"Akan aku bunuh anak yang ada dalam perut kamu ini, biar kamu tau seperti apa rasanya kehilangan anak yang belum sempat kamu lihat!" murka Arga.Adelia ingin bicara, tapi tidak bisa, karena Arga terlalu kuat mencekiknya. Dia hanya berusaha menendang dan mencakar laki-laki itu, tapi tenaga Adelia tidak sebanding dengan tenaga Arga."Lepaskan, tolong jangan sakiti aku lagi," rintih Adelia.Akan tetapi Arga tidak mau mendengarkan, bahkan malah semakin murka. Diambilnya bantal yang Adelia pakai, kemudian membekap wajah wanita itu dengan bantal.Adelia terus meronta, dan di saat hampir kehabisan napas, dia berhasil lepas dari bekapan Arga, lalu berteriak minta tolong."Tolong! Tolong!" teriak Adelia.Syafiq yang berada di ruang kerja, segera berlari dengan panik, dia berpikir kalau sesuatu pasti telah terjadi kepada Adelia. Begitu juga dengan Ibu Siti yang sedang di dapur, dia ikut berlari ke lantai dua dengan cemas, hingga tubuh tuanya bergetar dan napasnya ngos-ngosan karena lelah.Syaf
"Sial! Jadi selama ini kamu selingkuh dengannya?"Syafiq tidak memperdulikan ucapan orang di belakangnya. Dia terus berusaha untuk menenangkan dan membuat nyaman Adelia. Akan tetapi, orang di belakangnya, tidak mempunyai etika dan kesabaran.Diraihnya baju belakang Syafiq, lalu mendorong dengan kuat, sehingga lelaki itu hampir terjatuh. Syafiq hanya menoleh sekilas kepada orang yang barusan mendorongnya kasar. Tetapi, lagi-lagi, dia masa bodoh dengan kehadiran orang itu.Syafiq berlutut di depan Adelia, sambil menggenggam kedua tangan wanita itu. Dengan senyum manis, lelaki itu mencium kedua tangan Adelia. Arga yang merasa tidak dianggap, akhirnya semakin emosi. Dan berusaha untuk menyerang Syafiq kembali."Bajingan! Brengsek! Berani-beraninya bermesraan dengan Istri orang, di depan Suaminya sendiri!" bentak Arga."Bukan Istri, tapi calon mantan Istri," ucap Syafiq, dengan nada yang lembut, sambil tersenyum manis ke Adelia.Arga meradang, mendapatkan perlakuan seperti itu dari Syafiq.
Honey," ucap seorang perempuan.Seorang perempuan cantik, tiba-tiba masuk ke ruangan Syafiq, dengan lancang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Dia dengan elegan berjalan masuk, tanpa menghiraukan Desta, yang duduk di belakang mejanya. Syafiq memang sengaja meletakkan meja Desta, di dalam ruangannya, agar mempermudah saat dia membutuhkan sang asisten. Desta hanya menyipitkan mata, saat melihat perempuan itu masuk dengan seenaknya."Kalau Bos ada, mampus kamu jalang," batin Desta.Perempuan itu berjalan ke arah meja Syafiq, setelah tidak menemukan yang dicari, dia hendak masuk ke ruangan khusus, yang Syafiq siapkan untuk dia istirahat, tetapi pintunya terkunci. Akhirnya perempuan itu berjalan ke arah Desta."Mana kunci ruangan itu," tanya perempuan itu.Desta memutar bola matanya, merasa jengah dengan sikap perempuan itu. Padahal Syafiq sudah terang-terangan menolaknya, tetapi perempuan itu, dengan percaya dirinya, mengaku kalau dia adalah tunangan Syafiq."Mana saya tau," ucap Desta
"Mas, sepertinya kita di ikutin deh. Lihat mobil yang dibelakang kita," ucap EvaDesta melihat ke belakang lewat kaca spion, ternyata benar ada mobil yang mengikutinya."Sial! Jalang satu ini memang tidak tau malu,""Terus kita harus gimana Mas?"Desta tersenyum sinis, lalu berkata, " Biarkan saja, sampai di sana, nanti Syafiq yang akan urus. Dia belum tau seperti apa sifat Syafiq, kalau sudah marah."Eva hanya mengangguk untuk membenarkan ucapan suaminya. Suasana jadi hening, tidak ada yang membuka obrolan. Tak butuh lama untuk bisa sampai ke rumah mewah Syafiq. Rumah megah, dengan halaman rumah yang luas, halaman depan dikelilingi oleh tanaman aneka macam bunga mahal, sedangkan di sisi kanan rumah, ditanami bermacam-macam tanaman buah, di sisi kiri rumah, ada kolam ikan dan gazebo, serta bunga mawar putih.Desta dan Eva turun dari mobil. Mereka berdua sudah disambut oleh Bu Siti. Lelaki paruh baya itu tersenyum ramah menyambut tamunya. "Assalamu'alaikum," salam Eva dan Desta bersam
