Share

Bab 257

Penulis: Zaina Aulia
Orang yang dulu berjanji akan mengambilkan bintang dan bulan untuknya, kini berkata tidak akan pernah mengampuninya. Heh!

Andini tersenyum sinis, lalu berbalik untuk lanjut mencabut rumput liar. Di balik tatapannya yang menatap ke bawah, tersembunyi kesedihan yang tak ingin diperlihatkan kepada siapa pun.

"Kalau Tuan Kresna benar-benar peduli pada Dianti, seharusnya lepaskan orang-orang yang nggak bersalah. Kalau terus begini, sekalipun Dianti mati kelaparan, aku masih bisa tetap hidup," kata Andini.

Kemudian, dia terpikir akan sesuatu sehingga mendongak dan menatap Kresna. Kini, segala emosi telah ditekannya dengan baik sehingga hanya menyisakan kilatan kegembiraan atas penderitaan orang lain.

"Dianti adalah satu-satunya putrimu. Aku yakin, Tuan Kresna pasti nggak akan tega membiarkan dia mati, bukan?"

Kresna sungguh berang. Melihat Andini yang begitu puas, api di hatinya semakin membara. "Bagus! Sangat bagus! Kamu kira bisa mengendalikanku dengan cara ini? Kamu terlalu meremehkan aya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 258

    Melihat lingkaran hitam di sekitar mata Andini yang cekung, Laras merasa hatinya hampir hancur.Kemudian, suara lemah Andini terdengar. "Utus orang ke Biro Adiministrasi."Laras segera mengangguk berulang kali. "Baik! Hamba akan segera mengutus orang ke sana!"Tanpa menunda waktu, Laras langsung mengutus seseorang ke sana.Kresna tampak semakin tidak sabar. "Kamu sudah mengutus orang untuk memeriksa, aku nggak mungkin menipumu! Sekarang cepat suruh adikmu makan sesuatu!"Saat itu, Kirana juga datang, diikuti oleh dua pelayan yang masing-masing membawa semangkuk bubur sarang walet.Begitu melihat Andini dan Dianti, mata Kirana dipenuhi rasa sakit yang tak bisa disembunyikan. Dia segera memberi perintah, "Cepat suapi mereka buburnya!"Dua pelayan itu langsung berlutut di hadapan Andini dan Dianti, menyendokkan bubur, lalu menyodorkannya ke bibir mereka.Namun, bibir Andini tetap tertutup rapat, sama sekali tidak mau membuka mulut. Matanya tertuju ke arah Dianti, penuh dengan ancaman ters

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 259

    Abimana menatap Andini dengan penuh amarah. Seolah-olah khawatir Andini tidak mau makan, dia kembali berbicara, "Kalau kamu bisa menghabiskan makanan di ember ini, aku jamin Keluarga Adipati nggak akan mengganggu Byakta lagi!"Mendengar kata-kata Abimana, Kirana merasa hatinya seperti diremas, "Abimana! Bagaimana bisa kamu memperlakukan adikmu seperti ini? Dia sudah beberapa hari nggak makan! Bagaimana bisa kamu memaksanya makan makanan sisa?"Abimana menoleh ke arah Kirana. "Ibu, bukan aku yang kejam, tapi dia terlalu licik! Kali ini dia bisa memaksa Dianti mogok makan, entah apa yang akan dia lakukan di lain waktu! Kalian nggak boleh memercayainya lagi ...!"Sebelum kata-katanya selesai, suasana menjadi hening. Abimana merasa ada yang aneh. Bahkan, Dianti pun menghentikan suapannya dan memandang ke belakangnya dengan ketakutan bersama semua orang.Sebuah firasat buruk muncul di dalam hatinya. Tubuh Abimana menegang sebelum akhirnya dia perlahan berbalik.Di sana, entah sejak kapan, A

