Kastil Serene terlihat sangat indah, dengan semua bunga yang baru saja bermekaran. Bunga mawar, tulip, dan dahlia yang menghiasi seluruh taman kastil serene adalah bunga kesukaan Duchess Voinn. Kastil Serene selalu rutin dikunjungi oleh keluarga Duke Voinn setiap musim panas, terutama oleh para nona muda Voinn.
Sebagai Duke dari Lancotta, Duke Voinn memiliki beberapa kastil diseluruh penjuru Verdant. Ia adalah salah satu pahlawan perang dan adik kandung dari Raja Verdant. Karena kesibukannya sebagai Kepala pasukan darat dan laut Verdant, sudah tiga tahun ia tidak mengunjungi Kastil Serene.
Duchess Voinn sedang duduk di ruang istirahat sambil mengurus beberapa dokumen yang baru saja diterima dari Kepala Pelayan Kastil Serene, Rubert. Rambut perak Duchess terlihat berkilau di bawah cahaya matahari.
Tok, Tok
“Ya, silahkan masuk.”
"Permisi duchess, saya melihat Nona Annette berada di taman bersama dengan Nanny Polla."
"Baik, terima kasih. Rubert, ini surat balasannya, tolong antarkan ke Kediaman Marquis Dellad. Saya akan bersantai bersama Anne di taman. Tolong siapkan cemilan dan teh di gazebo taman dan panggilkan juga Fricsia, ia butuh terkena sinar matahari sesekali."
"Baik duchess."
Rubert mengangguk singkat dan keluar bersama dengan pelayan pribadi Duchess.
"Antarkan saya ke tempat Annette." Duchess bangkit dari tempat duduknya dan keluar ruangan bersama dengan pelayan dan pengawal pribadinya.
Duke Voinn memang menyediakan dua pelayan pribadi dan dua pengawal untuk Duchess dan kedua putrinya, untuk mengikuti mereka sepanjang hari.
--
Cuaca di taman siang itu terasa sangat sejuk dengan pohon-pohon rindang yang mengelilingi taman. Walaupun sudah mulai memasuki musim panas, wilayah utara Verdant masih terasa sejuk.
Rambut emas Anne yang terurai, melambai-lambai pelan ditiup angin. Ia berjalan-jalan santai sambil bergandengan tangan dengan pengasuhnya, Nanny Polla. Di belakangnya terlihat juga Vena dan Lyre, beserta Hans dan Kent, pelayan dan pengawal pribadinya.
"Nanny! Anne ingin berbaring di rumput, boleh?"
"Baiklah, sebentar saja ya nona, saya siapkan dulu alasnya." Nanny Polla segera menyiapkan alas untuk Anne berbaring.
"Silahkan nona, sini saya bantu."
"Terima kasih Nanny!”
Anne berbaring sambil merentangkan kedua tangannya untuk merasakan rumput disekitarnya. Anne mulai bersenandung kecil sambil menikmati langit biru, angin yang berhembus, dan wangi rumput yang menenangkan.
"Oh, Hans, apa ini yang ada di tanganku?” Seketika Anne duduk dan menunjukkan sesuatu di tangannya.
Hans kemudian segera berlutut dan memeriksa tangan Anne.
“Oh tenang saja, ini hanya ulat biasa. Apakah nona takut?”
“Hmmm ini terasa sangat aneh, hehe, rasanya kenyal seperti puding! Vena ini sangat lucu coba lihat.” Anne mengulurkan tangannya kepada Vena yang berada di sampingnya.
“Aaaah!!! Tidak nona, Jangan, saya takut!” seketika Vena berteriak ketika melihat ulat yang ada di tangan Anne.
“Eeh? tapi ini sangat lucu .... Lyre coba pegang, ulat ini sangat kenyal!!” Anne mengarahkan tangannya kepada Lyre.
“Nona! ulat tidak lucu, mereka menjijikkan!” Lyre langsung bergerak menjauh sambil ketakutan.
"Hahaha," Anne dan Hans tertawa terbahak-bahak, sedangkan Nanny hanya bisa menggelengkan kepalanya pasrah.
