"Apa sudah semuanya? Kamu yakin tidak ada yang tertinggal?"
Damar Myosotis melihat dengan prihatin ke arah barang bawaan yang akan dibawa oleh putra dan putrinya.
'Itu terlalu sedikit.'
"Ayah itu sudah semuanya."
Agnes yang berdiri beberapa langkah darinya menjawab dengan tenang.
"Tapi, bagaimana bisa kalian berdua hanya membawa sebanyak ini?"
"Ayah kami tidak akan lama untuk apa membawa banyak barang?" Ucap Alex disebelahnya.
Agnes yang melihat interaksi keduanya berbicara dengan pelan pada Aland yang berada disampingnya. Sangat pelan sehingga hanya mereka berdua yang dapat mendengarnya.
"Apa satu gerbong barang itu terlalu sedikit?"
Aland tersenyum geli mendengar pertanyaan polos Agnes namun dia segera mengubahnya menjadi senyum hangat. Itu karena Damar sedang melihat ke arah mereka berdua.
Dia punya satu ide di kepalanya.
Senyum Aland semakin lebar ketika dia mendekatkan diri pada Agnes. Cukup deka
Perjalanan itu berjalan dengan lancar sampai mereka mendirikan kemah untuk istirahat.Malam hari, disaat semua orang berkumpul di api unggun. Ada suara binatang buas yang terdengar di kegelapan.AaaauuunnggggSuara itu. Suara lolongan serigala.Awalnya lolongan itu terdengar dari suatu tempat di tengah hutan yang jauh. Namun,suaranya semakin nyaring dan meluas.AaaauuuuuunnngggggAaaauuuuuunnngggggItu terdengar dari berbagai arah sekarang.Lolongan itu tidak terdegar seperti lolongan serigala pada umumnya. Itu seperti merintih. Selanjutnya itu juga seperti sangat mendesak. Anehnya suara it
Pada saat itu terdengar suara wanita yang berasal dari pintu tenda."Permisi, saya membawa apa yang nona muda minta. Bolehkah saya masuk?"Seorang pelayan bertanya dengan sopan. Dia berdiri di luar dengan pakaian ditangannya. Bukan hanya dia. Ada tiga dari mereka. Masing-masing membawa sesuatu di tangannya."Masuklah."Begitu suara Agnes terdengar pelayan- pelayan itu tanpa ragu masuk kedalam.Agnes bisa melihat mereka membawa pakaian baru, sebaskom besar air bersih, perban dan lainnya untuk anak serigala itu."Saya membawa apa yang anda minta, saya juga membawa beberapa tanaman obat yang mungkin dapat membantu.""Bagus, lakukan pekerjaanmu."
Saat Agnes membuka mata dia duduk di sebuah tempat sempit dan gelap. Dia bahkan tidak bisa melihat tangannya sendiri. Tidak ada suara atau cahaya, hanya suara nafasnya yang terdengar. Agnes menghirup nafas panjang dan mencium bau amis, busuk dan bau darah."Tenang," gumamnya pada diri sendiri.Dia tidak bisa melihat apapun tetapi Agnes tahu bahwa dia baik-baik saja. Telapak kakinya agak sakit tetapi sisanya dalam keadaan baik. Meskipun dia mencium bau darah, itu bukanlah darahnya.Agnes memejamkan mata dan memfokuskan pendengaran tetapi dia tidak dapat mendengar apapun. Entah itu karena tidak ada orang di sekelilingnya atau tempat ini kedap suara. Dia membuka mata dan meraba sekelilingnya dengan hati-hati. Itu halus. Dinding yang mengelilinginya halus, tidak kasar dan agak licin. Dia kemudian meraba bagian atas. Dahi Agnes mengkerut. Agnes memukul-mukul tempat diatas kepalanya.Tak Tak TakPukulnya dengan pelan. Itu terdengar seperti suara em