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 260

    Kresna berbalik dan memarahi para pelayan dengan keras, "Apa kalian semua bodoh? Cepat panggil tabib kediaman untuk memeriksa Andini! Ambilkan bubur sarang walet!"Setelah itu, dia tidak berani lagi menoleh untuk melihat Andini.Laras pun mendekati Andini, mengeluarkan saputangan dan mulai mengelap tangan Andini. Air matanya terus mengalir tanpa henti, "Nona, huhu ... biar hamba bawa Nona kembali ke kamar."Andini hanya menatap Abimana dengan tenang. Dia perlahan-lahan membuka mulutnya. Suara seraknya seketika terdengar. "Semoga Tuan Abimana menepati janji tadi."Setelah hari ini, Keluarga Adipati tidak boleh mengganggu keluarga Byakta lagi!Kalimat ini membuat Abimana terkejut. Dia menatap Andini dengan bingung. "Kamu sangat menyukai Byakta?"Sampai-sampai, rela memakan seember penuh makanan sisa di depan umum demi Byakta? Apa sebenarnya yang dimiliki oleh Byakta yang membuat Andini bertindak sampai sejauh ini?Andini tidak menggubrisnya dan membiarkan Laras membawanya ke kamar. Apaka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 261

    Byakta tertegun. Andini mogok makan dan makan makanan sisa?Beberapa hari ini, Byakta sibuk mengurus masalah ayahnya. Ketika ada waktu luang, dia akan memikirkan Andini.Byakta tahu Andini pasti sangat khawatir. Menurutnya, Andini pasti tidak bisa makan dan tidur karena memikirkan ayahnya Byakta. Jadi, Byakta segera datang menemuinya.Para penjaga di Kediaman Adipati melarang Byakta masuk. Byakta juga tidak berani memanjat tembok. Dia khawatir tindakannya yang gegabah akan membuat situasi Andini bertambah sulit. Namun, dia tidak pernah menyangka bahwa Andini sampai melakukan pengorbanan sebesar ini.Byakta awalnya mengira ayahnya bisa dibebaskan karena bukti yang dia temukan cukup kuat. Namun, sekarang dia justru terkejut saat mengetahui alasan ayahnya bisa bebas. Itu karena Andini melakukan perlawanan dengan mogok makan dan makan makanan sisa!Hati Byakta terasa seperti dicabik-cabik. Byakta tidak pernah membenci dirinya seperti saat ini. Dia membenci ketidakberdayaannya. Padahal dia

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 262

    Setelah masuk ke Kediaman Adipati, Byakta langsung menuju ke Paviliun Ayana. Namun, dia tetap tidak bertemu dengan Andini.Laras berdiri di luar kamar. Dia memberi hormat pada Byakta, lalu tersenyum tipis sambil berkata, "Syukurlah kalau ayahnya Wakil Jenderal Byakta baik-baik saja. Tapi, Nona Andini sudah istirahat. Mungkin nggak bisa menemui Wakil Jenderal Byakta. Silakan datang lain hari."Byakta mengernyit sembari bertanya, "Apa dia nggak mau menemuiku?"Ekspresi Laras menegang. Dia buru-buru menjawab, "Jangan berpikir seperti itu. Beberapa hari ini, Nona Andini nggak istirahat dengan baik. Nona baru bisa tidur dengan tenang setelah mendengar ayahnya Wakil Jenderal Byakta dibebaskan. Hamba benar-benar nggak tega mengganggunya."Hati Byakta tiba-tiba terasa tertekan. Dia segera mengangguk seraya bertutur, "Baiklah. Jangan ganggu dia. Biarkan dia tidur nyenyak. Kalau begitu, besok aku datang lagi ...."Setelah berbicara, Byakta berjalan mundur. Tidak disangka, Laras buru-buru memangg

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 263

    Lima hari kemudian, Andini memakai riasan tipis. Setelah menutupi wajahnya yang pucat, dia bersiap untuk keluar.Andini sudah belasan hari tidak mengunjungi Ainun. Meskipun dijaga Farida, Ainun tetap akan sangat mengkhawatirkan Andini. Andini harus pergi untuk menenangkan Ainun.Setelah bertemu dengan Ainun, Andini akan pergi menemui Byakta. Menurutnya, Byakta pasti juga sangat mengkhawatirkannya.Tidak disangka, begitu keluar, Andini bertemu dengan Kirana yang berdiri di luar paviliun.Kirana tersenyum kaku saat melihat Andini. Dia membuka mulut, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Dia hendak maju, tetapi khawatir Andini akan menjauhkannya. Jadi, dia hanya berdiri di tempat dengan canggung.Andini menghela napas sebelum berjalan menghampiri Kirana. Dia memberi hormat, lalu bertanya, "Ada urusan apa Ibu mencariku?"Ketika mendengar nada bicara Andini yang lembut, senyuman di wajah Kirana akhirnya tidak begitu kaku lagi. Matanya tanpa sadar berkaca-kaca. Dia menatap Andini seraya menya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 264

