Home / Rumah Tangga / RANJANG PANAS KAKAK IPAR / Bab 85. Gagal Meeting

Share

Bab 85. Gagal Meeting

Author: weni3
last update Huling Na-update: 2025-02-21 02:25:12

Gama menoleh ke arah Dito setelah melihat siapa yang duduk di ruangan meeting saat ini. Tatapan Gama begitu tajam dan Dito hanya menunduk tanpa berani membuka suara sedangkan Zoya menatap bingung pada kedua orang yang duduk di sana.

"Bodoh kamu, Dito!" umpat Gama.

"Maafkan saya, Pak. Saya tadi hendak menjelaskan tapi tidak jadi karena Bu Zoya bicara," ucap Asisten Dito yang sudah pasti kena amuk oleh Gama karena lalai dalam bekerja.

"Berani menyalahkan istri saya kamu? Dasar lelet!" Gama sewot sekali karena untuk memang masalah ini Dito sangat-sangat lambat dalam bekerja. Gama mendengus kesal. Tak mungkin juga akan keluar begitu saja.

"Mas sudah! Kamu sapa dulu," bisik Zoya pada Gama yang berubah sikap menjadi terkesan dingin saat ini.

Gama pun berdehem kemudian duduk di kursi khusus untuk pria itu dan diikuti oleh Zoya juga Asisten Dito. Mereka menduduki kursi masing-masing di meja meeting pagi ini.

Di depan sana terlihat nenek yang tempo hari datang dan juga seorang
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Gama masih dendam sama keluarga ayahnya
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Gagal meeting karna gama ga mau kerjasama dgn keluarga neneknya
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 86. Aku Pegang Kata-katamu, Mas!

    "Mas!" "Jangan bujuk aku, Sayang!" ujar Gama membuat langkah Zoya terhenti. Zoya begitu khawatir pada suaminya, bukan ingin membujuk karena sadar betul Gama masih sangat kesakitan hatinya. Namun perlahan langkah Zoya maju saat Gama terlihat menunduk di depan meja kerja dengan wajah semrawut. Gama mengusap kasar wajahnya dan meninju meja itu dengan sangat kencang. "Mas!" "Aku benci hal ini, Sayang!" sentak Gama. Pria itu terlihat sangat marah. Apa lagi adanya permintaan kerja sama dari perusahaan besar itu. Gama menganggap hanya sebagai lelucon yang mereka buat. Zoya mengangguk paham kemudian melangkah mendekati Gama. Tangannya terulur mengusap lengan Gama dan memperhatikan wajah pria itu dengan lekat. Ada secuil hati yang menyayangkan akan sikap Gama tadi tapi Zoya paham itu karena sakit hatinya Gama atas sikap keluarga sang Ayah di masa lalu. Namun mereka sekarang sudah meminta maaf dan masih menganggap Gama ada. Walaupun salah satu alasan mereka karena membutuh

    Huling Na-update : 2025-02-23
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 87. SIBUK

    Asisten Dito membungkuk saat Nenek dari atasannya dan juga paman yang mengatakan jika dirinya sombong beranjak dan keluar ruangan memutuskan untuk pulang. Akhirnya..... Namun Asisten Dito tidak menimpali sama sekali ejekan dari beliau. Asisten Dito membiarkan saja Bara Atmanegara sesuka hati mengatakan jika dirinya sombong. Toh yang dia melakukan itu semua untuk Gama. Bukan semata-mata karena inginnya. Yang Dito tau tidak dibenarkan untuk mengatur atasan. Bukannya begitu? Bawahan kok ngatur. "Salam untuk Gama ya, Nak. Katakan jika nenek pulang dan Nenek tunggu di rumah. Semoga Gama cepat berubah pikiran dan mau menemui Nenek." Nenek masih sama. Tidak berpikiran buruk dan sangat berharap. Asisten Dito pun sangat menghargai beliau. Sabar sekali menghadapi situasi seperti ini. "Baik, Nek. Jika yang ini nanti akan saya sampaikan." Dito masih sangat sopan pada Nenek. Dia pun mempersilahkan keduanya untuk masuk ke dalam lift kemudian menutup menunggu sampai pintu tertutup.

