Share

Bebek

Penulis: Djisamsoe
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-07 02:26:55

Mata Arinda melebar, dia sangat terkejut dan ingin berteriak. Tapi dadanya terasa sesak dan hanya bisa membuka mulutnya lebar-lebar tanpa sedikitpun suara yang keluar.

"Aah!!"

Entah telah berada waktu berlalu, bersamaan dengan keringat dingin yang keluar dari keningnya, suara jeritan akhirnya keluar dari mulut Arinda.

Menjerit.

Jika saat ini ada seseorang, atau bawahan Arinda yang melihat kondisinya menjerit ketakutan seperti gadis kecil, siapapun pasti akan curiga.

Karena selama ini, Arinda terkenal sebagai aparat yang tegas dan tak kenal takut pada apapun.

Tapi hari ini, dia menjerit dengan mata dan mulut terbuka lebar serta keringat dingin yang terus menerus turun membasahi keningnya.

Sebenarnya reaksi Arinda tidak terlalu berlebihan, karena dari tempatnya berdiri, dia melihat bahwa ada seorang polisi yang sedang tergeletak dilantai tak sadarkan diri.

"Sial!"

Sadar bahwa itu adalah polisi yang tergeletak dilantai kantor polisi, Arinda segera berlari untuk menghampirinya..

Akan tetapi, tepat ketika baru saja keluar kantor dan melihat jika sekitar lima belas polisi yang berjaga dengannya hari ini sudah tak sadarkan diri, Arinda kembali berhenti dan wajahnya berubah.

"Siapa? Siapa yang--" Arinda mencoba berteriak untuk mencari pelakunya, tapi dia kembali berhenti dan melompat.

"Ahh!"

Dia berteriak sesaat saat melihat polisi yang tergeletak dengan darah dilantai, dan sekali lagi berlari untuk menghampirinya.

"Ini..."

Setibanya didepan korban polisi yang berdarah, mata Arinda hampir keluar. Seluruh tubuh dan wajahnya terlihat bergetar entah karena ketakutan atau kemarahan.

"Uh!"

Bahkan jika Arinda adalah seorang polisi, dia masih tidak bisa menahan rasa mual di perutnya dan sekali lagi berlari keluar dari kantor polisi.

Sekeluarnya dari kantor polisi, Arinda tidak bisa lagi berkata-kata dan dengan suara "buk" segera jatuh kelantai dengan ekpresi sangat ketakutan.

"Ini, ini, ini..."

"Aahh....tolong!!"

....

Bersamaan dengan Arinda yang menjerit mencari pertolongan, pria yang baru saja wanita itu temui sekarang sudah berada di depan sebuah hotel mewah, dan terlihat berjalan ke arah kerumunan.

Pada saat ini, Hotel Mawar, hotel bintang lima yang paling terkenal di kota Eco sedang dipenuhi oleh kerumunan orang didepan pintu masuknya.

Ratusan orang, yang sepertinya wartawan dan fans dengan membawa banyak poster itu tampak gelisah berdiri dibelakang garis pembatas.

Dilihat secara sekilas, sepertinya mereka semua sedang menunggu seseorang yang sangat penting dan terkenal.

Itu semua bisa ditebak dengan banyaknya wartawan, serta karpet merah yang di tempatkan depan pintu masuk hotel.

"Jika aku ingat kembali, Arabella Belle ini sepertinya seorang artis papan atas yang baru-baru ini naik daun, bukan?" Seseorang dibarisan tiba-tiba bergumam.

Seorang wartawan disampingnya yang mendengar gumaman itu tiba-tiba berkata, "Arabella Belle, dia memang artis papan atas yang baru-baru ini naik daun. Bell, nama panggilannya memang seperti lonceng emas yang membuat siapapun akan terkesima saat melihatnya."

"Apakah dia cantik?"

"Hei," seorang fans Bella tiba-tiba berteriak saat mendengar pertanyaan meremehkan itu.

Dia seorang wanita, tampak sedikit gemuk tidak cantik atau jelek, dan sangat marah berteriak, "Apakah kamu mempertanyakan kecantikan Dewi Bell? Bertanya apakah dia cantik? Kamu benar-benar tidak memiliki mata!"

"Apa kamu tidak tahu, Bella adalah artis terkenal yang dikenal sangat cantik dari artis manapun di Indonesia ini!"

