Aku Akan Meminta Keajaiban Itu Sekali LagiLerina yang telah bangun sejak pagi tadi hanya bisa menangis setelah mendengar penjelasan dari dokter mengenai keadaannya. Tubuhnya memang terasa lemah, seluruh tulangnya seakan tak bertenaga saat ini. Han dengan setia mengusap air mata istrinya itu, mencoba menenangkannya, namun tetap saja Lerina tidak dapat menahan kesedihannya."Aku akan mengupayakan kesembuhanmu, jangan sedih! Aku akan menemanimu berjuang, ok!" bujuk Han yang entah sudah keberapa kali. Lerina mengangguk pelan. Han memberi kecupan di keningnya lalu berpindah dibibirnya. Lerina akhirnya tersenyum meski sangat tipis. "Berapa bulan usianya?" Lerina yang sudah mengetahui tentang kegugurannya itu bertanya."Sepuluh minggu," jawab Han sendu. Meski tidak mengetahui hal itu sebelumnya, namun tetap memberikan kesedihan bagi mereka."Aku sungguh-sungguh tidak tahu, Han.""Iya, aku percaya. Jangan terlalu dipikirkan, fokuslah pada kesehatanmu saja." Siang itu kedua orang tua Han d
Benar-Benar Mirip Rivera sudah di izinkan pulang ke rumah karena kondisinya yang sudah membaik, tinggal rutin mengkonsumsi obat serta menjaga tubuhnya agar tidak terlalu lelah agar bisa melakukan operasi dua bulan kedepan.Dia sangat senang, di tambah dengan Baby Alyona yang sudah lepas dari tabung inkubator.Ah, rasanya sudah tidak sabar untuk bertemu Alyona setiap hari.Tak henti-hentinya ia tersenyum memandang wajah putri kecilnya yang berada di pangkuannya. Alyona yang acap kali menggerakkan tubuhnya membuat Rivera sangat gemas dan ingin menggigit pipi semerah cerrynya. Rivera masih tidak menyangka bisa berada di fase ini, dimana dirinyalah yang akan mengurus baby Alyona sendiri. Ketakutannya tentang kematian lenyap berkat bantuan dari Dimitri. Pria itu memberikan semangat hidup baru untuknya."Sampai!" ucap Dimitri tepat di depan pintu aparemennya, tempat tinggal mereka dengan mendiang istrinya.Dia menekan sandinya lalu otomatis pintunya terbuka. Dimitri berpindah ke belakan
Kau Baik Dan LucuHan baru saja selesai membantu Lerina membersihkan tubuhnya, ia dengan telaten memakaikan pakaian ganti untuk istrinya itu. Setelahnya Han membawanya keluar, malam ini ia akan memasak untuk makan malam mereka.Lerina memberitahunya, bagaimana cara mengerjakannya, mulai dari memotong sayuran hingga cara memasaknya. Han merasa kesulitan, Lerina hanya bisa tertawa."Kita pesam saja," kata Lerina. Sebenarnya sudah sejak tadi ia mengatakannya, tapi Han menolak dengan alasan tidak mau terlalu merepotkan Harry.Ting"Sepertinya ada tamu?" ucap Lerina sambil menoleh kedepan."Biar aku saja yang membukanya, kata Han sambil meletakkan kembali sutil di tangannya. Ia berjalan ke depan tanpa melepas celemek yang menempel di tubuhnya."Hai!"Harry lah yang datang dengan membawa kotak makanan di tangannya, "Aku pikir Kalian pasti lelah dan tidak sempat memasak, jadi aku membawakan makan malam untuk Kalian!" ucap Harry seraya tersenyum.Han bergeming di tempat."Wah! Terimakasih ban
Misteri Kematian Istri Dimitri Malam itu mereka terpaksa menginap di rumah tabib yang bernama Tatsuya itu. Dia pria campuran jepang rusia yang memiliki gelar dokter, namun sejak ia berhasil menciptakan penawar berbagai racun, ia lebih memilih membuka pengobatan sendiri dengan di bantu oleh Harry sang keponakan."Apa yang Kau rasakan?" tanya Han sebelum tidur. Mereka tengah berbaring sambil berhadapan."Tubuhku terasa lebih rilex," jawab Lerina. Tangannya mendarat di pipi sang suami kemudian turun ke bawah bibir."Kau tidak menyukainya?" dia, menyentuh tangan itu dan mengecupnya lembut. "Suka, hanya saja ini sudah terlalu panjang," kata Lerina. "Aku akan mencukurnya saat kita kembali ke kota." Kini tangan Han berpindah ke wajah sang istri, mengelusnya lembut lalu berakhir di bibir sang istri.KrakAwwwwSssttHan menarik tangannya cepat karena digigit oleh Lerina. Dia memeriksanya sambil meringis kesakitan lalu mengibas-ngibaskan jarinya."Apa terlalu sakit? Sini aku periksa!" L