    Huling Na-update : 2025-02-25
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 88. Wanita Seksi

    Zoya tersentak kala seseorang membentaknya dengan sangat kencang. Dia pun terkejut saat tengah buru-buru menuju kamar mandi, tapi tak sengaja menyenggol seseorang yang melintas tiba-tiba di hadapannya. Mana sempat Zoya ngerem kalau orang tersebut saja tiba-tiba melintas entah dari mana. Zoya juga hampir terjatuh setelah menyenggol wanita yang kini menatap garang ke arahnya. Ya, orang yang Zoya tabrak hingga minuman yang dipegang tumpah semua ke tubuhnya adalah seorang wanita cantik berambut panjang. Terlihat ayu, tapi tatapan matanya sangat tajam ke arahnya. Namun sepertinya Zoya pernah bertemu dengan wanita itu. Siapa? Dia tidak mungkin salah orang, tapi entah dimana dan kapan atau hanya dirinya saja yang salah ingat. "Maaf, Mbak. Saya tidak sengaja. Akan saya gantikan nanti minuman anda. Lagipula saya juga basah karena gelas minuman yang anda bawa mengenai tubuh saya." "Heh, ya kapok aja! Kalau sampai mengenai saya, abis kamu sama saya! Udah jalan nggak pakai mata. Ma

    Huling Na-update : 2025-02-25
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 89. Ciuman Di Restoran

    "Tidak perlu!" sahut Gama kemudian pria itu mengangkat tangannya memanggil waiters yang melintas. "Mbak!" "Saya Pak?" tanya waiters itu kemudian mendekati Gama. "Iya kamu," jawab Gama dengan jari telunjuk yang mengarah pada waiters tersebut. "Saya pesan vanila latte untuk orang ini! Nanti langsung kasih saja ke dia dan juga, billnya kasih ke saya. Saya ada di meja sebelah sana." Gama menunjuk ke arah mejanya agar nanti memudahkan pelayan dalam mengantarkan bill tersebut. "Baik, Kak. Akan kami buatkan." Pelayan tersebut pun segera pergi dari sana untuk membuatkan pesanan. Gama menoleh ke arah Zoya kemudian meraih tangan Zoya. Pria itu mengangguk pada sang istri dan mengajak kembali ke meja mereka. "Ayo Sayang! Urusan kita sudah selesai," ajak Gama. "Tapi, Mas. Aku mau pipis dulu." Zoya pun menahan Gama hingga pria itu tidak jadi beranjak dari sana. "Ya sudah aku antar. Jangan sendiri, Sayang! Kamu membuatku khawatir. Apa saja terjadi denganmu saat jauh dariku m

    Huling Na-update : 2025-02-26
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 90. Menolak

    "Mas kamu jangan gila! Banyak yang memperhatikan kita. Aku malu banget sumpah! Bagaimana jika ada yang mengabadikan dan sengaja mempostingnya? Sekarang apapun bisa jadi bahan demi viral, Mas!" sahut Zoya menolak ajakan yang Gama berikan. Zoya pun terlihat menunduk menyembunyikan wajahnya dari tatapan mata pengunjung lain. Ngeri saja kalau sampai ada yang berniat memviralkan apa yang mereka lakukan. Bisa tenar jalur instan nanti mereka. Sementara Gama hanya menyeringai mendengar penolakan dari Zoya dan segala bentuk pemikirannya. Gama melirik ke arah wanita sexy di belakang sana yang nampak masih memperhatikan tapi terlihat kesal ke arahnya. Tatapan puas pun terlihat jelas di wajah Gama saat melihat itu. "Mas kamu sengaja banget!" ujar Zoya hingga tatapan mata Gama beralih padanya. "Terkadang manusia itu ada yang bebal juga. Jika dengan ucapan dia tidak bisa mengerti, bisa dengan tindakan agar orang itu paham siapa dia sudah menginginkan suami orang." "Kamu terlalu tampan

    Huling Na-update : 2025-03-01
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 91. Mas Lebih Cepat!

