"Bunda, Ayah kapan pulang?" Tanya Naya ketika sedang sarapan bersama Bunda nya.
"Kamu yang sabar ya sayang, Ayah pasti sebentar lagi pulang kok," Ujar sang Bunda sambil mengelus-elus pucuk kepala Naya. "(Maafin Bunda sayang, Bunda harus berbohong. Sebenarnya Ayah mu tidak akan kembali lagi karena dia sudah memilih keluarga nya yang baru)""Naya kangen Ayah Bun, Ayah gak sayang ya sama Naya? Naya punya salah apa sih sampai Ayah ninggalin Naya selama ini? Naya juga mau kaya teman-teman Naya, di manja sama Ayah, pergi liburan sama Ayah. Tapi Naya gak pernah ngerasain itu semua Bun," Seketika air mata Naya pun jatuh secara perlahan."Bunda tau Naya kangen sama Ayah, nanti pasti Ayah bakal pulang buat ajak Naya jalan-jalan kok, sekarang hapus air mata Naya terus siap-siap berangkat ke sekolah ya sayang." Naya pun hanya menganggukan kepalanya.Setelah selesai sarapan pagi, Naya kemudian bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Namun ketika sampai depan pintu, ia tidak melihat Pak Adi yang biasa nya selalu siap menunggu nya di depan. Ia pun langsung menemui Bunda nya yang seddang bersiap-siap berangkat ke kantornya."Bund, Pak Adi gak masuk kerja?""Oh iya sayang, Bunda lupa. Istri nya Pak Adi belum sembuh, Bunda juga hari ini harus berangkat pagi karena ada rapat sama klien penting. Kamu naik taxi online dulu gak papa kan sayang?""Hmm iya Bund." Ketika Naya hendak memesan taxi online pada aplikasi ponselnya, ia mendengar ada suara mobil terdengar di depan rumah. Dan tak lama itu, terdengar suara ketukan pintu."Assalamu'alaikum, permisi!"Naya seperti tidak asing dengan suara seseorang yang mengucapkan salam itu. Kemudian ia berjalan menghampiri orang tersebut."Waalaikumsalam, cari siapa Kak?" Tanya Naya pada orang tersebut, ia belum mengetahui siapa yang datang karena posisi orang itu membelakangi nya."Cari lo, hehe." Dan ternyata benar dugaan Naya, Raka yang datang kerumah nya sepagi ini."Kakak ngapain kesini pagi-pagi? Emang gak sekolah?""Sekolah kok, ini mau berangkat.""Terus kenapa palah kerumah saya?""Mau jemput lo,"Belum sempat Naya menjawab, Ratih keluar dari dalam menemui mereka berdua."Eh ada Nak Raka, kenapa gak di ajak masuk Nay?""Eh tante, selamat Pagi," Ucap Raka sambil mencium tangan Ratih. "Saya kesini cuma mau ajak Naya berangkat sekolah bareng kok Tan, boleh kan Tante?""Oh boleh banget Nak Raka, kebetulan sopir tante lagi izin hari ini, Tante juga gak bisa anter Naya karna hari ini ada rapat penting. Tapi gak bikin repot kan Nak?""Bunda apaan sih," Sewot Naya."Udah Nay, Bunda lo aja izinin kok. Yaudah sekarang ayok berangkat, udah siang nih. Nanti kita telat," Naya kemudian berjalan mendahului Raka menuju ke halaman depan."Silahkan masuk Tuan Puteri," Ucap Raka sembari membukakan pintu mobil untuk Naya."Terimakasih." Ucap Naya dingin.Di perjalanan suasana di dalam mobil cukup hening, baik Raka ataupun Naya tidak ada yang bersuara, hingga tiba-tiba Naya membuka suara."Besok kakak gak perlu jemput saya lagi,""Loh kenapa Nay? Lo gak suka gue jemput pakai mobil ini? Kalo lo gak suka, besok gue ganti mobil deh,""Saya gak terbiasa di jemput cowok,""Lo kenapa cuek banget sih jadi cewek, gue ada salah sama lo?""Saya cuma gak terbiasa aja jalan sama cowok,""Ya mulai sekarang lo biasakan jalan sama gue,""Terserah."Tanpa disadari, mereka pun sudah sampai di depan SMA GARUDA, Raka kemudian segera memarkirkan mobilnya."Jangan di buka, biar gue yang bukain," Cegah