Berhari-hari Liu Heng berkeliling hutan itu. Dia beberapa kali harus bertarung dengan hewan yang ada di sana. Beberapa kali juga dia hampir tewas oleh hewan besar yang ada di sana. Semakin lama Liu Heng semakin kuat. Ini bisa menjadi latihan yang bagus untuknya. Latihan yang mempertaruhkan nyawa. Tanpa dia sadar satu bulan sudah berlalu. Dia sudah berada di tahap pondasi qi ke lima. Dia menerobos sudah sejak dua minggu yang lalu, tetapi sampai sekarang tidak ada perubahan sama sekali. Tanda-tanda ingin menerobos saja tidak ada. Padahal di sana kepadatan qi sangat padat. Bahkan lebih padat daripada yang ada di sekte Tebasan Mengalir. Seharusnya Liu Heng bisa cepat menerobos dari biasanya. Bahkan tanpa pill sekalipun. Ini semua memang karena Liu Heng memiliki kecacatan di dantian miliknya.Liu Heng tidak terlalu peduli dengan hal itu karena pernapasan Raja Iblis memang akan menghancurkan dantian miliknya. Yang terpenting adalah dia siap melakukan penapasan Raja Iblis ke tahap dua atau
Ketika mandi Liu Heng merasa sangat kesakitan. Dia merasa perih pada bagian kiri tubuhnya karena tangan kirinya dan bahu kiri itu terluka sangat parah. Daging yang ada di kedua bagian itu sudah banyak hilang. Malah tulangnya yang terlihat. "Kau kuat juga," puji ular besar itu. "Itu pasti akan terasa sangat sakit. Melihatnya saja sudah membuatku merinding. Mungkin kalau aku yang mengalami itu, aku akan pingsan karena menahan rasa sakit itu.""Tidak masalah," jawab Liu Heng. Rasa pedih karena luka yang terkena air itu jauh lebih baik daripada apa yang dia rasakan sebelumnya. Ketika dia membentuk ulang dantian miliknya. Itu terasa seperti dirinya ditusuk oleh ribuan pedang secara bersamaan dan bertubi-tubi. Menahan rasa pedih saja. Itu bukan hal yang sulit bagi dirinya."Kau ingin menungguku sampai aku menembus ke tahap alam awal ke lima, bukan?" tanya Liu Heng.Ular besar itu tidak bisa mengatakan tidak karena dia memang mengatakan itu. Malah dia mengatakan akan membantu bukan hanya s
Setelah satu bulan berlalu akhirnya Liu Heng pun tembus ke tahap alam awal ke lima. Total dia berada di hutan itu sudah dua bulan lebih. Waktu berlalu begitu cepat. Dia bahkan tidak terasa kalau dia sudah dua bulan lebih di sana. "Kau sudah menembus ke tahap alam awal ke lima. Ini saatnya kita bertarung, bukan?" tanya ular besar itu. "Apa kau bisa menyembuhkan tanganku? Ini membuatku agak kesulitan bertarung," tanya Liu Heng. Luka di tangan Liu Heng semakin lama semakin buruk. Luka itu semakin membusuk, tetapi karena Liu Heng cukup ahli mengendalikan qi miliknya. Itu membuat pembusukan luka itu agak bisa diperlambat. Karena satu bulan lebih, itu membuat luka itu semakin busuk. Apalagi Liu Heng berada di dalam goa itu terus. Tempat itu kotor dan tidak streril. Apalagi obat yang dia miliki sebelumnya tidak terlalu beguna. Itu hanya menyembuhkan luka biasa. Kalau luka besar dia membutuhkan pill."Sayangnya tidak bisa. Kalau kau ingin sembuh kalahkan aku saja. Benda yang ada di dalam
Liu Heng tertidur setelah pertarungan itu. Tanpa dia sadari ular itu berubah menjadi bola cahaya seperti sebelumnya. Butiran cahaya itu masuk ke dalam tubuh Liu Heng. Perlahan tubuhnya kembali pulih. Luka pergelangan tangan kiri dan tangan bahu kiri Liu Heng sembuh. Tanpa dia sadari juga dia berhasil menerobos ke tahap alam bumi ke satu. Liu Heng tertidur cukup lama. Dia baru bangun dua hari kemudian. Ketika dia bangun, dia kaget karena tubuhnya kembali pulih. Dia tersenyum. Liu Heng menarik pisau miliknya dan menusuk lintah yang melekat di tubuhnya. Beruntung dia tidak tewas karena kehabisan darah. Setelah membunuh semua lintah yang mengisap darahnya. Liu Heng berkultivasi beberapa menit. Setelah tenaganya pulih dia bangun dan tatapannya tertuju ke arah peti yang ada di tengah pulau kecil yang dikelilingi oleh sungai tempat ular itu berada. "Dia sudah menghilang. Sama seperti sebelumnya," ucap Liu Heng. Dia pun melakukan sedikit peregangan. Setelah itu dia berjalan dan berenang k
