Share

RANJANG PANAS KAKAK IPAR
RANJANG PANAS KAKAK IPAR
Penulis: weni3

Bab 01

Matahari mulai meninggi, sepasang mata lentik terbuka dengan mendesis merasakan tubuhnya yang terasa remuk redam. Ditambah lagi kepalanya yang berdenyut nyeri membuat paginya terasa tak nyaman.

Matanya menyipit, melihat ruangan yang begitu asing hingga ia memekik saat sadar kini tubuhnya dalam keadaan polos bahkan banyak sekali bekas merah yang tertinggal di sana. Dia paham betul dengan tanda itu. Bukan serangga ataupun binatang buas. Melainkan jejak nakal pria yang sengaja dibuat.

Kedua mata Zoya membulat dengan sempurna saat sadar dia tak sendiri. Bahkan pria itu pun dalam keadaan yang sama. Seketika jantungnya berdegup kencang. Matanya memanas dengan menggigit bibir bawahnya dengan kuat. 

"Ya Tuhan... Apa yang telah aku lakukan? Siapa dia?"

Posisi pria itu terlentang dengan kepala yang menoleh membelakanginya. Zoya belum tau siapa orang itu, tetapi rasanya ia ingin berlari sekencang mungkin. Memilih pergi sebelum pria itu terbangun. Namun, gerakannya yang gelisah membuat pria yang bersamanya terjaga kemudian menoleh ke arahnya.

"Zoya!"

"Kak Gama!" 

Zoya menggelengkan kepalanya, dia tak menyangka akan melewati malam panas bersama Kakak iparnya. Seorang duda beranak satu yang sampai sekarang belum menikah lagi. Hancur sudah harga dirinya, bahkan ia merasa tak pantas menjadi istri yang berujung dinikmati oleh kakak iparnya sendiri. 

Sama halnya dengan Zoya, Gama pun terlihat terkejut dengan posisi mereka yang terperangkap dalam satu ranjang. Pria itu lalu menyingkap selimut yang mereka kenakan dan menghela nafas berat saat melihat jelas keadaan mereka yang polos tanpa busana. 

Sudah dapat dipastikan jika malam tadi keduanya melakukan hubungan yang tak halal. Pelampiasan hasrat yang salah alamat.

"Kenapa bisa begini, Kak? Apa yang terjadi semalam? Atau Kakak sengaja melakukan itu padaku? Jawab Kak!" desak Zoya. Hancur hatinya hingga tak mampu menahan segala amarah yang membuncah di dada. 

Pria itu, Gama, menghela napas pelan setelah berusaha mengatur ekspresi wajahnya kembali ke netral. 

“Aku sadar akan status kita. Jadi, tidak mungkin aku melakukannya dengan sengaja," jawabnya dengan tegas.

Zoya menatap kedua mata Gama untuk mencari kebohongan di balik ekspresi datar yang muncul. Namun, tak ada sedikit pun kecurangan yang bisa ia temukan. Bahkan kini ekspresi yang bisa ia lihat dari pria itu adalah tatapan redupnya yang cukup kontradiktif dengan ekspresi datarnya. 

Beberapa saat kemudian, ingatan akan kejadian semalam pun sedikit demi sedikit muncul di kepala Zoya, bersamaan dengan timbulnya rasa pusing yang luar biasa. Zoya lantas mengusap kasar wajahnya. Sebab, jelas-jelas semalam Gama sudah mengingatkannya agar tidak asal mengambil minum. 

Namun, dia malah mengabaikan peringatan itu karena terlalu sibuk berbincang dengan temannya. Gama yang saat itu sibuk berbincang dengan para  manager pun tampak sibuk hingga tak mungkin mengingatkannya lagi. 

Zoya semakin gelisah setelah menyadari kalau masalah terjadi karena dirinya.  Oleh karena itu, dia semakin berusaha untuk mengingat semuanya dengan memaksakan otaknya untuk kembali pada kejadian semalam.

Setelah berusaha dengan keras, akhirnya Zoya mengingatnya. Ada seseorang yang menawarkan minuman untuknya hingga membuat tubuhnya merasa tak karuan. Hanya dalam beberapa detik, kepalanya telah merasa sangat pusing dan tak bisa menyeimbangkan diri. Untungnya Gama datang dan membawanya sampai di kamar ini. 

Namun apa yang dia minum semalam? Seingat Zoya itu hanya orange juice. Apa Gama juga meminumnya? 

Zoya menangis, terisak dengan penuh penyesalan. Andai dia mendengarkan apa kata suaminya untuk tetap di rumah dan tak menghadiri acara pesta perusahaan itu. Pasti semua tidak akan menjadi seperti ini. Sungguh ia merasa bersalah telah mengkhianati suaminya.

"Maaf, aku tidak berniat ingin melakukan ini. Sungguh aku tidak sadar, lantas bagaimana denganmu?"

Sontak Zoya menoleh ke arah Gama sebelum kemudian mengusap kasar air matanya dengan kasar. Zoya tak terima dengan pertanyaan yang Gama berikan. 

Belum lagi tatapan pria itu telah kehilangan keredupannya dan kembali ke mode datarnya seperti biasa. Seakan tak merasa bersalah. Pria itu sungguh membuat Zoya semakin tak bernilai,

"Apa sekarang kakak pikir aku ini Wanita murahan yang sengaja melemparkan diriku untukmu? Aku tau banyak wanita yang mengagumi dan mengejar mu, tapi aku tidak termasuk di dalamnya. Bahkan aku baru sadarkan diri dan sangat menyesal dengan apa yang telah kita lakukan," jawab Zoya dengan tegas.

Aura kemarahan jelas terlihat di wajahnya sehingga membuat Gama melebarkan matanya dengan terkejut. 

"Jangan terlalu menggunakan perasaan dalam setiap masalah.”

Zoya membuang muka dengan kesal dan sama sekali tak mengindahkan ucapan Gama yang kini telah berdiri untuk memunguti pakaiannya di lantai.

Perlahan Zoya pun turun dan memutuskan untuk segera membersihkan diri. Tak lagi Zoya pedulikan tatapan Gama yang kini tertuju pada tubuhnya yang full berbalut selimut.

Zoya harus segera pulang. Sebab, yang ada di dalam pikirannya saat ini hanyalah wajah suaminya yang menunggu di rumah. Entah bagaimana dirinya nanti. Bahkan jejak yang ditinggalkan oleh Kakak iparnya pun masih tertinggal jelas di tubuhnya.

Zoya muak dengan kejadian semalam dan dia jijik dengan dirinya sendiri. Hingga kini pun dia masih teringat dengan pelukan Gama dan bisa mengendus jejak aroma tubuh pria itu di tubuhnya. Belum lagi jejak nakal yang Gama tinggalkan tak dapat hilang begitu saja.

Zoya merasa sangat kotor dan hina, karena telah mendapatkan sentuhan nakal dari pria lain.

"Apa yang aku harus katakan pada Mas Zein nanti?" ujar Zoya menjambak rambutnya. Dia lantas terisak duduk di lantai dengan guyuran air shower yang membasahi tubuh.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Duh ...dijebak kah ini
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
aku datang kak Wen
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status