Share

Naga

Author: Djisamsoe
last update Last Updated: 2023-07-07 02:28:45

"Apakah kamu berpindah lagi?"

Jika ada orang lain saat ini dan melihat Rendy yang bertanya pada sebuah tato di dadanya, mereka mungkin akan menganggap Rendy sebagai orang gila.

Tapi jika melihatnya lebih teliti, itu akan terlihat normal.

Karena sekarang, Naga di dada Rendy tampak merespon pertanyaannya.

Mulutnya yang terbuka kembali menutup, dan mata merahnya seolah-olah menatap langsung ke arah mata Rendy.

"Uh?"

Dengan aura aneh, dan dominan dari tatapan mata itu, Rendy tiba-tiba merasakan tubuhnya panas.

Tapi itu belum seberapa.

Tepat ketika Rendy merasakan tubuhnya terbakar, dia merasakan ada yang menggeliat di dadanya. Dan saat melihat apa yang terjadi, alis panjang Rendy berkerut.

"Aarrgh!!"

Sebuah teriakan sangat keras tiba-tiba terdengar, dan membuat Bella yang sedang berada di ruang tamu terkejut.

Wanita itu segera berdiri dan berlari ke arah kamar.

Mendengar suara rintikan air dikamar mandi, Bella tidak berpikir panjang segera membukanya.

Tapi dia menemukan pintu di tutup dari dalam, dan hanya bisa mengetuknya.

"Tuan... Apakah Anda baik-baik saja?"

Tidak ada jawaban atau suara apapun dari dalam kamar mandi.

Selain suara rintikan air shower dan suhu ruangan yang tiba-tiba memanas, tidak ada gerakan apapun yang Bella rasakan.

Situasi ini membuat Bella tampak khawatir dan kembali bertanya, "Tuan---"

"Tetap disana. Semuanya baik-baik saja!" Perintah Rendy tiba-tiba datang dari dalam untuk menghentikan kekhawatiran Bella..

Tapi bukannya merasa lega, Bella malah lebih khawatir tentangnya.

Karena dari nada suaranya barusan, Bella mendengar jika itu adalah suara dari orang yang sedang buru-buru dan tampak tertekan.

"Tuan, tolong buka pintunya. Saya hanya ingin membantu. Sa-saya... Saya berjanji tidak akan pernah melihatnya."

"Keluar!" Perintah lain kembali terdengar.

Dan suara yang terdengar dingin dengan sedikit amarah itu segera menghentikan semua pikiran Bella.

Tidak bisa lagi melakukan apa-apa, Bella hanya bisa menggigit bibirnya dan kembali keluar dengan perasaan kecewa serta sedih.

Sedih dan kecewa, karena selama ini Bella tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu, apalagi dimarahi.

Tapi itu memang yang terbaik untuk Bella. Karena jika Bella masuk ke kamar mandi dan melihat keadaan Rendy, dia akan segera ketakutan.

Bukan hanya Bella, tapi siapapun yang melihat keadaan Rendy pasti juga akan merasakan ketakutan.

Karena pada saat ini, tubuh Rendy yang telah berada di lantai kamar mandi tampak memerah seperti magma dan bahkan berasap.

Sekalipun dia sedang berada dibawah shower, suhu panas dari dalam tubuhnya segera membuat air yang jatuh ke kulitnya seketika menguap dan menghilang tak tersisa.

Bahkan, air di lantai juga terlihat mendidih dan menguap.

Kamar mandi yang biasanya dingin dan penuh air telah menghilang. Apa yang ada sekarang adalah nuansa panas seperti didalam panggangan.

Untuk kondisi Rendy sendiri, dia hanya bisa menggertakkan giginya dan menahan perasaan terbakar di seluruh tubuhnya.

Dilihat dari tekad dan ketahanan tubuhnya untuk tidak berteriak, sepertinya kejadian ini bukanlah yang pertama kalinya.

Entah telah berapa lama waktu berlalu, suhu di kamar mandi akhirnya turun, dan tubuh Rendy kembali ke semula.

Tapi dia tampak terengah-engah dan kelelahan.

Jika bukan karena air yang masih jatuh dari shower, mungkin seluruh tubuhnya telah penuh dengan keringat dingin.

"Sial. Kenapa setiap kali Naga ini berpindah akan sangat menyakitkan?"

