"Kenapa kamu tidak memberitahuku bahwa kamu membuat kesepakatan dengan El?"
Mata Agnes sedikit melebar karena terkejut. Dia melirik ke arah Aland. Akan tetapi Aland masih asik dengan bukunya. Tampaknya dia berada di dunia yang berbeda dengan kedua kakak beradik itu.
"Maaf? Aku tidak tahu jika kakak juga tahu tentang El. Aku pikir hanya aku dan Aland yang mengetahuinya."
Agnes dengan cepat menjelaskan semuanya. Dahinya berkerut begitu mengetahui bahwa Alex juga terlibat dengan El.
'Seberapa jauh cerita ini akan keluar dari aslinya?'
Meskipun pertanyaan itu tidak penting sekarang, Agnes tidak bisa menghentikan dirinya untuk tidak bertanya.
Alex menggeleng pelan begitu melihat dahi A
"Aku tidak tahu sampai sejauh itu. Aku hanya tahu bahwa mereka adalah organisasi bawah tanah yang cukup berbahaya. "Aland mengabaikan tatapan kecewa di wajah kedua saudara itu. Dan kembali berbicara."Menurut Bin ada dua kemungkinan kenapa mereka menyerang desa Elf secara bersamaan. Pertama mungkin mereka ingin menunjukan kekuatan, yang kedua mungkin mereka mencari sesuatu."'Menunjukan kekuatan.'Alex mengerutkan dahinya tidak mengerti. Kenapa orang-orang yang seperti itu menjadikan desa Elf sebagai tempat pertama mereka menunjukan diri ke dunia luar? Selain itu kenapa mereka menculik anak-anak."Apa yang mereka cari?"Alex bertanya dengan bingung.
"Saya mendengar apa yang akan anda dan Tuan muda Aland lakukan saat festival musim dingin nanti."Dahi Agnes berkerut."Kamu tahu."Kedua tangan Key terkepal begitu mendengar perubahan intonasi dari suara Agnes. Itu datar, tanpa emosi."Iya, Tuan muda Aland yang memberi tahu saya."'Kenapa bajingan itu memberitahu anak ini?'Agnes mengumpat dalam hati. Dia tidak habis pikir. Key memang memiliki kemampuan bertarung yang cukup hebat karena dia sudah dilatih sejak kecil. Dia juga berbakat. Walaupun tidak sehebat Aland atau Alex, setidaknya dia memiliki kemampuan untuk menjaga dirinya sendiri. Dia juga adalah raja Dirus di masa depan. Catat, dimasa depan dan bukannya sekarang.
Sesuai yang dijadwalkan hari ini Agnes akan berkunjung ke kediaman Clematis.Berbeda dengan kediaman Myosotis yang terlihat sederhana namun elegan, kediaman Clematis terlihat megah dan mewah. Ada banyak bunga mawar biru di pintu masuk dan begitu sampai di dalam juga banyak vas yang berisi berbagai bunga."Wow..""Hm?""Ah, itu kau punya bunga krisan putih."Agnes memandang kearah vas bunga di atas meja yang mereka lewati. Ada rangkaian bunga mawar biru dan krisan putih yang dijadikan satu."Kau suka?" Tanya AlandAgnes mengangguk dan tersenyum cerah.Itu adalah jenis senyum yang tidak perna
"Aku benar-benar minta maaf.""Tidak apa-apa.""Ibuku bukan sengaja menghindarimu."Agnes menghela nafas lelah. Sedari tadi Aland terus saja membahas hal yang sama."Aku baik-baik saja, lagipula kita bisa bertemu lain kali kan," ucap Agnes sambil melihat langit malam.Saat ini mereka sedang duduk berdampingan di kursi yang berada di taman. Ada berbagai macam bunga disini namun kebanyakan dari bunga itu berwarna biru.Semuanya terlihat cantik dan terawat."Nyamannya," gumam Agnes.Langit penuh bintang, meskipun bulan tidak terlihat namun, pemandangan malam terlihat indah, seperti lukisan yang dibuat oleh seniman yang berbakat. Sangat cantik dan indah hingga kau tidak bisa berkata-kata.Agnes menoleh ke samping karena tidak pendapatan respon dari Aland."Apa kau marah?"Agnes sama sekali tidak dapat mengerti kenapa Aland bersikap seperti ini."Apa kau tidak marah?""Kau sendiri yang bilang kalau