"Jangan tanyakan seberapa popularitasnya dia, karena jika bahkan kamu crazy rich dengan kekayaan jutaan dolar perbulan, kamu sama sekali tidak layak untuk bersamanya!"

"Tanyakan pada semua orang di negeri ini, siapa yang tidak ingin memiliki wanita seperti Bella ini!?"

"Tapi, apakah kamu tahu? Sampai detik ini, di umurnya yang sudah kepala tiga, Dewi Bell tidak memiliki pasangan sama sekali. Bukan karena dia tidak laku, tapi standarnya sangat tinggi, dan tak ada seorangpun yang benar-benar bisa masuk ke matanya!"

"Katakan padaku! Apakah kamu masih meremehkan Dewi Bell!? Hah?"

Di serang dengan penuh pertanyaan dan kata-kata meremehkan seperti itu, pria yang sebelumnya hanya bergumam dan tidak memiliki maksud apa-apa segera terdiam.

Dia tidak bisa menjawabnya, tapi merasa penasaran setelah mendengar apa yang semua wanita itu katakan.

"Jika begitu, berarti ini---"

"Dia datang! Lihat semua, mobilnya sudah datang!" Teriakkan ini segera menghentikan semua orang berkata.

Semuanya melihat ke arah pintu halaman hotel, dan menemukan mobil hitam dengan merek Porsche perlahan-lahan menuju kearah kerumunan.

Melaju dan berhenti tepat di depan pintu masuk hotel, mata semua orang berkaca-kaca, dan bersemangat.

Tepat ketika pintu mobil dibuka dari pengawal diluar, semua orang menahan nafas.

"Tak!" Suara high heels menyentuh aspal terdengar.

Kemudian, sesosok wanita dengan kacamata hitam muncul, dan keributan segera meledak.

"Woow! Ini benar-benar sangat cantik!"

"Tidak lagi cantik, tapi dia benar-benar cantik!"

"Lihat! Sekalipun dia tidak memakai makeup apapun, dan hanya menggunakan kemeja hitam polos dengan rok hitam biasa, dia masih sangat cantik."

"Cantik, elegan, dan menawan! Dia pasti seorang Dewi!"

"Dewi Bell memang Dewi dan dia adalah Dewiku!"

"Sekalipun hari ini aku mati, aku akan mati dengan tersenyum saat melihatnya!"

"Jangan banyak bicara lagi, cepat ambil kesempatan ini!"

Semua orang berteriak dan mencoba untuk menghampiri Bella, tapi tidak ada bisa yang melakukannya sama sekali.

Karena di sekitar pita pembatas, para pengawal sudah menghadang semua orang untuk mendekat. Bahkan jika wartawan mencoba untuk bertanya, Bella mengabaikan sama sekali dan terus berjalan ke arah hotel.

Berjalan dengan elegan, dan menawan, Bella tampak acuh tak acuh mengabaikan dunia, dan semua keributan disekitarnya.

Tapi, suara "bebek" pelan yang terdengar di telinganya segera membuat wanita itu berhenti.

"Bebek..."

Suara itu terdengar lagi dan membuat tubuh Bella menegang.

Bukan hanya Bella, tapi teriakan yang sebelumnya terdengar diantara kerumunan juga berhenti. Karena meskipun pelan, kata "bebek" itu terdengar sangat jelas dan membekas di telinga semua orang.

Melihat ke sumber suara, semua orang segera syok dan terdiam.

Bebek? Orang yang sebelumnya memanggil Bella, Dewi yang dikagumi oleh semua orang ternyata adalah orang gila!

Yah! Siapapun akan menganggap orang itu gila!

Karena sekarang, seorang pria dengan pakaian compang-camping, dan rambut yang tidak terawat sedang berdiri di depan mobil Porsche dalam diam, dan dengan tenang melihat ke arah Bella.

"Bebek?"

Satu kata lagi terdengar dan membuat Bella yang sudah berbalik tiba-tiba melepas kacamatanya, dan mata coklat indahnya tampak berkaca-kaca.

Sedetik kemudian, dalam pandangan semua orang yang masih bertanya-tanya, Bella berjalan ke arah pria asing itu dengan langkah kaki yang terburu-buru dan sedikit menundukkan kepalanya.