Rendy bergumam kesal sambil bangkit dan berjalan kearah kaca yang ada di kamar mandi.

Melihat cerminan dirinya disana, Rendy kembali bertanya-tanya, "Pertama kali kau muncul diantara pusar dan kelamin, kau membuat sebuah sungai kecil mengering."

"Kedua kalinya kau berpindah, kau hampir membakar sebuah hutan. Dan sekarang, meskipun itu tidak terlalu menyakitkan, kau hampir tidak bisa membuatku bernafas."

Rendy dengan serius menatap Tato Naga yang saat ini melingkar di dada kirinya melalui cerminan di kaca selama beberapa waktu dan tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya-tanya.

Tato Naga ini, sebenarnya Rendy tidak mendapatkannya karena di tato, tapi karena suatu kecelakaan dan hampir merenggut nyawanya.

Rendy tidak ingin mengingat kejadian itu, tapi ini adalah rahasia besar dalam hidupnya, dan tak seorangpun bisa melihatnya.

Karena sejak mendapatkan tato Naga ini sampai sekarang, Rendy telah mengalami banyak perubahan dalam hal fisik dan emosinya.

Tidak berlebihan jika dia memiliki julukan sebagai "R.E.D" adalah karena Tato Naga ini.

Tapi, jika dicermati lebih teliti, sebenarnya itu tidak seperti tato sama sekali, melainkan benar-benar seekor naga yang menempel di kulitnya.

"Melihatmu lagi, aku benar-benar berpikir jika kau hidup."

Tidak terlalu berlebihan jika Rendy menebak seperti itu. Karena Naga yang memiliki panjang tiga puluh sentimeter lengkap dengan empat kaki serta dua tanduk dan dua janggut naga disana, siapapun akan percaya jika itu adalah Naga nyata.

Benar-benar Naga nyata dan bukan ilusi belaka. Naga dalam mitos Kekaisaran Tiongkok, dan Naga yang di anggap sebagai Legenda oleh peradaban kuno.

Menggelengkan kepalanya pelan, mencoba untuk melupakannya untuk saat ini, Rendy lebih memilih menyudahi mandinya, dan berganti pakaian.

Setelah berganti pakaian, Rendy keluar dari kamar dan menuju ke ruang tamu.

Melihat Bella sedang duduk disana, Rendy mendatanginya, dan berkata, "Sambil menunggu seseorang datang, aku ingin meminum teh."

Kata-kata Rendy adalah perintah halus yang diberikan kepada Bella, dan sebagai tuan rumah, seharusnya Bella menolak.

Tapi wanita itu tidak melakukannya, dan bahkan tidak merespon sama sekali.

Masih duduk di kursi, dan menatap ke arah Rendy yang berdiri di depannya, wajah cantik Bella tampak melamun, dan pikirannya tidak sedang ada di tempatnya.

Melihat wajah Rendy, mulut Bella juga sedikit terbuka, dan tertutup.

Tampan, gagah, dingin dan nuansa dominan adalah apa yang membuat Bella tidak bisa merespon saat melihat pria berumur dua puluh tujuh tahun disana.

"Bebek?"

"Eh?" Panggilan akrab itu segera membangunkan Bella dan seketika membuatnya berdiri.

"Yah, Tuan. Bebek akan segera menyiapkannya." Jawab Bella buru-buru dan segera pergi ke dapur dengan wajah yang hampir terbakar malu.

"Tok... Tok... Tok..."

Suara pintu diketuk dari luar tiba-tiba terdengar saat Bella telah pergi ke dapur.

Rendy, yang mendengar itu tidak pergi untuk membukanya, dan hanya duduk di ruang tamu sambil berkata, "Masuk."

Mengikuti kata-kata Rendy, pintu masuk hotel segera terbuka dari luar, dan empat orang pria tampak masuk kedalam.

Tiga orang masih muda, dan satu seorang pria paruh baya dengan wajah sedikit keriput dan ketakutan berjalan ke arah Rendy.

Dengan wajah dan postur yang merenda, pria paruh baya dengan setelah seragam dinas berkata, "Tuan... Komisaris Burhanuddin datang untuk memenuhi panggilan."

