Liu Gu mengangkat tangannya. Sebuah dinding api menahan serangan dari ular putih. Dia pun membuka mulutnya dan sebuah hembusan api yang sangat kuat menyerang ke arah Shi Wei dan Ular putih. Semburan api itu sangat kuat. "Aku akan menahannya."Baaamm!Benturan kedua serangan itu membuat kibasan qi yang sangat kuat. Itu bahkan membuat dinding sekte Racun Selatan retak. Beberapa orang di sana terbunuh oleh ledakan itu. Bahkan Niu Tou dan Bai Ze hampir mati juga kalau Liu Gu tidak membuat penghalang melindungi mereka. Keduanya berhasil diselamatkan. "Seperti yang aku harapkan dari jenderal ular putih," puji Liu Gu. Dia terbang mendekati Shi Wei dan ular putih. Tatapannya terlihat sangat santai. Sedangkan, Shi Wei berwajah pucat. Dia sangat ketakutan karena Liu Gu bukan tandingan dirinya. Manusia dan hewan roh punya jarak kekuatan yang sangat jauh. Ada dinding tinggi yang membatasi kekuatan mereka berdua. Hewan roh sejak kecil sudah berbakat. Lihat saja si Kembar yang sudah mencapai tah
Liu Heng dan Long Buyi akan bertarung melawan Liu Gu. Ini akan menjadi pertarungan antar paman dan keponakan. Liu Gu muncul di belakang Liu Heng. Dia melakukan pukulan. Liu Heng menyilangkan tangannya berusaha menahan serangan itu, tetapi Liu Gu muncul di tempat lain. Liu Heng terpental dan tubuhnya masuk ke dalam danau."Adik!" teriak Long Buyi. Liu Gu muncul di depan Long Buyi. "Kau harusnya fokus pada dirimu sendiri." Dia melakukan pukulan kuat ke perut Long Buyi. Satu pukulan yang membuat Long Buyi muntah. Liu Gu menentang wajah Long Buyi dan tubuhnya terpental sangat jauh. Dia menghancurkan beberapa pohon di garis lurus. Liu Heng bangkit dan melakukan serangan lagi. Liu Gu tersenyum. Saat Liu Heng melakukan serangan, saat itu juga LIu Gu menghilang dan malah Liu Heng yang berakhir terkena pukulan. Dia terpental masuk ke dalam danau di bawahnya lagi. Long Buyi dan Liu Heng terus memberikan serangan, tetapi tidak ada yang berhasil. Mereka kalah dipukuli sampai babak belur. Terny
Liu Heng, Sikong Ru, Long Buyi, Shi Cun, Shi Wei, dan beberapa tetua sekte Racun Selatan yang tersisa sudah dalam perjalanan pulang. Mereka pulang dengan wajah kebingungan. Mereka sedang kebingungan tentang apa yang harus mereka lakukan. Melihat seberapa kuat Liu Gu, itu membuat mereka tidak yakin bisa menang. Bahkan Liu Hen juga sedikit pesimis. "Apa kita akan tetap melawan?" tanya salah satu tetua. Satu detik kemudian, tetua itu langsung mendapatkan tatapan tajam dari yang lainnya. "Kami semua tahu kalau kemungkinan menang kita sangat kecil dan mungkin hampir tidak ada, tetapi bukan artinya kita akan menyerah. Meskipun, kemungkinan kalah kita adalah 100% pun. Kita akan tetap bertarung sampai akhir. Ini bukan lagi tentang menang atau kalah, tetapi ini tentang harga diri," jelas Shi Wei dengan sangat tegas. "Aku tidak perduli kita akan menang atau tidak, tetapi melawan musuh adalah sesuatu yang pasti akan aku lakukan. Hanya orang-orang yang tidak punya harga diri, tekad dan kebera
Beberapa hari berlalu. Liu Heng dan yang lainnya sibuk menyusun rencana. Mereka juga sibuk berlatih untuk memperkuat dirinya. Hanya saja semakin hari, dunia semakin kacau. Para hewan roh semakin menggila dengan semua yang mereka miliki. Jumlah mereka semakin banyak dan mereka mulai menginvasi seluruh Sekte perlahan. Sekte aliran hitam sudah mulai mereka kuasai.Hanya saja sekte aliran putih, masih belum ada yang mereka hancurkan. Belum bukan berarti tidak. Tentu saja mereka akan melakukan itu dan itu pasti akan mereka lakukan.Bahkan sekarang mereka sedang menyerang sekte Teratai Es. Sekte tempat Lou Ouyang dibesarkan. Lou Ouyang sangat ingin membantu, tetapi dia merasa itu terlalu bodoh untuk dilakukan. Pergi ke sana hanya akan memakan korban. Sedangkan, mereka juga kekurangan orang. Lou Ouyang memilih untuk diam. "Kita akan pergi berdua," ajak Liu Heng. Lou Ouyang menggeleng. "Tidak usah. Itu hanya akan membuat kita berdua terbunuh. Aku juga tidak terlalu akrab dengan sekteku," ja
