Share

Part 117

Penulis: Khakalara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-26 23:42:52

Happy Reading

Di balkon yang sama, beberapa minggu setelah acara gala dinner itu, Nara kembali duduk dengan secangkir teh hangat di tangannya. Pagi itu, udara terasa lebih segar, dan meskipun dunia di luar terasa penuh dengan tantangan, dia merasa lebih siap untuk menghadapi semuanya. Rehan duduk di sampingnya, mengenakan kaos santai, rambutnya sedikit acak-acakan setelah berolahraga pagi.

"Kamu tahu," Nara memulai, suaranya pelan, "sejak malam itu, aku merasa seperti ada perubahan dalam diriku."

Rehan menoleh, menatapnya dengan penuh perhatian. "Perubahan seperti apa?"

Nara menghela napas, matanya menyapu langit yang cerah. "Aku merasa lebih terbuka. Tidak takut lagi untuk menunjukkan siapa aku sebenarnya. Aku merasa... aku bisa merencanakan masa depan tanpa harus menyembunyikan diriku."

Rehan tersenyum, lalu mengulurkan tangan, menggenggam tangan Nara dengan lembut. "Aku sangat bangga padamu, Nara. Kamu menunjukkan keberanian yang luar biasa."

Nara menatap tangan mereka yang saling
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 118

    Happy ReadingBeberapa tahun kemudian, hidup Nara dan Rehan telah melalui banyak liku. Hubungan mereka, yang dulunya penuh dengan keraguan dan ketegangan, kini telah tumbuh menjadi sesuatu yang lebih kuat dari sebelumnya. Meskipun mereka telah melalui banyak cobaan—konflik keluarga, masalah pekerjaan, dan bahkan ketidakpastian tentang masa depan—mereka selalu menemukan jalan untuk berdamai dan melangkah maju bersama.Setiap masalah yang mereka hadapi seperti batu ujian, menguji keteguhan hati mereka, tapi juga mengajarkan mereka untuk lebih memahami satu sama lain. Dulu, Nara merasa bahwa dunia ini begitu gelap dan penuh dengan luka, tetapi kini, ia bisa merasakan cahaya yang mulai menerobos dari celah-celah kesedihannya. Bersama Rehan, ia belajar untuk memaafkan dirinya sendiri dan menerima kenyataan hidup dengan lebih lapang dada.Hari itu, setelah beberapa tahun berlalu, mereka memutuskan untuk pergi bersama ke sebuah tempat yang telah lama mereka tinggalkan—makam Aldo. Kehilangan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 119

    Happy ReadingSetelah perjalanan panjang dan banyaknya pelajaran hidup yang mereka jalani bersama, Nara dan Rehan semakin menyadari bahwa kebahagiaan tidak hanya datang dari pencapaian pribadi atau materi. Mereka mulai merasa terpanggil untuk memberikan kembali kepada masyarakat, untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Suatu pagi, Rehan mendapat undangan untuk ikut serta dalam acara bakti sosial yang diadakan oleh sebuah panti sosial di pinggiran kota. Nara, yang selama ini lebih sering terlibat dalam kegiatan sosial, mengajak Rehan untuk ikut serta. "Ini bukan hanya tentang memberi, Rehan," kata Nara dengan tulus. "Tapi tentang merasakan, tentang membuka mata kita pada kenyataan yang sering terabaikan."Rehan yang biasanya terfokus pada dunia bisnis, sedikit terkejut dengan ide tersebut. Dia tumbuh dalam kemewahan, dan meskipun memiliki banyak empati, ia tidak pernah merasakan betapa sulitnya hidup dalam keterbatasan. Namun, melihat ketulusan Nara dan semangatnya, ia akhirnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 120

    Happy ReadingSetelah melalui banyak rintangan, kesulitan, dan pembelajaran, Nara dan Rehan akhirnya sampai pada titik yang sangat penting dalam hubungan mereka. Meskipun mereka telah membangun hubungan yang lebih baik, masing-masing dengan ketakutan dan keraguan yang datang dari masa lalu, mereka mulai merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk melangkah lebih jauh.Suatu sore yang cerah, di sebuah kafe kecil yang mereka sering kunjungi, Nara dan Rehan duduk berdua, menikmati secangkir kopi hangat. Suasana di sekitar mereka tenang, hanya terdengar suara percakapan lembut dari meja-meja lainnya.Nara menatap Rehan, matanya penuh kehangatan, namun ada sedikit keraguan yang tersirat. "Kamu tahu, Rehan, kita sudah melalui banyak hal bersama. Banyak kebahagiaan, banyak kesedihan. Aku merasa kita sudah tumbuh bersama. Tapi aku juga merasa ada satu langkah besar yang mungkin harus kita ambil. Kita sudah begitu jauh, bukan?"Rehan memandang Nara dengan tatapan yang penuh pengertian. "Aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 121

