Beberapa hari berlalu. Liu Heng dan yang lainnya sibuk menyusun rencana. Mereka juga sibuk berlatih untuk memperkuat dirinya. Hanya saja semakin hari, dunia semakin kacau. Para hewan roh semakin menggila dengan semua yang mereka miliki. Jumlah mereka semakin banyak dan mereka mulai menginvasi seluruh Sekte perlahan. Sekte aliran hitam sudah mulai mereka kuasai.Hanya saja sekte aliran putih, masih belum ada yang mereka hancurkan. Belum bukan berarti tidak. Tentu saja mereka akan melakukan itu dan itu pasti akan mereka lakukan.Bahkan sekarang mereka sedang menyerang sekte Teratai Es. Sekte tempat Lou Ouyang dibesarkan. Lou Ouyang sangat ingin membantu, tetapi dia merasa itu terlalu bodoh untuk dilakukan. Pergi ke sana hanya akan memakan korban. Sedangkan, mereka juga kekurangan orang. Lou Ouyang memilih untuk diam. "Kita akan pergi berdua," ajak Liu Heng. Lou Ouyang menggeleng. "Tidak usah. Itu hanya akan membuat kita berdua terbunuh. Aku juga tidak terlalu akrab dengan sekteku," ja
Bai Ze sangat santai. Dia sangat suka melihat orang-orang terbunuh di sana. Apalagi melihat wajah orang-orang yang ketakutan. Bai Ze sangat menikmati semua itu. Para tetua mencoba mencari kesemptan untuk menyerang Bai Ze. Mereka berpikir kalau membunuh Bai Ze adalah cara terbaik menyelesaikan penyerangan ini. Tidak salah, tetapi tidak benar juga. Membunuh Bai Ze bukan pilihan terbaik untuk mereka lakukan. "Bodoh," keluh Bai Ze. Dia pun membalik badan. Dua serangan mengarah ke arah Bai Ze. Dia tidak bergerak sama sekali. Satu detik kemudian tubuh dua tetua itu ditarik ke bawah. Bai Ze pun menghilang dan muncul di depan salah satu tetua. Bai Ze mengubah tangannya menjadi ranting tajam. Dia melapisi tangannya dengan qi. Satu detik kemudian dia menusuk perut tetua itu. Jantung tetua itu hancur. Bai Ze menoleh ke arah tetua lainnya. Dia pun tersenyum. Semua hewan roh punya wujud manusia milik mereka termasuk Bai Ze dan teman-temannya. Hanya saja tubuh mereka masih seperti wujud asli mer
Hujan es runcing itu membunuh banyak orang di sana. Bahkan pihak Bai Ze juga terkena dampak yang sama. Bai Ze tidak perduli dengan dengan karena yang dia inginkan adalah membunuh Liu Heng. Tujuannya adalah itu. Mau apapun yang terjadi di lain sisi, dia tidak akan memperdulikan itu. Apalagi hewan sihir dan hewan roh lainnya juga masih banyak. Tidak masalah kalau mereka yang ada di sini sekarang terbunuh semua."Apa aku baik-baik saja?" tanya tetua yang Lou Ouyang lindungi. Lou Ouyang melindungi tetua itu dengan menggunakan tubuhnya. Punggung Lou Ouyang terluka sangat parah. Darah terus menetes dari punggungnya. Begitu banyak lubang karena tusukan dari es runcing. Ada yang menempel karena menusuk ke dalam. Hujan terus saja turun dan es runcing lainnya membentuk es yang menusuk Lou Ouyang. Itu sangat menyakitkan. Lou Ouyang tersenyum tipis. Dia sudah hampir mencapai batas dirinya. "Guru, maafkan aku! Aku telat pulang." Lou Ouyang merasa bersalah melihat gurunya yang terluka. Padahal di
Lou Ouyang mendekati jasad gurunya. Dia terlihat sangat sedih. Liu Heng menghampiri Lou Ouyang. Dia memegang tangan Lou Ouyang dengan lembut. Dia mengepalkan kedua tangannya dan berdoa untuk guru dari Lou Ouyang. Setelah itu Liu Heng memeluk Lou Ouyang. Barulah saat itu Lou Ouyang menangis sejadi-jadinya. Dia sangat sedih. Liu Heng menemani Lou Ouyang di sana. Dia akan selalu berada di sisi Lou Ouyang apapun yang terjadi. Liu Heng sudah berjanji kepada Langit kalau dia akan melakukan itu. "Terima kasih," ucap Lou Ouyang.Liu Heng tersenyum. "Iya," jawab Liu Heng.***Semua yang ada di sana tewas. Yang masih hidup di sana hanya Liu Heng, Lou Ouyang dan Bai Ze yang melarikan diri. Sisanya mereka semua terbunuh termasuk prajurit yang dibawa oleh Bai Ze. Rumah di sekte Teratai Es semuanya hancur. Hujan es runcing tadi sangat mengerikan. Setiap detiknya mereka dihujani oleh belasan atau bahkan puluhan es runcing. Dan lagi itu di semua tempat di sana. Mau menghindar pun hampir mustahil.