Raka ketika Naya ingin membuka pintu mobil. Naya pun hanya mendengus sebal. Kemudian Raka keluar dan berjalan menuju untuk membukakan Naya pintu."Ayo turun," Naya pun keluar dan berjalan mendahului Raka.Banyak murid yang memandang Naya dengan tatapan sinis. Bagaimana tidak, di sekolah Naya merupakan siswa pendiam yang hanya memiliki 3 orang teman, tidak pernah bergaul dengan murid lainnya. Dan yang paling membuat orang terkejut, baru pertama kali ini mereka melihat Naya diantar oleh seorang cowok. Bukan karena Naya tidak pernah berpacaran, namun ada satu hal yang membuat Naya sangat tidak ingin dekat-dekat dengan seorang cowok.Sesampainya Naya di dalam kelas nya, para sahabat nya sudah menunggu ia di bangku masing-masing."Nay, lo tadi berangkat sama siapa?" Tanya Ersya."Masa lo gak tau Sya, itu kan kak Raka. Murid baru yang kemarin baru pindah dari Jakarta," Sahut Arla."Kok lo bisa bareng Kak Raka Nay? Kalian berdua saling kenal?" Kali ini Fika yang bertanya. Kemudian Naya pun menjelaskan secara detail bagaimana dia bisa kenal dengan Raka dan bagaimana bisa Raka bisa menjemput nya tadi pagi.Perlu kalian ketahui 3 sahabat Naya ini memiliki watak yang sangat berbeda.Ersya Aulia Amanda, paling cuek diantara mereka, serta tidak ingin tahu menahu tentang apapun yang terjadi di sekitar. Jadi jika ada berita terbaru maka dia adalah orang terakhir yang mengetahui nya.Arla Cantikka, Yang paling rusuh dan sangat up to date, setiap apapun yang terjadi di sekolah, pasti ia selalu tau terlebih dahulu. Sifatnya paling kekanak-kanakan diantara mereka.Rafika Sandrina Putri, yang paling dewasa diantar mereka. Selalu menjadi penengah dan menjadi tempat curhat jika teman-teman nya ada masalah, berpenampilan tomboy dan jutek pada orang yang belum ia kenal.Setelah mendengar penjelasan dari Naya, mereka bertiga pun hanya menganggukan kepalanya dan tak lama setelah itu kemudian Mrs. Stefani pun masuk dan memulai pelajaran pagi ini.Bel tanda jam istirahat pun berbunyi, membuat para murid yang sudah tidak bisa menahan lapar berlomba-lomba mendatangi kantin. Begitu juga Raka dan kawan-kawan nya, mereka sudah menduduki salah satu barisan meja kosong disana."Mar, lo pesen gih sana," Perintah Diki pada Damar."Kenapa harus gue mulu sih yang pesen?" Jawab Damar dengan sedikit kesal."Elahh, lebay lo deh ah. Tinggal pesen doang ini," Sahut Roy."Hem iya-iya. Kalian mau pada pesen apa?""Gue Es teh sama bakso aja deh, lo apa Dik, Ka?" Tanya Roy pada Diki dan Raka."Samain aja," Jawab mereka berdua.Jadi sebelum Raka pindah ke SMA garuda, Diki dan kawan-kawan nya merupakan murid popuer di sekolah. Bukan karena paras mereka yang tampan, namun kemampuan nya di bidang akademik maupun Non akademik tidak bisa di ragukan.Diki Yuda Pratama, merupakan ketua OSIS sekaligus Ketua tim Basket di SMA GARUDA, sikapnya dingin dan cuek. Namun banyak murid perempuan yang tertarik pada ketampanan nya.Refangga Roy Saputra, merupakan atlet Taekwondo yang sudah sering mewakili SMA GARUDA dan selalu membawa pulang Juara 1.Rendra Damar Mahesa, dia adalah yang paling tengil diantara mereka. Namun untuk bidang Akademik, ia selalu mewakili sekolah untuk mengikuti Kompetisi Matematika dan selalu memenangkan nya.Ketika sedang menunggu pesanan, Raka melihat Naya dan kawan-kawan nya memasuki kantin dan duduk di deretan bangku di depan Raka. Mata Raka pun tak henti-henti nya memandangi pergerakan Naya. Tanpa ia sadari, sedari tadi