"Tuan..."

Satu suara dengan nada lemah lembut terdengar dan membuat siapapun yang mendengarnya terdiam.

Mata dan mulut mereka melebar. Syok dan tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Bab terkait

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Tabu

    "Apa?!""Apa yang barusan Dewi katakan?!""Apakah Dewi baru saja memanggil gelandangan itu sebagai Tuan?"Semua orang terkejut dan tidak mempercayainya. Saking terkejutnya, bahkan sampai ada yang menampar pipinya sendiri. "Plak!""Auh...sakit! Ini bukan mimpi!""Tidak mungkin! Ini benar-benar tidak mungkin!""Dewiku... Dewi Bell yang selama ini aku puja dan kagumi ternyata memanggilnya Tuan?""Ini... ini... apakah ini Neraka?"....Mengabaikan semua keterkejutan disekitarnya, ekpresi Bella masih hormat dan dengan lembut sedikit melirik gelandangan di sampingnya, dan membuka bibirnya, "Tuan, apakah Anda membutuhkan---""Aku perlu membersihkan diri." Suara ringan dan acuh tak acuh terdengar. "Membersihkan diri?" Bella terkejut dan segera mengangkat kepalanya.Tapi wanita itu tidak memiliki waktu untuk terkejut dan harus segera mengejar orang dia panggil "tuan" itu kedalam hotel. Seperti seorang pelayan, Bella menunjukkan jalan kepada pria tanpa identitas itu, dan tidak sekalipun ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Red Everlasting Dragon

    Seolah-olah baru saja melihat hantu, ekpresi wajah Komisaris Burhan terlihat sangat ketakutan, dan butiran-butiran keringat dingin terlihat jatuh dari keningnya. Tidak berbicara, mulut komisaris Burhan tampak bergumam tanpa suara beberapa kali, dan pelipisnya terus menerus berkedut. Ekpresi yang tampak sangat berlebihan bagi Arinda itu secara alami membuatnya mengerutkan kening terkejut, dan bertanya-tanya.Bagi Arinda, Komisaris Burhan bukanlah orang asing, dan dia sangat mengenalnya dengan sangat baik. Sejak Arinda bisa mengingat, pamannya ini tidak pernah sekalipun membuat ekpresi ketakutan semacam ini. Bahkan jika itu adalah seorang pembunuh berantai yang membunuh puluhan orang dengan kejam, ekpresi marah adalah apa yang akan komisaris Burhan keluarkan, dan bukan ketakutan. Tapi, kenapa sekarang dia berekspresi sangat berlebihan? R.E.D, apa itu? Kenapa Komisaris Burhan yang sebelumnya terlihat sangat marah tiba-tiba berubah menjadi ketakutan saat mendengarnya? R.ED, apakah

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Naga

    "Apakah kamu berpindah lagi?" Jika ada orang lain saat ini dan melihat Rendy yang bertanya pada sebuah tato di dadanya, mereka mungkin akan menganggap Rendy sebagai orang gila. Tapi jika melihatnya lebih teliti, itu akan terlihat normal.Karena sekarang, Naga di dada Rendy tampak merespon pertanyaannya.Mulutnya yang terbuka kembali menutup, dan mata merahnya seolah-olah menatap langsung ke arah mata Rendy. "Uh?"Dengan aura aneh, dan dominan dari tatapan mata itu, Rendy tiba-tiba merasakan tubuhnya panas. Tapi itu belum seberapa. Tepat ketika Rendy merasakan tubuhnya terbakar, dia merasakan ada yang menggeliat di dadanya. Dan saat melihat apa yang terjadi, alis panjang Rendy berkerut. "Aarrgh!!"Sebuah teriakan sangat keras tiba-tiba terdengar, dan membuat Bella yang sedang berada di ruang tamu terkejut. Wanita itu segera berdiri dan berlari ke arah kamar. Mendengar suara rintikan air dikamar mandi, Bella tidak berpikir panjang segera membukanya. Tapi dia menemukan pintu di