Related chapters

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Status tidak penting

    Pria itu bukan orang lain, dia adalah komisaris Burhan.Orang yang Arinda sebut paman, dan orang yang segera ketakutan saat mengetahui bahwa Rendy-lah yang membuat masalah di kantor polisi. Dia tidak datang sendiri, tapi datang dengan tiga pemuda, dan tampak masih tidak berpengalaman. Itu bisa diketahui saat mereka bertiga tampak kebingungan dan bertanya-tanya ketika mendengar atasannya, komisaris Burhan berkata sangat sopan kepada Rendy. Mengingat status Komisaris Burhan, seharusnya orang biasa tidak memiliki kemampuan untuk membuatnya hormat. Tapi pria ini bisa? Siapa dia sebenarnya? Mereka bertiga merasa penasaran, dan dengan keingintahuan mereka yang sangat besar, diam-diam mereka menyelidiki Rendy yang sedang duduk di kursi. Tapi mereka bertiga tidak menemukan keanehan apapun selain pemuda yang hampir seumuran dengannya, dan hanya pemuda dengan kaos serta celana jeans biasa. Jikalau ada, itu adalah rambut panjangnya yang terlihat mencolok, serta wajah tampan dengan ekpresi

    Last Updated : 2023-07-16
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Salah faham

    Untuk pertama kalinya sejak awal sampai akhir, Rendy tiba-tiba mengangkat alisnya, dan merasa terkejut dengan reaksi komisaris. Tapi kejutan itu hanya sesaat, dan dia kembali tenang berkata, "Aku hanya menginginkannya untuk datang kemari besok pagi. Jika tidak, kalian tahu?" Tubuh tua komisaris Burhan tampak gemetar tak terkendali, dan ekspresinya sangat tidak rela. "Tuan, dia... Dia masih muda dan tidak tahu apa-apa. Dia adalah keponakan dan putriku satu-satunya, saya benar-benar memohon Tuan melepaskannya.""Saya benar-benar minta maaf atas namanya. Jika dia membuat Tuan marah, nyawa saya bisa digunakan sebagai gantinya.""Dor!"Suara pistol terdengar dan membuat empat orang di lantai menegang. Khusus untuk tiga pemuda dibelakang komisaris Burhan, mereka merasa sangat ketakutan dan tidak bisa untuk tidak melihat kearah atasannya sambil menahan nafas. Mereka bertiga sangat gugup, panik dan taku, lekat-lekat mengawasi tubuh berlutut komisaris Burhan yang sebentar lagi akan mengel

    Last Updated : 2023-07-16
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Rendy Pangela

    Dewa?Mata dan mulut Julia melebar. Berdiri mematung di depan pintu, dia sangat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang Bella katakan. Dewa, bukankah itu eksistensinya yang diluar imajinasi Manusia? Membalikan awan dan menciptakan hujan, apakah gelandangan itu mampu melakukannya?Tidak? Tidak mungkin! Bella pasti bercanda! Tidak mungkin gelandangan barusan orang seperti itu. Ini pasti hanya kecelakaan. Atau jangan-jangan ini karena Bella sudah diperdaya oleh pria itu dan akhirnya memanfaatkan statusnya. Benar! Pasti pria itu melakukan sesuatu pada Bella. Bagaimanapun, Julia telah mengenal Bella sejak lama, dan sangat tahu jika temannya ini bukanlah orang bodoh yang mudah dimanfaatkan. Dia juga bukan wanita yang mudah percaya, terlebih lagi itu adalah seorang pria. Bahkan, Bella juga tidak pernah sedikitpun melirik pria yang benar-benar baik dan mapan. Tapi sekarang, saat Bella sangat bersikeras dan mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal hanya untuk pria tak dikenal, sesua

    Last Updated : 2023-07-16
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Bella tersipu

