Share

Bab 100

Author: Zaina Aulia
Melihat Andini tidak menjawab, Baskoro tersenyum dan berkata, "Aku cuma tanya. Kamu nggak usah menganggapnya serius."

Kemudian, Baskoro bertanya lagi, "Andin, apa yang kamu sukai dari Jenderal Rangga?"

Kali ini, Baskoro tidak menunggu jawaban Andini. Dia meneruskan, "Apa kamu menyukai ketampanannya atau kehebatannya? Apa kamu menyukai semuanya?"

"Rangga memang sangat berbakat. Jangankan kamu, bahkan Safira juga menyukai Rangga. Itulah sebabnya waktu kamu memecahkan mangkuk, dia sengaja membesar-besarkan masalah dan memasukkanmu ke penatu istana," lanjut Baskoro.

Safira adalah nama putri pertama. Andini kaget. Dia tidak menyangka ada masalah ini pada kejadian 3 tahun yang lalu.

Pantas saja, Safira bersikeras menghukum Andini masuk ke penatu istana. Bahkan, dia terus menyuruh para pelayan istana menindas Andini selama 3 tahun.

Namun, sekarang Andini tidak memedulikan Safira. Dia memikirkan Baskoro. Andini menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya, "Kenapa Pangeran tiba-tiba menanyakan hal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lia Sonan
author update nya kapan, jangan lama2 ya. ntar kalo kelamaan akunya keburu lupa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 101

    Siapa yang tidak tahu bahwa selama tiga tahun ini, Ainun selalu mencari kesempatan untuk memohon Permaisuri melepaskan Andini? Di sisi lain, Andini juga paling peduli terhadap neneknya ini.Keluarga Biantara tahu bagaimana menggunakan Ainun untuk menekan Andini, sedangkan Rangga juga tahu bagaimana menggunakan Ainun untuk mengancam Andini. Tentunya, Baskoro tentu juga mengerti hal itu.Benar saja, Andini yang sebelumnya masih berusaha melawan, tiba-tiba berhenti bergerak setelah mendengar ucapan Baskoro. Mulutnya yang tadi ternganga lebar karena sulit bernapas pun langsung tertutup rapat. Hanya saja, kedua matanya masih terus menatap Baskoro dengan tajam.Baskoro tidak menyangka, hanya dengan satu kalimat itu saja Andini langsung menyerah untuk melawan. Setelah keterkejutan singkat itu, perasaan gembira yang belum pernah dia rasakan sebelumnya tiba-tiba menyelimuti hatinya.Baskoro tiba-tiba melepaskan Andini dan berteriak ke arah luar kereta kuda dengan tidak sabaran, "Sudah sampai be

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 102

    Justru karena tidak bisa mengambil nyawanya, Baskoro baru menggunakan nenek Andini untuk mengancamnya agar tidak berbicara sembarangan!Andini menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berkata, "Kalau Pangeran nggak mau membunuhku, berarti aku nggak punya alasan untuk takut."Andini tidak melihat alat penyiksaan apa pun di ruangan ini. Satu-satunya "alat penyiksaan" hanyalah cambuk di tangan Baskoro. Selama tiga tahun di penatu istana, tidak terhitung lagi berapa kali dia menerima cambukan. Jika Andini bisa bertahan selama tiga tahun itu, berarti dia juga pasti bisa bertahan hari ini.Melihat keberaniannya yang seolah-olah tidak takut mati, rasa antusias Baskoro hampir tak bisa lagi disembunyikan. Dia berdiri perlahan, lalu berjalan mendekati Andini. "Aku sudah bilang sebelumnya, aku paling suka melihatmu seperti ini."Sambil berbicara, Baskoro mengulurkan tangan untuk menyibakkan rambut di dekat telinga Andini ke belakang, persis seperti yang pernah dia lakukan sebelumnya di istana.