    Happy ReadingSetelah pernikahan mereka, Rehan dan Nara memutuskan untuk memulai perjalanan mereka sebagai pasangan dengan liburan panjang ke Eropa. Mereka ingin menjelajahi kota-kota yang telah lama mereka impikan untuk dikunjungi. Tidak hanya untuk merayakan pernikahan mereka, tetapi juga untuk meresapi makna kehidupan baru yang mereka mulai bersama.Perjalanan dimulai di Paris, kota yang penuh dengan sejarah, seni, dan romansa. Begitu pesawat mereka mendarat, udara segar Paris langsung menyambut mereka. Rehan, yang sebelumnya hanya melihat kota ini melalui foto dan cerita, kini mengalaminya langsung. Tangannya menggenggam erat tangan Nara, merasakan kedamaian yang mereka rasakan bersama.“Mau kita mulai dengan mengunjungi Menara Eiffel?” tanya Rehan dengan senyum yang tidak bisa disembunyikan. Ia tahu betapa Nara selalu menginginkan untuk melihat Menara Eiffel secara langsung. Nara mengangguk dengan semangat, matanya berbinar.Sesampainya di Menara Eiffel, mereka menaiki lift yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 122

    Happy ReadingLima tahun setelah pernikahan mereka, Rehan dan Nara merayakan perjalanan mereka dengan penuh kebahagiaan. Setiap langkah yang mereka ambil bersama semakin memperkuat hubungan mereka, mengajarkan mereka untuk saling memahami, tumbuh, dan beradaptasi. Namun, Rehan ingin memberikan sesuatu yang istimewa untuk merayakan momen besar ini. Sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata, sesuatu yang mewakili betapa dalamnya rasa cintanya terhadap Nara.Hari itu, Nara sedang duduk di ruang tamu, menikmati secangkir teh hangat saat Rehan datang dengan wajah yang penuh misteri. Ia tersenyum penuh arti, lalu mendekati Nara dengan membawa sebuah amplop berwarna hitam elegan.“Ada apa, Rehan?” tanya Nara dengan sedikit rasa penasaran. Wajah Rehan terlihat penuh semangat, seolah menyimpan rahasia yang sangat besar.Rehan hanya tersenyum, meletakkan amplop itu di atas meja depan dan berkata, “Ini adalah hadiah untukmu, Nara. Hadiah yang mungkin agak... luar biasa.”Nara merasa jantungnya b

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 123

    Happy ReadingBeberapa bulan setelah merayakan pernikahannya yang kelima, Nara merasa ingin berbagi kebahagiaan lebih dengan orang-orang terdekatnya. Salah satunya adalah Kelly, sahabatnya yang telah lama menjadi bagian penting dalam hidupnya. Nara ingin memberikan sesuatu yang istimewa—liburan bersama ke sebuah tempat indah, di mana mereka bisa menikmati waktu bersama pasangan masing-masing.Saat Nara dan Rehan sedang duduk di ruang tamu, menikmati secangkir kopi di pagi hari, Nara memandang Rehan dengan senyum penuh semangat.“Aku punya ide,” kata Nara, matanya berbinar.Rehan mengangkat alis, penasaran. “Ide apa, sayang?”“Aku ingin mengajak Kelly dan pasangan mereka berlibur bersama kita,” jawab Nara. “Aku pikir kita sudah lama tidak punya waktu berkumpul bersama mereka. Ini akan menjadi kesempatan bagus untuk menghabiskan waktu bersama teman-teman terbaik kita.”Rehan tersenyum, memahami keinginan Nara. “Aku setuju. Liburan bersama teman-teman selalu menyenangkan. Jadi, kemana ki