    "Apa yang kalian pikirkan adalah benar," Komisaris Burhan mengangguk, dan melihat tiga pemuda didepannya selama beberapa waktu.Cukup lama menyaksikan tiga pemuda yang hampir kembali kencing di celananya itu, komisaris Burhan melanjutkan, "Dia kembali untuk mencari siapa yang membunuh kedua orang tua dan adiknya." "Dia kembali untuk membalas dendam, dan kalian harus tahu juga. Dia adalah satu-satunya manusia di negeri ini yang memiliki izin khusus untuk membunuh siapapun yang ingin dia bunuh." "Sekalipun itu aku, dia bebas melakukannya. Bahkan jika dia membunuh seluruh petugas di kantor polisi, kasus besar semacam ini hanya akan menguap begitu saja." "Kalian bisa berpikir sendiri, bagaimana orang dengan kekuatan semacam itu saat bertindak dan marah mencari pembunuh keluarganya." "Glek...." Lagi dan lagi, setelah komisaris selesai berbicara, suara menelan ludah tiga kali berturut-turut kembali terdengar dari ketiganya. Pada saat ini, tiga petugas polisi muda, yang hanya berpangka

    Last Updated : 2023-08-14
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Arinda yang agresif

    Pagi hari.Tepat ketika hari masih gelap, Rendy yang berniat ke kamar mandi segera terdiam sesaat setelah membuka pintu kamar tidur. Melihat kamar tidur yang telah berubah sejak terakhir kali melihatnya, Rendy merasa sedikit terkejut, dan menggelengkan kepalanya. "Menyusun berbagai macam lilin yang entah darimana dia dapatkan sebelum tidur, apakah wanita ini memang memiliki hobi semacam ini?"Rendy, yang sedang membawa satu toples berisikan bubuk seperti bumbu kembali menggelengkan kepalanya saat menyaksikan Bella yang sedang tertidur di tempat tidur. Menempatkan toples yang dia bawa di meja kamar, Rendy mengambil selimut yang sudah ada dilantai, dan menutupi tubuh Bella. Kemudahan melihat wajah Bella yang sedang tertidur, Rendy kembali bergumam, "Bukankah aku sudah bilang sejak dulu bahwa ini tidak mungkin?" Rendy tampak sedikit tak berdaya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sendiri. Sementara diluar gedung hotel, kendaraan polisi dengan seorang wanita didal

    Last Updated : 2023-08-14
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Arinda yang malang

    Di jalan raya, dalam mobil polisi yang sedang berjalan, Arinda tampak marah dan dingin berulang mengigit bibirnya. Berulang kali melirik pria yang telah berubah penampilan saat pertama melihatnya kemarin, Arinda sangat gatal untuk tidak menginterogasinya. Apalagi saat menemukan Bella, artis terkenal yang beberapa tahun ini menjadi bahan pembicaraan ternyata bermalam dengan pria ini dalam satu ruangan. Bukan hanya sekedar bermalam, tapi tampaknya juga telah melakukan hal-hal yang tidak biasa. Kejadian demi kejadian yang terjadi dengan bajingan ini, mau tak mau membuat Arinda terus bertanya-tanya dalam hatinya. Saking banyaknya pertanyaan itu, dia sampai melupakan identitas bajingan yang sedang duduk di kursi kopilot itu."Wanita tadi, bukankah itu artis terkenal Arabella Belle?" Rasa gatal di hati Arinda tidak bisa lagi ditahan, dan akhirnya bertanya.Meskipun mendengar pertanyaan Arinda, Rendy yang sedang menatap jendela dari kursi kemudi tidak menjawabnya. Karena tanpa menjawab,

    Last Updated : 2023-08-14
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Sisi lain

    Bajingan yang selalu membuatnya marah dan benci ini, apakah dia masih memiliki sisi lembut di hatinya?Dengan penampilan rambut panjang, dan tampak seperti preman jalanan, apakah pria ini benar-benar sedih dengan kematian kedua orang tua dan adiknya yang menghilang?Pria ini, apakah dia memiliki sisi lembut?Arinda terus bertanya-tanya dalam hatinya. Dia sungguh terkejut dan merasa tak terduga bahwa bajingan ini ternyata masih menyayangi keluarganya. Dari penemuan ini, secara tak sadar Arinda juga mulai merasa sedikit iba, dan kemarahan di hatinya sedikit mereda. Hanya saja, semua itu segera hancur saat Rendy berdiri dan melihat ke arah dirinya. "Bangunan gedung kosong di sebrang sana, siapa pemiliknya dan siapa yang sering mendatanginya?" "Hah?" Arinda seperti tersentak dan melihat bangunan yang Rendy maksud. Menyaksikan bangunan kosong seperti sebuah gedung dengan tinggi tiga puluh meter, dan tampak tidak pernah digunakan di sebrang sana, Arinda tiba-tiba kembali marah. Berbali

