Share

Bab 156

Penulis: Zaina Aulia
Benar, sifat pendendam Andini memang hasil dari cara Rangga yang selalu memanjakannya. Namun sayangnya, Andini seolah telah melupakan semua itu.

Yang mungkin terus terngiang di pikirannya saat ini hanyalah bagaimana Rangga yang memberi saran kepada Abimana untuk mengirimnya ke ranjang kakaknya. Kalau dipikir-pikir, ini juga salah Abimana. Bahkan untuk membeli obat bius saja dia tidak becus, hampir saja dia menyebabkan bencana besar!

Sambil memikirkan hal ini, Rangga melirik Abimana dengan kesal. Dia lalu berbalik dan naik ke kereta milik Kediaman Jenderal.

Sementara itu, Abimana hanya merasa bingung dengan tatapan tersebut. Namun karena kereta Kediaman Adipati sudah pergi jauh, dia tidak punya pilihan selain naik ke kereta Rangga.

Tidak disangka, Rangga tiba-tiba membuka tirai kereta dan memberitahunya, "Aku ada urusan pribadi yang harus kuselesaikan, jadi maaf kamu nggak bisa ikut."

Setelah mengatakan itu, Rangga memberi isyarat pada kusir, "Ayo, jalan!"

Kusir merespons dengan angguka
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 157

    Meskipun Andini pernah belajar ilmu bela diri dan mampu menghadapi para pengecut, dia sadar bahwa dirinya tidak akan mampu melawan seorang ahli sejati.Ditambah lagi, para bandit di wilayah Yolasa terkenal terlatih dan tidak bisa dianggap remeh. Untungnya, gerakan bela diri yang Rangga pelajari dan asah di medan perang selama bertahun-tahun adalah teknik yang benar-benar bisa menyelamatkan nyawa.Meskipun waktu tersisa hingga pukul 11 malam hanya beberapa jam saja, mempelajari satu atau dua gerakan mungkin bisa menyelamatkan nyawanya di saat genting.Andini pun membalas sambil mengangguk, "Kalau begitu, maaf merepotkan Jenderal Rangga."Namun, Andini tidak meraih belati yang diberikan Rangga. Hal ini membuat pria itu menatapnya dengan tatapan yang sedikit dalam. Dia mengingat betapa dulu Andini sangat menyukai belati itu."Ini ...." Rangga mengira Andini telah melupakan sesuatu. Namun sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, Andini menyela dengan tenang sambil melepas sebuah tusuk

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 158

    Mungkin karena merasa suasananya tidak menyenangkan, Kresna tiba-tiba memarahi semua orang, "Apa yang perlu ditangisi? Bisa bantu meringankan beban istana adalah kehormatan bagi Keluarga Biantara! Ini juga menjadi kehormatan bagi Andin!"Setelah itu, Kresna menoleh ke arah Andini dan berbicara dengan serius, "Ingat baik-baik, apa pun yang terjadi hari ini, keselamatan Pangeran Baskoro adalah yang utama. Kalau Pangeran Baskoro nggak bisa kembali, kamu juga ....""Adipati!" seru Kirana yang tegas memotong kalimat Kresna.Kresna terdiam dengan ekspresi yang sedikit jengkel, tetapi Andini sudah paham apa yang ingin dikatakannya. Yang ingin Kresna sampaikan adalah apabila Baskoro tidak bisa kembali, dia juga tidak perlu kembali.Alasan Andini bisa keluar dari penatu istana adalah karena Keluarga Biantara membutuhkan dirinya untuk menikah dengan Baskoro. Jika Baskoro meninggal, keberadaan Andini tak lagi berguna bagi mereka.Orang yang sebelumnya terus mengaku memperlakukannya seperti anak k

