.....
Para pelayan dan maid di kediaman Duke Dorian berlarian menuju ruang baca setelah mendengar teriakan Pangeran Nathaniel. Sesampainya mereka di ruangan tersebut, terlihat Pangeran Nathaniel melemparkan cangkir teh ke arah dinding dengan napas memburu. Bunyi pecahan cangkir tersebut sukses mengagetkan semua orang.
Atmosfer di ruangan itu berubah tegang. Wajah Pangeran Nathaniel merah padam, ia begitu murka. Anehnya, Lady Koa yang duduk tepat di hadapan pangeran justru terlihat santai sembari menyesap pelan tehnya.
Pangeran Nathaniel menatap dengan sorot mata tajam penuh amarah ke arah para pekerja di kediaman Duke Dorian. "Apakah pelayan di kediaman Duke Dorian tidak pernah diajari tata krama! Berani-beraninya kalian menerobos masuk kemari, mengganggu acara minum tehku bersama Lady Koa!" teriak Pangeran Nathaniel melampiaskan kemarahannya pada mereka.
Para pelayan dan maid itu hanya bisa terdiam sambil menundukkan kepala. Tak ada satupun dari mereka yang berani membalas perkataan Pangeran Nathaniel. Kepala Pelayan yang juga berada di sana segera melirik ke arah Lady Koa.
Tak butuh waktu lama sampai Koa menyadari lirikan mata Kepala Pelayan. Ia letakkan cangkir teh miliknya ke atas meja dan mengisyaratkan kepada mereka untuk mundur dan jangan ikut campur.
Paham akan perintah yang Lady-nya berikan, Kepala Pelayan langsung memerintahkan para pelayan dan maid yang lain untuk meminta maaf kepada Pangeran Nathaniel, kemudian pamit mengundurkan diri dan pergi meninggalkan ruangan.
Sepeninggalan para pekerja tersebut, ruangan sejenak berubah sunyi. Hanya bunyi air mengalir dari pancuran di tengah kolam ikan hias milik kediaman duke yang sayup-sayup terdengar dari luar.
"Lady, jika kau sedang bergurau, ini tidak lucu sama sekali," ujar Pangeran Nathaniel dengan amarah yang tersirat di dalam ucapannya. Putra ke-4 Raja Alden dari selir ke-3 nya ini berusaha keras menenangkan diri. Ia duduk kembali di kursinya, menunggu jawaban yang ia harapkan dari Lady Koa.
"Tidak Yang Mulia. Saya bersungguh-sungguh dengan ucapan saya," jawab Lady Koa mantap - tanpa keraguan sedikit pun. Lady Koa nampak tersenyum tipis sembari mengangkat kembali cangkir teh miliknya. Langkah pertama dari rencanaku adalah berpisah darimu, Pangeran.
Pangeran Nathaniel menguatkan kepalan tangannya. Ia berusaha agar tidak lepas kontrol lagi di hadapan Lady Koa Dorian, sang tunangan. Laki-laki pemilik rambut pirang yang berkilau bagai sutra itu menghela napas panjang.
Di Kerajaan Elinor sendiri, rambut pirang keemasan adalah lambang keturunan raja. Bukti bahwa dia seorang royalty.
Aku tidak boleh melepaskan Lady Koa. Ini tidak boleh terjadi, batin Nathaniel gelisah. Matanya yang beriris biru terang itu menatap Lady Koa sendu. Berusaha mendapatkan simpati dari gadis itu. "Apakah Duke Dorian sudah mengetahui keputusanmu ini Lady?"
Koa sekali lagi hanya tersenyum tipis. Tentu saja Nathaniel tidak akan melepaskanku begitu saja. Dorian Dukedom adalah salah satu kekuatan dari fraksi netral di Kerajaan Elinor yang harus ia gandeng jika ia ingin naik tahta. Apabila pertunangan ini sampai batal, maka Nathaniel akan kehilangan salah satu kartu truf-nya.
"Saya akan segera memberitahu Duke Dorian setelah pertemuan kita hari ini Yang Mulia," jawab Koa dengan gestur tubuh yang begitu anggun.