Annette de Voinn adalah anak terakhir Duke dan Duchess Voinn. Sejak lahir, penglihatan Anne sangat terbatas, tetapi Anne tumbuh menjadi nona yang sangat manis dan ceria. Nanny Polla sudah lama merawat anak-anak keluarga Voinn, dan sudah jelas Anne adalah anak asuh kesayangannya.
Penglihatan Anne memang tidak baik, tetapi Anne tetap berusaha mempelajari sebanyak mungkin bentuk dari berbagai hal di sekitarnya. Walau Anne dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya dan selalu melindunginya, Anne selalu berusaha untuk bisa mandiri dan melakukan berbagai hal sendiri.
"Lalala ... hmm ...." Anne mulai bersenandung pelan sambil kembali berbaring di tengah taman. Anne sudah sangat suka menyanyi sejak kecil, karena Duchess Voinn sangat sering menyanyikan berbagai lagu untuk menenangkan Anne ketika sedang menangis.
Di kejauhan terlihat sosok Duchess Voinn yang sedang berjalan menghampiri Anne.
"Anne sayang ... ayo bangun, mari makan cemilan sambil minum teh bersama mama," Duchess Voinn memanggil Anne lembut.
"Mamaaa ...." Anne segera berhenti bersenandung dan bangkit berdiri.
"Ayo, Fricsia sudah menunggu di gazebo utara." Duchess Voinn menggenggam tangan kecil Anne dan berjalan bersama.
Duchess Voinn terlihat sangat bahagia melihat Anne sedang bersenang-senang dengan para pembantunya. Ia begitu lega Anne bisa tumbuh menjadi anak yang ceria, walaupun terlahir berbeda dari anak-anak lainnya. Ia sangat bersyukur para pelayan dan pengawal Anne sangat menyayanginya dan melayani Anne dengan tulus sejak Anne masih kecil.
--
Duchess Voinn sangat sedih ketika mengetahui bahwa penglihatan Anne tidak normal karena ia sempat sakit ketika mengandung Anne. Sejak mengetahui hal ini, Duchess Voinn seringkali menyalahkan dirinya dan menangis setiap malam. Duke Voinn juga selalu dengan sabar menemani Duchess setiap malam, ketika menidurkan Anne. Seluruh kediaman Duke Voinn dikelilingi aura yang muram pada masa-masa itu, hanya Tuan Muda Verto yang masih tetap ceria, karena tidak mengerti apa-apa saat itu.
Para pelayan dan pengawal Anne dipilih dengan sangat berhati-hati dan dengan berbagai macam tes. Pelayan yang sempurna sangatlah dibutuhkan dengan keadaan Anne yang membutuhkan perhatian lebih. Pada awalnya Duke Voinn sangat khawatir dan menempatkan empat pelayan dan pengawal khusus untuk mengawasi, menuntun, dan melayani semua kebutuhan Anne.
Duke Voinn sama sekali tidak menyangka Anne tumbuh menjadi anak yang sangat pintar, walaupun tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan anak normal pada umumnya. Anne sudah bisa berbicara dan melakukan berbagai hal dasar sejak umur delapan tahun, yang sudah bisa dilakukan anak pada umumnya pada umur lima tahun.
Sejak saat itu Duke mengurangi pelayan Anne menjadi dua orang pelayan dan pengawal yang sangat disukai Anne saja. Tentu saja, pengawal kesukaan Anne adalah Hans, dan sejak bertemu dengan Hans, Anne menjadi lebih ceria dan usil.
Anne masih ingat dengan jelas pertemuan pertamanya dengan Hans. Di pagi yang sejuk, sekitar lima tahun yang lalu, saat Anne masih berumur enam tahun, Duke Voinn mengirimkan dua pengawal baru.
Tok, Tok
“Nona, para pengawal baru sudah tiba,” salah satu pengawal yang berjaga di depan kamar Anne mengumumkan.
“Iya, silahkan masuk satu persatu.”
“Selamat pagi nona Anne, perkenalkan saya Hans Peliad, dari pasukan satu, siap melayani anda.”
“Hallo Hans, namaku Annette de Voinn, panggil saja Anne, salam kenal."
"Baik Nona Anne."
"..."