    "Astaga, Mas! Aku pikir siapa. Ya ampun jantung aku hampir lepas dari kandangnya." Zoya mengusap dadanya setelah dibuat sangat terkejut dengan kedatangan Gama. Dari mana pria itu masuk? Kenapa dia sampai tidak mengetahui pergerakannya tapi sempat merasakan kehadiran seseorang. Hanya saja aroma tubuh Gama kalah dengan sabun yang sedang ia gunakan. Gama sudah membuka semua pakaian dan kini masuk ke dalam bersamanya. Memeluk dengan lembut hingga Zoya terkejut mendapati sentuhan itu. Cup "Kamu terlalu menikmati mandimu, Sayang. Aku sejak tadi memperhatikanmu tapi kamu tidak tau. Apa setenang itu? Ini sabun baru, Sayang? Wangi banget badan kamu?" Gama mengecup kembali pundak polos Zoya. Terasa sekali sentuhan dari Gama membuat Zoya kembali terpejam dan mendongak memberikan kesempatan untuk pria itu merusuh lebih intens lagi. Padahal dia ingin rileks menikmati mandinya tapi Gama tidak bisa jika diam saja. Tangan pria itu sudah begitu nakalnya singgah di tempat-tempat yang mem

    Huling Na-update : 2025-03-02
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 92. Bohong

    "Euughh.... Siapa Mas yang telepon? Kamu berisik banget." Zoya sangat mengantuk tapi kalau ada suara-suara seperti tadi ya bakal terganggu. Apalagi terdengar Gama sedikit sewot. "Itu tadi Dito. Hanya ingin mengabari aku tentang nenek-nenek itu." Gama masuk ke dalam selimut kemudian mendekap tubuh Zoya. "Hmm... Ya udah tidur dulu, Mas. Besok lagi dipikirannya." Zoya berbalik kemudian membalas pelukan Gama. Keduanya pun tertidur tanpa memikirkan yang terjadi saat ini dengan Nenek. Di rumah sakit Wanita tua yang sangat ingin cucunya pulang itu tengah terbaring lemas di ranjang pesakitan. Tekanan darah beliau tinggi hingga membuat beliau pun sakit kepala dan akhirnya kesehatan mulai terganggu. Di sana beliau ditunggu oleh Bara dan juga sang istri yang ikut mengurus Ibu mertua. Hanya saja tetap beliau kepikiran dengan Gama dan sangat ingin melihat Gama pulang. "Sudah jangan dipikirkan terus masalah itu, Bu. Nanti kalau sudah butuh juga akan pulang. Ibu terlalu memikirkan a

    Huling Na-update : 2025-03-02
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 93. Ayo Ikut, Sayang!

    "Aku nggak bohong, Mas. Aku buatkan kopi untuk kamu, oke!" ujar Zoya menyangkal pertanyaan Gama. Cup Zoya pun berlalu setelah mengecup bibir Gama. Satu kecupan itu untuk menenangkan sang suami yang sedang curiga padanya. Zoya pun memilih untuk menyiapkan sarapan sekalian. Sesekali membantu Bibi meskipun tujuan yang sebenarnya itu adalah untuk meredam hatinya yang gelisah. Apa salahnya? Kenapa masih sulit sekali memiliki keturunan? Manusia punya batas kesabaran. Bagaimana jika Gama habis kesabaran karena dia yang tak kunjung memberikan anak? Zein saja bisa berubah. Mungkin Gama pun juga. Terlebih Gama sudah sangat menginginkan. "Bi, dulu Bibi pas punya anak itu, jeda berapa lama setelah menikah, Bi?" tanya Zoya pada Bibi yang kemudian terlihat berpikir setelah mendapatkan pertanyaan darinya. "Cepet kayaknya Nyonya. Eemm... Dua atau tiga bulan gitu udah isi. Alhamdulillah anak lima jedanya nggak lama. Jadi begitu Bibi stop kemudian menunggu mereka besar dan memutuskan ke

    Huling Na-update : 2025-03-03

Pinakabagong kabanata

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 154. Sena Istrimu, Mas?

