Happy ReadingSetelah perjalanan panjang dan banyaknya pelajaran hidup yang mereka jalani bersama, Nara dan Rehan semakin menyadari bahwa kebahagiaan tidak hanya datang dari pencapaian pribadi atau materi. Mereka mulai merasa terpanggil untuk memberikan kembali kepada masyarakat, untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Suatu pagi, Rehan mendapat undangan untuk ikut serta dalam acara bakti sosial yang diadakan oleh sebuah panti sosial di pinggiran kota. Nara, yang selama ini lebih sering terlibat dalam kegiatan sosial, mengajak Rehan untuk ikut serta. "Ini bukan hanya tentang memberi, Rehan," kata Nara dengan tulus. "Tapi tentang merasakan, tentang membuka mata kita pada kenyataan yang sering terabaikan."Rehan yang biasanya terfokus pada dunia bisnis, sedikit terkejut dengan ide tersebut. Dia tumbuh dalam kemewahan, dan meskipun memiliki banyak empati, ia tidak pernah merasakan betapa sulitnya hidup dalam keterbatasan. Namun, melihat ketulusan Nara dan semangatnya, ia akhirnya
Happy ReadingSetelah melalui banyak rintangan, kesulitan, dan pembelajaran, Nara dan Rehan akhirnya sampai pada titik yang sangat penting dalam hubungan mereka. Meskipun mereka telah membangun hubungan yang lebih baik, masing-masing dengan ketakutan dan keraguan yang datang dari masa lalu, mereka mulai merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk melangkah lebih jauh.Suatu sore yang cerah, di sebuah kafe kecil yang mereka sering kunjungi, Nara dan Rehan duduk berdua, menikmati secangkir kopi hangat. Suasana di sekitar mereka tenang, hanya terdengar suara percakapan lembut dari meja-meja lainnya.Nara menatap Rehan, matanya penuh kehangatan, namun ada sedikit keraguan yang tersirat. "Kamu tahu, Rehan, kita sudah melalui banyak hal bersama. Banyak kebahagiaan, banyak kesedihan. Aku merasa kita sudah tumbuh bersama. Tapi aku juga merasa ada satu langkah besar yang mungkin harus kita ambil. Kita sudah begitu jauh, bukan?"Rehan memandang Nara dengan tatapan yang penuh pengertian. "Aku
Happy ReadingSetelah pernikahan mereka, Rehan dan Nara memutuskan untuk memulai perjalanan mereka sebagai pasangan dengan liburan panjang ke Eropa. Mereka ingin menjelajahi kota-kota yang telah lama mereka impikan untuk dikunjungi. Tidak hanya untuk merayakan pernikahan mereka, tetapi juga untuk meresapi makna kehidupan baru yang mereka mulai bersama.Perjalanan dimulai di Paris, kota yang penuh dengan sejarah, seni, dan romansa. Begitu pesawat mereka mendarat, udara segar Paris langsung menyambut mereka. Rehan, yang sebelumnya hanya melihat kota ini melalui foto dan cerita, kini mengalaminya langsung. Tangannya menggenggam erat tangan Nara, merasakan kedamaian yang mereka rasakan bersama.“Mau kita mulai dengan mengunjungi Menara Eiffel?” tanya Rehan dengan senyum yang tidak bisa disembunyikan. Ia tahu betapa Nara selalu menginginkan untuk melihat Menara Eiffel secara langsung. Nara mengangguk dengan semangat, matanya berbinar.Sesampainya di Menara Eiffel, mereka menaiki lift yang