Xie Xie adalah teman masa kecil Liu Heng. Saat Liu Heng dibully di desanya karena dia yang tidak bisa berkultivasi. Xie Xie selalu berdiri paling depan untuk melindungi Liu Heng. Xie Xie juga alasan kenapa Liu Heng ingin berlatih bela diri meski dia tidak bisa berkultivasi. Setiap hari Liu Heng selalu mengasah dirinya."Aku harus menjadi kuat."Dia punya tekad untuk melindungi Xie Xie. Setelah dia semakin kuat, Liu Heng bisa melawan dan Xie Xie tidak perlu melindungi dirinya lagi. Sekarang Liu Heng yang akan melindungi Xie Xie. Keduanya sangat dekat. Xie Xie adalah satu-satunya anak sebaya Liu Heng yang mau berteman dengan Liu Heng. Dia tidak pernah menghina Liu Heng sekali pun. Marah pun tidak pernah. "Aku tahu kalau aku tidak bisa dimaafkan, tetapi satu hal yang pasti. Aku juga mencintaimu," ucap Liu Heng. Xie Xie memeluk balik Liu Heng. Dia merasa senang, tetapi di sisi lain dia juga masih marah dan benci kepada Liu Heng yang telah membunuh gurunya. Xie Xie memegang pedangnya lag
Ada begitu banyak orang yang bergabung dengan suku Binatang Buas. Awalnya mereka semua dibiarkan berada di luar tembok buatan pasukan Naga. Liu Heng merasa kalau membiarkan mereka semua diluar, itu berbahaya. Kalau berada di dalam tembok besar, mereka akan lebih aman. Dengan begitu, mereka mulai membangun beberapa pemukiman di sana. Pasukan naga membantu pembangunan. Jumlah mereka yang banyak, itu membuat mereka terbantu. Orang-orang baru, terkagum-kagum melihat ribuan patung bergerak dengan sendirinya. Setelah tahu kalau patung itu adalah milik Liu Heng. Itu membuat mereka semakin terkagum. Mereka mulai menghormati Liu Heng dengan segala yang dia miliki. "Coba saja waktu itu kau melakukan apa yang guru katakan. Sekarang kau sudah dekat dengan pemuda paling berpangaruh di dunia," keluh Zhang Zu. "Siapa yang mengira kalau dia bisa menjadi sebesar ini?""Sejak melihat kelicikannya dan cara dia berhasil menyelesaikan tantanganku. Aku sudah yakin kalau dia akan menjadi orang yang sanga
“Liu Heng, kau akan pergi ke desa untuk ikut dalam seleksi untuk menjadi cultivator. Kau harus ikut!” ucap Kakeknya dengan tegas. Dia ingin cucu satu-satunya menjadi seorang cultivator. Itu adalah sesuatu kebanggaan bagi semua orang, tetapi bukan itu alasan utamanya.“Tetapi kakek, aku tidak bisa berkultivasi. Kekek tahu sendiri kalau dantian ku itu cacat. Aku tidak bisa mengelola energi qi yang berarti aku tidak akan bisa menjadi cultivator. Aku lebih di sini dan mengurus kakek saja,” ungkap Liu Heng.Liu Heng dan Kakeknya—Lin Jie—tinggal di hutan yang tidak jauh dari desa Kàojìn. Mereka hanya tinggal berdua saja tanpa ada orang lain. Liu Heng bukan cucuk kandung Lin Jie. Pada saat itu dia menemukan seorang wanita yang berlumuran darah datang ke gubuk kecil miliknya sambil menggendong bayi dan memberikan bayi itu kepadanya dan wanita itu langsung pergi begitu saja.Beberapa saat kemudian segerombolan prajurit kekaisaran datang ke gubuknya Lin Jie juga. Mereka menanyakan tentang wanit
Keesokan harinya Liu Heng bersama dengan kakeknya datang ke desa. Di alun-alun desa Kaǒjin banyak sekali orang-orang sedang berkumpul. Mereka adalah para penduduk desa yang penasaran dengan cultivator yang akan datang. Kedatangan cultivator adalah sesuatu yang sangat langka dan menarik perhatian.Tentu saja mereka semua penasaran karena tidak setiap tahun cultivator datang ke desa Kaǒjin karena memang desa itu tidak banyak terdapat anak yang berbakat, tetapi kali ini ada satu anak yang sangat berbakat yang sudah masuk ke dalam tahap penempaan tulang tahap ke 4 padahal umurnya masih sepuluh tahun. Satu tahun lebih tua daripada Liu Heng.“Aku adalah Zie Du dan aku adalah salah satu guru dari sekte Tebasan Mengalir.” Semua orang menjadi bersemangat. Mereka sudah siap untuk tes-nya karena Zie Du akan mengambil dua anak sebagai murid. “Kalian sudah tahu kalau aku datang ke mari untuk mencari dua orang murid, tetapi aku tidak bisa mengambil sebarang murid. Akan ada tes lebih dulu.”Ada lima