Setelah selesai dengan Lin Ju dan anak buahnya. Lin Ju ditendang bagian wajahnya. Itu membuat Lin Ju semakin lebih kesakitan. Sedangkan, anak buah Lin Ju kesakitan karena bagian itunya ditendang. Setelah merasa puas Liu Heng pergi dari sana. Dia meninggalkan mereka begitu saja. Dia pergi ke gedung alchemy, dia punya urusan di sana. Dia berjelan dengan wajah kesal. Ketika dia tiba di gedung alchemy, dia langsung memasang wajah bahagia. Dia langsung tersenyum kembali."Ah, kita bertemu kembali," ucap Liu Heng. Dia mengeluarkan buku yang sebelumnya dia pinjam. "Aku sudah selesai dengan ini. Kali ini aku ingin meminjam bukul alchemy yang lain. Apa kau punya rekomendasi?" tanya Liu Heng. Xing Rue mengerutkan keningnya. "Kau itu cacat. Seharusnya kau sadar diri. Untuk apa kau belajar alchemy. Itu tidak akan berguna sama sekali bagi dirimu. Lebih baik kau belajar tentang puisi, kaligrafi atau hal sejenisnya. Itu adalah keterampilan yang tidak membutuhkan kultivasi. Lebih baik kau belajar i
Lin Ju merasa kesal dan mengadu kepada gurunya. Mendengar itu gurunya langsung marah dan bertanya di mana Liu Heng tinggal, tetapi wajahnya langsung muram ketika mendengar kalau Liu Heng itu tinggal di dapur dan orang yang bertanggung jawab adalah Jue Die. Itu membuatnya malas sendiri."Begini saja, kau tantang saja bocah bernama Liu Heng itu untuk bertarung di arena hidup dan mati. Kau bisa membunuhnya di sana. Tidak ada yang bisa menyalahkan dirimu kalau kau melakukan itu," usul guru Lin Ju. Wajah Lin Ju langsung tidak bagus. Dia baru saja dikalahkan dan gurunya meminta dia untuk bertarung di arena hidup dan mati. Dia merasa gurunya ingin membunuh dirinya. Lin Ju ingin menolak, tetapi gurunya langsung pergi dari sana. "Kau tunggu saja di sini. Aku akan mendaftarkan namamu dan bocah itu," ucap guru Lin Ju. Dia langsung bergegas pergi dari sana. Lin Ju ingin menghentikan gurunya, tetapi gurunya lebih dulu bergegas pergi dari sana. Lin Ju menelan ludahnya. Dia pun berlari mengejar g
"Apa yang kau punya?" tanya Zhang Zu. "Aku akan menunjukkannya, tetapi sebelum itu senior harus memberikan aku cincin ruang lebih dulu. Benda ini pasti akan menarik dan luar biasa," ucap Liu Heng. Zhang Zu merasa dirinya seolah ingin ditipu oleh Liu Heng. Dia mentap wajah Liu Heng. Yang terlihat hanyalah wajah senang Liu Heng. Dia berdecak dan akhirnya mengambil satu cincin ruang miliknya dan meletakkan itu di atas meja. Tanpa basa-basi sama sekali, Liu Heng langsung mengambil cincin ruang itu dan menyarungkannya ke jarinya. Setelah itu dia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Dia meletakkan benda itu di atas meja. "Ini adalah ginseng emas yang berumur 300 tahunan. Senior tidak akan menemukan ini di mana pun," ucap Liu Heng. Gingseng emas tidaklah langkah, tetapi tidak ada yang berumur sampai 300 tahun. Kalau pun ada biasanya umurnya tidak lebih dari sepuluh tahun karena memang khasiatnya yang banyak. Gingseng emas bisa dibuat menjadi berbagai macam jenis pill. "Apa aku bisa me
Liu Heng sedang berjalan ke arah dapur. Ketika dia berjalan, dia bertemu dengan seseorang yang tiba-tiba menghentikan dirinya. Orang itu menatap Liu Heng dengan tatapan curiga. Liu Heng kebingungan. Dia memiringkan kepalanya. "Ada apa?" tanya Liu Heng.Orang itu tiba-tiba saja memegang pundak Liu Heng. Liu Heng ingin menepis tangan itu, tetapi tubuhnya terasa di tekan sangat keras kebawah. Liu Heng merasa tubuhnya ditekan oleh batu yang sangat besar. Padahal itu hanya tangan. "Tidak ada apa-apa. Aku hanya sedikit tertarik padamu," ucap Shan Hu. Dia pun pergi dari sana. Liu Heng membalik badan dan orang itu sudah menghilang. Padahal satu detik yang lalu, orang itu ada di dekat dirinya. Liu Heng mengangkat kedua bahunya dan dia pun pergi dari sana. Dia tidak mengerti dan memilih tidak peduli. Liu Heng melanjutkan perjalanannya kembali ke dapur. Dia ingin lanjut berlatih kembali. Dia masih ada waktu cukup banyak sebenarnya, tetapi dia tidak tahu kapan dia bisa membuat pill itu. Alche