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 159

    Gerakan Dianti begitu cepat. Hampir saja Andini ikut terseret jatuh ke dalam kolam bunga teratai. Namun di saat-saat kritis, Andini berhasil menahan tubuhnya dengan kaki kanannya yang bertumpu pada pagar batu jembatan.Andini mengerahkan seluruh tenaganya untuk memiringkan tubuh ke belakang, sambil menarik lengan Dianti dengan sekuat tenaga.Dianti yang punggungnya sudah basah karena air kolam, akhirnya berhasil ditarik kembali oleh Andini. Namun, kaki Dianti lemas. Dia langsung berlutut di depan Andini sambil menangis terisak-isak tanpa henti.Andini segera melepaskan genggaman tangan Dianti, lalu mundur dua langkah dengan raut wajah penuh rasa jijik. Rasa sakit di bahu kanannya yang sebelumnya melepuh akibat tersiram air panas oleh Haira kembali terasa menusuk-nusuk.Menatap Dianti yang menangis tanpa henti, Andini tidak bisa lagi menahan amarahnya. Dia memarahi dengan lantang, "Apa dosa yang kulakukan di kehidupan sebelumnya hingga terus dihantui olehmu di kehidupan ini? Dengar baik

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 160

    Dalam sekejap, Andini tiba-tiba meraih kerah pakaian Dianti dengan kedua tangannya, lalu mengangkat tubuh Dianti ke atas dengan kasar. Sebelum Dianti sempat bereaksi, Andini mendorongnya dengan kuat ke dalam kolam bunga teratai."Aaaargh!" Jeritan kaget terdengar, disusul oleh suara benda berat jatuh ke air. Di hadapan semua orang, Dianti terlempar ke dalam kolam.Semua orang terkejut. Tidak ada yang menyangka bahwa Andini akan bertindak seperti itu. Mereka hanya bisa berdiri terpaku di tepi kolam. Semua orang menyaksikan Dianti yang terjatuh ke air dan tengah berjuang mati-matian untuk tetap bertahan.Sementara itu, Andini perlahan menoleh ke arah Rangga. Pria itu masih berdiri di tempat. Dia sama sekali tidak bergerak, bahkan tidak menunjukkan niat untuk menyelamatkan Dianti. Mata hitamnya yang dalam hanya memantulkan bayangan Andini.Andini sedikit terkejut karena Rangga tidak menyelamatkan Dianti, tetapi dia segera tersenyum dingin. Setelah melirik Dianti yang masih berusaha keras

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 161

    Sebenarnya, Andini sangat enggan mengingat masa lalu. Dalam pandangan Dianti, masa itu adalah 15 tahun di mana Andini tumbuh dalam kasih sayang dan kemewahan.Namun bagi Andini, setiap momen bahagia dalam 15 tahun itu kini telah berubah menjadi pisau tajam. Setiap kali dia mengingatnya, luka baru terasa tergores di hatinya. Tubuhnya sudah penuh dengan luka. Dia tidak ingin hatinya juga menjadi berdarah-darah.Kini, gerbang kenangan itu terbuka. Gambaran kebahagiaan masa lalu menyerbu masuk seperti gelombang pasang.Mata Andini perlahan memerah, sementara hidungnya terasa sangat perih. Namun, dia tidak ingin Kresna melihat dirinya dalam keadaan seperti ini. Andini pun menunduk, seolah-olah sedang memandangi cangkir di tangannya. Dia berusaha terlihat biasa saja.Namun, Andini tetap tak kuasa bertanya, "Kalau Dianti nggak pernah muncul, kalau aku masih menjadi putri kesayangan Keluarga Adipati, apakah Adipati akan tega membiarkan aku pergi demi menukar Pangeran Baskoro?"Pertanyaan lembu

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 162

    Kepala biro tertegun sebelum berucap, "Gunung Brutos terletak 10 kilometer dari sini. Mereka minta orangnya diserahkan pada jam 11 malam. Takutnya kita nggak akan sempat tiba tepat waktu!""Kalau kita berangkat sekarang dan memacu kuda secepat mungkin, seharusnya masih sempat," ucap Andini dengan suara tenang.Namun, belum ada kabar dari istana. Laras tak tahan lagi dan maju ke depan, lalu berucap, "Nona, biarkan aku menemanimu. Aku punya tenaga yang besar. Di saat-saat kritis, aku pasti bisa melindungimu!"Laras tidak mungkin membiarkan nonanya pergi sendirian. Hati Andini terasa hangat mendengar itu. Dia mengulurkan tangan, menyentuh pipi Laras, dan berucap lembut, "Para bandit itu adalah penjahat yang sangat kejam. Kalau wanita sepertimu jatuh ke tangan mereka, akibatnya nggak akan terbayangkan. Jadilah anak baik dan tetaplah di kediaman.""Tapi ... Nona juga seorang wanita!" Isak tangis Laras terdengar seperti pukulan keras yang menghantam hati Kresna.Benar, Andini juga seorang wa