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 124

    Happy ReadingBeberapa tahun setelah pernikahan mereka, kehidupan Nara bersama Rehan telah berubah menjadi sesuatu yang jauh berbeda dari kehidupan sebelumnya. Dulu, Nara adalah wanita yang penuh ambisi dan berusaha keras mencapai segala yang ia inginkan. Namun, setelah menikah dengan Rehan, semuanya seolah berubah. Rehan memberikan Nara kebebasan untuk menikmati hidupnya, memberikan segala yang ia butuhkan tanpa mengharapkan apapun selain kebahagiaannya.Setiap pagi, Nara bangun di apartemen mewah yang terletak di pusat kota, dengan pemandangan yang menakjubkan dari lantai tinggi. Ia membuka jendela dan membiarkan angin pagi menyapa wajahnya. Kehidupan ini terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan, dengan segala kemewahan yang dimiliki, tanpa beban pekerjaan yang menuntut. Seolah-olah dunia berhenti hanya untuknya. Setelah sarapan ringan, Nara akan meluangkan waktu untuk dirinya sendiri. Ia pergi ke salon kecantikan terkenal yang selalu menunggu kedatangannya. Di sana, ia dimanjak

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-27
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 125

    Happy ReadingHari ini, Nara memutuskan untuk mengendarai Porsche-nya sendiri. Mobil itu berkilau di bawah sinar matahari, warnanya yang merah cerah membuatnya tampak begitu mencolok di jalanan kota. Ia merasa sedikit bangga, meskipun sudah terbiasa dengan kemewahan itu. Setiap kali melaju dengan Porsche, ada rasa kepuasan tersendiri, seolah ia bisa merasakan kebebasan dalam setiap putaran roda yang membawa dirinya ke mana saja ia inginkan.Pagi itu, setelah selesai melakukan perawatan rutin di salon langganannya, Nara memutuskan untuk menyambangi kantor Rehan. Ia mengenakan celana panjang hitam yang pas di tubuhnya, dipadu dengan kaos putih sederhana yang tetap terlihat elegan. Tali tas Hermes Birkin yang terkalung di tangannya memberikan sentuhan kemewahan yang pas. Penampilannya begitu sederhana namun tetap memukau, menegaskan bahwa kemewahan tidak selalu harus mencolok. Sesampainya di gedung kantor, Nara merasa mata semua orang menatapnya. Begitu ia keluar dari mobil, beberapa ka

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-27

Bab terbaru

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 168

    Happy ReadingHari itu adalah salah satu momen penting di sekolah, sebuah hari yang penuh kebanggaan dan sorotan. Upacara bendera pagi itu sedikit berbeda dari biasanya. Semua siswa dan guru tampak lebih bersemangat, karena dua siswa yang telah mengharumkan nama sekolah dengan prestasi luar biasa dipanggil ke depan. Mereka adalah Aiden dan Alea, pasangan yang baru saja meraih kemenangan di Olimpiade Matematika dan Olimpiade Bahasa, mewakili sekolah dengan penuh semangat dan dedikasi.Aiden dan Alea berjalan berdampingan ke depan dengan senyuman lebar. Aiden, seperti biasa, tampak dengan penampilan rapi dan tegas, sedangkan Alea dengan gaya ceria dan percaya diri, mengenakan seragam yang sama, namun dengan sedikit aksesoris yang mencerminkan kepribadiannya yang ceria. Mereka berdua, tanpa disadari oleh banyak orang, merupakan contoh sempurna dari pasangan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki hubungan yang sangat harmonis, penuh dengan dukungan dan saling menguatkan.Di barisan

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 167

    Happy ReadingHari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Pagi itu, Aiden dan Alea bersiap untuk mengikuti Olimpiade Matematika yang sudah mereka persiapkan selama berbulan-bulan. Aiden yang selalu tampak tenang dan fokus, kali ini sedikit berbeda. Meskipun wajahnya tetap dingin, ada semangat yang berbeda di matanya. Alea, di sisi lain, tampak lebih bersemangat. Matematika yang sebelumnya sangat sulit baginya kini menjadi tantangan yang ia anggap bisa ia taklukkan. Kepercayaan dirinya meningkat pesat berkat bantuan Aiden yang selalu sabar membimbingnya.Nara sudah sejak pagi berdiri di dekat pintu rumah, menunggu dengan penuh semangat. Sebagai ibu yang mendukung penuh perjalanan Aiden dan Alea, Nara tidak ingin melewatkan momen penting ini. Walaupun ia sibuk dengan pekerjaannya, ia selalu meluangkan waktu untuk mendampingi anak-anaknya dalam setiap langkah besar yang mereka ambil."Aiden, Alea, kalian sudah siap?" tanya Nara dengan senyum lebar saat melihat kedua remaja itu berjalan keluar