    "Ibu sudah memberikan undangan ini padaku. Bukannya Ibu memang mau aku pergi?" tanya Andini sambil menyimpan undangannya. Dia menengadah menatap Kirana sembari tersenyum tipis, lalu menambahkan, "Lagi pula, apa Panji bisa lebih buruk dari Pangeran Baskoro?"Begitu mendengar ini, dada Kirana tiba-tiba bergetar hebat seakan-akan dihantam sesuatu. Dia juga tiba-tiba mundur dua langkah.Andini memberi hormat sebelum meninggalkan Kirana.Hanya cucu dari Penasihat Agung. Lagi pula, undangannya bukan diberikan sendiri oleh Penasihat Agung. Keluarga Adipati memang sudah merosot, tetapi belum lemah sampai harus takut pada seorang cucu Penasihat Agung yang tidak disukai orang-orang.Jika benar-benar mengkhawatirkan Andini, Kirana tidak akan memberikan undangan ini padanya. Lantaran Kirana ingin Andini pergi, untuk apa pura-pura peduli?Ketika masih kecil, Andini merasa bahwa Kirana adalah ibu yang paling lembut di dunia. Namun sekarang, Andini hanya merasa Kirana sangat munafik. Saking munafikny

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 265

    Ketika melihat ekspresi licik Panji, Andini sangat ingin menyiram wajahnya dengan air panas! Namun, di belakang Panji ada Penasihat Agung. Andini tahu bahwa dirinya tidak bisa menyerang Panji. Dia juga tahu Panji bisa membunuh beberapa rakyat biasa dengan sangat mudah.Saat ini, Andini hanya bisa mengepalkan tangan dengan erat dan menggertakkan gigi.Senyuman di wajah Panji makin lebar. Dia bertanya, "Apa kamu tahu gimana orang-orang luar mendeskripsikanku?"Panji berbicara sambil menuangkan teh untuk Andini dengan perlahan. Dia tampak tenang dan santai."Mereka bilang aku serigala berbulu domba, lebih rendah dari binatang, lintah, ular berbisa .... Ck, ck. Biar aku menasihatimu. Nggak ada gunanya marah pada orang sepertiku," sambung Panji.Panji mengangkat cangkir teh dan menyesapnya. Senyuman di wajahnya terlihat angkuh. Kedua matanya terus menatap Andini dengan tajam.Andini baru pertama kali bertemu dengan orang yang mendeskripsikan diri sendiri seperti itu. Orang bilang, lebih bai

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 553

    Rangga pernah menculik Andini dan akhirnya membuat Andini terjatuh ke Sungai Mentari. Dendam itu masih terus disimpan Laras di dalam hati sampai sekarang.Meskipun statusnya hanyalah seorang pelayan biasa dan tak bisa berbuat apa-apa pada Rangga, jangan harap dia bersedia mengikuti Rangga!Selesai bicara, Laras pun membalikkan badan dan melangkah ke arah Kalingga. Kalingga masih tidak mengatakan apa-apa. Setelah mendengar kata-kata Laras barusan, seulas senyuman tipis tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.Senyuman ringan itu, sekalipun sangat tipis, tetap menyakitkan mata Rangga. Dia tidak mengerti. Kenapa Andini tidak mau bersamanya, bahkan pelayannya pun menolaknya?Rangga sontak melangkah maju, hendak menarik tangan Laras. Namun, baru satu langkah diambil, terdengar suara Kalingga yang datar. "Rangga."Hanya satu panggilan pelan, tetapi makna ancamannya sangat jelas. Apabila Rangga benar-benar menahan Laras, Kalingga pasti akan bertindak.Rangga pun berhenti. Aura yang dipancarkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 552