"Kenapa kamu tidak memberitahuku bahwa kamu membuat kesepakatan dengan El?"Mata Agnes sedikit melebar karena terkejut. Dia melirik ke arah Aland. Akan tetapi Aland masih asik dengan bukunya. Tampaknya dia berada di dunia yang berbeda dengan kedua kakak beradik itu."Maaf? Aku tidak tahu jika kakak juga tahu tentang El. Aku pikir hanya aku dan Aland yang mengetahuinya."Agnes dengan cepat menjelaskan semuanya. Dahinya berkerut begitu mengetahui bahwa Alex juga terlibat dengan El.'Seberapa jauh cerita ini akan keluar dari aslinya?'Meskipun pertanyaan itu tidak penting sekarang, Agnes tidak bisa menghentikan dirinya untuk tidak bertanya.Alex menggeleng pelan begitu melihat dahi A
"Aku tidak tahu sampai sejauh itu. Aku hanya tahu bahwa mereka adalah organisasi bawah tanah yang cukup berbahaya. "Aland mengabaikan tatapan kecewa di wajah kedua saudara itu. Dan kembali berbicara."Menurut Bin ada dua kemungkinan kenapa mereka menyerang desa Elf secara bersamaan. Pertama mungkin mereka ingin menunjukan kekuatan, yang kedua mungkin mereka mencari sesuatu."'Menunjukan kekuatan.'Alex mengerutkan dahinya tidak mengerti. Kenapa orang-orang yang seperti itu menjadikan desa Elf sebagai tempat pertama mereka menunjukan diri ke dunia luar? Selain itu kenapa mereka menculik anak-anak."Apa yang mereka cari?"Alex bertanya dengan bingung.
"Saya mendengar apa yang akan anda dan Tuan muda Aland lakukan saat festival musim dingin nanti."Dahi Agnes berkerut."Kamu tahu."Kedua tangan Key terkepal begitu mendengar perubahan intonasi dari suara Agnes. Itu datar, tanpa emosi."Iya, Tuan muda Aland yang memberi tahu saya."'Kenapa bajingan itu memberitahu anak ini?'Agnes mengumpat dalam hati. Dia tidak habis pikir. Key memang memiliki kemampuan bertarung yang cukup hebat karena dia sudah dilatih sejak kecil. Dia juga berbakat. Walaupun tidak sehebat Aland atau Alex, setidaknya dia memiliki kemampuan untuk menjaga dirinya sendiri. Dia juga adalah raja Dirus di masa depan. Catat, dimasa depan dan bukannya sekarang.
Sesuai yang dijadwalkan hari ini Agnes akan berkunjung ke kediaman Clematis.Berbeda dengan kediaman Myosotis yang terlihat sederhana namun elegan, kediaman Clematis terlihat megah dan mewah. Ada banyak bunga mawar biru di pintu masuk dan begitu sampai di dalam juga banyak vas yang berisi berbagai bunga."Wow..""Hm?""Ah, itu kau punya bunga krisan putih."Agnes memandang kearah vas bunga di atas meja yang mereka lewati. Ada rangkaian bunga mawar biru dan krisan putih yang dijadikan satu."Kau suka?" Tanya AlandAgnes mengangguk dan tersenyum cerah.Itu adalah jenis senyum yang tidak perna
"Aku benar-benar minta maaf.""Tidak apa-apa.""Ibuku bukan sengaja menghindarimu."Agnes menghela nafas lelah. Sedari tadi Aland terus saja membahas hal yang sama."Aku baik-baik saja, lagipula kita bisa bertemu lain kali kan," ucap Agnes sambil melihat langit malam.Saat ini mereka sedang duduk berdampingan di kursi yang berada di taman. Ada berbagai macam bunga disini namun kebanyakan dari bunga itu berwarna biru.Semuanya terlihat cantik dan terawat."Nyamannya," gumam Agnes.Langit penuh bintang, meskipun bulan tidak terlihat namun, pemandangan malam terlihat indah, seperti lukisan yang dibuat oleh seniman yang berbakat. Sangat cantik dan indah hingga kau tidak bisa berkata-kata.Agnes menoleh ke samping karena tidak pendapatan respon dari Aland."Apa kau marah?"Agnes sama sekali tidak dapat mengerti kenapa Aland bersikap seperti ini."Apa kau tidak marah?""Kau sendiri yang bilang kalau