"Mas," ucap Adelia.Syafiq menoleh ke arah suara, senyum manis langsung tersungging di bibir seksinya. Dengan cepat dia berdiri dan membantu Adelia untuk menuruni tangga. Sikap yang sangat manis bukan? Padahal ada Eva yang sedang membantu, tetapi lelaki itu tetap saja tidak membiarkan wanita itu untuk jalan sendiri."Sudah bangun sayang?" tanya Syafiq dengan lembut."Udah Mas, tadi mau turun tapi Eva datang, jadi kami ngobrol dulu," jawab Adelia."Ya sudah, sini duduk deket Mas," ucapnya, sambil membawa wanita itu untuk duduk di sampingnya, "Terima kasih Va, sudah temani Adelia," lanjutnya."Iya gak apa-apa Mas, lagian aku juga kangen sama sahabatku ini," ucap Eva, sambil mencubit pelan lengan Adelia.Ketiganya hanya tersenyum manis. Syafiq masih menggandeng tangan Adelia, hingga wanita itu duduk di sampingnya. Semua interaksi ini, tidak lepas dari penglihatan Aurora. Wajah putihnya memerah, menahan marah."Jadi karena perempuan ini kamu menolak aku Mas!" teriak Aurora dengan marah.S
"Halo Bang! Aku ada tugas buatmu, sudah dikirim fotonya ke kamu hancurkan dia! Buat perempuan itu gila!"Aurora segera memutuskan sambungan telepon, tanpa menunggu jawaban dari seberang. Dia bergegas menjalankan mobilnya menuju kantor sang Ayah.Setelah sampai, dia keluar dari mobil dan langsung menuju lift untuk pergi ke lantai lima belas, tempat kantor Ayahnya berada.Plak! Sebuah tamparan mengenai pipinya yang mulus. "Anak kurang ajar!Berani-beraninya kamu menyinggung Syafiq! Apa yang sudah kamu lakukan padanya?" marah Pak Damar."Kenapa Papa tampar aku?" tanya Aurora, dengan marah juga."Karena kamu sudah buat masalah besar untuk Perusahaan Papa!" bentak Pak Damar lagi. "Apa yang sudah kamu lakukan padanya hah?" lanjutnya lagi.Aurora tertegun melihat kemarahan Papanya. Tidak mungkin cuma gara-gara dia datang ke rumah Syafiq, terus masalah jadi sekacau ini kan? Memangnya siapa Syafiq? Cuma seorang pembisnis yang mengandalkan kerja sama dengan Perusahaan Damara kan? Setidaknya itu
"Ada kesalahan pada pengiriman barang," ujar Leny."Apa!" bentak Arga "Sebagian besar barang yang kita kirim mengalami kerusakan, sehingga pihak Nusa Indah membatalkan kerja samanya dengan kita," "Siapa yang menangani pengiriman ini?""Pak Teguh, tapi Beliau sudah seminggu tidak masuk kerja karena sakit,""Sial! Cari tau siapa yang menangani pengiriman ini,""Baik Pak,"Leny segera keluar dari ruangan bosnya. Sementara Arga segera membuka laptop untuk mengecek semua laporan. Ada kejanggalan dalam pengiriman orderan untuk Nusa Indah, sehingga dia fokus untuk mencari kesalahan itu.Besoknya di rumah mewah dan besar, Syafiq dan Adelia sedang menikmati sarapan. Tidak ada obrolan apapun diantara mereka. Hari ini, Syafiq akan pergi kerja, tapi hatinya tak tenang saat mau pergi. Dia takut terjadi apa-apa dengan Adelia, apa lagi traumanya belum bener-bener sembuh.Lelaki itu coba menghubungi Eva, meminta dia untuk datang menemani Adelia, tetapi Eva ada praktek sampai pukul satu siang, itu m
"Kabari Pak Isman untuk waspada. Kita akan segera pulang," perintah Syafiq."Siap Bos," jawab Desta.Desta segera menelpon Pak Isman, menyuruhnya untuk waspada, dan menempatkan Bu Siti di samping Adelia. Sepasang suami istri itu adalah orang pilihan, yang sudah mengabdikan diri kepada keluarga Syafiq, sejak dia masih kecil. Meskipun sekarang usianya sudah memasuki kepala lima, Pak Isman masih sangat energik, dan tingkat kewaspadaannya juga luar biasa, karena dia memiliki insting yang kuat. Begitu juga Bu Siti, bisa diandalkan untuk menjaga Adelia."Apa schedule selanjutnya?" tanya Syafiq."Ada undangan party anniversary Direktur Perusahaan Pandora,""Aku tak datang, kamu saja sama Eva, yang pergi,""Aku tanya Eva dulu, dia bisa pergi atau gak,""Ok, kalau Eva gak bisa pergi, ya gak usah datang. Kirimkan saja hadiah dan ucapannya,""Siap Pak Bos!"Ruangan kembali hening, masing-masing sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ada setumpuk berkas di meja Syafiq, yang harus di tanda tangani