    Last Updated : 2023-08-14
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Henry, ketua geng Serigala Darah

    Di pinggiran kota Eco.Sekitar lima ratus meter dari sebuah bangunan rumah pribadi sangat besar dan megah yang berdiri di area sekitar hutan dan di kaki pegunungan, Arinda menghentikan mobilnya dan segera mematikan mesin. Menghentikan mobil jauh dari jalan menuju ke rumah pribadi, yang memiliki halaman sangat luas itu, Arinda tampak ragu-ragu selama beberapa waktu.Berbeda dengan Arinda yang ragu-ragu, Rendy-lah tampak tidak memikirkan apapun dan segera keluar. "Tunggu disini." Melihat Rendy yang telah keluar mobil, Arinda semakin bimbang dan tidak tahu apakah harus membiarkannya masuk sendirian atau mengikutinya. Mengingat bahwa rumah Henry ini jauh dari pemukiman, jika terjadi sesuatu, siapa yang akan mengetahuinya?Jika seandainya Rendy masuk, dan tidak bisa lagi kembali, bagaimana dirinya menjelaskan pada Komisaris? Tapi, pria ini sangat menyebalkan dan menjijikkan!Dirinya sudah mengingatkan beberapa kali bahwa Henry ini adalah penjahat kejam yang tak kenal hukum! Tapi kenap

    Last Updated : 2023-08-14

Latest chapter

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Tang Lian

    Tuan Cheng merasa ragu dengan apa yang Bella berikan, dan mencoba membukanya hanya untuk terdiam saat melihat apa yang ada di dalamnya. Tidak ada bedak atau peralatan kecantikan di dalam wadah kosmetik sepuluh sentimeter persegi itu, melainkan tampilan layar hijau penuh dengan dua titik yang tampaknya berjarak cukup jauh. "Itu adalah radar yang telah aku persiapkan," Bella menjelaskan sambil menunjukkan titik merah kecil di layar, "Titik merah di tengah adalah tempat dimana kita sedang berada, sedangkan titik yang ada di depan adalah Sima Cho berada." "Jadi, sebenarnya...." Tuan Cheng segera mengerti dan melihat kearah dua pria dan wanita di depannya. Bella membenarkan dan sekali menjelaskan, "Kami memang memiliki radar dan tahu dimana Sima Cho berada, dan kemungkinan besar dia akan menuju tempat Sekte Misterius itu berada. Tapi kami tidak tahu medan di pegunungan ini, jadi kami akan meminta Tuan Cheng untuk menunjukkan jalannya." "Jadi begitu...." Tuan Cheng sekali lagi melihat

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Kelinci

    Pagi hari. Saat cuaca masih dingin, tapi cahaya matahari mulai naik, Tuan Cheng yang masih tertidur di tenda mulai membuka matanya, dan berkedip beberapa kali sebelum melihat sekelilingnya beberapa waktu. "Aduh...." Mengelus tengkuk lehernya yang tiba-tiba terasa sakit, kedua matanya tiba-tiba terbuka lebar dan seketika berdiri. "Benar... Kemarin malam...." Pria paruh baya itu tiba-tiba berlari keluar tenda dan berteriak. "Tuan Red! Tuan Red! Bahaya!" Dengan berteriak dan berlari terburu-buru, Tuan Cheng yang tampak panik segera tiba di tempat Rendy berada. Di sana, Rendy ternyata sudah bangun dan sedang minum kopi, tampak santai dan tenang menoleh ke arahnya. "Baru bangun?" "Ya.. yah!" Menjawab sambil mencoba mengatur nafasnya, Tuan Cheng kembali menjadi panik dan buru-buru berkata, "Itu, Tuan Sima, dia... Dia pergi! Saat saya bangun tadi, saya tidak melihat tanda-tandanya. Selain itu... Saya ingat jika kemarin malam--""Oh... Apakah Tuan Cheng sudah bangun?" Suara Bella memot

