Beberapa menit setelah Liu Heng pergi. Pasukan sekte Tebasan Mengalir mendatangi desa tempat kakek dan nenek itu berada. Rumah mereka bahkan digeledah oleh mereka. Keduanya hanya bisa melihat saja. Satu orang berdiri di sebelah kakek dan nenek itu. "Katakan di mana pemuda itu!" tegas orang itu. Dia adalah pemimpin dari rombongan itu. Dia adalah salah satu dari guru yang ada di sekte Tebasan Mengalir. Dia mendapat laporan kalau kedua kakek dan nenek itu menyembunyi seorang pemuda di rumah mereka. "Kami tidak menyembunyikan siapa pun. Percayalah!" jawab Kakek itu. Wajah Kakek itu pucat pasi. Dia ketakutan. Dia tidak bisa melawan sama sekali. Dia hanya manusia biasa. Istrinya yang juga ada di sana lebih ketakutan lagi. Dia bahkan sampai menangis karena ketakutan. "Jangan berbohong! Kami mendapat laporan kalau kau menyembunyikan seorang pemuda di rumahmu. Kalau sampai kami menemukan bukti itu, maka kau akan terima akibatnya," ancam orang itu. Tidak lama kemudian seseorang keluar dar
Liu Heng hanya bisa menggeleng melihat Nie Wei yang sih sibuk minum. Liu Heng hanya melihat saja. Dia belum pernah minum seperti itu. Tidak lama kemudian Nie Wei terkapar karena mabuk. Kedua temannya membawa Nie Wei kembali ke rumah mereka. "Kau sudah ada tempat tinggal?" tanya Anchi Lie. Liu Heng mengeleng. Dia baru ingin mencari tetapi dia ajak oleh Nie Wei untuk ikut mereka. Liu Heng belum sempat untu mencari. Mendengar jawaban Anchi Lie tersenyum. Dia langsung menawarkan Liu Heng untuk tinggal sementara di rumah mereka saja."Maaf karena merepotkan," ucap Liu Heng."Tidak ada salahnya kami membantumu. Kau juga sudah menjadi bagian dari kami. Kalau boleh tahu kau berasal dari mana?" tanya Anchi Lie. "Aku dari desa yang sangat kecil. Aku mengatakannya sekali pun kalian tidak akan tahu," jawab Liu Heng. Mereka pun tiba dia depan tempat tinggal ketiga orang itu. Liu Heng kaget. Rumah itu sangat kecil dan buruk. Daerah sekitar adalah daerah kumuh. Itu adalah tempat tinggal orang mi
Pada pagi harinya, ketika Nie Wei, Anchi Lie dan Wong Su keluar dari rumah mereka. Mereka melihat Liu Heng sedang sedang berbagai kepada penduduk yang tinggal di tempat kumuh. Dia membagikan roti kering yang tidak terlalu enak, tetapi setiap orang boleh mengambil tiga roti. Liu Heng tidak mementingkan rasa, tetapi bisa kenyang atau tidak. Yang dibutuhkan oleh orang miskin bukan makanan enaknya, tetapi bisa kenyang berapa lama. Itu yang lebih penting. "Apa yang kau lakukan?" tanya Nie Wei. Dia mendekati Liu Heng dan menatap Liu Heng dengan tatapan marah. Liu Heng mengabaikan itu. Dia masih sibuk memberikan roti kepada mereka yang mengantre. Setelah semuanya selesai, Liu Heng baru melihat ke arah Nie Wei. "Kau bisa melihat sendiri apa yang aku lakukan," keluh Liu Heng. Nie Wei menarik tangan Liu Heng. Dia membawa Liu Heng ke depan rumah mereka. Tatapan Nie Wei menjadi begitu tajam. Liu Heng menatap balik. Dia tidak suka kalau ada yang menatapnya seperti itu. "Jangan lakukan itu!"