Diki memperhatikan Raka yang sedang memperhatikan Naya."Ka, gue liatin dari tadi lo merhatiin Naya mulu deh, lo kenal ya sama dia?" Tanya Diki. Roy dan Damar yang mendengar ucapan Diki pun langsung melihat Raka dengan tatapan seolah-olah ingin meminta penjelasan."Kalian ngapain ngeliatin gue gitu sih? Gak pernah liat orang ganteng?" Tanya Raka mengalihkan pertanyaan Diki."Jawab pertanyaan gue Ka, lo kenal sama Naya?" Ulang Diki."Emang kenapa sih kalo gue kenal sama Naya?" Tanya Raka heran."Karena setau gue, dari dia awal masuk sampai kemarin, gue gak pernah liat dia berinteraksi sama cowok. Dan tadi pagi gue liat pertama kali dia di bonceng sama cowok, dan cowok itu lo," Jelas Damar.Belum sempat Raka menjawab, Ibu kantin datang men
Naya terbangun ketika merasakan lapar. Ia lalu melihat jam pada ponselnya dan sudah menunjukkan pukul 07.00 malam."Lama banget aku tidur nya, sampai jam segini baru bangun,"Ia pun keluar kamar dan melihat seluruh ruangan masih gelap, yang berarti Bunda nya belum kembali dari Kantor. Dirumah Naya memang ada satu pembantu, namun ia hanya datang pada pagi hari untuk membersihkan rumah dan menyetrika saja. Setelah itu ia pulang pada siang hari. Urusan masak memasak biasanya Bunda sendiri yang melakukan nya."Bunda belum pulang juga ya," Ia lalu menyalakan semua lampu yang berada di dalam rumahnya, lalu ia menuruni anak tangga untuk menuju ke ruang keluarga.Ia kembali merebahkan dirinya diatas sofa yang berada di sana."Gak enak banget ya jadi anak tunggal yang di tinggal sana Ayah, Bunda sibuk kerja sampe gak ada waktu buat aku. Percuma punya banyak uang kalo aku terus merasa kesepian tiap hari," Ketika Naya sedang melamun tiba-tiba terdengar pintu di k
Suara dentingan sendok dan garpu yang beradu diatas piring terdengar memenuhi ruang makan. Tampak satu keluarga kecil yang berisikan suami istri serta 2 anak Lelaki dan perempuan nya yang usianya hanya terpaut 2 tahun. Keluarga Antonio Abraham dan Anjani Abraham. Raka Putra Abraham merupakan sang Anak sulung yang berumur 17 tahun yang kini tengah menempuh pendidikan kelas 2 SMA serta sang Adik Yuriko Putri Abraham yang saat ini berumur 15 tahun dan tengah duduk di bangku kelas 3 SMP."Pah, kenapa kita pindah kesini sih? Enakan juga di Jakarta, kemana-mana deket, kawan Yuri juga kan udh banyak di Jakarta Pah, kalo disini Yuri harus cari kawan lagi kan jadinya," tanya Yuriko atau yang biasa dipanggil Yuri."Papah kan di pindah tugaskan kesini sayang, jadi mau tidak mau ya kita harus pindah. Kalo kita gak pindah kesini, nanti Papah gak punya kerjaan terus gak punya duit, yang mau biayain hidup kalian siapa coba?" jawab Antonio memberikan pengertian pada putri bu
Hari ini seperti nya keberuntungan sedang tidak berpihak pasa Kanaya. Langit yang tengah menurunkan butiran hujan membuat nya menunggu sang sopir di depan pos satpam penjaga sekolah. Dan itu mengharuskan dia berjalan kaki ke depan sekolah. Namun ketika ia hendak keluar dari depan kelas, ia baru menyadari jika ia tidak membawa jas hujan ataupun jaket. Sehingga membuat nya kebingungan bagaimana caranya agar ia tidak kehujanan saat berjalan depan sekolah. Saat baru saja melangkah, tiba-tiba ia di kejutkan dengan kehadiran Raka yang memayungi kepalanya dengan jaket miliknya. "Jangan hujan-hujanan, nanti lo sakit," Ucap Raka. "Sorry Kak, saya bisa sendiri," Tolak Naya. "Gak usah ngeyel, sini sama gue biar gak kehujanan,""Gak papa kak, saya bisa sendiri. Gausah repot-repot,""Udah ayo jalan." Raka pun kemudian merangkul pundak Naya dan menyampirkan jaket nya keatas kepala mereka berdua, mau tidak mau Naya pun mengikuti langkah Raka yang berjalan menu