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 163

    Hati Andini yang sejak awal sudah dipenuhi ketakutan kini benar-benar kacau. Tadi ketika sampai di kaki gunung, Johan masih berada di belakangnya. Suasananya begitu sunyi hingga terasa mencekam, tanpa ada suara sedikit pun. Namun, bagaimana bisa Johan tiba-tiba menghilang?Di tengah kebingungannya, suara gemerisik tiba-tiba terdengar dari dalam hutan. Tak lama kemudian, beberapa sosok bayangan muncul dan langsung mengepung Andini. Ada tiga orang dan semuanya memakai topeng. Mereka jelas adalah para bandit yang telah menculik Baskoro.Para bandit itu juga sedang mengamati Andini. Salah satu dari mereka melirik kuda di belakangnya dan langsung mengernyit. Dia bertanya, "Di mana orang yang satu lagi?"Meskipun Andini sangat gugup, pikirannya masih cukup jernih. Dia segera memasang ekspresi polos dan bertanya balik, "Orang apa?"Salah satu bandit memaki, "Dasar bodoh! Jangan pura-pura nggak tahu! Mana mungkin kamu bisa menunggangi dua kuda seorang diri?"Andini menarik napas panjang. Dia m

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 164

    Lengan Andini penuh dengan bekas luka yang saling bersilangan. Pemandangan ini membuat para bandit tertegun.Mereka sama sekali tidak menyangka seorang wanita, apalagi wanita dengan status yang begitu tinggi, memiliki begitu banyak luka di tubuhnya. Sejenak, tatapan mereka terhadap Andini berubah. Ada sedikit rasa iba yang terlihat dalam mata mereka.Namun, Baskoro masih saja bersikap sangat emosional. Dia menjelaskan, "Lihat! Dia benar-benar nggak bisa mati meskipun dipukuli! Kalau kalian mengirimnya ke bos kalian, dia pasti akan sangat senang! Tolong lepaskan aku. Aku mohon lepaskan aku ...."Sebelum Baskoro bisa melanjutkan, sebilah belati dilemparkan ke depan Andini. Andini tertegun sejenak, lalu mengangkat pandangannya ke arah Fandi.Pria itu menatapnya dengan dingin sambil berujar, "Kami menangkap bajingan ini cuma karena kebetulan. Awalnya, kami ingin coba melihat gimana reaksi Kaisar sialan itu. Tapi sangat jelas, dia sama sekali nggak peduli pada anak ini."Pria itu berhenti s

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 553

    Rangga pernah menculik Andini dan akhirnya membuat Andini terjatuh ke Sungai Mentari. Dendam itu masih terus disimpan Laras di dalam hati sampai sekarang.Meskipun statusnya hanyalah seorang pelayan biasa dan tak bisa berbuat apa-apa pada Rangga, jangan harap dia bersedia mengikuti Rangga!Selesai bicara, Laras pun membalikkan badan dan melangkah ke arah Kalingga. Kalingga masih tidak mengatakan apa-apa. Setelah mendengar kata-kata Laras barusan, seulas senyuman tipis tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.Senyuman ringan itu, sekalipun sangat tipis, tetap menyakitkan mata Rangga. Dia tidak mengerti. Kenapa Andini tidak mau bersamanya, bahkan pelayannya pun menolaknya?Rangga sontak melangkah maju, hendak menarik tangan Laras. Namun, baru satu langkah diambil, terdengar suara Kalingga yang datar. "Rangga."Hanya satu panggilan pelan, tetapi makna ancamannya sangat jelas. Apabila Rangga benar-benar menahan Laras, Kalingga pasti akan bertindak.Rangga pun berhenti. Aura yang dipancarkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 552