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Legenda

    "Demi Dewa! Apakah dia Manusia?" Satu penembak jitu di atas tebing tampak terkejut dan tidak percaya saat melihat sosok Rendy melalui teropong. "Jangan banyak bicara! Kita harus cepat pindah lokasi!" Satu sniper lain segera memperingatkannya dan mulai berbalik. Tapi, "bom" segera terdengar dan menghentikannya keduanya untuk bergerak lebih jauh. Berdiri di atas tebing, dua orang itu sangat terkejut dan berhenti bergerak saat menyaksikan sesosok manusia berjalan dari gumpalan awan es. Tapi keduanya segera tersadar dan mengambil pistol. "Dor!""Dor!"Dua tembakan pistol terdengar, tapi sosok Rendy telah menghilang dari hadapan keduanya. "Dimana bocah itu?" "Apakah kita menjatuhkannya?" Keduanya saling bertanya dengan aksen Mandarin, tapi kemudian berhenti saat mendengar suara acuh tak acuh di belakangnya. "Apakah kalian mencariku?" "Kau?" Keduanya kembali terkejut dan berbalik saat mendengar Rendy juga menggunakan aksen Mandarin. Tapi Rendy tidak lagi basa basi dan sudah muncul

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Keraguan Tuan Cheng

    Siang hari, kelompok Rendy akhirnya tiba di Kota Babao. "Kota Babao sebenarnya adalah kota yang sudah ada di Pegunungan Qilian. Jika seseorang ingin mendaki gunung, ini adalah titik awal pendakian." Tuan Cheng mulai menjelaskan kepada Rendy. Setelah melakukan perjalan setengah hari bersama-sama, Tuan Cheng mengetahui bahwa pemimpin dari kelompok mereka adalah Rendy. Awalnya dia berpikir bahwa Rendy sedang melakukan pendakian atau berwisata ke Pegunungan, tapi dia menemukan bahwa pria ini tidak terlihat seperti seorang pendaki. Dikatakan sebagai turis juga bukan, meskipun Bella, wanita itu terlihat terlalu cantik untuk menjadi seorang pendaki, dia juga tidak terlihat sebagai orang yang sedang berlibur. Di situlah Tuan Cheng merasa ragu, tapi dia masih menjelaskan hal-hal tentang Pegunungan Qilian sebagai seorang profesional. "Menurut koordinator yang di berikan oleh Tuan Sima Cho, kita akan menuju ke Gunung Qilian yang dikatakan perbatasan akhir ke Gunung Kunlun. Untungnya itu mas

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Mempersiapkan diri

    Mengetahui bahwa saat tiba di Kota Xining adalah sore hari, Rendy memutuskan untuk pergi ke Pegunungan Qilian esok hari. Bukan karena dia terlalu lama membuang waktu, tapi ada hal yang perlu dia lakukan untuk saat ini. Mengorek informasi dari Sima Cho, bahwa ada sebuah Sekte budidaya di Pegunungan Qilian, Rendy berpikir bahwa kekuatannya saat ini masih terlalu lemah. Meski tidak bisa di pastikan kebenarannya, Rendy memilih untuk mempersiapkan dirinya sendiri, bagaimanapun itu adalah sebuah Sekte. Jadi, pada malam harinya, Rendy sudah duduk di dalam kamar hotel sambil mengeluarkan kalung yang dia dapatkan dari Dayana. Keluarga Magata mungkin berpikir bahwa kalung warisan Keluarga mereka bukanlah sesuatu yang istimewa, tapi Rendy tahu bahwa itu adalah hal yang langka di bumi. Batu Spiritual. Batu yang memiliki energi spiritual antara langit dan bumi, itu adalah batu yang di gunakan oleh Dayana sebagai kalung. Berbicara tentang batu spi

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Qinghai

    Wajah Rendy kali ini menjadi dingin, dan membuat tubuh Sima Cho gemetar ketakutan. Benar-benar sangat takut, Sima Cho seketika jatuh ke tanah dengan air kencing yang mulai membasahi celananya. Sima Cho, pria dewasa dan dihormati di manapun berada itu sebenarnya mulai kencing di celana. "Hum?" Ketika Rendy melihatnya, seketika dia mengerutkan keningnya dan berhenti. Tapi dia tidak peduli dengan keadaan Sima Cho dan dengan dingin berkata, "Jangan berpikir bahwa aku akan melupakan semua perbuatanmu." "Bang!" Seketika Sima Cho menjatuhkan kepalanya ke tanah dengan keras dan bersujud kepada Rendy. "Tu-tuan.... Master... Grandmaster... Tuan Yang Agung! Sa-sa-saya... Mengaku salah! Tolong ampuni nyawa saya.... Apapun akan saya lakukan untuk menebus semua dosa-dosaku." "Apa menurutmu nyawamu setimpal dengan semua yang telah kamu lakukan?" Nada suara Rendy terdengar sangat dingin. Mengingat tentang kematian kedua orang tuanya, dan keberadaan adik perempuannya yang tidak diketahui, apa

