Xie Xie sedang terkepung. Dia sudah mengelahkan dua orang, tetapi 12 orang lagi masih menyerang dirinya. Dia kesulitan mengahadapi mereka semua sekaligus. Kalau mereka maju satu persatu, maka Xie Xie bisa mengatasi semuanya dengan mudah. Tidak terlalu mudah, dia pasti akan terluka juga, tetapi dia dipastikan akan menang. "Kau tidak akan bisa mengalahkan kami," ucap salah satu dari mereka. Xie Xie tidak terlalu memperdulikan perkataan itu. Dia pun maju dan melakukan serangan lagi. Xie Xie melakuakn banyak serangan dan dia berhasil melukai satu lawannya, tetapi pada saat bersamaan juga sebuah serangan mengarah ke arah dirinya. Xie Xie membalik badan dan menahan serangan itu dengan pedangnya, tetapi beberapa saat kemudian sebuah serangan lagi mengarah ke arah dirinya. Xie Xie mendorong serangan yang pertama tadi dan langsung melakukan tangkisan ke arah lain. Beberapa serangan berhasil Xie Xie tangkis, tetapi karena serangan itu terlalu banyak. Dia pun harus mendapatkan sebuah tebasan
"Lebih baik kita memutar saja," ucap Bai Linjue. Di depan mereka adalah lapisan yang berbeda. Itu adalah tempat benda berharga yang diinginkan semua murid berada. Masuk ke dalam lapisan terdalam Gurun Neraka itu sangat sulit dan lagi mereka tidak akan bisa bertemu dengan banyak murid lagi di dalam sana. Tujuan mereka menang adalah mengumpulkan banyak-banyak bola energi. Seharusnya mereka tidak masuk ke sana. Seharusnya memang begitu. "Dia benar. Lebih baik kita mencari jalan memutar saja. Kita kumpulkan saja sebanyak mungkin bola energi agar kau bisa menang dan lagi tidak ada yang tahu apa yang ada di tengah sana. Lebih baik mencari bola energi sebanyak mungkin dan mendapatkan pedang atau senjata yang berharga lainnya. Aku rasa itu lebih baik," ucap Zou Cheng. Mereka mencoba menasihati Liu Heng. Mereka tidak tahu kalau Liu Heng itu kalau diremehkan, maka dia akan semakin tertarik. Dia pun melangkah masuk ke dalam lapisan berbeda itu. Ketika dia melangkah satu langkah saja. Tubuhnya
Liu Heng tidur ketika dia pertama kali tiba di tempat itu. Dia tidur cukup lama. Ketika dia bangun, dia kebingungan karena dia bangun di tempat yang berbeda. Dia berada di atas. DI udara. Dia melihat hutan tampat dia berada itu sangat luar biasa luas. Itu terlihat dari atas. Liu Heng kakinya digenggam oleh kaki seekor burung elang. Dia dibawa entah ke mana. Dia bingung sendiri. Beberapa detik Liu Heng belum terlalu sadar apa yang terjadi. Ketika dia sadar, dia langsung memberontak. Genggaman burung itu sangat keras. Liu Heng menarik penangnya dan menebas ke arah kaki burung elang itu. Dengan cepat elang itu melepaskan kakinya Liu Heng. Ketika itu terjadi, Liu Heng langsung terdiam. "Sepertinya aku melakukan hal yang bodoh," keluh Liu Heng. Tubuhnya langsung terjatuh dari ketinggian yang sangat tinggi. Liu Heng langsung menggunakan energi qi miliknya untuk memperkuat kakinya. Dia pun terjatuh dan ketika kaki Liu Heng hampir menginjak dahan pohon besar, dia terpeleset dan terjatuh l
Berhari-hari Liu Heng berkeliling hutan itu. Dia beberapa kali harus bertarung dengan hewan yang ada di sana. Beberapa kali juga dia hampir tewas oleh hewan besar yang ada di sana. Semakin lama Liu Heng semakin kuat. Ini bisa menjadi latihan yang bagus untuknya. Latihan yang mempertaruhkan nyawa. Tanpa dia sadar satu bulan sudah berlalu. Dia sudah berada di tahap pondasi qi ke lima. Dia menerobos sudah sejak dua minggu yang lalu, tetapi sampai sekarang tidak ada perubahan sama sekali. Tanda-tanda ingin menerobos saja tidak ada. Padahal di sana kepadatan qi sangat padat. Bahkan lebih padat daripada yang ada di sekte Tebasan Mengalir. Seharusnya Liu Heng bisa cepat menerobos dari biasanya. Bahkan tanpa pill sekalipun. Ini semua memang karena Liu Heng memiliki kecacatan di dantian miliknya.Liu Heng tidak terlalu peduli dengan hal itu karena pernapasan Raja Iblis memang akan menghancurkan dantian miliknya. Yang terpenting adalah dia siap melakukan penapasan Raja Iblis ke tahap dua atau