Setelah Raka memberikan Naya air mineral, dia mengajak Naya masuk kedalam Cafe yang tak jauh dari tempat nya berhenti tadi. Naya sempat heran kenapa dia baik sekali padanya. Tapi ia tidak mau berburuk sangka terhadap orang, siapa tau Raka memang benar-benar tulus mau berteman dengan nya"Mau pesen apa?" Tanya Raka pada Naya"Cappucino sama Nasi Goreng aja kak,""Mau nambah lagi?" Naya pun hanya menggeleng kan kepalanya sebagai jawaban, kemudian Raka memanggil pelayanan untuk memesan makanan."Mbak, pesan Cappucino 1, Matcha Latte nya 1 sama Nasi Goreng nya 2 ya, ?" Ucap nya pada pelayan"Baik Mas, mohon ditunggu ya." jawab pelayan itu.Setelah 15 menit mereka menunggu, akhirnya makanan pun datang."Lo udah izin ke Ibu lo kalo mau pulang sore?" Raka baru ingat jika hari sudah sore dan ia belum mengantarkan Naya pulang kerumah."Udah Kak,""Bagus deh kalo gitu, btw lo udah lama di Bandung?""Saya pindaha
Naya terbangun ketika merasakan lapar. Ia lalu melihat jam pada ponselnya dan sudah menunjukkan pukul 07.00 malam."Lama banget aku tidur nya, sampai jam segini baru bangun,"Ia pun keluar kamar dan melihat seluruh ruangan masih gelap, yang berarti Bunda nya belum kembali dari Kantor. Dirumah Naya memang ada satu pembantu, namun ia hanya datang pada pagi hari untuk membersihkan rumah dan menyetrika saja. Setelah itu ia pulang pada siang hari. Urusan masak memasak biasanya Bunda sendiri yang melakukan nya."Bunda belum pulang juga ya," Ia lalu menyalakan semua lampu yang berada di dalam rumahnya, lalu ia menuruni anak tangga untuk menuju ke ruang keluarga.Ia kembali merebahkan dirinya diatas sofa yang berada di sana."Gak enak banget ya jadi anak tunggal yang di tinggal sana Ayah, Bunda sibuk kerja sampe gak ada waktu buat aku. Percuma punya banyak uang kalo aku terus merasa kesepian tiap hari," Ketika Naya sedang melamun tiba-tiba terdengar pintu di k
Ketika sedang menunggu pesanan, Raka melihat Naya dan kawan-kawan nya memasuki kantin dan duduk di deretan bangku di depan Raka. Mata Raka pun tak henti-henti nya memandangi pergerakan Naya. Tanpa ia sadari, sedari tadi Diki memperhatikan Raka yang sedang memperhatikan Naya."Ka, gue liatin dari tadi lo merhatiin Naya mulu deh, lo kenal ya sama dia?" Tanya Diki. Roy dan Damar yang mendengar ucapan Diki pun langsung melihat Raka dengan tatapan seolah-olah ingin meminta penjelasan."Kalian ngapain ngeliatin gue gitu sih? Gak pernah liat orang ganteng?" Tanya Raka mengalihkan pertanyaan Diki."Jawab pertanyaan gue Ka, lo kenal sama Naya?" Ulang Diki."Emang kenapa sih kalo gue kenal sama Naya?" Tanya Raka heran."Karena setau gue, dari dia awal masuk sampai kemarin, gue gak pernah liat dia berinteraksi sama cowok. Dan tadi pagi gue liat pertama kali dia di bonceng sama cowok, dan cowok itu lo," Jelas Damar.Belum sempat Raka menjawab, Ibu kantin datang men