Hans menjawab singkat dan suasana kembali menjadi sunyi.
'Itu saja? kenapa para pelayan dan pengawal sangat membosankan?' Anne berkata dalam hati. Kastil ini sangat sepi sejak Kak Verto pergi ke Akademi.
"Emm, bisa tolong ambilkan buku yang ada di sana?” Anne meminta tolong kepada Hans, sambil menunjukkan senyum manisnya.
“Baik nona, buku apa yang anda cari?” Hans mulai berjalan menuju lemari buku besar di dalam kamar Anne.
“Oh, emm… sepertinya buku itu berwarna merah terang di bagian atas lemari.”
Hans segera menemukan buku tersebut karena berwarna sangat mencolok di antara buku lainnya. Hans kemudian perlahan menarik buku tersebut dari lemari, tetapi tiba-tiba banyak kertas kecil berjatuhan dan membuat kamar Anne berantakan dengan kertas warna-warni. Hans seketika diam terpaku, panik dan terkejut Hans hampir menjatuhkan buku yang sedang dipegangnya. Refleks Hans menangkap buku tersebut dan menatap Nanny dan Anne dengan muka yang pucat.
Nanny menatap Anne dengan tajam, yang tidak disadari Anne, tentu saja.
'Apa lagi yang Nona Anne rencanakan kali ini?' Nanny Polla berkata dalam hati.
“Ahh, sepertinya bukan buku itu. Hmm mungkin buku hijau terang di ujung lemari.”
Anne terlihat tidak terlalu terkejut dengan yang terjadi. Mungkin penglihatan Anne sangat buruk, seperti yang didengarnya. Tetapi Nanny jelas terlihat sedikit terkejut.
“Baik Nona.”
Hans menaruh kembali buku tersebut dan menggapai buku hijau dengan sangat berhati-hati. Ketika buku tersebut ditarik keluar, terlihat seutas tali merah. Hans berpikir itu hanya pembatas buku, tetapi ternyata ketika membawa buku tersebut kepada Anne, tali itu menjatuhkan semua buku di barisan tengah. Hans langsung menengok ke belakang dan kembali diam terpaku sambil menatap semua kekacauan yang dibuatnya.
“Anne!!” Nanny yang kaget, seketika menegur Anne, sedangkan Hans masih terdiam bingung.
“Hahaha,” Anne mulai tertawa terbahak-bahak.
“Maaf, tidak perlu terlalu kaku bila tidak ada siapapun, mari berteman Hans!!" Anne berkata di sela-sela tawanya.
“Ah, apa?!" Hans tidak mengerti dengan situasi yang sedang terjadi.
"Oh, Iya! Tidak apa-apa nona, dengan senang hati saya akan menjadi teman nona!”
Hans yang baru menyadari dirinya baru saja dijebak, akhirnya kembali tenang. Ia sangat lega tidak terlibat masalah di hari pertamanya melayani Nona Annette. Hans sangat senang mengetahui bahwa Anne sangat ramah dan rendah hati.
“Anne tidak punya banyak teman, sedangkan Nanny dan para pembantu sangat tidak asik untuk diajak bermain.”
Sejak saat itu mereka menjadi sangat dekat dan sering menjahili pegawai-pegawai lain setiap hari.
--
“Anne, apa itu yang ada di tangan mu?" “Ah, bukan apa-apa ma! Hans, tolong simpan ini dengan baik.” “Oh, baik, tentu saja nona.” Hans mengambil sesuatu dari tangan Anne dan menyimpannya dalam saku. "Anne, sini duduk di samping kakak," panggil Fricsia ketika melihat Anne dan ibunya berjalan mendekat. Ketika sampai di gazebo, Hans mengangkat Anne perlahan untuk duduk disamping Fricsia. "Anne mau puding stroberi? Ini mama juga sudah siapkan teh chamomile untuk Anne. Teh di sebelah kanan dan puding di tengah,'' Duchess Voinn menjelaskan perlahan sambil meletakkan teh dan puding di depan Anne. "Terima kasih mama, hehehe," Anne menjawab dengan girang, mendengar ada puding kesukaannya.