Ketika mandi Liu Heng merasa sangat kesakitan. Dia merasa perih pada bagian kiri tubuhnya karena tangan kirinya dan bahu kiri itu terluka sangat parah. Daging yang ada di kedua bagian itu sudah banyak hilang. Malah tulangnya yang terlihat. "Kau kuat juga," puji ular besar itu. "Itu pasti akan terasa sangat sakit. Melihatnya saja sudah membuatku merinding. Mungkin kalau aku yang mengalami itu, aku akan pingsan karena menahan rasa sakit itu.""Tidak masalah," jawab Liu Heng. Rasa pedih karena luka yang terkena air itu jauh lebih baik daripada apa yang dia rasakan sebelumnya. Ketika dia membentuk ulang dantian miliknya. Itu terasa seperti dirinya ditusuk oleh ribuan pedang secara bersamaan dan bertubi-tubi. Menahan rasa pedih saja. Itu bukan hal yang sulit bagi dirinya."Kau ingin menungguku sampai aku menembus ke tahap alam awal ke lima, bukan?" tanya Liu Heng.Ular besar itu tidak bisa mengatakan tidak karena dia memang mengatakan itu. Malah dia mengatakan akan membantu bukan hanya s
Setelah satu bulan berlalu akhirnya Liu Heng pun tembus ke tahap alam awal ke lima. Total dia berada di hutan itu sudah dua bulan lebih. Waktu berlalu begitu cepat. Dia bahkan tidak terasa kalau dia sudah dua bulan lebih di sana. "Kau sudah menembus ke tahap alam awal ke lima. Ini saatnya kita bertarung, bukan?" tanya ular besar itu. "Apa kau bisa menyembuhkan tanganku? Ini membuatku agak kesulitan bertarung," tanya Liu Heng. Luka di tangan Liu Heng semakin lama semakin buruk. Luka itu semakin membusuk, tetapi karena Liu Heng cukup ahli mengendalikan qi miliknya. Itu membuat pembusukan luka itu agak bisa diperlambat. Karena satu bulan lebih, itu membuat luka itu semakin busuk. Apalagi Liu Heng berada di dalam goa itu terus. Tempat itu kotor dan tidak streril. Apalagi obat yang dia miliki sebelumnya tidak terlalu beguna. Itu hanya menyembuhkan luka biasa. Kalau luka besar dia membutuhkan pill."Sayangnya tidak bisa. Kalau kau ingin sembuh kalahkan aku saja. Benda yang ada di dalam
Liu Heng tertidur setelah pertarungan itu. Tanpa dia sadari ular itu berubah menjadi bola cahaya seperti sebelumnya. Butiran cahaya itu masuk ke dalam tubuh Liu Heng. Perlahan tubuhnya kembali pulih. Luka pergelangan tangan kiri dan tangan bahu kiri Liu Heng sembuh. Tanpa dia sadari juga dia berhasil menerobos ke tahap alam bumi ke satu. Liu Heng tertidur cukup lama. Dia baru bangun dua hari kemudian. Ketika dia bangun, dia kaget karena tubuhnya kembali pulih. Dia tersenyum. Liu Heng menarik pisau miliknya dan menusuk lintah yang melekat di tubuhnya. Beruntung dia tidak tewas karena kehabisan darah. Setelah membunuh semua lintah yang mengisap darahnya. Liu Heng berkultivasi beberapa menit. Setelah tenaganya pulih dia bangun dan tatapannya tertuju ke arah peti yang ada di tengah pulau kecil yang dikelilingi oleh sungai tempat ular itu berada. "Dia sudah menghilang. Sama seperti sebelumnya," ucap Liu Heng. Dia pun melakukan sedikit peregangan. Setelah itu dia berjalan dan berenang k
Setelah menjelaskan beberapa hal dan mendapa jaminan dari Jue Die, Liu Heng pun diberikan kebebasan. Dia kembali ke dapur. Semua yang terjadi pada Liu Heng akan dipertanggung jawabkan oleh Jue Die.Keseharian Liu Heng berjalan dengan sangat biasa. Tidak ada yang aneh sama sekali. Dia terus berlatih sepanjang hari. Dia bersikap senormal yang dia biasa. Dia tidak ingin terlihat menonjol karena dia sedang diawasi. Awalnya berlangsung dengan mudah, tetapi tiba-tiba saja semua kadamaian itu pun kacau. Ketika dia sedang berjalan ke gedung alchemy, Liu Heng dihadang oleh Lin Ju bersama dengan beberapa orang rekannya. Liu Heng berdecak kesal. Dia pun berjalan kembali. Dia mencoba mengabaikan Lin Ju, tetapi itu bukan keputusan yang tepat. Lin Ju langsung meminta anak buahnya untuk mengepung Liu Heng. "Kau tdiak akan bisa pergi ke mana pun lagi," ucap Lin Ju. Dia pun berjalan dan berdiri tepat di depan Liu Heng. Tatapan Lin Ju sangat tajam dan sombong. Dia sudah menjadi murid dalam sekte Te