Pangeran Nathaniel mulai kebingungan. Ia kehabisan akal. Entah kenapa ia merasa jika Lady Koa berubah menjadi begitu keras kepala sekarang. Padahal dulu, merayu Koa adalah hal mudah baginya. Ia hanya perlu membisikkan pujian dan kata-kata manis, Koa akan menurutinya tanpa bertanya lagi. "Apa aku tanpa sengaja pernah membuatmu tersinggung atau membuatmu sakit hati Lady?" tanya Nathaniel hati-hati.
Koa terkekeh sembari membenarkan posisi duduknya yang dirasa kurang nyaman. "Jika yang Anda tanyakan saat ini, tidak ada Yang Mulia," jawab Koa mantap.
Nathaniel mengangkat sebelah alisnya, merasa bingung. Ia menyadari ada kejanggalan dari jawaban yang Koa berikan. "Apa maks--"
Bunyi ketukan mengalihkan perhatian Koa dan Nathaniel. Keduanya kompak melihat ke arah pintu ruang baca. Salah seorang ksatria kerajaan yang bertugas sebagai pengawal pribadi Nathaniel meminta ijin untuk masuk ke dalam.
"Ada apa?" tanya Nathaniel berang karena telah diganggu.
"Raja Alden memerintahkan Anda untuk sesegera mungkin kembali ke istana, Yang Mulia." Jelas Sir Jonas.
Nathaniel berdecak kesal. Kenapa Raja tiba-tiba memanggilku? Tua bangka itu masih suka berbuat semaunya, batin Nathaniel gusar.
"Sebaiknya pertemuan kita akhiri sampai di sini saja Yang Mulia. Saya harap Yang Mulia dapat menerima permohonan saya," ujar Koa, kemudian bangkit dari tempatnya duduk.
"Tapi Lady Koa, ak--"
"Yang Mulia, sebaiknya Anda segera kembali ke istana. Tidak baik membuat Raja menunggu," potong Lady Koa cepat sebelum Nathaniel sempat menyelesaikan ucapannya. Dapat Koa temukan keraguan di wajah pria itu. Pasti panggilan ini berkaitan dengan penyerbuan Kerajaan Nesrin di perbatasan utara, batin Koa menduga.
Lima tahun belakangan ini, Kerajaan Elinor yang biasanya tentram dan damai mendapatkan gangguan dari kerajaan-kerajaan tetangga. Salah satunya adalah Kerajaan Nesrin. Konflik antar kerajaan ini mulai terjadi setelah ditemukannya sumber pertambangan berlian baru di wilayah Kerajaan Elinor.
Keberadaan pertambangan baru tersebut nyatanya meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Pertambangan ini menghasilkan berlian dengan jumlah yang melimpah dengan kualitas batu superior. Berkatnya, Elinor berhasil memonopoli pasar berlian dunia dan menjadikan Elinor sebagai salah satu kerajaan terkaya di benua ini.
Namun sayang, raja yang memimpin Elinor sekarang sedikit tamak dalam urusan harta. Ia sengaja tidak memberikan kesempatan kepada kerajaan lain untuk ikut andil dalam urusan perdagangan batu mulia dunia dan meraup semua keuntungan untuk kerajaannya sendiri.
Hal tersebut menyulut emosi dan kecemburuan dari kerajaan yang lain. Konflik antar negara akhirnya tidak dapat terhindarkan. Pilihan yang mereka ambil atas sikap Elinor yang egois ini adalah melakukan penyerangan dan berusaha menjajah Elinor.
"Maafkan aku Lady. Aku harus kembali ke istana sekarang juga," ujar Nathaniel akhirnya menyerah. Ia meraih lengan Koa dan mencium punggung tangannya lembut. "Namun perlu kau ingat, aku masih belum menyetujui pembatalan pertunangan kita ini," lanjut pria itu sebelum akhirnya melepaskan tangan Koa dan melangkah pergi.
.....
Akhirnya dia pergi juga, batin Koa merasa lega.
Koa terlihat menggosokkan punggung tangannya pada bagian rok di gaun yang tengah ia pakai. Raut wajahnya tampak kesal. Ia kembali duduk dan menyandarkan kepalanya di puncak kursi. Mata merahnya menyorot keluar jendela - memandang taman milik keluarganya yang terkenal luas dan indah.
Aku rasa rencana ini akan sulit untuk diwujudkan, pikir Koa setelah mengingat kembali reaksi dari Nathaniel. Pembatalan pertunangan dengan Keluarga Kerajaan memang bukanlah hal yang mudah. Selain keputusan dari pihak yang bertunangan, perlu juga persetujuan dari raja.