Happy ReadingLima tahun setelah pernikahan mereka, Rehan dan Nara merayakan perjalanan mereka dengan penuh kebahagiaan. Setiap langkah yang mereka ambil bersama semakin memperkuat hubungan mereka, mengajarkan mereka untuk saling memahami, tumbuh, dan beradaptasi. Namun, Rehan ingin memberikan sesuatu yang istimewa untuk merayakan momen besar ini. Sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata, sesuatu yang mewakili betapa dalamnya rasa cintanya terhadap Nara.Hari itu, Nara sedang duduk di ruang tamu, menikmati secangkir teh hangat saat Rehan datang dengan wajah yang penuh misteri. Ia tersenyum penuh arti, lalu mendekati Nara dengan membawa sebuah amplop berwarna hitam elegan.“Ada apa, Rehan?” tanya Nara dengan sedikit rasa penasaran. Wajah Rehan terlihat penuh semangat, seolah menyimpan rahasia yang sangat besar.Rehan hanya tersenyum, meletakkan amplop itu di atas meja depan dan berkata, “Ini adalah hadiah untukmu, Nara. Hadiah yang mungkin agak... luar biasa.”Nara merasa jantungnya b
Happy ReadingBeberapa bulan setelah merayakan pernikahannya yang kelima, Nara merasa ingin berbagi kebahagiaan lebih dengan orang-orang terdekatnya. Salah satunya adalah Kelly, sahabatnya yang telah lama menjadi bagian penting dalam hidupnya. Nara ingin memberikan sesuatu yang istimewa—liburan bersama ke sebuah tempat indah, di mana mereka bisa menikmati waktu bersama pasangan masing-masing.Saat Nara dan Rehan sedang duduk di ruang tamu, menikmati secangkir kopi di pagi hari, Nara memandang Rehan dengan senyum penuh semangat.“Aku punya ide,” kata Nara, matanya berbinar.Rehan mengangkat alis, penasaran. “Ide apa, sayang?”“Aku ingin mengajak Kelly dan pasangan mereka berlibur bersama kita,” jawab Nara. “Aku pikir kita sudah lama tidak punya waktu berkumpul bersama mereka. Ini akan menjadi kesempatan bagus untuk menghabiskan waktu bersama teman-teman terbaik kita.”Rehan tersenyum, memahami keinginan Nara. “Aku setuju. Liburan bersama teman-teman selalu menyenangkan. Jadi, kemana ki
Happy ReadingBeberapa tahun setelah pernikahan mereka, kehidupan Nara bersama Rehan telah berubah menjadi sesuatu yang jauh berbeda dari kehidupan sebelumnya. Dulu, Nara adalah wanita yang penuh ambisi dan berusaha keras mencapai segala yang ia inginkan. Namun, setelah menikah dengan Rehan, semuanya seolah berubah. Rehan memberikan Nara kebebasan untuk menikmati hidupnya, memberikan segala yang ia butuhkan tanpa mengharapkan apapun selain kebahagiaannya.Setiap pagi, Nara bangun di apartemen mewah yang terletak di pusat kota, dengan pemandangan yang menakjubkan dari lantai tinggi. Ia membuka jendela dan membiarkan angin pagi menyapa wajahnya. Kehidupan ini terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan, dengan segala kemewahan yang dimiliki, tanpa beban pekerjaan yang menuntut. Seolah-olah dunia berhenti hanya untuknya. Setelah sarapan ringan, Nara akan meluangkan waktu untuk dirinya sendiri. Ia pergi ke salon kecantikan terkenal yang selalu menunggu kedatangannya. Di sana, ia dimanjak
Happy ReadingHari ini, Nara memutuskan untuk mengendarai Porsche-nya sendiri. Mobil itu berkilau di bawah sinar matahari, warnanya yang merah cerah membuatnya tampak begitu mencolok di jalanan kota. Ia merasa sedikit bangga, meskipun sudah terbiasa dengan kemewahan itu. Setiap kali melaju dengan Porsche, ada rasa kepuasan tersendiri, seolah ia bisa merasakan kebebasan dalam setiap putaran roda yang membawa dirinya ke mana saja ia inginkan.Pagi itu, setelah selesai melakukan perawatan rutin di salon langganannya, Nara memutuskan untuk menyambangi kantor Rehan. Ia mengenakan celana panjang hitam yang pas di tubuhnya, dipadu dengan kaos putih sederhana yang tetap terlihat elegan. Tali tas Hermes Birkin yang terkalung di tangannya memberikan sentuhan kemewahan yang pas. Penampilannya begitu sederhana namun tetap memukau, menegaskan bahwa kemewahan tidak selalu harus mencolok. Sesampainya di gedung kantor, Nara merasa mata semua orang menatapnya. Begitu ia keluar dari mobil, beberapa ka