Xie Xie kaget ketika melihat seseorang datang ke tempat dia latihan dan lagi orang itu bukan orang yang dia kenal. Orang yang sangat asing bagi dirinya. Xie Xie langsung memasang kuda-kuda. Dia melirik ke kiri dan ke kanan secara berulang. Dia mencari senjata atau apa pun yang bisa diagunakan. "Tidak perlu secemas itu. Aku ke sini hanya karena aku tertarik pada dirimu. Kau gadis yang cantik dan juga berbakat. Aku rasa kau cocok untuk menjadi istri dari pengeran kami," ucap orang itu. Dia adalah Shan Hu. Ketika sedang mencari keberadan kitab Raja Iblis, dia melihat Xie Xie dari jarak jauh. Terlihat Xie Xie yang begitu cantik dan berbakat itu menarik perhatian Shan Hu karena itu dia mendatangi Xie Xie. "Apa maksudmu?" tanya Xie Xie. "Kau berlatihlah dengan giat agar kau cepat menjadi kuat. Setelah itu aku akan menemuimu kembali," ucap Shan Hu. Dia melemparkan pedang Xie Xie kembali. Shan Hu pun pergi dari sana tanpa menjelaskan apa yang dia maksud sebelumnya. Xie Xie yang ada di sa
"Apa kau ingin menjadi muridku?" tanya Zhang Zu. Xing Rue terkejut. Padahal dia sangat ingat, dulu Zhang Zu mengatakan kalau dia hanya akan memiliki satu orang murid dan itu adalah dirinya yaitu Xing Rue, tetapi sekarang Zhang Zu meminta Liu Heng menjadi muridnya. Xing Rue baru ingin protes, tetapi Liu Heng sudah menolak lebih dulu."Aku tidak ingin menjadi murid siapa pun. Aku tidak ingin berhutang budi besar pada satu orang. Kalau kau menjadi guruku, maka aku harus sepunuhnya mengabdi sebagai murid. Itu hanya akan membuatku kebebasanku terkekang," jawab Liu Heng. "Aku bisa membebasakan dirimu melakukan apa pun."Liu Heng menggelenng. "Aku tidak akan menjadi murid siapa pun. Banyak hal yang tidak aku tahu di masa depan. Aku tidak ingin hubungan murid dan guru membuatku bimbang memutuskan sesuatu," jelas Liu Heng. Zhang Zu tidak bisa memaksa lagi. Terlihat jelas kalau dia serius dan sudah membulatkan keputusannya. Zhang Zu memberikan kembali pill yang ada di tangannya. Liu Heng men
Hari pertarungan Liu Heng melawan Lin Ju sudah tiba. Di sekitar arena Hidup dan Mati sudah dipenuhi oleh banyak orang. Rasa penasaran membuat mereka datang. Banya jenis rasa penasaran yang dirasakan setiap orang. Dia atas sana sudah ada Ma Ku. Dia yang akan menjadi wasit. Dia mengajukan dirinya sendiri. Dia juga penasaran dengan kehebatan Liu Heng. Dia sudah ada di sana sejak tengah hari. Semua orang juga. Lin Ju dan gurunya juga sudah ada di sana. Bahkan ornag tua Lin Ju yaitu Lin Xu yang merupakan tetua sekte luar juga sudah ada di sana. Satu jam berlu begitu saja dan satu jam lagi berlalu hingga sore hari. "Di mana Liu Heng?""Kenapa dia belum datang?""Apa dia penakut?"Penonton mulai berteriak. Ma Ku juga tidak mengerti, dia langsung meminta salah satu guru untuk menyusul Liu Heng ke dapur. Dia bahkan menekankan pada guru itu untuk menyeret Liu Heng kalau dia tidak ingin datang. Lin Ju dan Bong Bo-Guru Lin Ju-datang ke atas arena pertarungan. Mereka sudah menunggu sangat lama
Lin Ju menggunakan jurus terbak miliknya. Dia pun melakukan beberapa kali tebasan dan dan tusukan. Dengan wajah mengantuk, Liu Heng bisa menahan dan menangkis semua serangan yang datang. Tidak ada rasa kesulitan sama sekali. Padahal sebelumnya Liu Heng agak terdesak oleh Lin Ju. Dia mudah beradaptasi dengan pola serangan musuhnya. Kalau sampai lawannya melakukan pola yang sama, maka itu adalah kebodohan. Liu Heng pasti bisa menebak semua gerakan lawannya. "Mati saja kau!" maki Lin Ju. Dia melakukan serangan lagi. Hasilnya masih saja sama. Penonton yang melihat itu hanya tercengang. Mereka tidak menyangka Lin Ju bisa dipermalukan seperti itu. Mereka semua mulai mempertanyakan kembali rumor yang beredar. "Apa rumor itu benar?" tanya salah satu penonton."Sepertinya begitu Lihat saja dia terlihat seperti orang bodoh," ejek penonton yang lain. Lin Ju mendengar itu sampai kaget. Dia sempat menoleh beberapa detik. Itu kesalahan. Liu Heng yang melihat celah langsung saja masuk. Dia maju