Dia sama sekali tidak memiliki keinginan untuk hidup sebagai Gerbang sepanjang hidupnya. Dia menjadi Gerbang karena Aland menjadi Penjaga. Agnes mengingatkan dirinya sendiri untuk bertanya pada El tentang kriteria Gerbang nanti. Dan memastikan untuk mencari kandidat untuk menggantikan dirinya."Kita sampai," ucap Aland"Ayo turun."***"Tuan muda Aland Clematis dan nona Agnes Myosotis memasuki ruangan!"Tap Tap TapAku dan Aland berdampingan berjalan memasuki aula pertemuan. Seperti yang diperkirakan semua melihat ke arah Agnes dengan rasa penasaran di mata mereka.Agnes mengamati sekitar dengan hati-hati.Ada sepuluh meja di dalam ruangan dan masing-masing dari meja itu memiliki 4-5 kursi.Di bagian paling depan ada dua kursi di depan dengan ketinggian yang berbeda. Meja para bangsawan ada pada ketinggian yang lebih rendah dari dua meja itu, tetapi letaknya disesuaikan dengan kedekatan mereka dengan putra mahkota. Semak
Sehari kemudian. Hari perayaan.Di dalam kereta keluarga Clematis."Ketika kita sampai di sana duduklah di kursi yang sudah disediakan, aku dan Alex akan berkeliling lebih dulu. Sebelum acara utama dimulai kami akan kembali," ucap Aland sambil membalik dokumen di tangganya."Aku mengerti," jawab Agnes."Tetaplah berada di dekat Isaac.""Ok," jawab Agnes."Janga-""Aku mengerti, aku sudah mengingatnya, jadi jangan katakan lagi atau aku akan melupakan segalanya," ucap Agnes kesal karena setiap ada kesempatan Aland akan terus mengatakan kata-kata yang sama padanya. Dia memperlakukannya seperti seorang anak yang baru pertama kali ditinggal orang tuanya.Haaa..Aland menghembuskan nafas panjang.Mengabaikan dokumen di tangannya, dia memperhatikan Agnes yang sibuk melihat keluar jendela. Dia akui bahwa dia sedikit paranoid, itu tidak seperti dirinya yang biasanya."Baiklah. Aku mengerti. Aku hanya sedikit khawati
Karena Agnes bukan Orion atau anggota kerajaan dia tidak berada di platform. Sebaliknya dia mendapatkan kursi terbaik untuk melihat upacara dari dekat. Itu berlaku juga untuk calon putri mahkota yang duduk di seberang meja Agnes. Mereka hanya dibatasi oleh pagar lingkaran yang menjadi tempat upacara. Agnes duduk di kursinya sedangkan Isaac berdiri di belakang. Meskipun dia duduk di bawah matahari yang bersinar cerah, dia sama sekali tidak merasa kepanasan malahan dia merasa begitu segar. Matanya melihat ke depan dengan pandangan menilai.Itu dia, Lily Clematis.Dia duduk dengan tegak di samping Sila Clematis. Sama seperti yang dideskripsikan dalam novelnya dia memiliki senyum lembut yang dapat menyentuh banyak orang. Wajahnya kecil dengan mata bulat yang besar. Secara keseluruhan dia terlihat manis. Citranya adalah gadis baik dan polos yang tanpa sengaja ikut dalam pemilihan putri mahkota.Dengan gerakan mata yang dibuat tidak sengaja, Lily Clematis melihat ke a
Pendeta Agung berteriak dengan suara serak. Aura tenang dan bijak yang Agnes lihat tadi menghilang entah ke mana. Dia berteriak marah seperti orang tua yang putus asa.Para pendeta yang mendengar teriakannya berlari mendekat, untuk menyelamatkan atau mengetahui apa yang terjadi. Namun, mereka dihalangi oleh para ksatria. Akibatnya mereka berdebat dengan para ksatria.“Apa yang Anda lakukan!”“Biarkan kami lewat!”“Apa Anda tahu di mana ini!”Mereka mengatakan berbagai omong kosong yang tentu saja diabaikan oleh para ksatria. Tidak mempan dengan kata-kata para pendeta mencoba untuk melawan dengan kekuatan fisik.Para pendeta terus berusaha melewati barisan para prajurit untuk menghampiri Pendeta Agung namun, hasilnya sudah jelas. Tidak peduli seberapa keras mereka mencoba menerobos barisan itu, para ksatria tetap berdiri kokoh tanpa bergeser sedikit pun.“Diam! Jangan bergerak dan diam di tempa