Happy ReadingHari itu, seperti banyak hari-hari sebelumnya, terasa begitu sempurna bagi Nara dan Rehan. Matahari bersinar cerah di langit biru, sementara angin musim panas yang hangat menyapu lembut wajah mereka saat berjalan bersama di sepanjang taman kota yang asri. Langkah mereka seirama, seolah dunia di sekitar mereka tidak lebih dari latar belakang untuk kisah cinta mereka yang terus berkembang.Nara mengenakan gaun ringan berwarna biru muda, yang melambai lembut di angin. Rambutnya tergerai panjang, berkilau di bawah sinar matahari. Rehan, dengan kemeja putih yang sederhana namun elegan, tampak begitu tampan di sampingnya. Mereka tidak membutuhkan kata-kata untuk menunjukkan kebahagiaan mereka. Hanya dengan saling berpegangan tangan, mereka sudah merasa cukup untuk menikmati momen ini.Setiap kali mereka berdua menghabiskan waktu bersama, dunia terasa lebih ringan. Semua stres dan masalah yang datang dari pekerjaan dan rutinitas sehari-hari tampak jauh, seolah terbuang begitu s
Happy ReadingHari itu, seperti banyak hari-hari sebelumnya, terasa begitu sempurna bagi Nara dan Rehan. Matahari bersinar cerah di langit biru, sementara angin musim panas yang hangat menyapu lembut wajah mereka saat berjalan bersama di sepanjang taman kota yang asri. Langkah mereka seirama, seolah dunia di sekitar mereka tidak lebih dari latar belakang untuk kisah cinta mereka yang terus berkembang.Nara mengenakan gaun ringan berwarna biru muda, yang melambai lembut di angin. Rambutnya tergerai panjang, berkilau di bawah sinar matahari. Rehan, dengan kemeja putih yang sederhana namun elegan, tampak begitu tampan di sampingnya. Mereka tidak membutuhkan kata-kata untuk menunjukkan kebahagiaan mereka. Hanya dengan saling berpegangan tangan, mereka sudah merasa cukup untuk menikmati momen ini.Setiap kali mereka berdua menghabiskan waktu bersama, dunia terasa lebih ringan. Semua stres dan masalah yang datang dari pekerjaan dan rutinitas sehari-hari tampak jauh, seolah terbuang begitu s
Happy ReadingHari ini, Nara memutuskan untuk mengendarai Porsche-nya sendiri. Mobil itu berkilau di bawah sinar matahari, warnanya yang merah cerah membuatnya tampak begitu mencolok di jalanan kota. Ia merasa sedikit bangga, meskipun sudah terbiasa dengan kemewahan itu. Setiap kali melaju dengan Porsche, ada rasa kepuasan tersendiri, seolah ia bisa merasakan kebebasan dalam setiap putaran roda yang membawa dirinya ke mana saja ia inginkan.Pagi itu, setelah selesai melakukan perawatan rutin di salon langganannya, Nara memutuskan untuk menyambangi kantor Rehan. Ia mengenakan celana panjang hitam yang pas di tubuhnya, dipadu dengan kaos putih sederhana yang tetap terlihat elegan. Tali tas Hermes Birkin yang terkalung di tangannya memberikan sentuhan kemewahan yang pas. Penampilannya begitu sederhana namun tetap memukau, menegaskan bahwa kemewahan tidak selalu harus mencolok. Sesampainya di gedung kantor, Nara merasa mata semua orang menatapnya. Begitu ia keluar dari mobil, beberapa ka
