"Benarkah? Terus sekarang di mana barang bukti itu?" tanya Syafiq, antusias."Disimpan di loker Bank, karena waktu itu aku gak tau, bisa selamat apa gak, jadi waktu pertama kali tau Arga selingkuh, yang ada dipikiran cuma cari barang bukti, untuk bisa minta cerai,"Siapa yang tau kalau sifat Arga bukan cuma tukang selingkuh, tetapi juga kasar dan brutal. Dia tidak segan-segan menyiksa Adelia, demi untuk mencapai tujuannya. Kalau dari awal niatnya cuma sebagai bukti untuk minta cerai, tetapi sekarang bukan lagi cuma minta cerai, tetapi Adelia akan menuntut keadilan untuk dirinya sendiri dan calon buah hatinya.Perlahan Adelia terbawa suasana pada pikirannya sendiri, sehingga tanpa sadar dia mengelus perutnya, dan tersenyum manis, membayangkan dua anak kembarnya berlarian main kejar-kejaran dengannya. Semua yang dilakukan Adelia, tidak luput dari pandangan Syafiq. Lelaki itu tersenyum, dan ikut memegang perut wanita itu."Kita akan membesarkan anak-anak kita dengan baik nantinya. Aku ak
Syafiq berjalan ke arah pintu, terlihat Bu Siti sedang berdiri di depan jendela, menghadap keluar. Perlahan lelaki itu mendekat, dan ikut melihat keluar, tidak terlihat apapun. Syafiq mengernyitkan alis, berpikir keras, tentang apa yang terjadi barusan. Bu Siti seperti mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Bosnya, tanpa di minta, wanita paruh baya itu menjelaskan."Tadi ada perempuan yang di seret dan di pukuli sama seorang laki-laki Pak, saat perempuan itu teriak, mulutnya langsung ditampar sampai keluar darah,"Syafiq mengernyit, kenapa ada laki-laki yang sangat kasar seperti itu ke perempuan? Tanpa menanggapi ucapan Bu Siti, dia menelpon seseorang, yang ada di luar rumahnya."Halo Bos!" jawab suara dari seberang telpon."Apa yang terjadi barusan?""Ada seorang gadis berusaha kabur, tetapi berhasil ditangkap kembali, dan disiksa. Menurut penglihatan kami, sepertinya perempuan itu mau dijual, tetapi dia berontak dan berusaha kabur,""Maksud kamu?""Gadis itu mau dijadikan pelacur,
Adelia memegangi perutnya, hal itu membuat Syafiq panik."Kamu kenapa sayang?""Kenyang Mas,"Syafiq menghela napas, mungkin dia yang terlalu over ke Adelia, sehingga selalu ketakutan kalau terjadi sesuatu pada wanita itu. Lelaki itu tersenyum, sambil menatap intens wajah cantik di depannya."Nanti kita ke Dokter ya, check kandungan sekalian check penyakit kamu,""Kan baru dua hari lalu ke Dokter Mas,""Iya, tapi kamu habis melakukan perjalanan jauh, Mas takut kenapa-kenapa dengan anak-anak kita. Sekalian konsultasi tentang penyakit yang ada di dalam tubuhmu,""Aku terserah Mas saja,""Ya sudah, sekarang kamu tidur lagi, ini masih pukul 03:00, nanti setelah sarapan kita berangkat. Sekalian ajak Bu Siti, pulangnya belanja buat kebutuhan bulanan,""Iya Mas," jawab Adelia, sambil menatap mata Syafiq.Adelia bangkit, dan membawa piring bekas makan ya. Tetapi sama Syafiq, piringnya diambil, dan berkata, " ini biar Mas yang cuci, kamu pergilah tidur lagi."Adelia menurut saja, karena percum
Syafiq segera menerima telpon dari pak Isman. Tidak terdengar apa yang di bicarakan, akan tetapi Adelia dan bu Siti melihat dari raut wajah Syafiq, seperti terkejut dan marah. Setelah menutup telpon, lelaki itu tersenyum kepada dua wanita yang ada di depannya."Selesaikan makannya ya," perintah Syafiq, seraya mengacak ujung kepala Adelia ."Mas ada masalah?" tanya Adelia."Gak apa-apa, bukan masalah serius," jawab Syafiq, sambil tersenyum.Sebenarnya pak Isman telpon ke Syafiq, untuk memberitahu kalau penyusup yang kemarin sudah tertangkap, dan pak Isman minta Syafiq untuk datang, supaya bisa interogasi sendiri. Setelah selesai makan, Syafiq membawa kedua wanita itu berkeliling untuk membeli baju. Seharian mereka berkeliling mall hingga lupa waktu. Jam sembilan malam, mereka baru pulang ke rumah."Del, kamu istirahat lah, jangan tidur terlalu malam. Aku mau ke rumah kita dulu, tadi pak Isman menyuruhku untuk datang," ucap Syafiq, setelah mereka sampai di rumah.Adelia terkejut, lalu
