"Mas, sepertinya kita di ikutin deh. Lihat mobil yang dibelakang kita," ucap EvaDesta melihat ke belakang lewat kaca spion, ternyata benar ada mobil yang mengikutinya."Sial! Jalang satu ini memang tidak tau malu,""Terus kita harus gimana Mas?"Desta tersenyum sinis, lalu berkata, " Biarkan saja, sampai di sana, nanti Syafiq yang akan urus. Dia belum tau seperti apa sifat Syafiq, kalau sudah marah."Eva hanya mengangguk untuk membenarkan ucapan suaminya. Suasana jadi hening, tidak ada yang membuka obrolan. Tak butuh lama untuk bisa sampai ke rumah mewah Syafiq. Rumah megah, dengan halaman rumah yang luas, halaman depan dikelilingi oleh tanaman aneka macam bunga mahal, sedangkan di sisi kanan rumah, ditanami bermacam-macam tanaman buah, di sisi kiri rumah, ada kolam ikan dan gazebo, serta bunga mawar putih.Desta dan Eva turun dari mobil. Mereka berdua sudah disambut oleh Bu Siti. Lelaki paruh baya itu tersenyum ramah menyambut tamunya. "Assalamu'alaikum," salam Eva dan Desta bersam
"Mas," ucap Adelia.Syafiq menoleh ke arah suara, senyum manis langsung tersungging di bibir seksinya. Dengan cepat dia berdiri dan membantu Adelia untuk menuruni tangga. Sikap yang sangat manis bukan? Padahal ada Eva yang sedang membantu, tetapi lelaki itu tetap saja tidak membiarkan wanita itu untuk jalan sendiri."Sudah bangun sayang?" tanya Syafiq dengan lembut."Udah Mas, tadi mau turun tapi Eva datang, jadi kami ngobrol dulu," jawab Adelia."Ya sudah, sini duduk deket Mas," ucapnya, sambil membawa wanita itu untuk duduk di sampingnya, "Terima kasih Va, sudah temani Adelia," lanjutnya."Iya gak apa-apa Mas, lagian aku juga kangen sama sahabatku ini," ucap Eva, sambil mencubit pelan lengan Adelia.Ketiganya hanya tersenyum manis. Syafiq masih menggandeng tangan Adelia, hingga wanita itu duduk di sampingnya. Semua interaksi ini, tidak lepas dari penglihatan Aurora. Wajah putihnya memerah, menahan marah."Jadi karena perempuan ini kamu menolak aku Mas!" teriak Aurora dengan marah.S
"Halo Bang! Aku ada tugas buatmu, sudah dikirim fotonya ke kamu hancurkan dia! Buat perempuan itu gila!"Aurora segera memutuskan sambungan telepon, tanpa menunggu jawaban dari seberang. Dia bergegas menjalankan mobilnya menuju kantor sang Ayah.Setelah sampai, dia keluar dari mobil dan langsung menuju lift untuk pergi ke lantai lima belas, tempat kantor Ayahnya berada.Plak! Sebuah tamparan mengenai pipinya yang mulus. "Anak kurang ajar!Berani-beraninya kamu menyinggung Syafiq! Apa yang sudah kamu lakukan padanya?" marah Pak Damar."Kenapa Papa tampar aku?" tanya Aurora, dengan marah juga."Karena kamu sudah buat masalah besar untuk Perusahaan Papa!" bentak Pak Damar lagi. "Apa yang sudah kamu lakukan padanya hah?" lanjutnya lagi.Aurora tertegun melihat kemarahan Papanya. Tidak mungkin cuma gara-gara dia datang ke rumah Syafiq, terus masalah jadi sekacau ini kan? Memangnya siapa Syafiq? Cuma seorang pembisnis yang mengandalkan kerja sama dengan Perusahaan Damara kan? Setidaknya itu
"Ada kesalahan pada pengiriman barang," ujar Leny."Apa!" bentak Arga "Sebagian besar barang yang kita kirim mengalami kerusakan, sehingga pihak Nusa Indah membatalkan kerja samanya dengan kita," "Siapa yang menangani pengiriman ini?""Pak Teguh, tapi Beliau sudah seminggu tidak masuk kerja karena sakit,""Sial! Cari tau siapa yang menangani pengiriman ini,""Baik Pak,"Leny segera keluar dari ruangan bosnya. Sementara Arga segera membuka laptop untuk mengecek semua laporan. Ada kejanggalan dalam pengiriman orderan untuk Nusa Indah, sehingga dia fokus untuk mencari kesalahan itu.Besoknya di rumah mewah dan besar, Syafiq dan Adelia sedang menikmati sarapan. Tidak ada obrolan apapun diantara mereka. Hari ini, Syafiq akan pergi kerja, tapi hatinya tak tenang saat mau pergi. Dia takut terjadi apa-apa dengan Adelia, apa lagi traumanya belum bener-bener sembuh.Lelaki itu coba menghubungi Eva, meminta dia untuk datang menemani Adelia, tetapi Eva ada praktek sampai pukul satu siang, itu m
