Liu Heng sedang berjalan ke arah dapur. Ketika dia berjalan, dia bertemu dengan seseorang yang tiba-tiba menghentikan dirinya. Orang itu menatap Liu Heng dengan tatapan curiga. Liu Heng kebingungan. Dia memiringkan kepalanya. "Ada apa?" tanya Liu Heng.Orang itu tiba-tiba saja memegang pundak Liu Heng. Liu Heng ingin menepis tangan itu, tetapi tubuhnya terasa di tekan sangat keras kebawah. Liu Heng merasa tubuhnya ditekan oleh batu yang sangat besar. Padahal itu hanya tangan. "Tidak ada apa-apa. Aku hanya sedikit tertarik padamu," ucap Shan Hu. Dia pun pergi dari sana. Liu Heng membalik badan dan orang itu sudah menghilang. Padahal satu detik yang lalu, orang itu ada di dekat dirinya. Liu Heng mengangkat kedua bahunya dan dia pun pergi dari sana. Dia tidak mengerti dan memilih tidak peduli. Liu Heng melanjutkan perjalanannya kembali ke dapur. Dia ingin lanjut berlatih kembali. Dia masih ada waktu cukup banyak sebenarnya, tetapi dia tidak tahu kapan dia bisa membuat pill itu. Alche
Xie Xie kaget ketika melihat seseorang datang ke tempat dia latihan dan lagi orang itu bukan orang yang dia kenal. Orang yang sangat asing bagi dirinya. Xie Xie langsung memasang kuda-kuda. Dia melirik ke kiri dan ke kanan secara berulang. Dia mencari senjata atau apa pun yang bisa diagunakan. "Tidak perlu secemas itu. Aku ke sini hanya karena aku tertarik pada dirimu. Kau gadis yang cantik dan juga berbakat. Aku rasa kau cocok untuk menjadi istri dari pengeran kami," ucap orang itu. Dia adalah Shan Hu. Ketika sedang mencari keberadan kitab Raja Iblis, dia melihat Xie Xie dari jarak jauh. Terlihat Xie Xie yang begitu cantik dan berbakat itu menarik perhatian Shan Hu karena itu dia mendatangi Xie Xie. "Apa maksudmu?" tanya Xie Xie. "Kau berlatihlah dengan giat agar kau cepat menjadi kuat. Setelah itu aku akan menemuimu kembali," ucap Shan Hu. Dia melemparkan pedang Xie Xie kembali. Shan Hu pun pergi dari sana tanpa menjelaskan apa yang dia maksud sebelumnya. Xie Xie yang ada di sa
"Apa kau ingin menjadi muridku?" tanya Zhang Zu. Xing Rue terkejut. Padahal dia sangat ingat, dulu Zhang Zu mengatakan kalau dia hanya akan memiliki satu orang murid dan itu adalah dirinya yaitu Xing Rue, tetapi sekarang Zhang Zu meminta Liu Heng menjadi muridnya. Xing Rue baru ingin protes, tetapi Liu Heng sudah menolak lebih dulu."Aku tidak ingin menjadi murid siapa pun. Aku tidak ingin berhutang budi besar pada satu orang. Kalau kau menjadi guruku, maka aku harus sepunuhnya mengabdi sebagai murid. Itu hanya akan membuatku kebebasanku terkekang," jawab Liu Heng. "Aku bisa membebasakan dirimu melakukan apa pun."Liu Heng menggelenng. "Aku tidak akan menjadi murid siapa pun. Banyak hal yang tidak aku tahu di masa depan. Aku tidak ingin hubungan murid dan guru membuatku bimbang memutuskan sesuatu," jelas Liu Heng. Zhang Zu tidak bisa memaksa lagi. Terlihat jelas kalau dia serius dan sudah membulatkan keputusannya. Zhang Zu memberikan kembali pill yang ada di tangannya. Liu Heng men
Hari pertarungan Liu Heng melawan Lin Ju sudah tiba. Di sekitar arena Hidup dan Mati sudah dipenuhi oleh banyak orang. Rasa penasaran membuat mereka datang. Banya jenis rasa penasaran yang dirasakan setiap orang. Dia atas sana sudah ada Ma Ku. Dia yang akan menjadi wasit. Dia mengajukan dirinya sendiri. Dia juga penasaran dengan kehebatan Liu Heng. Dia sudah ada di sana sejak tengah hari. Semua orang juga. Lin Ju dan gurunya juga sudah ada di sana. Bahkan ornag tua Lin Ju yaitu Lin Xu yang merupakan tetua sekte luar juga sudah ada di sana. Satu jam berlu begitu saja dan satu jam lagi berlalu hingga sore hari. "Di mana Liu Heng?""Kenapa dia belum datang?""Apa dia penakut?"Penonton mulai berteriak. Ma Ku juga tidak mengerti, dia langsung meminta salah satu guru untuk menyusul Liu Heng ke dapur. Dia bahkan menekankan pada guru itu untuk menyeret Liu Heng kalau dia tidak ingin datang. Lin Ju dan Bong Bo-Guru Lin Ju-datang ke atas arena pertarungan. Mereka sudah menunggu sangat lama