    Jabal mencari tiga kuda terbaik dari kediaman dan berangkat malam itu juga menuju lokasi yang berjarak lebih dari 50 kilometer.Perjalanan tidak sepenuhnya mulus. Mayat perempuan itu ditemukan di sebuah desa kecil. Ketika mereka tiba, matahari sudah bersinar terik.Di luar desa, anak buah mereka sudah menunggu. Begitu turun dari kuda, Kalingga segera masuk ke desa. "Di mana?""Masih di tepi sungai," kata anak buah itu sambil menurunkan suaranya. "Jenderal Rangga juga ada di sana."Mendengar itu, Kalingga sempat tercengang sejenak. Dia mengikuti arah yang ditunjuk. Benar saja, di tepi sungai tak jauh dari sana, terlihat Rangga sedang membuka kain putih penutup mayat. Wajahnya memperlihatkan ekspresi jijik.Melihat itu, Kalingga merasa lega. Dari ekspresi Rangga, seharusnya itu bukan Andini. Namun, detik berikutnya, hatinya kembali diliputi amarah. Informasi itu datang dari bawahannya sendiri, kenapa Rangga bisa lebih dulu sampai di sini?Di belakang, Laras yang melihat mayat tertutup ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 551

    Tingkah mereka yang berpura-pura mabuk tadi memang tak terlihat mencurigakan. Namun, akting setelah mereka "sadar" barusan sungguh buruk. Beberapa dari mereka bahkan langsung terbangun, padahal tidak disiram.Andini mengernyit pelan saat memikirkan hal ini, lalu secara refleks menoleh ke arah jendela. Di sana, dia melihat sosok tinggi besar itu berjalan ke arah barat, menuju ke bawah atap.Dia tak ingin berpikiran buruk tentang orang lain, tetapi saat itu di halaman hanya ada dia seorang yang bukan dari kalangan mereka. Mereka semua pura-pura mabuk, jelas-jelas untuk diperlihatkan kepadanya.Kenapa? Sedang mengujinya? Apakah karena sebelumnya dia secara tidak sengaja menunjukkan sedikit kemampuan bela dirinya?Namun, jika Surya hanya pemburu biasa, bagaimana mungkin dia bisa terpikir menggunakan cara semacam ini? Jangan-jangan identitasnya pun tidak sesederhana itu?Begitu benih kecurigaan tertanam, hal itu mulai tumbuh liar dalam hati. Andini berusaha keras mengingat semua kejadian se

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 550

    Andini sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi di belakangnya. Begitu keluar dari pagar bambu, kaki kirinya terasa sakit lagi. Langkahnya semakin pincang. Sebelum berjalan jauh, dia sudah mulai memanggil, "Bi Endah! Bi Endah!"Dia sama sekali tidak tahu, sebelum dia membuka mulut, sebilah belati nyaris menyentuh leher putihnya dari belakang, hanya sedikit lagi sudah akan menggorok tenggorokannya.Namun, saat dia memanggil nama Endah, belati itu tiba-tiba ditarik mundur, lalu pemiliknya buru-buru kembali ke dalam halaman.Tak lama kemudian, lampu di rumah Endah kembali menyala. Wanita itu bertanya, "Ada apa? Ada apa ini?"Andini memandang Endah dengan wajah penuh rasa bersalah. "Kak Arjuna dan teman-temannya mabuk semua, mereka tidur di luar. Aku khawatir mereka masuk angin kalau tidur di luar. Bisa Bibi bantu aku?"Di dalam pagar, para pria yang mendengarnya saling melirik, masing-masing mulai merasa bersalah."Aduh, ya sudah, aku ke sana sekarang!" sahut Endah cepat-cepat. Tak la

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 549

    Kata "orang kasar" benar-benar mewujud saat ini. Andini sempat terpaku menatap mereka.Surya membelakangi Andini, tentu saja tidak menyadarinya. Namun, pria yang duduk di depannya melihat tatapan Andini, lalu melirik ke arah Surya dan mengangkat dagunya sedikit.Surya pun menoleh. Ketika melihat Andini sedang tersenyum sendiri ke arah mereka, Surya seperti baru menyadari sesuatu. Dia mendorong pria di sampingnya. "Tenang sedikit."Baru saat itu, rombongan pria itu menyadari bahwa masih ada seorang perempuan di sini. Mereka buru-buru minta maaf."Maaf ya, Nona. Kami ini orang-orang kasar, mulut kami kadang suka seenaknya!""Iya, Nona. Kalau tadi ada kata-kata yang nggak enak didengar, anggap saja kami cuma kentut!""Kamu yang kentutnya paling bau, hahahaha!""Sialan kamu!"Suasana kembali ceria, penuh tawa dan canda. Andini memandangi para pria itu. Meskipun kasar dan berisik, kehangatan dan keharmonisan ini adalah sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelumnya.Andini pun tersenyum lem