Koa Dorian adalah putri semata wayang Duke Dorian dari hubungan gelapnya bersama seorang maid. Ia diangkat menjadi anak sah oleh Duchess Dorian untuk menghindari desas desus buruk yang bisa merusak reputasi Keluarga Dorian. Koa Dorian sendiri mendapatkan julukan 'Putri Cantik nan Bodoh' karena kepolosannya. Lady yang dibutakan oleh kekayaan dan kemewahan hingga tidak tahu kejamnya dunia luar.
Koa tertawa saat mengingat bagian prolog pada novel yang pernah dibacanya dulu.
Posisi Lady Koa sebagai pewaris tunggal Dorian Dukedom dimanfaatkan oleh Pangeran Nathaniel agar bisa mendapatkan dukungan dari Duke Dorian dalam usahanya mencalonkan diri menjadi Putra Mahkota Kerajaan Elinor.
Dorian Dukedom merupakan anggota utama fraksi netral. Mereka memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pemerintahan Kerajaan Elinor. Hal tersebutlah yang membuat Nathaniel akan sangat diuntungkan jika bisa menggandeng Dorian dalam persaingan perebutan tahta.
Diceritakan, setelah perjalanan panjang, usaha Nathaniel akhirnya membuahkan hasil. Ia sukses menikahi Koa, kemudian memenangkan voting suara dari para bangsawan dan rakyat yang membuatnya berhasil naik tahta menjadi raja.
Kisah di novel berlanjut pada karma perselingkuhan yang dilakukan Duke Dorian terhadap istrinya dulu yang kini dibalaskan pada kehidupan pernikahan Lady Koa, satu-satunya keturunan yang Duke Dorian miliki. Setelah Lady Koa resmi menjadi Queen Consort, Nathaniel yang saat itu telah menjadi raja melakukan perselingkuhan dengan putri count pinggiran. Mereka menjalin hubungan terlarang tersebut di belakang Lady Koa hingga memiliki seorang putra. Koa yang polos dan terbutakan oleh cintanya pada Nathaniel hidup sebagai ratu yang tidak tahu apa-apa.
Koa menghela napas panjang saat mengingat bagian ini. Ia merasa kasihan sekaligus jengkel pada kebodohan gadis itu.
Walaupun memerlukan waktu yang cukup lama, pada akhirnya Koa menyadari perselingkuhan yang dilakukan Nathaniel. Itupun baru ia ketahui setelah Nathaniel dengan sengaja membawa putri count pinggiran tersebut beserta anak hasil perselingkuhan mereka ke istana.
Koa begitu marah. Ia melampiaskan emosi pada keduanya. Namun tindakannya justru membuat Nathaniel menceraikannya dan mengembalikan Lady Koa ke Dorian Dukedom.
Duke Sander Dorian tentu saja tidak terima saat mengetahui keturunannya diperlakukan buruk oleh Keluarga Kerajaan. Terlebih lagi oleh Nathaniel yang notabennya berhasil menjadi raja berkat bantuan dari Dorian Dukedom. Duke Dorian segera melayangkan protes pada istana. Sialnya, bukannya mendapatkan keadilan, protes tersebut justru membuatnya dikirim oleh Nathaniel ke medan pertempuran.
Mau tidak mau, Duke Dorian terpaksa mematuhi perintah Raja. Selain karena itu perintah langsung dari orang nomor 1 Elinor, ia juga mendapatkan ancaman. Duke Dorian memilih mengalah dan pergi ke medan perang demi keselamatan keluarga dan rakyat dukedom-nya. Umurnya saat itu sudah tua, dan ia tidak lagi sekuat dulu. Duke Dorian berakhir meninggal dalam peperangan.
"Nathaniel memang sengaja mengirimkan Duke Sander Dorian ke medan perang untuk menyingkirkan pria itu. Dengan gugurnya Duke Sander Dorian, maka posisi kepemimpinan di Dorian Dukedom kosong. Koa tidak mungkin menggantikan ayahnya, mengingat gadis itu bahkan tidak tahu caranya memimpin ataupun mengelola keuangan."