Aku Wanita Bersuami "Siapa dia?"Rivera tidak dapat menyembunyikan rasa penasarannya terhadap reaksi Alicia tadi, pada akhirnya ia bertanya saat mereka telah berada di jalan menuju ke apartemen."Adik Alana, mendiang istriku," jawab Dimitri jujur."Pantas dia begitu terkejut melihatku tadi. Sepertinya ke depan akan semakin banyak yang terkejut melihatku bersamamu." Rivera memikirkan hal itu, tapi selagi tidak mengganggu hidupnya. Rivera tidak mempermasalahkannya. "Benar, tapi aku minta bila ada yang datang dan berbuat baik padamu, tetaplah waspada dan jangan mudah mempercayai apapun." Kening Rivera mengernyit, ia mencoba memahami ucapan Dimitri yang seolah mengatakan bahwa hidup istrinya dulu tidaklah mudah."Ah, sudah sampai. Biarkan aku membuka pintu mobilmu!" ucap Dimitri lalu turun.Rivera tertawa, "Kau terlalu berlebihan," katanya setelah Dimitri membuka pintunya."Aku tidak ingin Rivera kelelahan," sahutnya lalu tersenyum."Hanya membuka pintu tidak akan membuat Rivera le
Nyaris Bertemu Bi Minnie cukup terkejut mendengar pengakuan Rivera. Dimitri memang menceritakan tentang Rivera, tapi sebagai wanita yang hamil karena diperkosa. Memang tidak sepenuhnya salah, namun Rivera bukan wanita bebas yang tidak dinikahi. Dia adalah seorang istri yang tidak di anggap. "Tidak seperti yang Bibi pikirkan. Aku memang memiliki suami, tetapi hanya status saja. Hubungan kami tidak seperti suami istri pada umumnya." Rivera tak ingin dipandang buruk oleh Bi Minnie. Ia menceritakan sedikit tentang hubungan pernikahannya. "Mmm, maaf Nyonya, aku tidak berpikiran begitu," sangkal Bi Minnie meskipun sempat ia berpikir sedikit salah. Sekarang ia paham, tapi bukan itu yang menjadi kekhawatirannya.Tuan Dimitri terlihat sangat menyukai Rivera lalu bagaimana bila suami wanita ini tiba-tiba datang? Ia tidak dapat membayangkan betapa terlukanya Dimitri."Aku begitu terpuruk hingga tak dapat menolak Dimitri, tapi tak kupungkiri aku mulai nyaman dengannya." Rivera mengakui apa yan
Dia Alana, Istriku! Dimitri menunggu Antonio di lobby hotel, setelah pulang dari apartemen ia menghubungi keluarganya agar menyiapkan makanan untuk menyambut kedatangan temannya, Antonio.Antonio mengikuti Dimitri dari arah belakang. Mobil telah memasuki kawasan sepi sepanjang lima ratus meter barulah terlihat Mansion keluarga Dimitri.Tak diragukan lagi, pria itu memang sangat kaya, membuang uang pembatalan kerjasama saja tidak berpengaruh bagi perusahaannya.Meskipun Antonio juga dari kalangan keluarga kaya, namun dia tetap mengagumi istana keluarga Dimitri.Satu wanita tua dengan anak lelaki yang berusia lebih tua dari Dimitri juga wanita cantik tampak menyambut Dimitri dan Antonio.Antonio memasang senyum dan menyapa, memperkenalkan dirinya. Ketiganya membalas, namun dengan wajah yang terkesan tidak suka."Ayo Antonio, silahkan masuk!" ajak Dimitri."Terimakasih! Aku seperti tamu spesial," gurau Antonio."Ya, Kau datang dari jauh, bukankah itu sangat spesial?" Dimitri membalasnya
Perubahan Tania "Apa yang membawamu kesini?"Han bertanya pada Antonio yang baru saja menghubunginya dan mengajak bertemu. Cafe di dekat hotel menjadi pilihan Antonio.Han dan Lerina di antar oleh Harry ke tempat itu, karena mereka belum tahu letaknya. Harry memang selalu siap melayani mereka, tetapi anehnya pria itu selalu menolak bayaran dari Han. Antonio terlihat menarik napas berat lalu menghembuskannya perlahan sebelum menjawab pertanyaan dari sepupunya itu.Seorang pelayan datang membawakan pesanan mereka."Dari hasil cctv, terlihat Rivera dengan Dimitri yang sebelumnya rekan bisnisku bersama dan itu terjadi lebih dari satu kali," jawab Antonio. Masih terlihat kilat penyesalan dan pancaran kesedihan di dalam bola matanya. "Dimitri Boleslav?" Han memastikannya. Dia tentu mengenal Dimitri pengusaha asal Rusia.Antonio mengangguk. "Kau sudah bertemu dengannya?" Kali ini Lerina yang bertanya."Ya, bahkan dia mengajakku ke Mansion keluarga mereka." Antonio kembali mendesah kecew