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Status tidak penting

    Pria itu bukan orang lain, dia adalah komisaris Burhan.Orang yang Arinda sebut paman, dan orang yang segera ketakutan saat mengetahui bahwa Rendy-lah yang membuat masalah di kantor polisi. Dia tidak datang sendiri, tapi datang dengan tiga pemuda, dan tampak masih tidak berpengalaman. Itu bisa diketahui saat mereka bertiga tampak kebingungan dan bertanya-tanya ketika mendengar atasannya, komisaris Burhan berkata sangat sopan kepada Rendy. Mengingat status Komisaris Burhan, seharusnya orang biasa tidak memiliki kemampuan untuk membuatnya hormat. Tapi pria ini bisa? Siapa dia sebenarnya? Mereka bertiga merasa penasaran, dan dengan keingintahuan mereka yang sangat besar, diam-diam mereka menyelidiki Rendy yang sedang duduk di kursi. Tapi mereka bertiga tidak menemukan keanehan apapun selain pemuda yang hampir seumuran dengannya, dan hanya pemuda dengan kaos serta celana jeans biasa. Jikalau ada, itu adalah rambut panjangnya yang terlihat mencolok, serta wajah tampan dengan ekpresi

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-16
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Salah faham

    Untuk pertama kalinya sejak awal sampai akhir, Rendy tiba-tiba mengangkat alisnya, dan merasa terkejut dengan reaksi komisaris. Tapi kejutan itu hanya sesaat, dan dia kembali tenang berkata, "Aku hanya menginginkannya untuk datang kemari besok pagi. Jika tidak, kalian tahu?" Tubuh tua komisaris Burhan tampak gemetar tak terkendali, dan ekspresinya sangat tidak rela. "Tuan, dia... Dia masih muda dan tidak tahu apa-apa. Dia adalah keponakan dan putriku satu-satunya, saya benar-benar memohon Tuan melepaskannya.""Saya benar-benar minta maaf atas namanya. Jika dia membuat Tuan marah, nyawa saya bisa digunakan sebagai gantinya.""Dor!"Suara pistol terdengar dan membuat empat orang di lantai menegang. Khusus untuk tiga pemuda dibelakang komisaris Burhan, mereka merasa sangat ketakutan dan tidak bisa untuk tidak melihat kearah atasannya sambil menahan nafas. Mereka bertiga sangat gugup, panik dan taku, lekat-lekat mengawasi tubuh berlutut komisaris Burhan yang sebentar lagi akan mengel

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-16
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Rendy Pangela

    Dewa?Mata dan mulut Julia melebar. Berdiri mematung di depan pintu, dia sangat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang Bella katakan. Dewa, bukankah itu eksistensinya yang diluar imajinasi Manusia? Membalikan awan dan menciptakan hujan, apakah gelandangan itu mampu melakukannya?Tidak? Tidak mungkin! Bella pasti bercanda! Tidak mungkin gelandangan barusan orang seperti itu. Ini pasti hanya kecelakaan. Atau jangan-jangan ini karena Bella sudah diperdaya oleh pria itu dan akhirnya memanfaatkan statusnya. Benar! Pasti pria itu melakukan sesuatu pada Bella. Bagaimanapun, Julia telah mengenal Bella sejak lama, dan sangat tahu jika temannya ini bukanlah orang bodoh yang mudah dimanfaatkan. Dia juga bukan wanita yang mudah percaya, terlebih lagi itu adalah seorang pria. Bahkan, Bella juga tidak pernah sedikitpun melirik pria yang benar-benar baik dan mapan. Tapi sekarang, saat Bella sangat bersikeras dan mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal hanya untuk pria tak dikenal, sesua

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-16
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Bella tersipu

    "Apa yang kalian pikirkan adalah benar," Komisaris Burhan mengangguk, dan melihat tiga pemuda didepannya selama beberapa waktu.Cukup lama menyaksikan tiga pemuda yang hampir kembali kencing di celananya itu, komisaris Burhan melanjutkan, "Dia kembali untuk mencari siapa yang membunuh kedua orang tua dan adiknya." "Dia kembali untuk membalas dendam, dan kalian harus tahu juga. Dia adalah satu-satunya manusia di negeri ini yang memiliki izin khusus untuk membunuh siapapun yang ingin dia bunuh." "Sekalipun itu aku, dia bebas melakukannya. Bahkan jika dia membunuh seluruh petugas di kantor polisi, kasus besar semacam ini hanya akan menguap begitu saja." "Kalian bisa berpikir sendiri, bagaimana orang dengan kekuatan semacam itu saat bertindak dan marah mencari pembunuh keluarganya." "Glek...." Lagi dan lagi, setelah komisaris selesai berbicara, suara menelan ludah tiga kali berturut-turut kembali terdengar dari ketiganya. Pada saat ini, tiga petugas polisi muda, yang hanya berpangka