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 103

    Hari sudah tidak pagi lagi.Andini perlahan-lahan sadar dari pingsannya dan terbaring di lantai dingin. Saat melihat beberapa lilin di dinding yang hampir habis terbakar, dia tahu waktu sudah berlalu cukup lama. Namun, berapa lama tepatnya, dia tidak tahu.Yang dia tahu hanyalah Baskoro memukulinya dengan cambuk berkali-kali. Pukulan itu baru berhenti ketika Baskoro kehabisan tenaga. Dia bahkan masih bisa mengingat tawa puas yang terdengar saat Baskoro meninggalkan ruangan itu ....Tawa itu seperti suara iblis yang tertawa setelah melampiaskan kekejamannya.Punggungnya terasa seperti terbakar. Dia tidak berani bergerak. Darah yang mengalir dari lukanya telah menempel pada pakaian yang robek. Setiap gerakan kecil menyebabkan rasa sakit yang menyayat hati.Sakit sekali .... Benar-benar sakit sekali! Rasa sakit ini jauh lebih parah dibandingkan pukulan dari pelayan senior di tempat pencucian pakaian dulu.Namun, Baskoro tampaknya sangat terampil. Dia memastikan bahwa wajah dan tangannya s

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 104

    Aroma alkohol yang menyengat hampir membuat Andini pingsan. Namun, rasa sakit yang menusuk di punggungnya membuatnya tetap sadar.Dianti mengejar dari belakang Abimana dan berusaha menenangkan, "Kak, jangan marah. Kak Andin hari ini pergi bermain sama Pangeran Baskoro, makanya pulangnya terlambat. Demi menghormati Pangeran Baskoro, jangan persulit Kakak lagi.""Demi Pangeran Baskoro?" Abimana tertawa dingin. "Ya, aku memang harus hormat pada Pangeran Baskoro. Lihat saja, dia baik sekali padamu sampai-sampai mengajakmu bermain di danau! Kalau menurutku, orang sepertimu lebih baik langsung dibawa ke barat kota!"Ekspresi Andini yang semula datar, mendadak berubah penuh keterkejutan mendengar kata-kata Abimana."Kamu ... tahu tentang barat kota?" Akhirnya dia membuka suara. Meski tenggorokannya yang serak membuat Abimana tertegun, bahkan alkohol dalam tubuhnya terasa sedikit memudar.Abimana menatap Andini, matanya menunjukkan tanda-tanda menyelidik, sebelum akhirnya pandangannya jatuh pa

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 105

    Adipati Kresna tercekat mendengar pertanyaan Andini dan tidak mampu memberikan jawaban apa pun.Namun, Kirana yang mendengar keributan itu segera datang dengan tergesa-gesa. Dia membantu Andini bangkit sambil menenangkannya dengan suara lembut."Andin, jangan khawatir. Bagaimanapun, ayahmu adalah seorang Adipati. Selain itu, Selir Agung Haira adalah sahabat Ibu. Pangeran Baskoro nggak akan berani ...."Kalimat terakhirnya terhenti. Kirana tiba-tiba merasakan sesuatu yang basah dan hangat di telapak tangannya. Dia menundukkan kepala dan melihat tangannya sudah penuh dengan darah segar.Matanya membelalak karena kaget, wajahnya berubah pucat, dan dia tanpa sadar mundur beberapa langkah. Semua orang di sana tertegun hingga tidak mampu berkata-kata.Hanya Andini yang tetap berdiri di tempatnya. Matanya yang dingin menyapu wajah mereka satu per satu, merekam ekspresi setiap orang. Senyum sinis muncul di sudut bibirnya. "Jadi, Nyonya Kirana, kamu juga tahu ....""Jadi, kalian semua tahu. Han

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 106

    "Diam!" Adipati Kresna tiba-tiba membentak dengan keras. Dadanya naik-turun karena emosi, tetapi matanya tetap menatap lantai dan tidak berani melihat ke arah Andini sama sekali.Meskipun Abimana mabuk berat, dia bisa melihat bahwa ayahnya benar-benar marah. Oleh karena itu, dia tidak berani bersuara lagi. Namun, tatapan matanya tetap siaga menatap Andini dengan penuh waspada.Andini yang sudah tidak bisa berdiri dengan stabil, mulai kehilangan keseimbangannya. Tubuhnya bergoyang dan hampir terjatuh lagi. Tiba-tiba, dia sangat merindukan Laras. Setidaknya, jika Laras ada di sini, dia pasti akan membelanya dan melawan siapa pun demi dirinya.Andini merasa pusing dan lututnya melemah. Dia hampir jatuh ke tanah lagi. Namun, pelayan senior di sisi Kirana dengan sigap menangkapnya.Begitu merasakan kelembapan yang hangat di tangannya, pelayan itu langsung meneteskan air mata. Suaranya bergetar diselimuti tangisan, "Tuan, Nyonya, Nona Andini penuh dengan luka!"Penuh luka? Kata-kata itu menu