Dorian Dukedom termasuk salah satu wilayah terkaya di Kerajaan Elinor karena merupakan jalur utama perdagangan dunia. Wilayah laut di sebelah selatan Elinor seluruhnya adalah milik Dorian Dukedom. Akan tetapi karena kosongnya kursi kepemimpinan setelah kematian Duke Sander, perekonomiain Dorian berakhir kacau. Korupsi terjadi dimana-mana karena kurangnya pengawasan. Rakyat Dorian pun jatuh miskin.
Kekacauan yang semakin memburuk membuat rakyat protes kepada istana. Mereka menyalahkan Lady Koa, satu-satunya keturunan mendiang Duke Sander karena tidak bisa menjalankan tugasnya dengan becus. Protes yang terus mengalir dari rakyat membuat Raja Nathaniel memutuskan untuk mencabut titel kebangsawanan mantan istrinya tersebut dan memberikan hukuman dengan mengasingkannya ke pinggiran. Pemerintahan Dorian Dukedom dialihkkan dan bergabung dengan Leander Dukedom.
"Semua itu terjadi sesuai dengan rencana Nathaniel. Ia memanfaatkan pengaruh Dorian Dukedom untuk memperkuat posisinya. Setelah mendapatkan apa yang ia mau, Nathaniel menghancurkan kampung halaman Lady Koa. Habis manis, sepah dibuang," Koa tertawa pahit saat mengingat bagian akhir - penghianatan kekasih yang sangat dicintai oleh Lady Koa Dorian.
"Tapi sekarang, aku bukanlah Si Lady Bodoh itu lagi. Aku tidak akan membiarkan kehidupan baruku ini hancur di tangan pria brengsek itu," seru Koa yakin.
.....
.....Panti asuhan tempatku dirawat merupakan milik salah satu pengusaha konglomerat di kota ini. Karena dibawahi langsung oleh perusahaan besar, kehidupan anak-anak di panti asuhan kami serba berkecukupan. Orang-orang menyebut tempat kami dibuang dan dibesarkan ini sebagai panti asuhan elit.Baik pendidikan, kesehatan dan papan sandang, semuanya terpenuhi tanpa terkecuali. Semua anak-anak yang tinggal di sini tumbuh dengan baik dan sehat."Tidak apalah jika kami tidak punya orang tua. Kami sudah cukup bahagia bisa berada di sini." Begitulah kira-kira yang akan anak-anak panti ucapkan jika seseorang mengejek mereka tidak punya orang tua.Sayang, meskipun anak-anak ingin tinggal selamanya di panti, aturan yang dibuat oleh pihak perusahaan menuliskan bahwa mereka hanya bisa tinggal di sana sampai lulus sekolah menengah atas saja. Setelah mereka lulus, mereka wajib keluar dari tempat ini.Suatu hari, saat tiba waktunya aku pergi, kabar gembira datang
.....Hari ini Koa tidak bisa berdiam diri di rumah seperti biasanya. Ia terpaksa keluar bersama Madam Cleo untuk membeli beberapa gaun pesta yang akan mereka kenakan di acara Debuntante Ball Putri Zehra. Hari ini tujuan mereka adalah Dorian Plaza yang letaknya berada di pusat kota."Duchess, kenapa Anda mau repot-repot membantu saya untuk mencari gaun?" tanya Koa sembari membenarkan sarung tangan kulitnya yang terasa longgar.Madam Cleo nampak terkejut dengan pertanyaan yang diajukan putri angkatnya itu. Ia merasa sedikit heran. Selama ini, sosok Koa yang ia kenal tidak pernah sekalipun berani mengajaknya berbincang. Biasanya gadis itu hanya diam dan baru menggerakkan bibirnya jika ditanya."Tentu saja karena terpaksa. Jika bukan Lord Sander yang meminta, malas sekali aku pergi denganmu," jawab Madam Cleo jujur dengan nada sengit.Koa tersenyum sekilas mendengar jawaban tersebut.Hubungan Lady Koa dan Madam Cleo bisa dikatakan tidak harmoni