Di depan Kastil Serene telah disediakan dua kereta kuda dan para pegawai terlihat sibuk merapihkan barang-barang bawaan mereka. Para pelayan dan pengawal sudah menunggu di depan kereta mereka. "Hans dan Vasco, tolong berpisah jalur ketika sudah di luar Kastil Serene. Sebisa mungkin tidak berhenti dan beristirahat di desa-desa. Perjalanan menuju Kekaisaran Terra bisa memakan waktu sekitar tiga hari. Berhenti hanya saat malam hari dan hilangkan jejak setiap kali akan pergi .... Anne, Fricsia, kalian harus tidur di dalam kereta saat malam hari. Tolong berhati-hati dan selalu waspada apabila ada yang menghampiri." Pesan Duchess Voinn kepada pengawal Anne, Hans, dan pengawal Fricsia, Vasco, sebelum mereka berangkat. "Baik Nyonya," jawab para pengawal. “Sampai jumpa ma! Anne akan menunggu mama datang.” “Hati-hati di jalan Anne dan Fricsia, sampai jumpa ....” Duchess memeluk kedua anaknya dengan erat sebelum melepas mereka pergi. Anne pergi b
“Hey, aku akan tidur dulu, nanti bangunkan aku ketika akan bergantian.” “Eh tunggu Kent, jangan tidur dulu. Aku akan mencari kayu lagi untuk api unggun, sebentar ya!” Hans segera berlari ke dalam hutan, dan kembali beberapa saat kemudian. “Hey, kau tahu kan kalau kayu tebal dan lembab seperti itu sulit terbakar?” “Ya, tentu saja Kent, hahaha, ini untuk sesuatu yang lain, kamu tidak perlu tahu! sana tidur,” jawab Hans singkat, lalu menaruh ranting yang dikumpulkannya di dekat api unggun. Sambil bersiul ringan, Hans kemudian duduk sambil mengerjakan sesuatu dengan kayu yang dibawanya tadi. -- “Kent~~ Kent~~” Hans berusaha membangunkan Kent dengan pelan sambil menusuk-nusuk pipi Kent. “Uhh, hentikan.” Kent terbangun sambil menggerutu. “Aku akan tidur, oke?” kata Hans sambil mulai berbaring. “Apa ada yang mencurigakan tadi malam?” “Hmm.. aku hanya menangkap beberapa tupai.”
"Nona ayo bangun, sudah pagi, sebentar lagi kita akan melanjutkan perjalanan." "Hmm ... Nanny, Anne mau roti dengan coklat untuk sarapan." "Tenang saja nona, sudah disiapkan Vena. Nah ayo nona cuci muka terlebih dahulu" Nanny kemudian memberikan kain basah untuk cuci muka dan kemudian membantu membasuh badannya dan berganti pakaian. "Nanny, kapan kita akan sampai ke perbatasan?" tanya Anne sambil keluar dari kereta. "Mungkin besok pagi kita sudah bisa sampai nona." "Nanny, apakah kita akan sampai lebih dulu dari Kak Fricsia?" "Hmmm, saya kurang yakin nona, karena kita mengambil jalur yang berbeda, mari berharap kita bisa bertemu Nona Fricsia ketika sudah sampai di Kekaisaran Terra." "Iya semoga kakak sudah tiba dengan selamat. Kita akan ke Kastil Yunne atau Kastil Porta?" "Tentu saja Kastil Porta nona, karena itu yang paling dekat dengan gerbang timur." "Anne tidak sabar ingin segera bertemu dengan mama dan kaya
Anne kembali masuk ke dalam kereta dibantu oleh Hans. Di dalam kereta mereka sama sekali tidak bersuara dan hanya berpegangan tangan, menunggu kabar dari Kent. Hans yang berjaga di luar juga tidak bersuara sama sekali. Keheningan yang mencekam berlangsung cukup lama. Setiap suara yang terdengar membuat mereka semakin gugup, bahkan Anne sama sekali tidak merasa mengantuk. Mereka sangat terkejut tiba-tiba mendengar suara Kent dari luar. “Hans mereka mengumpulkan semua warga di tengah desa dan mulai mengikat mereka satu persatu. Kita tidak mungkin ke sana.” “Baiklah malam ini kita cari rumah kosong yang paling jauh dari desa. Kereta juga akan aku tinggalkan di tempat yang jauh agar aman.” “Baik aku akan carikan rumah yang kira-kira bisa kita gunakan.” Kent pergi lagi mencari tempat yang cocok untuk mereka bermalam. Tok tok “Apa semua baik-baik saja di dalam?” Hans membuka sedikit jendela kereta. “Hans apa kau yakin kita bi