    Jabal mencari tiga kuda terbaik dari kediaman dan berangkat malam itu juga menuju lokasi yang berjarak lebih dari 50 kilometer.Perjalanan tidak sepenuhnya mulus. Mayat perempuan itu ditemukan di sebuah desa kecil. Ketika mereka tiba, matahari sudah bersinar terik.Di luar desa, anak buah mereka sudah menunggu. Begitu turun dari kuda, Kalingga segera masuk ke desa. "Di mana?""Masih di tepi sungai," kata anak buah itu sambil menurunkan suaranya. "Jenderal Rangga juga ada di sana."Mendengar itu, Kalingga sempat tercengang sejenak. Dia mengikuti arah yang ditunjuk. Benar saja, di tepi sungai tak jauh dari sana, terlihat Rangga sedang membuka kain putih penutup mayat. Wajahnya memperlihatkan ekspresi jijik.Melihat itu, Kalingga merasa lega. Dari ekspresi Rangga, seharusnya itu bukan Andini. Namun, detik berikutnya, hatinya kembali diliputi amarah. Informasi itu datang dari bawahannya sendiri, kenapa Rangga bisa lebih dulu sampai di sini?Di belakang, Laras yang melihat mayat tertutup ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 551

    Tingkah mereka yang berpura-pura mabuk tadi memang tak terlihat mencurigakan. Namun, akting setelah mereka "sadar" barusan sungguh buruk. Beberapa dari mereka bahkan langsung terbangun, padahal tidak disiram.Andini mengernyit pelan saat memikirkan hal ini, lalu secara refleks menoleh ke arah jendela. Di sana, dia melihat sosok tinggi besar itu berjalan ke arah barat, menuju ke bawah atap.Dia tak ingin berpikiran buruk tentang orang lain, tetapi saat itu di halaman hanya ada dia seorang yang bukan dari kalangan mereka. Mereka semua pura-pura mabuk, jelas-jelas untuk diperlihatkan kepadanya.Kenapa? Sedang mengujinya? Apakah karena sebelumnya dia secara tidak sengaja menunjukkan sedikit kemampuan bela dirinya?Namun, jika Surya hanya pemburu biasa, bagaimana mungkin dia bisa terpikir menggunakan cara semacam ini? Jangan-jangan identitasnya pun tidak sesederhana itu?Begitu benih kecurigaan tertanam, hal itu mulai tumbuh liar dalam hati. Andini berusaha keras mengingat semua kejadian se

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 550

    Andini sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi di belakangnya. Begitu keluar dari pagar bambu, kaki kirinya terasa sakit lagi. Langkahnya semakin pincang. Sebelum berjalan jauh, dia sudah mulai memanggil, "Bi Endah! Bi Endah!"Dia sama sekali tidak tahu, sebelum dia membuka mulut, sebilah belati nyaris menyentuh leher putihnya dari belakang, hanya sedikit lagi sudah akan menggorok tenggorokannya.Namun, saat dia memanggil nama Endah, belati itu tiba-tiba ditarik mundur, lalu pemiliknya buru-buru kembali ke dalam halaman.Tak lama kemudian, lampu di rumah Endah kembali menyala. Wanita itu bertanya, "Ada apa? Ada apa ini?"Andini memandang Endah dengan wajah penuh rasa bersalah. "Kak Arjuna dan teman-temannya mabuk semua, mereka tidur di luar. Aku khawatir mereka masuk angin kalau tidur di luar. Bisa Bibi bantu aku?"Di dalam pagar, para pria yang mendengarnya saling melirik, masing-masing mulai merasa bersalah."Aduh, ya sudah, aku ke sana sekarang!" sahut Endah cepat-cepat. Tak la

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 549

    Kata "orang kasar" benar-benar mewujud saat ini. Andini sempat terpaku menatap mereka.Surya membelakangi Andini, tentu saja tidak menyadarinya. Namun, pria yang duduk di depannya melihat tatapan Andini, lalu melirik ke arah Surya dan mengangkat dagunya sedikit.Surya pun menoleh. Ketika melihat Andini sedang tersenyum sendiri ke arah mereka, Surya seperti baru menyadari sesuatu. Dia mendorong pria di sampingnya. "Tenang sedikit."Baru saat itu, rombongan pria itu menyadari bahwa masih ada seorang perempuan di sini. Mereka buru-buru minta maaf."Maaf ya, Nona. Kami ini orang-orang kasar, mulut kami kadang suka seenaknya!""Iya, Nona. Kalau tadi ada kata-kata yang nggak enak didengar, anggap saja kami cuma kentut!""Kamu yang kentutnya paling bau, hahahaha!""Sialan kamu!"Suasana kembali ceria, penuh tawa dan canda. Andini memandangi para pria itu. Meskipun kasar dan berisik, kehangatan dan keharmonisan ini adalah sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelumnya.Andini pun tersenyum lem