.....Koa terlihat ragu saat mengangkatkan tangannya untuk Pangeran Zielle. Ia tersenyum canggung ketika putra satu-satunya dari Ratu Zelda itu mencium lembut punggung tangannya."Lady Dorian. Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di tempat ini," ucap Pangeran Zielle penuh keramahan.Mau apa dia? Di novel, Koa dan Zielle tidak pernah sekali pun bicara satu sama lain. Berpapasan saja mereka tidak pernah, batin Koa gelisah."Salam hormat saya Yang Mulia Pangeran Zielle," sapa Koa – menganggukan kepalanya anggun, yang kemudian diikuti oleh Elena dan Sir Ethan.Pangeran Zielle melirik para pengawal istana yang berdiri tak jauh dari tempatnya. Pria itu lantas memerintahkan kepada mereka untuk menepi dan memberikan ruang agar ia bisa berbincang santai dengan Koa.Koa yang paham, segera mengisyaratkan hal sama kepada para bawahannya."Lady, apakah kau mau menikmati secangkir teh bersamaku?" tanya Pangeran Zielle menawarkan
....."Lord Sander, surat untuk Anda."Philip, Kepala Pelayan di kediaman Duke Dorian meletakkan nampan berisi sepucuk surat di atas meja kerja sang duke."Kapan surat ini datang?" tanya Duke Sander sembari membuka segel surat menggunakan pisau lipat kecil."Siang ini, Lord."Duke Sander Dorian mengangguk paham. Dibentangkannya lipatan kertas yang merupakan isi dari surat tersebut. Dahinya nampak berkerut saat mengetahui pesan yang tertulis di dalamnya."Cleo dan Koa. Apakah mereka sudah kembali ke mansion?" tanya Duke Sander mencari dua perempuan kesayangannya itu."Mereka sudah tiba semenjak sore, Lord Sander." Jawab Philip."Ah, begitu."Duke Sander melanjutkan pekerjaannya, namun tidak ada satu menit ia kembali beristirahat. Ia menoleh ke arah Philip yang masih bertahan di ruang kerjanya. Merasa ganjil karena biasanya Philip akan langsung pergi jika urusannya sudah selesai."Masih ada yang ingin kau sampaikan?
.....Elena menemani dan membantu Madam Cleo untuk bersiap-siap – bersama dengan Bella, seorang penata rias terkenal di Kerajaan Dorian yang dipanggil secara pribadi ke kediaman Duke Sander. Bella meraih sebuah cermin kecil dari dalam kotak kayu berukuran sedang dan memberikan benda tersebut kepada Madam Cleo agar wanita itu bisa melihat lebih detail hasil pekerjaannya.“Madam, anda cantik sekali,” puji Elena pada istri Duke Sander.Madam Cleo menatap bayangannya sendiri, lantas tersenyum puas dengan hasil pekerjaan penata rias dan maid pribadinya itu. “Sempurna,” seru Madam Cleo memberikan pujian.Madam Cleo kemudian berdiri dan meletakkan cermin tersebut ke atas meja rias. “Ah benar, kalian jangan sampai lupa untuk menyiapkan gaun cadanganku. Langsung saja masukkan benda itu ke dalam bagasi kereta,” perintah Madam Cleo pada para maidnya.Tanpa membuang waktu, para gadis pekerja di kediaman Duke Dorian seg
.....Koa merasa sangat beruntung karena Madam Cleo tiba-tiba saja menarik dirinya untuk bergabung dengan grub sosialita wanita itu. Jika tidak, mungkin saja Koa akan jatuh pingsan karena lupa caranya bernapas akibat terlalu gugup sekarang.Koa sadar, ada yang aneh dengan dirinya. Ini bukanlah kali pertama Koa bertemu dengan pria tampan. Tapi dengan Duke Leander, kenapa reaksinya berbeda? Hanya dengan mencium wangi tubuh pria itu saja membuat perutnya terasa geli seolah dipenuhi oleh ribuan kupu-kupu.Dia seperti lukisan hidup, batin Koa memuji sembari mencuri pandang pada Duke Leander yang kini sibuk berbincang dengan Duke Sander Dorian.Dari segi fisik, Duke Leander memiliki badan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tinggi pria pada umumnya. Mungkin sekitar 190 cm. Duke Leander juga memiliki bahu yang lebar dan otot tangan yang kekar. Hasil dari kerja fisik selama berada di dalam medan perang. Warna iris mata dan rambutnya yang