Happy ReadingBeberapa tahun setelah pernikahan mereka, kehidupan Nara bersama Rehan telah berubah menjadi sesuatu yang jauh berbeda dari kehidupan sebelumnya. Dulu, Nara adalah wanita yang penuh ambisi dan berusaha keras mencapai segala yang ia inginkan. Namun, setelah menikah dengan Rehan, semuanya seolah berubah. Rehan memberikan Nara kebebasan untuk menikmati hidupnya, memberikan segala yang ia butuhkan tanpa mengharapkan apapun selain kebahagiaannya.Setiap pagi, Nara bangun di apartemen mewah yang terletak di pusat kota, dengan pemandangan yang menakjubkan dari lantai tinggi. Ia membuka jendela dan membiarkan angin pagi menyapa wajahnya. Kehidupan ini terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan, dengan segala kemewahan yang dimiliki, tanpa beban pekerjaan yang menuntut. Seolah-olah dunia berhenti hanya untuknya. Setelah sarapan ringan, Nara akan meluangkan waktu untuk dirinya sendiri. Ia pergi ke salon kecantikan terkenal yang selalu menunggu kedatangannya. Di sana, ia dimanjak
Happy ReadingBeberapa bulan setelah merayakan pernikahannya yang kelima, Nara merasa ingin berbagi kebahagiaan lebih dengan orang-orang terdekatnya. Salah satunya adalah Kelly, sahabatnya yang telah lama menjadi bagian penting dalam hidupnya. Nara ingin memberikan sesuatu yang istimewa—liburan bersama ke sebuah tempat indah, di mana mereka bisa menikmati waktu bersama pasangan masing-masing.Saat Nara dan Rehan sedang duduk di ruang tamu, menikmati secangkir kopi di pagi hari, Nara memandang Rehan dengan senyum penuh semangat.“Aku punya ide,” kata Nara, matanya berbinar.Rehan mengangkat alis, penasaran. “Ide apa, sayang?”“Aku ingin mengajak Kelly dan pasangan mereka berlibur bersama kita,” jawab Nara. “Aku pikir kita sudah lama tidak punya waktu berkumpul bersama mereka. Ini akan menjadi kesempatan bagus untuk menghabiskan waktu bersama teman-teman terbaik kita.”Rehan tersenyum, memahami keinginan Nara. “Aku setuju. Liburan bersama teman-teman selalu menyenangkan. Jadi, kemana ki
Happy ReadingLima tahun setelah pernikahan mereka, Rehan dan Nara merayakan perjalanan mereka dengan penuh kebahagiaan. Setiap langkah yang mereka ambil bersama semakin memperkuat hubungan mereka, mengajarkan mereka untuk saling memahami, tumbuh, dan beradaptasi. Namun, Rehan ingin memberikan sesuatu yang istimewa untuk merayakan momen besar ini. Sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata, sesuatu yang mewakili betapa dalamnya rasa cintanya terhadap Nara.Hari itu, Nara sedang duduk di ruang tamu, menikmati secangkir teh hangat saat Rehan datang dengan wajah yang penuh misteri. Ia tersenyum penuh arti, lalu mendekati Nara dengan membawa sebuah amplop berwarna hitam elegan.“Ada apa, Rehan?” tanya Nara dengan sedikit rasa penasaran. Wajah Rehan terlihat penuh semangat, seolah menyimpan rahasia yang sangat besar.Rehan hanya tersenyum, meletakkan amplop itu di atas meja depan dan berkata, “Ini adalah hadiah untukmu, Nara. Hadiah yang mungkin agak... luar biasa.”Nara merasa jantungnya b
Happy ReadingSetelah pernikahan mereka, Rehan dan Nara memutuskan untuk memulai perjalanan mereka sebagai pasangan dengan liburan panjang ke Eropa. Mereka ingin menjelajahi kota-kota yang telah lama mereka impikan untuk dikunjungi. Tidak hanya untuk merayakan pernikahan mereka, tetapi juga untuk meresapi makna kehidupan baru yang mereka mulai bersama.Perjalanan dimulai di Paris, kota yang penuh dengan sejarah, seni, dan romansa. Begitu pesawat mereka mendarat, udara segar Paris langsung menyambut mereka. Rehan, yang sebelumnya hanya melihat kota ini melalui foto dan cerita, kini mengalaminya langsung. Tangannya menggenggam erat tangan Nara, merasakan kedamaian yang mereka rasakan bersama.“Mau kita mulai dengan mengunjungi Menara Eiffel?” tanya Rehan dengan senyum yang tidak bisa disembunyikan. Ia tahu betapa Nara selalu menginginkan untuk melihat Menara Eiffel secara langsung. Nara mengangguk dengan semangat, matanya berbinar.Sesampainya di Menara Eiffel, mereka menaiki lift yang