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 166

    Happy ReadingHari itu, perpustakaan sekolah terlihat lebih tenang dari biasanya. Biasanya, banyak siswa yang datang untuk membaca buku atau mengerjakan tugas, namun kali ini hanya beberapa yang duduk di meja-meja yang tersebar di seluruh ruangan. Di salah satu meja, Aiden dan Alea duduk berseberangan, di antara tumpukan buku yang tampak seperti dunia mereka sendiri. Di luar, sinar matahari sore masuk melalui jendela besar, menciptakan suasana yang cukup nyaman untuk belajar.Aiden membuka buku matematika di depannya, matanya meneliti rumus-rumus yang tertera di halaman tersebut. Sedangkan Alea, yang duduk di seberangnya, terlihat sedikit gelisah. Meskipun ia sudah berusaha keras untuk mengikuti pelajaran, matematika tetap menjadi subjek yang sulit baginya. Wajahnya terlihat sedikit cemas, dan tangannya gemetar saat memegang pena. Aiden, yang sejak awal sudah mengetahui betapa kerasnya Alea berusaha, menyadari bahwa dia harus mengambil peran lebih aktif untuk membantu."Hey, Alea," ka

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 165

    Happy ReadingHari itu terasa sedikit lebih panjang dari biasanya bagi Nara dan Rehan. Keduanya kembali dari rutinitas sehari-hari yang sibuk, namun seiring berjalannya waktu, mereka mulai menyadari pentingnya meluangkan waktu untuk diri sendiri, bahkan di tengah kesibukan yang terus meningkat. Rehan baru saja selesai dengan beberapa pekerjaan besar di kantor, sementara Nara, meskipun sudah cukup lelah, merasa bahwa saat-saat seperti ini bersama suaminya sangat berarti. Mereka berdua memiliki banyak cerita yang ingin dibicarakan, dan saat seperti inilah kesempatan yang tepat.Mereka duduk berdua di ruang tamu rumah mereka yang nyaman. Lampu lembut yang menerangi ruangan memberikan suasana hangat yang mengundang perbincangan. Rehan meletakkan jas kerjanya di sampingnya, dan Nara duduk dengan rileks, memegang secangkir teh hangat. Wajah Rehan yang biasanya serius kini sedikit lebih santai, dan Nara memutuskan untuk memulai percakapan ringan."Nara, kamu tahu, aku baru saja berbicara den

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 164

    Happy ReadingSetelah mengantar Alea pulang dan memastikan gadis itu sampai dengan selamat, Aiden kembali ke rumah dengan perasaan yang campur aduk. Meskipun ia merasa lega bisa menyelesaikan masalah dengan Alea, ia tahu bahwa masalah itu belum selesai sepenuhnya. Masih ada banyak hal yang harus ia pertanggungjawabkan, dan ia tidak ingin hal-hal ini berlarut-larut mengganggu kehidupannya. Namun, belum sempat ia menikmati ketenangan, ia sudah dipanggil oleh Nara, ibunya, yang tampaknya ingin berbicara serius.Saat Aiden masuk ke ruang tamu, ia melihat Nara duduk di kursi dengan ekspresi tegas, seperti biasanya. Ibu itu menatapnya dengan mata yang penuh perhatian dan kekhawatiran. Tanpa basa-basi, Nara langsung berbicara dengan nada yang lebih berat."Aiden," Nara mulai, suara tegasnya mengisi ruangan, "kamu tahu kan masalah ini? Jangan sampai terdengar oleh papi kamu!" Nara menekankan kata-katanya dengan tajam, seolah-olah itu adalah peringatan yang sangat serius.Aiden menundukkan kep