.....Aku terpaksa menerima ajakan Duke Leander karena orang-orang tidak mau berhenti melihat ke arah kami. Pria itu lantas meraih tanganku dan membawaku berjalan menuju lantai dansa. Aku hanya bisa diam membisu, mengikutinya dengan langkah ragu.Tak lama kemudian, kami berhenti di satu titik. Pria itu lantas membalikkan tubuhnya, membuat kami saling berhadapan. Ia menundukkan kepala, melihat ke bawah karena perbedaan tinggi badan kami yang cukup jauh. Dia seperti titan di mataku.Alunan lagu yang dimainkan oleh orkestra istana berganti lagi. Itu artinya dansa sesi pertama telah usai, dan sekarang berganti ke sesi berikutnya. Para pasangan yang belum mendapatkan kesempatan untuk berdansa di sesi pertama segera menempati posisi kosong yang ada di sekitar kami.“Bahumu terlalu kaku, Lady.” Bisik pria itu di telingaku.“Hahaha. Maafkan saya Duke,”ucapku canggung.Bagaimana mungkin aku bisa bersantai, sementara orang-oran
.....Koa baru saja kembali dari ruang kerja ayahnya. Tak banyak yang mereka bahas. Duke hanya menyampaikan permintaan maaf dari Duke Leander karena telah membuatnya berada dalam posisi yang sulit.Duke Sander mengatakan bahwa pria itu tidak mengetahui jika dirinya sudah bertunangan dengan Pangeran Nathaniel. Hal itu dikarenakan saat acara pertunangan tersebut dilaksanakan, Duke Leander tengah berada di perbatasan utara – berperang melawan Kerajaan Nesrin, membantu Duke Adler mempertahankan wilayahnya. Duke Leander sendiri baru saja kembali ke dukedom-nya beberapa minggu yang lalu setelah perintah dari Raja Alden— berkaitan dengan pertunangan antara dirinya dengan Putri Zehra diturunkan. Jadi wajar saja jika ia tidak tahu kabar terbaru di ibu kota.Yona mengambil gaun cadangan milik Koa yang tersimpan dalam koper. Sebuah gaun berwarna perak dengan model yang sederhana namun tetap terlihat mewah. Gaun modeloff shoulderyang membuat
…..Lady Xylia Denta, dengan keahlian dan pengetahuannya dalam ilmu sihir, merupakan salah satu guru terkemuka di Sekolah Sihir Kerajaan Chanceux. Setiap harinya, ia sibuk mengajar berbagai mata pelajaran magis kepada para siswa yang tertarik pada sihir. Dipenuhi dedikasi dan semangat, Xylia tidak hanya mengajarkan keterampilan dasar seperti mantra dan sihir pelindung, tetapi juga memperkenalkan konsep-konsep yang lebih kompleks seperti alkimia dan ramalan. Para siswa di bawah bimbingan Xylia diarahkan untuk mengasah bakat mereka dan mengeksplorasi potensi magis lebih dalam. Sebagai penyihir yang dihormati dan diakui, Xylia juga menjadi panutan bagi banyak siswa yang bercita-cita menjadi ahli sihir handal di masa depan.“Permisi, Profesor?” Helda, seorang siswa cerdas yang terkenal tekun sering kali menarik pehatian Xylia dengan pertanyaan-pertanyaan tajamnya. Hari ini, setelah kelas selesai, Helda mendekati Xylia dengan ekspresi ingin tahu yang khas di wajah. “Saya ingin bertanya ten
…..Perjalanan pulang dari istana terasa begitu menegangkan. Black duduk di atas kudanya dengan raut super serius yang menakutkan. Di sekitarnya, para ksatria yang bertugas mengawal terdiam dalam teror tak berujung. Mereka pun menyadari, suasana hati Black memang sudah buruk semenjak meninggalkan Leander.Oliver yang juga ikut mendampingi Black tak mau berpasrah diri. Ia lalu menarik tali kekang, bergerak maju supaya kudanya bisa sejajar dengan kuda Black. “Banyak bangsawan yang menyetujui proposal Anda, Lord. Ini hasil yang memuaskan,” ujarnya mencoba membuka obrolan.Black tetap melihat ke depan, hanya matanya saja yang melirik tajam ke arah Oliver. “Bisakah kita membahas urusan ini di kantor. Aku sedang lelah sekarang.”Reaksi dingin Black membuat gemetar semua orang, terutama Oliver yang berhadapan langsung dengannya. Ia pun tidak bertanya lagi, membiarkan suasana hening yang menyiksa itu mengiringi perjalanan pulang mereka.…..Seakan sudah hafal betul rutinitas harian nyonya mer