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Arinda yang agresif

    Pagi hari.Tepat ketika hari masih gelap, Rendy yang berniat ke kamar mandi segera terdiam sesaat setelah membuka pintu kamar tidur. Melihat kamar tidur yang telah berubah sejak terakhir kali melihatnya, Rendy merasa sedikit terkejut, dan menggelengkan kepalanya. "Menyusun berbagai macam lilin yang entah darimana dia dapatkan sebelum tidur, apakah wanita ini memang memiliki hobi semacam ini?"Rendy, yang sedang membawa satu toples berisikan bubuk seperti bumbu kembali menggelengkan kepalanya saat menyaksikan Bella yang sedang tertidur di tempat tidur. Menempatkan toples yang dia bawa di meja kamar, Rendy mengambil selimut yang sudah ada dilantai, dan menutupi tubuh Bella. Kemudahan melihat wajah Bella yang sedang tertidur, Rendy kembali bergumam, "Bukankah aku sudah bilang sejak dulu bahwa ini tidak mungkin?" Rendy tampak sedikit tak berdaya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sendiri. Sementara diluar gedung hotel, kendaraan polisi dengan seorang wanita didal

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14

Bab terbaru

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Tang Lian

    Tuan Cheng merasa ragu dengan apa yang Bella berikan, dan mencoba membukanya hanya untuk terdiam saat melihat apa yang ada di dalamnya. Tidak ada bedak atau peralatan kecantikan di dalam wadah kosmetik sepuluh sentimeter persegi itu, melainkan tampilan layar hijau penuh dengan dua titik yang tampaknya berjarak cukup jauh. "Itu adalah radar yang telah aku persiapkan," Bella menjelaskan sambil menunjukkan titik merah kecil di layar, "Titik merah di tengah adalah tempat dimana kita sedang berada, sedangkan titik yang ada di depan adalah Sima Cho berada." "Jadi, sebenarnya...." Tuan Cheng segera mengerti dan melihat kearah dua pria dan wanita di depannya. Bella membenarkan dan sekali menjelaskan, "Kami memang memiliki radar dan tahu dimana Sima Cho berada, dan kemungkinan besar dia akan menuju tempat Sekte Misterius itu berada. Tapi kami tidak tahu medan di pegunungan ini, jadi kami akan meminta Tuan Cheng untuk menunjukkan jalannya." "Jadi begitu...." Tuan Cheng sekali lagi melihat

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Kelinci

    Pagi hari. Saat cuaca masih dingin, tapi cahaya matahari mulai naik, Tuan Cheng yang masih tertidur di tenda mulai membuka matanya, dan berkedip beberapa kali sebelum melihat sekelilingnya beberapa waktu. "Aduh...." Mengelus tengkuk lehernya yang tiba-tiba terasa sakit, kedua matanya tiba-tiba terbuka lebar dan seketika berdiri. "Benar... Kemarin malam...." Pria paruh baya itu tiba-tiba berlari keluar tenda dan berteriak. "Tuan Red! Tuan Red! Bahaya!" Dengan berteriak dan berlari terburu-buru, Tuan Cheng yang tampak panik segera tiba di tempat Rendy berada. Di sana, Rendy ternyata sudah bangun dan sedang minum kopi, tampak santai dan tenang menoleh ke arahnya. "Baru bangun?" "Ya.. yah!" Menjawab sambil mencoba mengatur nafasnya, Tuan Cheng kembali menjadi panik dan buru-buru berkata, "Itu, Tuan Sima, dia... Dia pergi! Saat saya bangun tadi, saya tidak melihat tanda-tandanya. Selain itu... Saya ingat jika kemarin malam--""Oh... Apakah Tuan Cheng sudah bangun?" Suara Bella memot