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Raungan Naga

    "Ledakan!"Energi di seluruh tubuh Ba Ringin meledak, dan dengan raungan, harimau di belakangnya mulai bergerak. "Bom.""Bom." "Bom."Seolah-olah terjadi gempa bumi, harimau raksasa itu seolah-olah membawa kehancuran saat bergerak. "Rooarr!" Membuka mulutnya, dan berlari di tanah, harimau itu meninggal kekacauan di belakangnya. "Menarik...." Tidak memiliki waktu untuk berkomentar, Rendy mulai serius dan memasang kuda-kuda. Meremas jari-jari di tangan kanannya, waktu di sekitar Rendy tiba-tiba berhenti, kemudian bergetar, dan dengan "ledakan" raungan Naga seketika terdengar. "Groooarrh!!" Meninju udara di depannya, kepala Naga Merah, seperti sebuah darah kental terbang dari balik tinju Rendy. Memiliki ukuran yang sama dengan harimau raksasa di sisi lain, keduanya akhirnya bertemu. "Boom!""Boom!"Dunia seakan-akan mengalami kehancuran, bumi mulai bergetar, debu dan angin tiba-tiba datang menghantam segalanya. "Boom!" Seolah-olah ada gunung yang meletus, suara ledakan itu te

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Duel

    "Kamu?" Wajah Ba Ringin kali ini menunjukkan ekspresi yang berbeda. Tidak lagi mengabaikan atau meremehkan pria muda di depannya, Ba Ringin mulai melihatnya dengan tatapan serius dan waspada. Karena barusan, satu serangan Rendy memberikan banyak dampak pada tangan dan pikirannya. Rasa sakit dan kesemutan pada pergelangan tangannya membuktikan bahwa apa yang dilakukan Rendy sebelumnya bukanlah sesuatu yang bisa di anggap remeh. Dari kejadian itu, Ba Ringin juga harus berpikir dan yakin bahwa pria ini memiliki kedudukan yang sama dengannya. Tidak! Ba Ringin melihat sesuatu yang berbeda dan membuat keningnya berkerut. "Grandmaster... Apakah kamu seorang Grandmaster?" Tidak menjawab, Rendy hanya memberikan senyum tipis, dan berkata, "Jika kamu tahu, sebaiknya kamu segera menyingkir." "Hehehe...." Tiba-tiba Ba Ringin tertawa kecil dan melihat Rendy dengan pandangan berbeda. Itu seperti pertama kali melihatnya, ada sedikit antispasi dan harapan di kedua matanya. Tapi tidak ada lagi

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Ba Ringin

    "Ini...."Dua teman dan dua orang di dalam villa secara bersamaan terkejut saat melihat kejadian itu. Tapi Rendy tidak memperdulikan reaksi di sekitarnya, dan sekali lagi bergerak. Sama seperti yang muncul di cctv sebelumnya, gerakan Rendy kali ini benar-benar cepat dan mustahil untuk dilihat melalui mata telanjang. Apa yang muncul di layar cctv hanya sebuah bayangan yang meluncur pada dua orang di sisi lain yang masih terkejut selama seperkian detik, dan dua kali suara tubuh teredam terdengar. "Bam.""Bam." Dua tubuh yang jatuh ke tanah sejauh sepuluh meter, dan tidak lagi bergerak menjadi kengerian yang segera Sima Cho rasakan. Jantungnya berdetak kencang, dan ketakutan mengakibatkan keringat dingin membasahi punggungnya. Abnormal. Adalah kata-kata yang bisa Sima Cho pikirkan. Tidak pernah sekalipun dia berpikir bahwa ada manusia yang memiliki kekuatan semacam itu. Sepanjang hidupnya, pemandangan semacam ini adalah pertama kalinya dia temui.Dua orang Seniman Beladiri Kuno t

DMCA.com Protection Status