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 163

    Happy ReadingBulan terus berganti, dan kehidupan Aiden serta Alea berjalan dalam irama yang cukup berbeda dari sebelumnya. Aiden yang dulu selalu punya waktu untuk Alea kini terjebak dalam kesibukannya yang makin padat. Perusahaan yang dikelolanya bersama Rehan semakin berkembang, dan banyak hal yang harus ia urus. Meski belum lulus kuliah, Aiden langsung bekerja keras setelah pulang sekolah, dan tanggung jawab yang semakin besar memaksa dia untuk lebih fokus pada pekerjaan.Sementara itu, Nara, yang merasa sedikit khawatir dengan perubahan sikap Aiden, mencoba untuk tetap menjaga kedekatannya dengan Alea. Ia sering mengajak Alea untuk berbelanja, ke salon, atau makan bersama, membiarkan gadis itu merasa lebih diterima dalam keluarga Grendra. Alea yang dulunya pendiam, kini mulai merasa lebih nyaman dengan Nara. Mereka berbicara banyak hal, dari soal fashion hingga kehidupan sehari-hari, dan Nara merasa senang bisa memberikan perhatian pada Alea.Namun, meski Nara berusaha memberikan

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 162

    Happy ReadingAiden duduk di ruang tamu, memeriksa ponselnya untuk memastikan segalanya sudah siap. Hari ini adalah hari yang cukup spesial—Nara telah meminta Aiden untuk mengajak Alea makan malam bersama mereka. Setelah sekian lama mengenal satu sama lain, Nara merasa ini adalah waktu yang tepat untuk Alea bertemu langsung dengan keluarga mereka. Nara ingin melihat lebih dekat siapa gadis yang telah berhasil mencuri perhatian Aiden.Nara masuk ke ruang tamu dengan senyum lembut, matanya penuh harap. “Aiden, kamu sudah mengonfirmasi dengan Alea, kan?”Aiden mengangguk. “Iya, Mami. Dia sudah siap. Kami akan berangkat sekitar setengah jam lagi. Restoran yang Mami pilih sudah saya booking untuk jam delapan.”Nara tersenyum puas. "Bagus. Semoga semuanya berjalan lancar malam ini."Aiden tersenyum tipis. Ia tahu betul betapa pentingnya malam ini, tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk Alea. Meski hubungan mereka masih dalam tahap awal, Aiden merasa ini adalah langkah yang tepat agar

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 161

    Happy ReadingPagi itu, rumah keluarga Grendra terasa begitu hangat, meskipun langit Jakarta tampak mendung. Suara burung berkicau lembut di luar jendela, dan aroma kopi yang baru diseduh memenuhi udara. Di ruang makan, Nara sudah duduk dengan segelas teh hangat, sementara Rehan sedang membaca koran dengan serius. Aiden, yang baru saja turun dari kamarnya, berjalan menuju meja makan dengan langkah santai. Pagi ini, ia terlihat lebih ceria, meskipun masih ada sedikit kelelahan di wajahnya."Selamat pagi, Mami, Papi," ucap Aiden dengan suara ceria, sambil melangkah ke arah meja makan. Ia menatap kedua orang tuanya dengan senyum tipis.Nara dan Rehan menoleh ke arah Aiden dengan senyum hangat di wajah mereka. "Selamat pagi, Aiden," jawab Nara lembut, sementara Rehan hanya memberikan anggukan kecil, matanya tetap tertuju pada koran yang sedang ia baca.Aiden duduk di kursi sebelah Nara, kemudian menarik napas panjang. Setelah beberapa detik hening, dia memutuskan untuk memulai percakapan

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 160

    Happy ReadingSore itu, rumah keluarga Grendra terasa sedikit lebih sepi. Nara sedang duduk di ruang tamu, membaca buku sambil sesekali melirik jam dinding. Ia tahu Aiden sudah lama tidak ada di rumah, dan ia mulai merasa ada yang aneh. Biasanya, meskipun Aiden sibuk, dia selalu memberi kabar, bahkan hanya untuk sekadar mengatakan bahwa dia akan pulang terlambat.Tiba-tiba, Rehan masuk ke ruang tamu, tampak sedikit bingung. Ia melirik sekeliling rumah sebelum akhirnya menghampiri Nara yang masih asyik dengan bukunya."Hei, Nara, kamu tahu Aiden kemana?" tanya Rehan dengan nada yang cukup santai, meskipun ada kekhawatiran di balik matanya.Nara mengangkat pandangannya dari buku, mengernyit sedikit sebelum mengangguk pelan. "Aku rasa dia sedang... membujuk pacarnya." Ia meletakkan buku di pangkuannya dan tersenyum kecil, meskipun suaranya terdengar seperti ada nada penasaran di sana. "Mungkin ada sesuatu yang bikin dia pusing tadi pagi."Rehan menatap Nara dengan heran, seolah belum sep

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status