Baru berjalan beberapa menit, mereka langsung bertemu dengan hewan sihir. Hewan sihir itu adalah hewan sihir tingkat tiga. Hewan sihir terdiri dari enam tingkatan yaitu Tingkat satu setara dengan cultivator tahap pondasi qi, tingkat dua setara dengan cultivator tahap Alam awal, tingkat tiga setara dengan cultuvator tahap alam bumi, tingkat empat setara dengan cultivator tahap alam langit, tingkat lima setara dengan cultivator tingkat alam surga, tingkat enam setara dengan cultivator tahap surga abadi.Lawan mereka sekarang adalah hewan sihir yang setara dengan cultivator tahap alam bumi. Nie Wei, Wong Su dan Anchi Lie menelan ludah. Mereka bertiga baru berada di tahap alam awal. Lawan mereka lebih kuat daripada mereka."Sepertinya kita sedang tidak beruntung," ucap Nie Wei. Dia masih berada di tahap alam awal ke empat. Sedangkan, Anchi Lie dan Wong Su berada di tahap alam awal ke dua. Mereka bukan bagian dari sekte. Jadi, wajar saja mereka seperti itu. Bisa sampai ke tahap alam awal
Mereka berempat terus berjalan dan beberapa kali bertemu dengan hewan sihir. Pada awalnya Liu Heng selalu meminta Nie Wei, Anchi Lie dan Wong Lu yang bertarung lebih dulu sampai mereka bertiga sudah tidak sanggup baru dia maju. Dia melatih kekompakan ketiga orang itu. Bertarung secara langsung adalah latihan terbaik. Perlahan mereka mulai berkembang. Mereka semakin kompak dan bisa saling melindungi satu sama lain. Liu Heng juga memberikan sedikit masukan kepada mereka. Itu menambah pengeratuan dan membuka pikiran mereka bertiga.Pada akhirnya mereka bisa mengalahkan satu hewan sihir dengan kekuatan mereka sendiri. Meski, mereka haus terluka cukup parah. Liu Heng yang melihat itu merasa bangga. Mereka pun beristirahat. "Aku tidak menyangka kalau aku akan diajari oleh orang yang jauh lebih muda daripada diriku. Ini sedikit memalukan, tetapi kami sangat terbantu. Kalau boleh tahu, berapa umurmu?" tanya Nie Wei. Liu Heng terdiam beberapa saat. Dia mencoba menghitung umurnya. Ketika di
Perlahan khasiat yang ada di dalam kolam kecil itu menghilang karena sering diambil oleh banyak orang. Setelah selesai mereka semua pergi begitu saja, tetapi ada yang memberi hormat dan berterima kasih kepada Liu Heng. Si kembar Lu juga sudah pergi karena diusir oleh Liu Heng. Mereka tidak terima dengan apa yang mereka dapatkan. Mereka akan membalas apa yang telah terjadi pada mereka dengan sesuatu yang lebih buruk. "Kenapa kau melakukan itu?" tanya Anchi Lie."Biarkan saja. Mereka berdua terlalu sombong, aku membencinya," jawab Liu Heng. Dia memberikan beberapa botol berisi Air Dewi Surga kepada Anchi Lie, Nie Wei dan Wong Su. Ketiganya mendapat masing-masing tiga botol. Itu jumlah yang banyak. Liu Heng malah dapat lebih banyak daripada itu. Padahal dia tidak mengambil kecuali satu botol di awal. Banyak ornag yang memberikan itu kepada Liu Heng sebagai ucapan terima kasih. "Kalian pulang saja. Ada yang ingin aku lakukan sebentar di sini. Terlalu berbahaya kalau kalian ikut, aku
Liu Heng melompat masuk ke dalam kolam kecil itu. Ketika dia masuk, tubuhnya langsung dipenuhi oleh qi. Bukan cuma itu, tetapi luka Liu Heng perlahan sembuh. Dari pori-porinya keluar caira berwarna hijau. Cairan itu langsung menghilang beberapa saat kemudian. "Air ini lebih luar biasa daripada air sebelumnya," ucap Liu Heng. Dia berendam dan perlahan dantiannya dipenuhi oleh qi. Itu membuat dia hampir menerobos, tetapi dia merasakan banyak orang yang bergerak ke arah dirinya. Liu Heng langsung mengambil membuang air yang sebelumnya dia miliki. Liu Heng mengosongkan semua botol itu dan memasukkannya dengan air yang baru saja dia temukan itu. Setelah selesai dia langsung pergi dari sana. "Sial! Aku harus dikejar seperti ini lagi," keluh Liu Heng. Dia tahu semua ini karena apa yang dia lakukan sebelumnya. Jurus Tebasa Raja Neraka itu terlalu mencolok untuk bisa digunakan. Aura jahat yang dikeluarkan itu yang membuat Liu Heng tidak ingin sering menggunakannya. Setelah Liu Heng perg
Liu Heng mendapatkan banyak batu jiwa setelah menjual satu botol Air Dewi Surga yang dia dapatkan sebelumnya. Hasil satu botol saja setara dengan hasil mereka berempat digabungkan. Liu Heng kembali ke tempat kumuh. Ketika dia datang ke sana, dia tersenyum melihat semua orang mendapat makanan. Dia menemui tiga rekannya tadi. Dia langsung mengatakan kalau dia akan melatih mereka selama empat hari ke depan. Setelah itu dia akan pergi. "Maaf sepertinya hanya ini yang aku bisa lakukan. Rencana yang aku bilang sebelumnya belum bisa dilakukan, mungkin beberapa bulan ke depan. Kalian tunggu saja," ucap Liu Heng. Ketiganya tidak masalah dengan itu. Di latih saja sudah cukup untuk mereka. Empat hari berlalu begitu cepat. Ketiganya sudah lebih kuat dari sebelumnya. Liu Heng banyak mengajari mereka dasar dalam bertarung. Bahkan dia membantu memberikan pill untuk mendukung pertumbuhan mereka. "Kau benar-benar akan pergi dari sini?" tanya Nie Wei. "Itu harus. Aku tidak bisa berada di satu temp