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Legenda

    "Demi Dewa! Apakah dia Manusia?" Satu penembak jitu di atas tebing tampak terkejut dan tidak percaya saat melihat sosok Rendy melalui teropong. "Jangan banyak bicara! Kita harus cepat pindah lokasi!" Satu sniper lain segera memperingatkannya dan mulai berbalik. Tapi, "bom" segera terdengar dan menghentikannya keduanya untuk bergerak lebih jauh. Berdiri di atas tebing, dua orang itu sangat terkejut dan berhenti bergerak saat menyaksikan sesosok manusia berjalan dari gumpalan awan es. Tapi keduanya segera tersadar dan mengambil pistol. "Dor!""Dor!"Dua tembakan pistol terdengar, tapi sosok Rendy telah menghilang dari hadapan keduanya. "Dimana bocah itu?" "Apakah kita menjatuhkannya?" Keduanya saling bertanya dengan aksen Mandarin, tapi kemudian berhenti saat mendengar suara acuh tak acuh di belakangnya. "Apakah kalian mencariku?" "Kau?" Keduanya kembali terkejut dan berbalik saat mendengar Rendy juga menggunakan aksen Mandarin. Tapi Rendy tidak lagi basa basi dan sudah muncul

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Keraguan Tuan Cheng

    Siang hari, kelompok Rendy akhirnya tiba di Kota Babao. "Kota Babao sebenarnya adalah kota yang sudah ada di Pegunungan Qilian. Jika seseorang ingin mendaki gunung, ini adalah titik awal pendakian." Tuan Cheng mulai menjelaskan kepada Rendy. Setelah melakukan perjalan setengah hari bersama-sama, Tuan Cheng mengetahui bahwa pemimpin dari kelompok mereka adalah Rendy. Awalnya dia berpikir bahwa Rendy sedang melakukan pendakian atau berwisata ke Pegunungan, tapi dia menemukan bahwa pria ini tidak terlihat seperti seorang pendaki. Dikatakan sebagai turis juga bukan, meskipun Bella, wanita itu terlihat terlalu cantik untuk menjadi seorang pendaki, dia juga tidak terlihat sebagai orang yang sedang berlibur. Di situlah Tuan Cheng merasa ragu, tapi dia masih menjelaskan hal-hal tentang Pegunungan Qilian sebagai seorang profesional. "Menurut koordinator yang di berikan oleh Tuan Sima Cho, kita akan menuju ke Gunung Qilian yang dikatakan perbatasan akhir ke Gunung Kunlun. Untungnya itu mas

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Mempersiapkan diri

    Mengetahui bahwa saat tiba di Kota Xining adalah sore hari, Rendy memutuskan untuk pergi ke Pegunungan Qilian esok hari. Bukan karena dia terlalu lama membuang waktu, tapi ada hal yang perlu dia lakukan untuk saat ini. Mengorek informasi dari Sima Cho, bahwa ada sebuah Sekte budidaya di Pegunungan Qilian, Rendy berpikir bahwa kekuatannya saat ini masih terlalu lemah. Meski tidak bisa di pastikan kebenarannya, Rendy memilih untuk mempersiapkan dirinya sendiri, bagaimanapun itu adalah sebuah Sekte. Jadi, pada malam harinya, Rendy sudah duduk di dalam kamar hotel sambil mengeluarkan kalung yang dia dapatkan dari Dayana. Keluarga Magata mungkin berpikir bahwa kalung warisan Keluarga mereka bukanlah sesuatu yang istimewa, tapi Rendy tahu bahwa itu adalah hal yang langka di bumi. Batu Spiritual. Batu yang memiliki energi spiritual antara langit dan bumi, itu adalah batu yang di gunakan oleh Dayana sebagai kalung. Berbicara tentang batu spi

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Qinghai

    Wajah Rendy kali ini menjadi dingin, dan membuat tubuh Sima Cho gemetar ketakutan. Benar-benar sangat takut, Sima Cho seketika jatuh ke tanah dengan air kencing yang mulai membasahi celananya. Sima Cho, pria dewasa dan dihormati di manapun berada itu sebenarnya mulai kencing di celana. "Hum?" Ketika Rendy melihatnya, seketika dia mengerutkan keningnya dan berhenti. Tapi dia tidak peduli dengan keadaan Sima Cho dan dengan dingin berkata, "Jangan berpikir bahwa aku akan melupakan semua perbuatanmu." "Bang!" Seketika Sima Cho menjatuhkan kepalanya ke tanah dengan keras dan bersujud kepada Rendy. "Tu-tuan.... Master... Grandmaster... Tuan Yang Agung! Sa-sa-saya... Mengaku salah! Tolong ampuni nyawa saya.... Apapun akan saya lakukan untuk menebus semua dosa-dosaku." "Apa menurutmu nyawamu setimpal dengan semua yang telah kamu lakukan?" Nada suara Rendy terdengar sangat dingin. Mengingat tentang kematian kedua orang tuanya, dan keberadaan adik perempuannya yang tidak diketahui, apa