Happy ReadingSetelah melalui banyak rintangan, kesulitan, dan pembelajaran, Nara dan Rehan akhirnya sampai pada titik yang sangat penting dalam hubungan mereka. Meskipun mereka telah membangun hubungan yang lebih baik, masing-masing dengan ketakutan dan keraguan yang datang dari masa lalu, mereka mulai merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk melangkah lebih jauh.Suatu sore yang cerah, di sebuah kafe kecil yang mereka sering kunjungi, Nara dan Rehan duduk berdua, menikmati secangkir kopi hangat. Suasana di sekitar mereka tenang, hanya terdengar suara percakapan lembut dari meja-meja lainnya.Nara menatap Rehan, matanya penuh kehangatan, namun ada sedikit keraguan yang tersirat. "Kamu tahu, Rehan, kita sudah melalui banyak hal bersama. Banyak kebahagiaan, banyak kesedihan. Aku merasa kita sudah tumbuh bersama. Tapi aku juga merasa ada satu langkah besar yang mungkin harus kita ambil. Kita sudah begitu jauh, bukan?"Rehan memandang Nara dengan tatapan yang penuh pengertian. "Aku
Happy ReadingSetelah perjalanan panjang dan banyaknya pelajaran hidup yang mereka jalani bersama, Nara dan Rehan semakin menyadari bahwa kebahagiaan tidak hanya datang dari pencapaian pribadi atau materi. Mereka mulai merasa terpanggil untuk memberikan kembali kepada masyarakat, untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Suatu pagi, Rehan mendapat undangan untuk ikut serta dalam acara bakti sosial yang diadakan oleh sebuah panti sosial di pinggiran kota. Nara, yang selama ini lebih sering terlibat dalam kegiatan sosial, mengajak Rehan untuk ikut serta. "Ini bukan hanya tentang memberi, Rehan," kata Nara dengan tulus. "Tapi tentang merasakan, tentang membuka mata kita pada kenyataan yang sering terabaikan."Rehan yang biasanya terfokus pada dunia bisnis, sedikit terkejut dengan ide tersebut. Dia tumbuh dalam kemewahan, dan meskipun memiliki banyak empati, ia tidak pernah merasakan betapa sulitnya hidup dalam keterbatasan. Namun, melihat ketulusan Nara dan semangatnya, ia akhirnya
Happy ReadingBeberapa tahun kemudian, hidup Nara dan Rehan telah melalui banyak liku. Hubungan mereka, yang dulunya penuh dengan keraguan dan ketegangan, kini telah tumbuh menjadi sesuatu yang lebih kuat dari sebelumnya. Meskipun mereka telah melalui banyak cobaan—konflik keluarga, masalah pekerjaan, dan bahkan ketidakpastian tentang masa depan—mereka selalu menemukan jalan untuk berdamai dan melangkah maju bersama.Setiap masalah yang mereka hadapi seperti batu ujian, menguji keteguhan hati mereka, tapi juga mengajarkan mereka untuk lebih memahami satu sama lain. Dulu, Nara merasa bahwa dunia ini begitu gelap dan penuh dengan luka, tetapi kini, ia bisa merasakan cahaya yang mulai menerobos dari celah-celah kesedihannya. Bersama Rehan, ia belajar untuk memaafkan dirinya sendiri dan menerima kenyataan hidup dengan lebih lapang dada.Hari itu, setelah beberapa tahun berlalu, mereka memutuskan untuk pergi bersama ke sebuah tempat yang telah lama mereka tinggalkan—makam Aldo. Kehilangan