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 548

    Surya pertama kali turun ke medan perang saat usianya baru enam belas tahun.Sebagai seorang pangeran, ibunya tidak memiliki latar belakang yang kuat. Dia tahu dalam perebutan takhta, dirinya tak mungkin bisa menyaingi para kakaknya. Jika terus tinggal di ibu kota, mungkin suatu hari nanti dia akan menjadi mangsa di tangan orang lain.Karena itu, dia mengajukan diri untuk menjadi prajurit garis depan di bawah komando jenderal besar saat itu.Tahun itu, suku Tru sering mengganggu perbatasan. Rakyat Negara Darsa sangat menderita karena kekacauan itu.Dia memacu kuda di barisan paling depan, menyerbu ke medan perang. Pedang besarnya berayun liar. Saat bilah tajam itu menebas tubuh musuh, dia bahkan bisa mendengar jelas suara tulang yang terbelah.Darah hangat memercik ke wajahnya, dunia seolah-olah berubah merah seketika. Dia mendengar detak jantungnya sendiri begitu keras, tetapi tak bisa membedakan apakah itu karena takut atau justru karena gairah.Di medan perang yang kejam, di mana hi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 547

    Sambil bicara, Surya menoleh ke arah para pria kekar di belakang Anom, lalu berkata, "Kalian lakukan sendiri. Di sana ada kapak dan parang."Setelah itu, dia pun berbalik dan berjalan ke samping. Beberapa pria itu langsung maju dan menangkap Anom.Anom ketakutan setengah mati, berteriak dan menangis sambil terus memohon ampun. Namun, kekuatan para pria itu terlalu besar. Tangan Anom ditarik dan ditekan ke tanah.Kapak pun diangkat tinggi-tinggi, memantulkan kilatan dingin cahaya, lalu dihantamkan dengan keras."Argh!" Anom menjerit. Bagian selangkangannya langsung terasa hangat, seluruh tubuhnya jatuh lemas ke tanah. Namun ... ternyata tangannya masih utuh.Salah satu pria berkata dengan dingin, "Kalau masih berani ulangi lagi, kami nggak akan biarkan begitu mudah!"Pria lain mengeluarkan kantong uang dari balik bajunya dan menyerahkannya kepada Surya. "Ini, Kak.""Terima kasih. Kalian makan saja dulu sebelum pergi," ucap Surya."Siap! Nanti teman kita akan bawa daging dan arak ke sini

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 546

    Endah masih terus menangis. Surya tidak tahu harus bagaimana menenangkannya. Meskipun sosoknya besar dan kekar, dia justru tampak kewalahan saat berdiri di samping Endah.Akhirnya, Andini yang menenangkan Endah untuk beberapa saat. Suasana hati Endah pun membaik. Melihat waktu sudah tidak pagi lagi dan dia masih harus turun ke ladang, Endah pun tidak berlama-lama di situ.Setelah mengantar Endah pergi, Surya menuju ke sisi barat halaman dan mulai sibuk bekerja. Dia berencana membangun atap untuk berteduh. Soalnya kalau hujan turun, dia tidak punya tempat untuk tidur.Melihat Surya sesibuk seperti itu, Andini akhirnya tak tahan untuk bertanya, "Kak Arjuna, kamu benar-benar percaya kalau Anom ambil uang itu buat bayar utang?"Uang itu bukan hasil kerja Andini, jadi dia merasa tidak berhak ikut campur. Namun, dia juga tidak tega melihat penyelamatnya ditipu.Tangan Surya tak berhenti bekerja, suaranya terdengar dalam dan tenang. "Dia pergi judi."Mendengar itu, Andini terkejut. "Kalau beg

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status