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Raungan Naga

    "Ledakan!"Energi di seluruh tubuh Ba Ringin meledak, dan dengan raungan, harimau di belakangnya mulai bergerak. "Bom.""Bom." "Bom."Seolah-olah terjadi gempa bumi, harimau raksasa itu seolah-olah membawa kehancuran saat bergerak. "Rooarr!" Membuka mulutnya, dan berlari di tanah, harimau itu meninggal kekacauan di belakangnya. "Menarik...." Tidak memiliki waktu untuk berkomentar, Rendy mulai serius dan memasang kuda-kuda. Meremas jari-jari di tangan kanannya, waktu di sekitar Rendy tiba-tiba berhenti, kemudian bergetar, dan dengan "ledakan" raungan Naga seketika terdengar. "Groooarrh!!" Meninju udara di depannya, kepala Naga Merah, seperti sebuah darah kental terbang dari balik tinju Rendy. Memiliki ukuran yang sama dengan harimau raksasa di sisi lain, keduanya akhirnya bertemu. "Boom!""Boom!"Dunia seakan-akan mengalami kehancuran, bumi mulai bergetar, debu dan angin tiba-tiba datang menghantam segalanya. "Boom!" Seolah-olah ada gunung yang meletus, suara ledakan itu te

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Duel

    "Kamu?" Wajah Ba Ringin kali ini menunjukkan ekspresi yang berbeda. Tidak lagi mengabaikan atau meremehkan pria muda di depannya, Ba Ringin mulai melihatnya dengan tatapan serius dan waspada. Karena barusan, satu serangan Rendy memberikan banyak dampak pada tangan dan pikirannya. Rasa sakit dan kesemutan pada pergelangan tangannya membuktikan bahwa apa yang dilakukan Rendy sebelumnya bukanlah sesuatu yang bisa di anggap remeh. Dari kejadian itu, Ba Ringin juga harus berpikir dan yakin bahwa pria ini memiliki kedudukan yang sama dengannya. Tidak! Ba Ringin melihat sesuatu yang berbeda dan membuat keningnya berkerut. "Grandmaster... Apakah kamu seorang Grandmaster?" Tidak menjawab, Rendy hanya memberikan senyum tipis, dan berkata, "Jika kamu tahu, sebaiknya kamu segera menyingkir." "Hehehe...." Tiba-tiba Ba Ringin tertawa kecil dan melihat Rendy dengan pandangan berbeda. Itu seperti pertama kali melihatnya, ada sedikit antispasi dan harapan di kedua matanya. Tapi tidak ada lagi

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Ba Ringin

    "Ini...."Dua teman dan dua orang di dalam villa secara bersamaan terkejut saat melihat kejadian itu. Tapi Rendy tidak memperdulikan reaksi di sekitarnya, dan sekali lagi bergerak. Sama seperti yang muncul di cctv sebelumnya, gerakan Rendy kali ini benar-benar cepat dan mustahil untuk dilihat melalui mata telanjang. Apa yang muncul di layar cctv hanya sebuah bayangan yang meluncur pada dua orang di sisi lain yang masih terkejut selama seperkian detik, dan dua kali suara tubuh teredam terdengar. "Bam.""Bam." Dua tubuh yang jatuh ke tanah sejauh sepuluh meter, dan tidak lagi bergerak menjadi kengerian yang segera Sima Cho rasakan. Jantungnya berdetak kencang, dan ketakutan mengakibatkan keringat dingin membasahi punggungnya. Abnormal. Adalah kata-kata yang bisa Sima Cho pikirkan. Tidak pernah sekalipun dia berpikir bahwa ada manusia yang memiliki kekuatan semacam itu. Sepanjang hidupnya, pemandangan semacam ini adalah pertama kalinya dia temui.Dua orang Seniman Beladiri Kuno t

DMCA.com Protection Status