Matahari mulai terbenam ketika Anne menyadari bahwa perutnya berbunyi. Ini sangat memalukan dan sangat tidak anggun, Anne bisa merasakan mukanya mulai memerah karena malu. Sepertinya Kent tidak menyadarinya, karena ia masih fokus melihat sekeliling sambil melaju. Beberapa saat kemudian Kent melambat dan berhenti. Kent kemudian turun dan menurunkan Anne dari kuda. “Maaf nona, saya tidak menyadari bahwa nona belum makan sejak pagi.” “Aah, eh, tidak apa-apa Kent!” Anne tergagap, karena terkejut dan malu. “Saya sudah biasa tidak makan berhari-hari dalam perjalanan. Maafkan saya nona.” Kent membantu Anne untuk duduk kemudian mengambil sesuatu dari dalam tasnya. “Ini nona, saya ma
Tok tok “Permisi, ini saya sudah membawakan makanan dan air hangat.” “Baik, terima kasih.” Kent membuka pintu dan meletakkan nampan makanan di meja dan mengambil baskom berisi air hangat dan menaruhnya di meja lain. Kent memberikan sejumlah uang untuk membayar makanan dan sedikit tip untuk pegawai tersebut. “Nona, saya sudah siapkan air hangat. Ini handuk untuk membasuh.” “Iya, terima kasih.” Anne mengambil handuk tersebut dan membasuh mukanya dan setelah itu membasuh tangan dan kakinya. Kent merasa perlu membantu Anne, tetapi tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya duduk dengan canggung menunggu Anne selesai. “Kent, bisa tolong bantu Anne melepas baju pelindung ini? Ikatannya sangat rumit dan sulit untuk di lepas.” “Oh, iya baik nona.” Kent dengan canggung membantu Anne. Kent kemudian membantu Anne untuk duduk dan menyuapinya makan. Anne memang bisa makan sendiri, tetapi karena pencahayaan di ruangan ini h
Jeremy menggenggam tangan Anne dan menuntunnya menuju kamar tamu, sedangkan Kent mengikuti dari belakang. “Kamu tenang saja Anne, disini kamu akan aman. Oh ya, tolong antarkan pengawal Anne untuk berbenah.” Melihat Kent yang terus mengikuti, Jeremy memerintahkan salah satu pelayan untuk mengantarkan Kent ke ruang para pelayan. “Tenang saja tuan pengawal, saya akan memerintahkan seseorang untuk membantu Anne.” Jeremy menambahkan melihat Kent yang tidak ingin meninggalkan Anne. “Saya akan segera kembali, nona.” Kent membungkuk dan akhirnya pergi. -- “Kamu yakin tidak ingin tinggal sedikit lebih lama?” “Tidak, kak Jeremy. Mengunjungi Kediaman Verlant adalah keputusan yang saya ambil sendiri. Sehingga keluarga saya akan khawatir apabila saya tidak segera tiba di Kekaisaran terra.” “Oh ya, bagaimana dengan kabar kakak-kakak mu? Apakah Verto sudah menjadi ksatria?” “Belum, Kak Ver