…..Koa terbangun dari tidur dengan perasaan tak nyaman. Perutnya terasa seperti tengah dibelai lembut oleh tangan yang akrab. Mata Koa terbuka perlahan, dan ia menemukan sosok suaminya, Black sedang berbaring di sampingnya. Semalam, Koa mengalami kram perut yang cukup parah sampai membuatnya sulit tidur. Beruntungnya Koa, Black dengan telaten mengurusnya. Sentuhan tangan Black yang hangat membuatnya merasa lebih baik.“Kau butuh sesuatu, Sayang?” tanya Black saat menyadari Koa menggeliat di dalam pelukannya. “Haus?”Koa menggelengkan kepala. “Saya baik-baik saja.” Wanita itu terdiam sejenak, merenung. “Apakah Anda sibuk hari ini?”“Mm, sedikit sibuk,” jawab Black sembari memainkan rambut panjang Koa. “Sore ini aku ada jadwal untuk pergi ke ibu kota.”“Urusan Anda dengan Pangeran Zielle?” Koa bertanya lagi, dengan rasa ingin tahu yang terselip dalam suaranya. “Benar?”“Benar.” Black mencium puncak kepala Koa, lalu mengeratkan pelukannya. “Kau tidak ingin aku pergi, Koa?”Koa kembali m
…..“Bisakah Anda tinggal lebih lama di sini? Setidaknya sampai cucu Anda lahir.”“Oh Koa sayang, sungguh maafkan aku. Seandainya bisa, aku pasti akan melakukannya.”Setelah beberapa hari menghabiskan waktu bersama di Leander Manor, tiba saatnya bagi Madam Adelaine, Xylia, dan Baron Denta kembali ke Chanceux. Koa dan Black mengantarkan mereka sampai gerbang utama, di mana kereta kuda yang akan membawa mereka pulang menunggu. Meskipun suasana sedikit melankolis, tetapi senyum hangat terus mengiringi momen perpisahan itu. Sebagai tuan rumah, Koa dan Black memberikan penghormatan dan juga ucapan terima kasih kepada orang-orang terkasihnya.“Sampai jumpa lagi, Sayang.” Madam Adelaine bergantian mencium pipi Koa dan pipi Black sebelum naik ke kereta. “Jaga kesehatan kalian.”Kusir menyentakkan tali kekang dan kereta kuda mulai bergerak meninggalkan gerbang. Dari tempatnya berdiri, Koa memperhatikan kepergian mereka dengan hati yang berat. Ia melirik ke arah Black yang berdiri tepat di sebe
…..Kedatangan kereta kuda istana menjadi sorotan di Leander Manor. Suara langkah kuda yang saling bersahutan memecah keheningan di sekitar mansion dan menarik perhatian para penghuninya. Koa yang kebetulan berada di taman manor segera mengedarkan pandangan, mencaritahu identitas dari rombongan tamu yang datang berkunjung.“Siapa mereka?” tanya Koa kepada Olga.“Pangeran Zielle dan Lady Aylin Otsana, Madam.”Dada Koa berdesir saat mendengar nama Aylin. Ingatan akan masa lalu yang pahit langsung melintas di dalam benak. Namun, bukannya perasaan gugup yang ia rasakan, justru perasaan bersalah yang lebih mendominasi. Koa ingat bahwa di antara mereka, dirinyalah yang memutuskan komunikasi secara pihak. Biarpun ada alasan dibalik sikapnya hari itu, Koa sama sekali tidak membenarkan tindakan egoisnya tersebut.Sementara itu, Black, beberapa pelayan dan ksatria Leander terpantau sudah menanti di depan gerbang untuk menyambut tamu istimewa mereka. Saat kereta memperlambat laju dan berhenti di