Lin Ju menggunakan jurus terbak miliknya. Dia pun melakukan beberapa kali tebasan dan dan tusukan. Dengan wajah mengantuk, Liu Heng bisa menahan dan menangkis semua serangan yang datang. Tidak ada rasa kesulitan sama sekali. Padahal sebelumnya Liu Heng agak terdesak oleh Lin Ju. Dia mudah beradaptasi dengan pola serangan musuhnya. Kalau sampai lawannya melakukan pola yang sama, maka itu adalah kebodohan. Liu Heng pasti bisa menebak semua gerakan lawannya. "Mati saja kau!" maki Lin Ju. Dia melakukan serangan lagi. Hasilnya masih saja sama. Penonton yang melihat itu hanya tercengang. Mereka tidak menyangka Lin Ju bisa dipermalukan seperti itu. Mereka semua mulai mempertanyakan kembali rumor yang beredar. "Apa rumor itu benar?" tanya salah satu penonton."Sepertinya begitu Lihat saja dia terlihat seperti orang bodoh," ejek penonton yang lain. Lin Ju mendengar itu sampai kaget. Dia sempat menoleh beberapa detik. Itu kesalahan. Liu Heng yang melihat celah langsung saja masuk. Dia maju
Liu Heng begitu kesulitan. Dia terus ditekan oleh oleh Lin Ju yang sedang tidak terkendali. Pertarungan yang begitu gila. Dia terluka sangat banyak. Ma Ku yang melihat pertarungan itu ingin menghentikan itu, tetapi dia agak ragu karena dalam aturan tidak boleh. Itu adalah arena hidup dan mati. Tidak boleh ada yang mengacaukan pertarungan itu. Ma Ku adalah orang yang taat akan aturan. Pada akhirnya dia melihat saja. Liu Heng terkenal tebasan bagian bahu kanannya. "Kalau begini terus, maka aku akan terbunuh," keluh Liu Heng. Dia langsung mundur ke belakang. Dia menarik napas dan mengeluarkan energi qi miliknya ke pedangnya. Dia menggunakan jurus yang ada di dalam kitab Raja Iblis. Dia langsung menggunakan jurus Tebasan Api Neraka. Pedangnya diselimuti oleh benda hitam yang pekat. Itu terasa sangat jahat. Bahkan Lin Ju yang sudah kehilangan kesadarannya sampai terdiam beberapa detik. Dia merinding. Dia bahkan sempat ingin melarikan diri, tetapi satu detik kemudian kontrol dirinya kem
Shan Hu sudah mencari ke berbagai tempat, tetapi tidak ada siapa pun kecuali dua orang tadi. Selain kedua orang itu, tidak ada lagi. Keduanya hanya orang biasa juga dan mereka menarik gerobak yang berisi rumput untuk makanan hewan ternak mereka. Di dekat sana ada sebuah desa kecil. Desa itu masih masuk ke daerah kekuasaan kekaisaran Qin. Sekte Tebasan Mengalir juga bagian dari kekaisaran Qin karena itu mereka tunduk pada Shan Hu dan yang lainnya. Dua orang yang Shan Hu temui tadi adalah sepasang suami istri. Mereka sudah berada di rumah mereka. Mereka menarik gerobak mereka dan mengeluarkan rumput yang ada di dalamnya. "Cepat kau ambil obat yang kita miliki. Kita harus membantu pemuda ini," ucap Pria tua. Mereka berdua sudah berumur. Umur mereka sudah 50 tahunan. Mereka melihat apa yang Liu Heng lakukan. Dia menusuk dirinya sendiri. Dengan cepat keduanya mengangkat tubuh Liu Heng dan meletakkan tubuh Liu Heng ke dalam gerobak mereka. Setelah itu mereka bawa pulang untuk diobati.
Beberapa menit setelah Liu Heng pergi. Pasukan sekte Tebasan Mengalir mendatangi desa tempat kakek dan nenek itu berada. Rumah mereka bahkan digeledah oleh mereka. Keduanya hanya bisa melihat saja. Satu orang berdiri di sebelah kakek dan nenek itu. "Katakan di mana pemuda itu!" tegas orang itu. Dia adalah pemimpin dari rombongan itu. Dia adalah salah satu dari guru yang ada di sekte Tebasan Mengalir. Dia mendapat laporan kalau kedua kakek dan nenek itu menyembunyi seorang pemuda di rumah mereka. "Kami tidak menyembunyikan siapa pun. Percayalah!" jawab Kakek itu. Wajah Kakek itu pucat pasi. Dia ketakutan. Dia tidak bisa melawan sama sekali. Dia hanya manusia biasa. Istrinya yang juga ada di sana lebih ketakutan lagi. Dia bahkan sampai menangis karena ketakutan. "Jangan berbohong! Kami mendapat laporan kalau kau menyembunyikan seorang pemuda di rumahmu. Kalau sampai kami menemukan bukti itu, maka kau akan terima akibatnya," ancam orang itu. Tidak lama kemudian seseorang keluar dar