Arga segera menerima panggilan itu, dan lagi-lagi pembatalan kerja sama. Baru matikan panggilan yang satu, muncul lagi panggilan yang lainnya. Tubuh Arga bergetar, akhirnya ambruk ke lantai. Dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi, dan entah menyinggung siapa, sehingga dia dihancurkan sampai sedemikian rupa, semuanya hancur tak bersisa."Aaahhh! Sial! Brengsek semua!" teriak Arga, frustasi.Indah yang sedang berbaring di tempat tidur, spontan terkejut, dan bangun. Dia terkejut melihat tubuh Arga yang sudah ambruk ke lantai. Perempuan itu buru-buru bangun, dan memapah tubuh Arga yang lemas itu ke tempat tidur."Ada apa Mas? Kamu kenapa?" tanya Indah bingung."Semua hancur, semua memutuskan kerja sama dengan perusahaan aku, tanpa alasan," ucap Arga sambil sesenggukan."Maksudnya, Mas bangkrut gitu?""Ya, aku bangkrut, semua hancur tak bersisa,"Indah yang sedang berdiri di samping Arga, terkejut bukan main, dia mundur dua langkah sambil menutup mulutnya. Kakinya terasa lemas, badanny
Perlahan Syafiq meletakan kaki Adelia di tempat tidurnya, kemudian dia bangkit dan diam-diam meninggalkan kamar wanita itu. Syafiq pergi mandi, lalu sholat tahajud, dan berdzikir sambil menunggu waktu subuh tiba.Setelah sholat subuh, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dari luar. Dengan cepat lelaki itu membukanya, karena berpikir itu adalah Adelia. Begitu pintu dibuka, ternyata Bu Siti yang mengetuk pintunya."Ada apa Bu?" tanya Syafiq, setelah pintu di buka."Maaf Pak, di luar ada tamu, dia membawa seorang wanita," ucap Bu Siti."Baik Bu, saya turun sekarang!""Baik Pak, permisi," Bu Siti meninggal Syafiq sendirian, dia langsung menuju ke dapur, untuk membuat sarapan. Sementara Syafiq, pergi keluar untuk melihat tamu yang datang. Begitu pintu dibuka, ternyata dua anak buahnya yang datang membawa seorang wanita yang kemarin dijual."Pagi Bos!""Pagi!""Kami sudah berhasil menyelamatkan perempuan ini Bos, terus apa yang harus kami lakukan?" ucap salah seorang anak buahnya."Salah satu
Syafiq menatap dingin anak buahnya. Orang yang dipandang menggigil ketakutan. Dia memang salah, main masuk langsung bicara, tanpa melihat situasi kalau si Bos sedang menelpon."Maaf Bos," ucap orang itu sambil menunduk takut, dengan tatapan membunuh mata Syafiq."Hubungi Pak Desta, suruh datang kesini bersama Bang Burhan !" perintah Syafiq dengan nada dingin dan tatapan tajamnya.Burhan adalah ketua preman yang bertanggung jawab atas keamanan dan kestabilan wilayahnya. Sejak Burhan yang menjadi ketua preman, daerahnya dan sekitar menjadi aman terkendali, tidak agi banyak copet ataupun jambret. Mereka biasanya disebut komunitas Burhan, mereka bukan cuma menjaga keamanan, tetapi juga mendirikan rumah singgah untuk anak-anak terlantar dan gelandangan yang ingin belajar.Burhan pernah menyelamatkan Syafiq dan Pak Isman, saat mobilnya mengalami kecelakaan sehabis bertunangan dulu. Kalau bukan usaha Burhan yang mengeluarkan Syafiq dan Pak Isman, kemungkinan kedua orang itu sudah ikut terbak
Syafiq mengantar Adelia ke kantor Pengacara perusahaannya, Beliau adalah Pak Danang, laki-laki paruh baya, berkumis tebal, hidung mancung disertai senyum ramah, dan suka bercanda. Adelia menceritakan semua yang terjadi padanya, sehingga ingin mengajukan gugatan cerai ke Arga, Pak Danang siap membantu dan meminta bukti-bukti yang Adelia punya. Setelah keluar dari kantor Pak Danang, mereka menuju Bank tempat Adelia menyimpan semua barang-barang penting miliknya Diserahkan semua bukti yang dia punya, kepada Pak Danang. Tentu saja termasuk handphone yang dia sambung langsung ke CCTV di rumahnya. Adelia sudah mengatur untuk simpan otomatis semua rekaman yang masuk, ke dalam file yang dia siapkan khusus, sehingga rekaman itu tidak akan hilang. "Ini semua barang bukti yang saya punya Pak," ucap Adelia, sambil menyerahkan semua ke Pak Danang. "Baik Bu Adel, saya akan pelajari semuanya, terima kasih," Adelia hanya mengangguk, kemudian mereka bertiga melanjutkan perjalanan, menuju ke Peng