    "Aku tidak keberatan, Pah. Aku akan ikut kemana pun suamiku berada. Tidak usah memikirkan aku. Lagi pula Zoya sedang sakit, tidak mungkin aku bersenang-senang di saat dia sedang seperti ini." "Syukurlah, ya sudah kami pamit. Jaga dirimu baik-baik! Papah selalu merindukanmu, Nak." "Iya, Pah." Mereka pun pergi, Gama dan Sena masih di sana sampai ketiga keluarga mereka sudah tak lagi terlihat. Gama diam memperhatikan kemudian menoleh ke arah Asisten Dito yang terdiam si belakangnya. "Bawa pulang dan pasung dia!" DEG. "Kak!" Sena hendak meraih tangan Gama tetapi Asisten Dito lebih dulu menangkap tubuh wanita itu. "Baik, Tuan." "Lepaskan aku!" pinta Sena dengan wajah panik. "Kak aku tidak gila kenapa kamu memasungkku?" seru Sena menghentikan langkah Gama yang hendak masuk ke dalam. "Siapa bilang kamu tidak gila? Orang gila yang akan menyakiti tanpa berpikir panjang karena dia tidak punya otak!" sahut Gama kemudian masuk kembali ke ruangan Zoya sedangkan Sena kemba

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 153. Honeymoon

    "Oh tidak, aku hanya bertanya saja Kak. Hanya ingin tau. Tidak lebih," jawab Sena kemudian menoleh kembali ke arah Zoya. "Jangan terlalu lama memandang istriku!" ujar Gama memperingati. "Namanya Dito, sudah berapa kali kamu dibuat keluar olehnya? Senang?" tanya Gama membuat Sena kembali menoleh ke arahnya. "Kak aku... " "Kamu itu wanita gatal, Sena! Dengan siapapun kamu mau. Jangan lagi berharap denganku! Aku tidak akn sudi melakukan lebih untukmu! Berani kamu fitnah aku setelah akhirnya kamu hamil, maka jangan salahkan aku jika aku sendiri yang akan mematahkan lehermu!" Seolah sudah mengerti ujungnya, Gama sudah lebih dulu antisipasi. Dia tau jika Sena itu licik. Bisa jadi hamil dengan Dito lalu meminta tanggung jawab dengannya. "Kak aku tidak berpikiran sampai sana!" "Bagus! karena aku tidak akan membiarkan kamu melakukan itu! Jadi sebelum kamu berbuat curang, sudah lebih dulu aku lawan!" sahut Gama kemudian pintu terbuka dan masuklah Dito. "Maaf Tuan, aada kelua

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 152. Mau Aku Puaskan?

    "Ayo mandi! Pak Gama meminta kamu untuk datang ke rumah sakit." Dito mendekati Sena setelah panggilan dari atasannya dimatikan. Langkahnya membawa pada wanita itu yang bergelung selimut di lantai. Masih tanpa busana jika dilepas selimutnya. Dito pun membongkar selimut itu membuat tubuh Sena terguling sedikit menjauh. "Kamu ini!" pekik Sena tidak terima. "Tidak mungkin kamu ke rumah sakit dengan menggunakan selimut seperti ini, atau mau telanjang saja, hhm?" tanya Dito santai tapi dia bergerak membuka ikatan di kaki Sena dan membantu wanita itu untuk beranjak dari sana. "Mau apa?" tanya Sena dengan selidik. "Mau memandikan kamu," jawab Dito kemudian meraih lengan Sena agar segera masuk ke dalam kamar mandi. "Lepas! Aku bisa sendiri!" sentai Sena dengan suara bernada kesal. Sena benar-benar masih tidak terima karena semalam dia sempat dibuat tersiksa oleh Dito. "Aku nggak mau kamu siksa lagi! Aku tau di dalam sana pasti kamu akan kembali menyentuhku!" "Percaya di