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 107

    Abimana menerobos masuk ke kediaman Baskoro dengan sebilah pedang di tangan.Melihatnya datang dengan penuh amarah, para pengawal Baskoro segera mengepungnya. Namun, karena menghormati statusnya, mereka hanya mencoba menenangkannya. "Tuan Muda, tidak perlu sekasar ini. Kalau ada masalah, bisa dibicarakan baik-baik.""Jangan banyak omong!" Abimana berteriak marah sambil mengayunkan pedangnya sehingga membuat para pengawal mundur beberapa langkah. "Panggil Baskoro keluar!"Mendengar Abimana menyebut nama itu secara langsung, para pengawal merasa terkejut. Dalam hati mereka berpikir bahwa Abimana ini benar-benar tidak takut mati.Namun, kepala pelayan Baskoro tiba-tiba muncul di belakang para pengawal. Dia membungkuk hormat kepada Abimana dan berkata, "Tuan, Pangeran mempersilakan Anda masuk."Para pengawal saling bertukar pandang dengan bingung, tetapi akhirnya mereka menyingkir untuk membuka jalan. Mata Abimana yang merah melirik kepala pelayan itu dengan dingin sebelum melangkah dengan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 108

    Para pengawal hanya bisa menuruti perintah Baskoro dan mundur. Sementara itu, Rangga berhasil merebut pedang dari tangan Abimana.Abimana yang dipenuhi kemarahan berteriak, "Kenapa kamu menghentikanku? Kamu tahu apa yang sudah dilakukan bajingan ini pada Andini?! Apa kamu tahu dia memukulinya sampai seperti itu?!"Rangga tidak menjawab. Dia memang belum melihat luka-luka Andini, tetapi dia mendengar dari Dianti bahwa Andini baru saja kembali dari barat kota.Tatapan Rangga berubah dingin, matanya dipenuhi niat membunuh saat dia menatap Baskoro. Seluruh tubuhnya memancarkan aura yang begitu mengancam.Melihat hal itu, Baskoro berpikir bahwa Rangga mungkin ingin mencincangnya hidup-hidup. Namun, dia tahu Rangga adalah orang yang lebih rasional daripada Abimana.Rangga paham bahwa meskipun dirinya kini sangat dihormati oleh Kaisar, membunuh seorang pangeran hanya akan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri.Baskoro tersenyum puas. Dia mengangkat alis dengan penuh rasa bangga, lalu berbal

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 562

    Penjahat yang satu lagi adalah seorang duda tua di desa, bernama Dierja. Dia adalah orang yang dulu mengajari Anom berjudi.Lucunya, saat warga desa datang menghadapinya, Dierja masih berani menunjukkan kakinya yang terjepit perangkap hewan dan mengaku kalau itu akibat kecelakaan saat pergi mencari Ihatra dan ayahnya di hutan.Niatnya sebenarnya adalah untuk memeras keluarga Diah. Kalau gagal, setidaknya dia bisa mengemis sedikit uang dari kepala desa. Namun tak disangkanya, para warga langsung mengikatnya dan menyeretnya ke hadapan Surya.Mengenai kelanjutannya, Andini sendiri tidak tahu. Dia hanya tahu, keesokan paginya saat bangun tidur, Dierja sudah diseret dan dikirim ke kantor pemerintahan. Sementara itu, Anom sudah dibawa Surya ke ladang sejak pagi.Dulu, Endah selalu memanjakan anaknya dan tidak pernah membiarkan Anom menyentuh pekerjaan ladang. Namun hari ini, di bawah pengawasan langsung dari Surya, Anom dipaksa bekerja keras di bawah terik matahari selama empat jam penuh seb