Setelah menjelaskan beberapa hal dan mendapa jaminan dari Jue Die, Liu Heng pun diberikan kebebasan. Dia kembali ke dapur. Semua yang terjadi pada Liu Heng akan dipertanggung jawabkan oleh Jue Die.Keseharian Liu Heng berjalan dengan sangat biasa. Tidak ada yang aneh sama sekali. Dia terus berlatih sepanjang hari. Dia bersikap senormal yang dia biasa. Dia tidak ingin terlihat menonjol karena dia sedang diawasi. Awalnya berlangsung dengan mudah, tetapi tiba-tiba saja semua kadamaian itu pun kacau. Ketika dia sedang berjalan ke gedung alchemy, Liu Heng dihadang oleh Lin Ju bersama dengan beberapa orang rekannya. Liu Heng berdecak kesal. Dia pun berjalan kembali. Dia mencoba mengabaikan Lin Ju, tetapi itu bukan keputusan yang tepat. Lin Ju langsung meminta anak buahnya untuk mengepung Liu Heng. "Kau tdiak akan bisa pergi ke mana pun lagi," ucap Lin Ju. Dia pun berjalan dan berdiri tepat di depan Liu Heng. Tatapan Lin Ju sangat tajam dan sombong. Dia sudah menjadi murid dalam sekte Te
Setelah selesai dengan Lin Ju dan anak buahnya. Lin Ju ditendang bagian wajahnya. Itu membuat Lin Ju semakin lebih kesakitan. Sedangkan, anak buah Lin Ju kesakitan karena bagian itunya ditendang. Setelah merasa puas Liu Heng pergi dari sana. Dia meninggalkan mereka begitu saja. Dia pergi ke gedung alchemy, dia punya urusan di sana. Dia berjelan dengan wajah kesal. Ketika dia tiba di gedung alchemy, dia langsung memasang wajah bahagia. Dia langsung tersenyum kembali."Ah, kita bertemu kembali," ucap Liu Heng. Dia mengeluarkan buku yang sebelumnya dia pinjam. "Aku sudah selesai dengan ini. Kali ini aku ingin meminjam bukul alchemy yang lain. Apa kau punya rekomendasi?" tanya Liu Heng. Xing Rue mengerutkan keningnya. "Kau itu cacat. Seharusnya kau sadar diri. Untuk apa kau belajar alchemy. Itu tidak akan berguna sama sekali bagi dirimu. Lebih baik kau belajar tentang puisi, kaligrafi atau hal sejenisnya. Itu adalah keterampilan yang tidak membutuhkan kultivasi. Lebih baik kau belajar i
Lin Ju merasa kesal dan mengadu kepada gurunya. Mendengar itu gurunya langsung marah dan bertanya di mana Liu Heng tinggal, tetapi wajahnya langsung muram ketika mendengar kalau Liu Heng itu tinggal di dapur dan orang yang bertanggung jawab adalah Jue Die. Itu membuatnya malas sendiri."Begini saja, kau tantang saja bocah bernama Liu Heng itu untuk bertarung di arena hidup dan mati. Kau bisa membunuhnya di sana. Tidak ada yang bisa menyalahkan dirimu kalau kau melakukan itu," usul guru Lin Ju. Wajah Lin Ju langsung tidak bagus. Dia baru saja dikalahkan dan gurunya meminta dia untuk bertarung di arena hidup dan mati. Dia merasa gurunya ingin membunuh dirinya. Lin Ju ingin menolak, tetapi gurunya langsung pergi dari sana. "Kau tunggu saja di sini. Aku akan mendaftarkan namamu dan bocah itu," ucap guru Lin Ju. Dia langsung bergegas pergi dari sana. Lin Ju ingin menghentikan gurunya, tetapi gurunya lebih dulu bergegas pergi dari sana. Lin Ju menelan ludahnya. Dia pun berlari mengejar g
"Apa yang kau punya?" tanya Zhang Zu. "Aku akan menunjukkannya, tetapi sebelum itu senior harus memberikan aku cincin ruang lebih dulu. Benda ini pasti akan menarik dan luar biasa," ucap Liu Heng. Zhang Zu merasa dirinya seolah ingin ditipu oleh Liu Heng. Dia mentap wajah Liu Heng. Yang terlihat hanyalah wajah senang Liu Heng. Dia berdecak dan akhirnya mengambil satu cincin ruang miliknya dan meletakkan itu di atas meja. Tanpa basa-basi sama sekali, Liu Heng langsung mengambil cincin ruang itu dan menyarungkannya ke jarinya. Setelah itu dia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Dia meletakkan benda itu di atas meja. "Ini adalah ginseng emas yang berumur 300 tahunan. Senior tidak akan menemukan ini di mana pun," ucap Liu Heng. Gingseng emas tidaklah langkah, tetapi tidak ada yang berumur sampai 300 tahun. Kalau pun ada biasanya umurnya tidak lebih dari sepuluh tahun karena memang khasiatnya yang banyak. Gingseng emas bisa dibuat menjadi berbagai macam jenis pill. "Apa aku bisa me