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 548

    Surya pertama kali turun ke medan perang saat usianya baru enam belas tahun.Sebagai seorang pangeran, ibunya tidak memiliki latar belakang yang kuat. Dia tahu dalam perebutan takhta, dirinya tak mungkin bisa menyaingi para kakaknya. Jika terus tinggal di ibu kota, mungkin suatu hari nanti dia akan menjadi mangsa di tangan orang lain.Karena itu, dia mengajukan diri untuk menjadi prajurit garis depan di bawah komando jenderal besar saat itu.Tahun itu, suku Tru sering mengganggu perbatasan. Rakyat Negara Darsa sangat menderita karena kekacauan itu.Dia memacu kuda di barisan paling depan, menyerbu ke medan perang. Pedang besarnya berayun liar. Saat bilah tajam itu menebas tubuh musuh, dia bahkan bisa mendengar jelas suara tulang yang terbelah.Darah hangat memercik ke wajahnya, dunia seolah-olah berubah merah seketika. Dia mendengar detak jantungnya sendiri begitu keras, tetapi tak bisa membedakan apakah itu karena takut atau justru karena gairah.Di medan perang yang kejam, di mana hi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 547

    Sambil bicara, Surya menoleh ke arah para pria kekar di belakang Anom, lalu berkata, "Kalian lakukan sendiri. Di sana ada kapak dan parang."Setelah itu, dia pun berbalik dan berjalan ke samping. Beberapa pria itu langsung maju dan menangkap Anom.Anom ketakutan setengah mati, berteriak dan menangis sambil terus memohon ampun. Namun, kekuatan para pria itu terlalu besar. Tangan Anom ditarik dan ditekan ke tanah.Kapak pun diangkat tinggi-tinggi, memantulkan kilatan dingin cahaya, lalu dihantamkan dengan keras."Argh!" Anom menjerit. Bagian selangkangannya langsung terasa hangat, seluruh tubuhnya jatuh lemas ke tanah. Namun ... ternyata tangannya masih utuh.Salah satu pria berkata dengan dingin, "Kalau masih berani ulangi lagi, kami nggak akan biarkan begitu mudah!"Pria lain mengeluarkan kantong uang dari balik bajunya dan menyerahkannya kepada Surya. "Ini, Kak.""Terima kasih. Kalian makan saja dulu sebelum pergi," ucap Surya."Siap! Nanti teman kita akan bawa daging dan arak ke sini

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 546

    Endah masih terus menangis. Surya tidak tahu harus bagaimana menenangkannya. Meskipun sosoknya besar dan kekar, dia justru tampak kewalahan saat berdiri di samping Endah.Akhirnya, Andini yang menenangkan Endah untuk beberapa saat. Suasana hati Endah pun membaik. Melihat waktu sudah tidak pagi lagi dan dia masih harus turun ke ladang, Endah pun tidak berlama-lama di situ.Setelah mengantar Endah pergi, Surya menuju ke sisi barat halaman dan mulai sibuk bekerja. Dia berencana membangun atap untuk berteduh. Soalnya kalau hujan turun, dia tidak punya tempat untuk tidur.Melihat Surya sesibuk seperti itu, Andini akhirnya tak tahan untuk bertanya, "Kak Arjuna, kamu benar-benar percaya kalau Anom ambil uang itu buat bayar utang?"Uang itu bukan hasil kerja Andini, jadi dia merasa tidak berhak ikut campur. Namun, dia juga tidak tega melihat penyelamatnya ditipu.Tangan Surya tak berhenti bekerja, suaranya terdengar dalam dan tenang. "Dia pergi judi."Mendengar itu, Andini terkejut. "Kalau beg

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status