"Kabari Pak Isman untuk waspada. Kita akan segera pulang," perintah Syafiq."Siap Bos," jawab Desta.Desta segera menelpon Pak Isman, menyuruhnya untuk waspada, dan menempatkan Bu Siti di samping Adelia. Sepasang suami istri itu adalah orang pilihan, yang sudah mengabdikan diri kepada keluarga Syafiq, sejak dia masih kecil. Meskipun sekarang usianya sudah memasuki kepala lima, Pak Isman masih sangat energik, dan tingkat kewaspadaannya juga luar biasa, karena dia memiliki insting yang kuat. Begitu juga Bu Siti, bisa diandalkan untuk menjaga Adelia."Apa schedule selanjutnya?" tanya Syafiq."Ada undangan party anniversary Direktur Perusahaan Pandora,""Aku tak datang, kamu saja sama Eva, yang pergi,""Aku tanya Eva dulu, dia bisa pergi atau gak,""Ok, kalau Eva gak bisa pergi, ya gak usah datang. Kirimkan saja hadiah dan ucapannya,""Siap Pak Bos!"Ruangan kembali hening, masing-masing sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ada setumpuk berkas di meja Syafiq, yang harus di tanda tangani
Desta tersenyum manis, sambil memainkan alisnya ke Syafiq, sementara sang Bos bergidik ngeri melihatnya. Membuat Desta tidak bisa lagi menahan tawanya. Ternyata Bosnya yang super dingin dan super kejam ini bisa takut juga kalau digodain.Desta terus tertawa sampai keluar air mata. Syafiq mengetatkan rahang, melihat kelakuan asistennya itu."Hari ini, kasih kejutan buat Arga. Kejutan kecil saja, sebagai peringatan!" perintah Syafiq, mengalihkan obrolan."Siap Bos! Lalu bagaimana dengan mobil yang di seberang rumah?""Biarkan saja! Kita lihat dulu, trik apa yang mau mereka pakai! Telpon Pak Isman, bilang supaya jangan biarkan Adelia sendirian, apa lagi sampai keluar rumah!""Siap laksanakan!" ucap Desta, sambil mengeluarkan HP-nya, dan menelpon Pak Isman.Syafiq kembali fokus dengan kerjaannya, dia memang pekerja keras, sehingga Perusahaannya maju pesat, dan banyak investor yang ingin bekerja sama dengannya. Dulu Syafiq melampiaskan kesepiannya pada kerjaan, tetapi sekarang, dia harus b
"Begitu Pak kejadiannya," ucap Pak Isman, mengakhiri ceritanya, sambil menghela napas panjang.Syafiq masih terdiam, setelah mendengar cerita Pak Isman. Dia sedang berpikir, tentang apa yang harus dilakukan, untuk bisa menangkap penyusup itu. Sekarang keberadaan Adelia sudah diketahui oleh orang-orang yang ingin mendapatkan keuntungan darinya.Desta dan Pak Isman saling pandang, melihat Syafiq terdiam, tanpa memperlihatkan reaksi apapun. Apa yang sedang dipikirkan oleh Bosnya ini? Sedangkan Desta sudah punya banyak solusi untuk masalah ini."Bos!" ucap Desta."Carikan tempat baru untuk tinggal Adelia, aku tidak mau mengambil resiko kalau seperti ini keadaannya!"Desta terperangah, dalam hatinya mengutuk habis-habisan, dasar orang kaya! Mau beli rumah macam beli rempeyek, begitu perintah harus langsung dapat. Mau percaya tidak masuk akal, mau tidak percaya, itu Syafiq loh!"Siap Bos!" jawab Desta.Desta segera mengambil HP-nya, dan mulai mencari-cari sesuatu. Tidak lama kemudian dia me
Adelia?" Syafiq terperangah, ketika melihat Adelia sedang memegang pisau. Dia berpikir kalau Adelia akan bunuh diri, dengan cepat Syafiq berlari dan berusaha merebut pisau itu dari wanita itu. Adelia terkejut dengan kedatangan Syafiq yang tiba-tiba, dan langsung merebut pisau yang mau dia gunakan untuk memotong sayur."Mas! Kenapa pisaunya diambil? Aku kan mau masak!" ucap Adelia, dengan nada sedikit tinggi karena marah."Ah! Apa? Kamu mau masak? Aku pikir ...""Mas pikir aku mau bunuh diri? Gak akan Mas! Masa depanku masih panjang, ada si kembar juga yang akan menemani masa tuaku," "Mas minta maaf sayang,"Syafiq mengembalikan pisau itu ke Adelia. Dengan sikap canggung, dia mengelus kepala wanita itu, lalu berbalik pergi begitu saja. Ternyata bukan cuma Adelia yang trauma, tetapi dia juga punya trauma. Trauma, takut kehilangan Adelia lagi. Syafiq menghela napas berat, ternyata ketakutannya akan kehilangan sangat luar biasa, sehingga membuatnya bersikap sangat bodoh seperti tadi.Sy