidak.”“Baik,” kata kedua Daimon itu bersamaan.Rashva segera mengganti baju dan berteleportasi ke tempat yang diketahui Icara itu.Benar saja.Di dalam jurang itu, terdapat sebuah gubuk kecil yang sudah reot. Tidak ada lampu yang menyala di sana teta

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 59

    Akhirnya pulang.Rashva sangat menikmati beberapa hari ini tidak melakukan apa-apa. Setelah petualangan dan misi yang mendebarkan, akhirnya ia bisa beristirahat dengan santai. Setiap hari ia dan Bhiksu Ben hanya berbelanja kebutuhan untuk memperbaiki kastil yang memang awalnya berupa puing-puing yang melayang-layang di angkasa. Sementara Rikka dan Ava yang memasak dan membersihkan tempat itu.Kini Kastil itu sudah menjadi rapih kembali, dan sudah dapat disatukan kembali. Walaupun masih belum sempurna setidaknya Kastil itu sudah sangat nyaman di bagian dalamnya. Bagian luarnya memang mereka biarkan berantakan dan terlihat hancur. Hanya untuk menjaga-jaga supaya tidak ada orang atau makhluk yang datang ke tempat.Kondisi kesehatan Ava juga sudah pulih seluruhnya. Tubuhnya tidak lagi mengalami kejang dan getaran hebat. Ia juga sering melakukan semedhi untuk mengendalikan kekuatan di dalam tubuhnya.Suatu hari saat mereka sedang menikmati makan malam, Ava berkata, “Teman-teman ingat, buka

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 58

    Sesampai di istana Wirasura, Rashva langsung menceritakan semua yang terjadi.“Hmmm. Tunjukan jurus barunya itu kepadaku,” kata Wirasura penasaran.Rashva mengiyakan dan segera menyerang. Melihat gerakan ini Wirasura sangat terpesona.“Berapa lama ia memecahkan serangan ini?” tanyanya.“Mungkin sekitar 4 sampai 5 jam ia bertapa. Baru kemudian ia memanggil hamba untuk bertarung kembali.”“Baik. Kau tunggu. Aku harus bertapa pula untuk mencari pemecahan jurus yang rumit itu!”Habis berkata begitu, Wirasura langsung duduk dan bertapa. Persis seperti yang dilakukan Gitasuri sebelumnya. Setelah itu Wirasura memanggil Rashva dan mengajarkan jurus penangkal dari jurus Gitasuri. Kemudian Rashva berangkat lagi menggunakan teleportasi ke istana Gitasuri untuk menunjukkan jurus itu.Kejadian ini terjadi terus berulang-ulang hingga 7 hari. Para Asura itu sama-sama tidak mau kalah dengan ilmu masing-masing. Yang mengherankan, ternyata tenaga Rashva samasekali tidak terkuras. Tentu ini karena 3 ilm

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 57

    Masakan sudah terhidang. Aromanya yang wangi membuat hidung para kepala Asura bergerak-gerak dengan semangat menggebu-gebu.“Hoo! Rupanya kau bisa masak betulan. Mari sini kita coba!”Rashva membawakan nampan besar berisi daging rusa emas yang amat besar. Sudah dipanggang dengan beberapa dedaunan dan biji-bijian yang ia temukan di padang rumput dan hutan. Bahkan ia juga mencampur rumput Yao ke bumbu racikannya.“Wah! Enak sekali! Sungguh enak sekali!” puji Asura itu. Ia makan dengan sangat lahap. Fenrir juga kedapatan bagian. Bahkan Rashva juga memasak rerumptuan Yao untuk Icara yang memang tidak makan daging.Sebelum makanan itu habis, Rashva berkata, ”Hamba juga sudah menyisakan sedikit untuk gadis-gadis teman Mahaguru ini.”“Gadis-gadis ini? Hahahahahah! Hahahahahahah!”Asura itu tertawa. Lalu gadis-gadis yang menggelayut di badan mereka tahu-tahu menghilang dalam balutan percikan cahaya berwarna-warni seperti pelangi.‘Mereka tidak nyata. Kami menciptakan bayangan mereka hanya ag

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status