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 151. Cairan Surgawi

    Sejenak Dito membiarkan dulu Sena menggatal dengan miliknya. Tak juga melepaskan tangannya yang kini masih menempel mengerjai Sena. "Buka Kak!" "Apanya?" tanya Dito yang kini menunduk memperhatikan Sena. Wanita itu sangat liar dan tatapannya sangat menggoda. Belum lagi lidahnya yang menjulur membuat Dito semakin ingin merasakannya. "Celananya." Dito tersenyum miring mendengar itu kemudian meraih pipi Sena dan mengapitnya hingga membuat wanita itu mengerang kesakitan. "Kamu minta milikku, kamu mengemis padaku hanya ingin dipuaskan oleh Kacung sepertiku? Sayangnya Kacung ini tidak suka denganmu. Wanita jahat yang tega menyakiti wanita lain. Kacung ini lebih suka dengan wanita baik-baik yang masih lugu, sekali pun kamu sangat menggoda imanku!" "Jangan sok jual mahal! Milikmu sudah berdiri dengan kencang." "Ya, aku sudah katakan tadi. Jika aku tergoda denganmu, tapi aku tidak akan menyentuhmu lebih dalam jika kamu belum mengakui kesalahanmu di depan keluar dan orang b

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 150. Masukkan dan Puaskan Aku!

    "Jangan!" Sena kembali melarang tetapi Dito membuat wanita itu semakin belingsatan dan tak bisa diam. Sena kewalahan merasakan gejolak yang menggebu meminta dituntaskan. Dito benar-benar gila malam ini. Sisi kalemnya tertutup karena Sena yang kurang ajar dan licik tentunya. Namun sebagai pria normal tentu dia merasakan tubuhnya bereaksi dengan sempurna. Hanya saja Dito mampu menahan dan terus saja dia mengerjai Sena. Tangan Dito bergerak semakin menyiksa dan lidahnya ikut serta memberikan sapuan di tubuh Sena yang membuat wanita itu semakin bergairah. "Ampun, Kacung!" "Panggil namaku dengan benar! Aku bukan kacungmu!" sahut Dito dengan suara mendesis pada Sena yang kini sudah tak lagi mengenakan apapun. Dito sempat terpanah kembali melihat bagian inti Sena yang mulus terurus. Sepertinya memang Sena merawatnya dengan baik sama seperti Sena merawat tubuhnya hingga terlihat seksi begini. "Aku nggak kuat! Sudah! Jangan buat aku... " "Apa? Sange? Kamu sange parah? M

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 149. Milikmu Sudah Basah

    "Kamu pikir aku perempuan gampangan?" sahut Sena tak terima dengan apa yang Dito katakan. "Bukannya seperti itu? Kamu gampang terpikat hanya karena paras yang tampan hingga membuat kamu menjadi gila dan menyakiti sesama wanita." "Tapi bukan kamu yang hanya kacung!" sahut Sena menciptakan seringai tipis di wajah Dito. Begini membuat penilaian Dito pada Sena bertambah semakin buruk saja. "Aku kacung tapi aku bukan kriminal seperti kamu! Sekarang waktunya mandi, sudah selesai makannya, Njing?" tanya Dito yang semakin membuat Sena marah. "Sialand kamu! Pergi kamu dari sini! Aku bukan binatang!" sentak Sena tidak terima. Tatapan wanita itu semakin tajam pada Dito yang tertawa melihat kemarahan Sena dengan mulut wanita itu yang kotor. "Ya kamu memang bukan binatang tapi kelakuan kamu sudah seperti binatang yang bisa mencabik sesamanya. Mandi sekarang!" Dito tidak minat walaupun Gama memberikannya kebebasan. Awalnya dia terpesona melihat Sena apalagi postur tubuh wanita itu

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 148. Ampun Kak!