…..Kepanikkan mengintari Koa saat undangan minum teh dari Madam Adelaine datang kepadanya. Meskipun Koa telah resmi menjadi bagian dari Keluarga Leader setelah menikah dengan Black, hubungannya dengan ibu mertua masih terbilang kaku. Karena kesibukan masing-masing, mereka baru bisa bertemu lagi sekarang setelah pertemuan terakhir mereka di pesta resepsi.Berjalan santai menyeberangi halaman menuju rumah kaca, Koa menyadari betapa senyapnya mansion setelah ditinggalkan para tamu. Kendati sepi, situasi tersebut tidak serta-merta menghilangkan kemegahannya. Justru terkadang, terlalu banyak manusia malah membuat mansion menjadi sesak dan tidak layak untuk dipandangi. Contohnya, bangunan rumah kaca yang menurut cerita Black, dulu dirawat Madam Adelaine dengan sangat telaten. Sebelum pulang ke rumah keluarga besarnya di Kerajaan Chanceux, Madam Adelaine sering menghabiskan waktunya di tempat itu, merawat tanaman-tanaman eksotis, merangkai bunga-bunga cantik yang dipetiknya sendiri.“Terima
…..Leander Manor telah terbangun dari hiruk pikuk pesta semalam. Seluruh jendela dibuka lebar-lebar, membiarkan udara segar dari hutan sekitar mengusir sisa euphoria perayaan. Dari arah timur, sinar matahari menyusup melalui celah-celah bangunan, menghangatkan pagi yang sebentar lagi beranjak siang. Suara langkah kaki ringan mulai terdengar di setiap lorong, menandakan awal dari hari yang baru.Kesan damai dan santai ini justru berbanding terbalik dengan suasana di kamar tidur utama manor. Dokter Manuel Soriano, seorang spesialis kandungan terkemuka yang dipanggil langsung oleh Black dari ibu kota, tengah melakukan pemeriksaan yang cermat terhadap pasiennya, Koa Dorian. Atmosfer tegang tampak menyelimuti ruangan begitu Dokter Manuel meminta pasangan Leander duduk di sofa, menunggunya membacakan hasil pemeriksaan.“Madam, Anda memang benar sedang hamil. Dan berdasarkan perhitungan dari hari pertama menstruasi terakhir, kandungan Anda diperkirakan berusia lima minggu.”Koa meremas tang
…..Sebagai pemimpin Leander Dukedom, menjadi tugas Black untuk memperkenalkan Koa kepada banyak orang penting yang telah diundangnya ke pesta malam ini. Pertama-tama, ia memperkenalkan Koa kepada bangsawan dan aritokrat berpengaruh yang menjadi teman dekat dan mitra bisnis Leander. Sesuai dugaannya, mereka menyambut Koa dengan tangan hangat dengan tak henti-hentinya memberikan wanita itu ucapan selamat atas pernikahan mereka.Selanjutnya, Black memperkenalkan Koa kepada para pejabat pemerintah dan tokoh politik. Mengetahui betapa cerdasnya Koa, mereka tanpa ragu mengajak Koa mendiskusikan berbagai isu penting yang sedang dihadapi kerajaan. Namun ketika Koa mulai kewalahan, Black segera mengambil alih dan mengganti diskusi mereka ke topik yang lebih ringan.Selesai dengan orang-orang pemerintahan, Black membawa Koa bertemu dengan para tokoh budayawan dan para filantropis yang mendukung berbagai proyek amal Keluarga Leander. Orang-orang itu dengan semangat tinggi berbagi cerita tentang
…..Black berlari menyeberangi lautan pelayan yang terlihat berkumpul di depan kamar istrinya. Begitu mendengar kabar Joss memanggil Dokter William untuk memeriksa kondisi Koa, Black yang tidak tahu apa-apa tanpa ragu menghentikan rapat dan membubarkan semua orang. Ia bahkan mengabaikan Oliver dan meninggalkannya seorang diri di kantor bersama ribuan berkas laporan yang seharusnya mereka selesaikan sore ini sebelum pesta resepsi kedua dimulai.“Ada apa dengan Koa?” tanya Black kepada tiga bawahannya yang ikut menunggu di dalam kamar. Ia menatap mereka satu per satu, menuntut sebuah penjelasan. Ketika sudut matanya menangkap bayangan Koa, ia buru-buru menghampiri wanita itu. “Sayang, pagi ini aku lihat kau baik-baik saja. Kenapa sekarang wajahmu pucat sekali?”“L-lord, saya—“Duke,” panggil Dokter William. Ia menjaga sikapnya setenang mungkin, berusaha tidak memperkeruh keadaan. “Anda tidak perlu khawatir.”“Apa katamu? Setelah melihat wajah istriku sepucat ini, kau masih berani meminta