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 561

    "Dasar nggak peka," ujar Endah tiba-tiba.Surya mengerutkan alis. "Apa maksudnya?"Barulah Endah menurunkan suaranya dan berkata, "Kaki kiri gadis itu terluka, kenapa kamu nggak langsung gendong saja?"Surya tidak merasa dirinya salah. Dia hanya menjawab dengan tenang, "Dia bilang bisa jalan, cukup minta aku bantu topang sedikit.""Itulah kenapa aku bilang kamu ini nggak peka!" Endah menggeleng tak berdaya, lalu menghela napas, "Dasar si Anom ... sampai melakukan hal seperti ini. Arjuna, tolong bantu aku kasih dia pelajaran, ya."Tatapan Arjuna seketika berubah dingin. "Takutnya Bibi nggak tega.""Nggak ada yang perlu ditakuti," Endah menghela napas panjang. "Kamu benar. Lebih baik aku lihat dia dihukum sekarang, daripada nanti harus memungut kepalanya di lapangan eksekusi.""Mm." Arjuna mengangguk ringan, menandakan bahwa dia menerima permintaan untuk mendidik Anom.Tak lama kemudian, rombongan mereka pun kembali ke halaman rumah berpagar bambu.Mereka melihat Anom sudah berlutut di t

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 560

    Andini benar-benar tidak punya tenaga untuk membuka jebakan hewan itu. Namun, setelah dia mengutak-atik sebentar, dia menyadari bahwa jebakan itu diikat dengan rantai besi tipis dan ujung rantainya terimpit di bawah sebuah batu besar.Dengan sisa tenaga yang dia punya, Andini berjuang keras menarik rantai itu keluar dari bawah batu dan akhirnya berhasil membawa jebakan yang masih menjepit kakinya. Dia pun terpincang-pincang keluar dari hutan.Meskipun tidak tahu persis arah jalan pulang, dia masih ingat dari mana dia datang tadi. Namun, sebelum berjalan jauh, dia justru melihat sosok seseorang berlari ke arahnya dari kejauhan.Sesaat, Andini merasa bimbang. Dia hampir mengira itu adalah Byakta. Dia terlalu merindukan Byakta.Namun, dia segera tersadar bahwa sosok yang dulu selalu menemani di saat terpuruk dan tak berdaya, tidak akan pernah kembali.Jadi, Andini langsung mengenali sosok yang datang itu, menepis perasaan duka dalam hatinya, memaksakan senyuman, dan berseru pelan, "Kak Ar

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 559

    Anom bersikeras. "Ma ... mana aku tahu dia ke mana!"Surya menatapnya dengan sorot mata yang semakin suram. "Bi Endah hanya tanya soal sup ayam, nggak pernah bilang hilangnya gadis itu ada hubungannya denganmu. Tapi, kamu langsung panik sendiri. Itu namanya mengaku sebelum ditanya."Mendengar itu, Anom semakin gelisah. "Aku nggak salah! Jangan fitnah aku! Aku nggak punya dendam sama dia, kenapa harus mencelakainya?"Justru karena sikapnya yang begitu, semakin terlihat bahwa dia memang merahasiakan sesuatu.Endah juga marah. Dia langsung mengambil sapu dari balik pintu dan menghajarnya tanpa ampun, "Dasar anak setan! Kau bawa gadis itu ke mana, cepat bilang!"Anom menjerit-jerit, berlari ke sana sini untuk menghindari amukan Endah. Namun, dia tetap saja bersikeras. "Aku nggak tahu! Aku benar-benar nggak tahu!"Tanpa sadar, dia berlari ke arah Surya yang langsung menangkapnya dan menekan tengkuknya ke tanah. Seketika, Anom tak bisa bergerak.Suara Surya rendah dan dingin, mengandung kema

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 558

    Dalam keadaan linglung, Andini teringat saat dulu dirinya ditangkap oleh Panji dan dibawa masuk ke gua.Waktu itu, dia juga berlari sekuat tenaga ke dalam hutan, hingga akhirnya tidak tahu sudah berapa lama dia terjebak di sana. Pada akhirnya, Rangga yang menggendongnya keluar dari hutan itu.Andini tak ingin mengulang nasib yang sama. Jadi, sambil terus berlari, dia juga memperhatikan keadaan di belakangnya. Melihat Anom masih belum menyerah mengejar, dia mulai panik.Malam kian larut. Hanya dalam waktu singkat setelah menerobos masuk ke hutan, Andini sudah tidak bisa melihat apa-apa saking gelapnya. Hal yang paling dia khawatirkan akhirnya terjadi.Krek! Suara tajam menggema. Kakinya terjepit jebakan hewan!"Anom! Jangan ke sini lagi!" teriak Andini panik. "Di sini banyak jebakan! Aku juga kena!"Mendengar itu, suara langkah kaki Anom pun terhenti. Mungkin karena teringat pada temannya yang juga cedera, Anom akhirnya memutuskan untuk tidak lanjut mengejar, lalu berbalik dan pergi.Di