“Nona, anda harus berganti pakaian terlebih dahulu.”Kiara merasa tidak baik bila Anne keluar dengan perhiasan yang mencolok, dan menutupi bajunya dengan jubah dengan warna gelap.“Uh iya, hari ini dingin sekali. Aku sudah menggunakan mantel domba yang paling tebal, tapi masih saja kedinginan. Pertengahan musim dingin memang yang terburuk.”‘Ah benar, ini sudah pertengahan musim dingin. Bulan depan aku akan berulang tahun yang ke dua belas. Tapi kenapa tidak ada yang mempersiapkan pesta ulang tahunku? Tidak apa-apa Anne, kamu sudah besar, tidak perlu lagi merayakan ulang tahun, apa lagi dalam keadaan seperti ini.’–“Astaga, sepertinya kita tidak bisa mencobanya hari ini Viscountess”Countess tidak bisa menyembunyikan senyum tipisnya. Ia benar-benar benci membayangkan harus memakan makanan yang dimakan rakyat jelata. Tidak mungkin rasanya bisa seenak yang Viscountess jelaskan. Ia pasti hanya melebih-lebihkan seperti biasanya.“Ehm, tapi aku sangat menginginkannya. Oh, tuan penjaga, bi
“Terima kasih sudah bersedia meluangkan waktu untuk datang. Silahkan, saya sudah menyiapkan teh dan sedikit cemilan untuk menemani diskusi kita.” “Terima kasih Nona Anne, tapi saya sedang hamil. Boleh saya minta air saja?” “Oh, tidak apa-apa Viscountess. Ini adalah teh peppermint yang memang saya siapkan untuk anda, karena baik untuk perempuan yang sedang hamil.” “Ah benarkah? Em, baiklah kalau begitu.” ‘Jadi ia sudah memeriksa latar belakang kami? Padahal Viscountess baru hamil satu bulan, dan belum banyak yang tahu akan hal ini.’ “Baiklah, jadi apa saja yang sudah anda siapkan untuk festival kali ini Nona Voinn? Apakah mereka juga me
Srek srek“Hmm ….”“Dokumen apa yang dari tadi kakak baca?”Sejak berangkat dari Yunne, Louis dan Chris sibuk memeriksa dokumen-dokumen yang mereka bawa. Anne yang bosan melihat mereka, akhirnya memutuskan untuk bertanya langsung.“Hm? Ini daftar ksatria yang dikirimkan kaisar kemarin. Ada lebih dari seratus orang, tapi sepertinya masih akan kurang untuk bisa melawan Wart.”“Bukankah kaisar mengirim mereka untuk menjaga perbatasan?”“Memang. Kaisar sengaja mengirim mereka dengan alasan keamanan perbatasan, tapi sebenarnya mereka dikirim untuk membantu perang dengan Wart. Ini hanya agar para bangsawan tidak curiga kaisar
“Apa kita serang saja Wart sekarang? Mereka mungkin akan kalah bila diserang tiba-tiba.” “Ahaha, andaikan bisa semudah itu kak….” “Dan ia mengatakan bahwa Fricsia ada di Yull? Aku akan mengirimkan beberapa orang kesana untuk mencarinya juga. Pokoknya, segera kabari aku bila kamu bertemu lagi dengannya. Aku akan langsung menangkapnya dan, dan, membunuhnya mungkin.” “Baik kak, tenang saja. Ia juga bukan tandingan Hans.” “Ah, iya. Aku harus membuat surat keterangan agar Hans bisa mengikuti kemanapun kamu pergi, dan untuk pelayanmu juga. Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi, istirahatlah.” – “Ini dokumen yang sudah saya bacakan. Anda tinggal me
“Oh tidak Anne! Apa yang baru saja kulakukan!! Agh! Aku tidak pernah melihat seorang pria yang setampan itu, aku jadi tidak bisa berpikir jernih!”“Hahaha, tidak apa-apa Hera. Itu bukan masalah besar. Aku sudah sering mendengar ketampanan Kak Louis, tapi aku tidak tahu reaksi para perempuan seperti apa.”“Sayang sekali kamu tidak bisa menikmati keindahan itu walaupun selalu tinggal di kastil yang sama.”“Aku juga sudah jarang bertemu dengan kakak sejak ia menjadi kepala pasukan darat di Verdant.”“Whoaa, dan ia adalah seorang kepala pasukan! Bagaimana ada orang yang sangat sempurna? Coba katakan Anne, ia pasti punya kekurangan kan?!”“Hmm, Kak Louis sangat pend