"Bunda, Ayah kapan pulang?" Tanya Naya ketika sedang sarapan bersama Bunda nya."Kamu yang sabar ya sayang, Ayah pasti sebentar lagi pulang kok," Ujar sang Bunda sambil mengelus-elus pucuk kepala Naya. "(Maafin Bunda sayang, Bunda harus berbohong. Sebenarnya Ayah mu tidak akan kembali lagi karena dia sudah memilih keluarga nya yang baru)""Naya kangen Ayah Bun, Ayah gak sayang ya sama Naya? Naya punya salah apa sih sampai Ayah ninggalin Naya selama ini? Naya juga mau kaya teman-teman Naya, di manja sama Ayah, pergi liburan sama Ayah. Tapi Naya gak pernah ngerasain itu semua Bun," Seketika air mata Naya pun jatuh secara perlahan."Bunda tau Naya kangen sama Ayah, nanti pasti Ayah bakal pulang buat ajak Naya jalan-jalan kok, sekarang hapus air mata Naya terus siap-siap berangkat ke sekolah ya sayang." Naya pun hanya menganggukan kepalanya.Setelah selesai sarapan pagi, Naya kemudian bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Namun ketika sampai depan pintu, ia
Setelah Raka memberikan Naya air mineral, dia mengajak Naya masuk kedalam Cafe yang tak jauh dari tempat nya berhenti tadi. Naya sempat heran kenapa dia baik sekali padanya. Tapi ia tidak mau berburuk sangka terhadap orang, siapa tau Raka memang benar-benar tulus mau berteman dengan nya"Mau pesen apa?" Tanya Raka pada Naya"Cappucino sama Nasi Goreng aja kak,""Mau nambah lagi?" Naya pun hanya menggeleng kan kepalanya sebagai jawaban, kemudian Raka memanggil pelayanan untuk memesan makanan."Mbak, pesan Cappucino 1, Matcha Latte nya 1 sama Nasi Goreng nya 2 ya, ?" Ucap nya pada pelayan"Baik Mas, mohon ditunggu ya." jawab pelayan itu.Setelah 15 menit mereka menunggu, akhirnya makanan pun datang."Lo udah izin ke Ibu lo kalo mau pulang sore?" Raka baru ingat jika hari sudah sore dan ia belum mengantarkan Naya pulang kerumah."Udah Kak,""Bagus deh kalo gitu, btw lo udah lama di Bandung?""Saya pindaha
Hari ini seperti nya keberuntungan sedang tidak berpihak pasa Kanaya. Langit yang tengah menurunkan butiran hujan membuat nya menunggu sang sopir di depan pos satpam penjaga sekolah. Dan itu mengharuskan dia berjalan kaki ke depan sekolah. Namun ketika ia hendak keluar dari depan kelas, ia baru menyadari jika ia tidak membawa jas hujan ataupun jaket. Sehingga membuat nya kebingungan bagaimana caranya agar ia tidak kehujanan saat berjalan depan sekolah. Saat baru saja melangkah, tiba-tiba ia di kejutkan dengan kehadiran Raka yang memayungi kepalanya dengan jaket miliknya. "Jangan hujan-hujanan, nanti lo sakit," Ucap Raka. "Sorry Kak, saya bisa sendiri," Tolak Naya. "Gak usah ngeyel, sini sama gue biar gak kehujanan,""Gak papa kak, saya bisa sendiri. Gausah repot-repot,""Udah ayo jalan." Raka pun kemudian merangkul pundak Naya dan menyampirkan jaket nya keatas kepala mereka berdua, mau tidak mau Naya pun mengikuti langkah Raka yang berjalan menu
Suara dentingan sendok dan garpu yang beradu diatas piring terdengar memenuhi ruang makan. Tampak satu keluarga kecil yang berisikan suami istri serta 2 anak Lelaki dan perempuan nya yang usianya hanya terpaut 2 tahun. Keluarga Antonio Abraham dan Anjani Abraham. Raka Putra Abraham merupakan sang Anak sulung yang berumur 17 tahun yang kini tengah menempuh pendidikan kelas 2 SMA serta sang Adik Yuriko Putri Abraham yang saat ini berumur 15 tahun dan tengah duduk di bangku kelas 3 SMP."Pah, kenapa kita pindah kesini sih? Enakan juga di Jakarta, kemana-mana deket, kawan Yuri juga kan udh banyak di Jakarta Pah, kalo disini Yuri harus cari kawan lagi kan jadinya," tanya Yuriko atau yang biasa dipanggil Yuri."Papah kan di pindah tugaskan kesini sayang, jadi mau tidak mau ya kita harus pindah. Kalo kita gak pindah kesini, nanti Papah gak punya kerjaan terus gak punya duit, yang mau biayain hidup kalian siapa coba?" jawab Antonio memberikan pengertian pada putri bu