    "Akh! Ampun Kak!" teriak Sena setelah ikat pinggang Gama melingkar di kedua tangan wanita itu dan Gama menariknya hingga tangan Sena terasa sakit. Tak cukup sampai di situ, Gama pun menarik kedua kaki Sena dan mengikatnya dengan dasi yang ia kenakan hingga wanita itu tidak lagi bisa melakukan apapun. "Kamu pikir aku akan sudi menyentuhmu lebih dalam lagi, hmm? Menyentuhmu sama saja aku menyentuh seorang pembunuh. Najis!" ujar Gama dengan sinis. Tangan Gama mengalir kedua pipi Sena dan menariknya hingga wanita itu mendongak kesakitan. Kedua mata Sena pun basah dan menggeleng meminta dilepaskan. "Kak aku mohon, lepaskan aku! Ampun Kak." "Permohonanmu sudah terlambat Sena. Aku akan menyiksamu sebelum memasukkanmu ke dalam penjara. Kamu, tanganmu, dan otakmu, aku pastikan akan lumpuh!" Kedua mata Sena terbelalak mendengar itu. Gurat ketakutan semakin nyata terlihat. Sena kembali menggelengkan kepala dan mencoba memberontak. tetapi tidak bisa. Gama meraih selimut dan m

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 147. Menjadi Jalang Untukmu

    Sena tersentak saat Gama menarik gaun tepat di punggung belakang wanita . Kedua mata Sena terbelalak saat jarak mereka sangatlah dekat, bahkan hembusan nafas Gama begitu terasa menyapu tengkuknya. Hangat, membuat tubuh meremang. Seketika seringai tipis di wajah Sena terlihat saat ini. Kena! Sena yang memasang perangkap dan Gama yang terjebak. Sena hanya diam saat Gama terindikasi menikmati aroma tubuh wanita itu. Cengkraman tangan Gama begitu kuat tapi kali ini tidak membuat Sena ketakutan. Justru ingin mendapatkan sentuhan yang lebih dari ini. Mungkin, tak hanya luarnya saja melainkan lebih dalam lagi juga bisa. Tunggu saja! Gama pasti tergoda. Kucing mana ada yang mengabaikan umpannya. "Buka Kak!" pinta Sena dengan suara yang manja. Sengaja sekali memang wanita ini. Mendapati Gama yang justru mengikis jarak bahkan mendekap erat, justru membuat Sena semakin menjadi. Wanita itu seperti di atas awan saat ini. "Mau dibuka, hhm?" "Iya, Kak. Aku mau bersih-bersih dulu.

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 146. Ayo, Kak!

    "Aku sungguh-sungguh, Pah. Kak Gama baik dan nanti akan menjadikan aku istri sah juga. Bukan hanya pengantin pengganti di pelaminan. Papah tenang saja!" tutur Sena. Jawaban yang membuat Bara lega. Setidaknya sudah mendengar dari Sena langsung dan jawaban itu juga yang menciptakan seringai tipis di wajah Gama. Memang ini yang Gama mau. Akhirnya bisa membuat Sena menurut dan sebentar lagi bisa mengendalikan Sena, menyiksa wanita itu sampai benar-benar dia puas. Gama tidak takut dengan tuntutan dari mana pun sekalipun dari keluarga. Dia akan menuntut balik atas bukti pembunuhan yang hendak Sena lakukan. Sayangnya Zoya cukup kuat bertahan meskipun masih koma. "Bagaimana, Paman? Sudah mendengar sendiri bukan jawaban dari putri anda. Kadang kecemasan itu tercipta karena adanya kesalahan yang diperbuat, karena kesalahan besar hingga membuat orang tersebut merasakan tingkat tertinggi dari kecemasan itu sendiri." " Hati-hati Paman, terlalu cemas bisa masuk rumah sakit!" ujar Gama

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status