Bai Ze sangat santai. Dia sangat suka melihat orang-orang terbunuh di sana. Apalagi melihat wajah orang-orang yang ketakutan. Bai Ze sangat menikmati semua itu. Para tetua mencoba mencari kesemptan untuk menyerang Bai Ze. Mereka berpikir kalau membunuh Bai Ze adalah cara terbaik menyelesaikan penyerangan ini. Tidak salah, tetapi tidak benar juga. Membunuh Bai Ze bukan pilihan terbaik untuk mereka lakukan. "Bodoh," keluh Bai Ze. Dia pun membalik badan. Dua serangan mengarah ke arah Bai Ze. Dia tidak bergerak sama sekali. Satu detik kemudian tubuh dua tetua itu ditarik ke bawah. Bai Ze pun menghilang dan muncul di depan salah satu tetua. Bai Ze mengubah tangannya menjadi ranting tajam. Dia melapisi tangannya dengan qi. Satu detik kemudian dia menusuk perut tetua itu. Jantung tetua itu hancur. Bai Ze menoleh ke arah tetua lainnya. Dia pun tersenyum. Semua hewan roh punya wujud manusia milik mereka termasuk Bai Ze dan teman-temannya. Hanya saja tubuh mereka masih seperti wujud asli mer
Hujan es runcing itu membunuh banyak orang di sana. Bahkan pihak Bai Ze juga terkena dampak yang sama. Bai Ze tidak perduli dengan dengan karena yang dia inginkan adalah membunuh Liu Heng. Tujuannya adalah itu. Mau apapun yang terjadi di lain sisi, dia tidak akan memperdulikan itu. Apalagi hewan sihir dan hewan roh lainnya juga masih banyak. Tidak masalah kalau mereka yang ada di sini sekarang terbunuh semua."Apa aku baik-baik saja?" tanya tetua yang Lou Ouyang lindungi. Lou Ouyang melindungi tetua itu dengan menggunakan tubuhnya. Punggung Lou Ouyang terluka sangat parah. Darah terus menetes dari punggungnya. Begitu banyak lubang karena tusukan dari es runcing. Ada yang menempel karena menusuk ke dalam. Hujan terus saja turun dan es runcing lainnya membentuk es yang menusuk Lou Ouyang. Itu sangat menyakitkan. Lou Ouyang tersenyum tipis. Dia sudah hampir mencapai batas dirinya. "Guru, maafkan aku! Aku telat pulang." Lou Ouyang merasa bersalah melihat gurunya yang terluka. Padahal di
Lou Ouyang mendekati jasad gurunya. Dia terlihat sangat sedih. Liu Heng menghampiri Lou Ouyang. Dia memegang tangan Lou Ouyang dengan lembut. Dia mengepalkan kedua tangannya dan berdoa untuk guru dari Lou Ouyang. Setelah itu Liu Heng memeluk Lou Ouyang. Barulah saat itu Lou Ouyang menangis sejadi-jadinya. Dia sangat sedih. Liu Heng menemani Lou Ouyang di sana. Dia akan selalu berada di sisi Lou Ouyang apapun yang terjadi. Liu Heng sudah berjanji kepada Langit kalau dia akan melakukan itu. "Terima kasih," ucap Lou Ouyang.Liu Heng tersenyum. "Iya," jawab Liu Heng.***Semua yang ada di sana tewas. Yang masih hidup di sana hanya Liu Heng, Lou Ouyang dan Bai Ze yang melarikan diri. Sisanya mereka semua terbunuh termasuk prajurit yang dibawa oleh Bai Ze. Rumah di sekte Teratai Es semuanya hancur. Hujan es runcing tadi sangat mengerikan. Setiap detiknya mereka dihujani oleh belasan atau bahkan puluhan es runcing. Dan lagi itu di semua tempat di sana. Mau menghindar pun hampir mustahil.
Xie Xie adalah teman masa kecil Liu Heng. Saat Liu Heng dibully di desanya karena dia yang tidak bisa berkultivasi. Xie Xie selalu berdiri paling depan untuk melindungi Liu Heng. Xie Xie juga alasan kenapa Liu Heng ingin berlatih bela diri meski dia tidak bisa berkultivasi. Setiap hari Liu Heng selalu mengasah dirinya."Aku harus menjadi kuat."Dia punya tekad untuk melindungi Xie Xie. Setelah dia semakin kuat, Liu Heng bisa melawan dan Xie Xie tidak perlu melindungi dirinya lagi. Sekarang Liu Heng yang akan melindungi Xie Xie. Keduanya sangat dekat. Xie Xie adalah satu-satunya anak sebaya Liu Heng yang mau berteman dengan Liu Heng. Dia tidak pernah menghina Liu Heng sekali pun. Marah pun tidak pernah. "Aku tahu kalau aku tidak bisa dimaafkan, tetapi satu hal yang pasti. Aku juga mencintaimu," ucap Liu Heng. Xie Xie memeluk balik Liu Heng. Dia merasa senang, tetapi di sisi lain dia juga masih marah dan benci kepada Liu Heng yang telah membunuh gurunya. Xie Xie memegang pedangnya lag