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 557

    Tepat saat itu, terdengar suara samar-samar dari arah halaman.Andini tersentak, segera bangkit dan mengintip ke luar. Dia pun melihat bayangan seseorang yang mondar-mandir di halaman."Siapa di sana?""Aku."Suara itu terdengar cukup familier.Andini mencoba menebak, "Anom?""Benar!" sahut Anom, lalu berjalan ke depan pintu sambil berkata, "Ibuku masak sup ayam malam ini. Tapi gara-gara kejadian Bi Diah, jadi lupa. Tadi baru dipanaskan lagi, terus aku disuruh antar ke sini."Memang benar, Endah sering membuatkan sup ayam untuknya setiap beberapa hari sekali. Andini tidak terlalu curiga, jadi berkata, "Taruh saja di depan pintu, nanti aku ambil.""Baik!" Jawaban Anom cepat dan ringan.Tak lama kemudian, Andini melihat Anom keluar dari halaman. Dia bangkit, tertatih-tatih menuju pintu.Begitu membuka pintu, memang benar ada semangkuk sup ayam di atas lantai. Dia perlahan berjongkok, hendak mengambil mangkuk itu.Tepat saat itu, dari sudut halaman, tiba-tiba muncul bayangan. Sebelum Andi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 556

    Saat Surya kembali ke Desa Teluk Horta, matahari sudah terbenam. Dari kejauhan, dia langsung melihat halaman rumahnya dikerumuni oleh banyak orang.Hatinya langsung mencelos, tak tahu apa yang sedang terjadi. Seseorang melihatnya dan langsung berteriak, "Itu dia! Dia sudah kembali!"Semua orang pun serentak menoleh ke arah Surya.Begitu memasuki halaman, Surya langsung melihat Diah terbaring di tengah halaman. Di samping, Andini sedang berlutut.Terlihat dia memegang sebatang jarum sulam dan sedang menusukkannya ke tubuh Diah, yang matanya tampak sayu, antara sadar dan tidak."Ada apa ini?" Suara Surya terdengar dalam.Endah segera melangkah ke depan, menjelaskan, "Ihatra bertengkar sama ayahnya, terus kabur ke dalam hutan. Ayahnya takut terjadi apa-apa, jadi ikut masuk hutan juga.""Diah menunggu di rumah sampai langit hampir gelap. Dia panik dan langsung pingsan. Untungnya gadis ini menguasai ilmu medis. Baru dua tusukan jarum saja, Diah langsung siuman."Mendengar itu, tatapan Surya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 555

    Melihat punggung Surya yang semakin menjauh, Endah hanya bisa menghela napas, lalu berbalik dan berkata kepada Andini, "Aku rebus dulu ayamnya, nanti aku balik lagi ke sini."Usai berkata begitu, dia pun pergi.Andini duduk di dalam rumah, memandangi punggung Endah yang perlahan menghilang. Dia juga melihat dengan jelas bahwa Anom belum pergi.Anak itu masih berdiri di tempatnya, menatap Andini dari balik jendela. Saat Andini memandang balik ke arahnya, Anom buru-buru mengalihkan pandangan dan berseru, "Bu, tunggu aku!"Setelah itu, dia pun berbalik dan pergi. Namun, sorot mata Anom tak luput dari pandangan Andini.Tatapan yang dilontarkan padanya mengandung kebencian. Perasaan itu terlalu familier bagi Andini. Dulu ketika Dianti diam-diam memandangnya, sorot mata itu sama persis.Dua jam kemudian, Surya akhirnya tiba di kota kecil. Dia menjual hasil buruannya ke rumah makan yang sudah akrab dengannya, lalu berkeliling sesaat dan masuk ke sebuah gang kecil. Kemudian, dia mendorong pint

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status