“Terima kasih Chris, sudah membantu dan menemani Anne selama ini. Kalau tidak ada kamu … entah Anne akan seperti apa sekarang.” Mereka kembali mengobrol ketika Anne kembali ke kamarnya. “Tidak masalah Louis. Ini bukan hal besar. Ibu juga sangat khawatir dengan keadaan Anne dan kalian semua. Ia mungkin akan langsung mengadopsi kalian semua bila paman tidak ada.” “Marchioness memang sangat baik. Aku akan mengurus kembali bisnis dan kediaman Voinn, maaf sudah merepotkanmu.” “Haha, aku juga banyak belajar dari Collin. Ia adalah pelayan yang sangat bisa diandalkan.” “Bagaimana keadaan di Crotta?” “Kami sudah merundingkannya, tetapi aku tidak yakin raja akan membantu. Tapi kelompokku sudah pasti akan membantu sebisa kami, walau jumlah kami tidak terlalu banyak.” “Aku akan sangat menghargainya Chris. Jadi … apa yang terjadi kepada Jeremy?” “Ehm, sebenarnya aku tidak ingin memberitahumu juga. Sebenarnya Jeremy kembali dalam kea
“… dan disini adalah tempat aku biasa berlatih pedang. Sekarang mungkin aku sudah lebih pandai dari pada Parlo! Walau memang dia yang paling payah, hahaha.”“Anne, Hera! Aku akan membicarakan mengenai kejadian kemarin kepada ayah. Apa kalian ingat penampilan orang itu?”Rein tidak ingin membicarakan hal ini di depan semua orang, jadi ia memutuskan untuk tidak menceritakannya ketika sarapan tadi pagi. Apa lagi ketika mereka sedang bersama Pangeran Kasius, dan ketika Kak Luna berterima kasih atas hadiah Anne.“Ah iya, kita harus segera menangkapnya! Aku tidak ingat persis, tapi sepertinya ia memiliki tinggi yang sama dengan Kak Rein, dengan rambut hitam dan kulit yang sedikit gelap juga.”“Ia juga memiliki suara yang berat dan dalam. Ia juga menggunakan aksen yang sedikit berbeda dari para bangsawan Terra. Hanya itu yang aku ingat dengan jelas.”“Sepertinya warna matanya adalah hitam.
“Aku tadi menggunakan kalungku karena ingin mencari sesuatu. Maaf. Anda memberikannya untuk digunakan dalam keadaan genting, tapi aku malah menggunakannya dengan sembarangan.”“Yang terpenting adalah kamu baik-baik saja. Kita hanya perlu mengisinya lagi bila energinya habis.”“Padahal anda sudah jauh-jauh kemari ….”“Haha, aku juga hanya sedang berjalan-jalan. Oh ya, tadi aku lupa melepaskan gelang pemberianmu, tapi ternyata gelang itu tidak terdeteksi.”“Saat ketika akan masuk ruangan pesta? Apakah gelang itu rusak?”“Tidak, aku masih bisa merasakan efek sihirnya. Mungkin karena gelang ini hanya memberikan efek pasif, dan tidak bisa mengeluarkan sihir.”“Hmm … berarti kalung ini pasti akan terdeteksi bila aku kenakan tadi.”“Haha, iya. Melihat sihir yang baru saja kamu keluarkan, pasti kalung ini akan disita. Kamu sudah akan
“Ini kamarmu Anne! Katakan saja kepada pelayan bila kamu membutuhkan sesuatu.”Melihat kondisi Anne setelah bertemu dengan Galand, Rein memutuskan untuk mengantarkan Anne untuk beristirahat, walaupun pesta masih berlanjut. Anne juga tidak ingin bertemu lagi dengan Galand. Ia masih belum siap dengan semua yang baru diketahuinya.“Walaupun Hans akan berjaga semalaman, akan ada pengawal istana yang juga akan berjaga di luar kamarmu. Tidak apa-apa kan Anne?”Kak Chris juga kali ini tidak ikut menginap, tapi tidak apa-apa selama masih ada Hans dan Hilda.“Iya terima kasih Kak Rein, Hera. Ah iya, tunggu sebentar. Hilda, bawakan hadiah-hadiah yang sudah kusiapkan sebelumnya.”“Baik nona.”Hilda membawakan dua kotak hadiah dan memberikannya kepada Anne.“Kotak besar ini adalah hadiah untuk Putri Luna, sedangkan ini adalah untukmu Hera.”“Wah! Untukku ju