Kau Baik Dan LucuHan baru saja selesai membantu Lerina membersihkan tubuhnya, ia dengan telaten memakaikan pakaian ganti untuk istrinya itu. Setelahnya Han membawanya keluar, malam ini ia akan memasak untuk makan malam mereka.Lerina memberitahunya, bagaimana cara mengerjakannya, mulai dari memotong sayuran hingga cara memasaknya. Han merasa kesulitan, Lerina hanya bisa tertawa."Kita pesam saja," kata Lerina. Sebenarnya sudah sejak tadi ia mengatakannya, tapi Han menolak dengan alasan tidak mau terlalu merepotkan Harry.Ting"Sepertinya ada tamu?" ucap Lerina sambil menoleh kedepan."Biar aku saja yang membukanya, kata Han sambil meletakkan kembali sutil di tangannya. Ia berjalan ke depan tanpa melepas celemek yang menempel di tubuhnya."Hai!"Harry lah yang datang dengan membawa kotak makanan di tangannya, "Aku pikir Kalian pasti lelah dan tidak sempat memasak, jadi aku membawakan makan malam untuk Kalian!" ucap Harry seraya tersenyum.Han bergeming di tempat."Wah! Terimakasih ban
Misteri Kematian Istri Dimitri Malam itu mereka terpaksa menginap di rumah tabib yang bernama Tatsuya itu. Dia pria campuran jepang rusia yang memiliki gelar dokter, namun sejak ia berhasil menciptakan penawar berbagai racun, ia lebih memilih membuka pengobatan sendiri dengan di bantu oleh Harry sang keponakan."Apa yang Kau rasakan?" tanya Han sebelum tidur. Mereka tengah berbaring sambil berhadapan."Tubuhku terasa lebih rilex," jawab Lerina. Tangannya mendarat di pipi sang suami kemudian turun ke bawah bibir."Kau tidak menyukainya?" dia, menyentuh tangan itu dan mengecupnya lembut. "Suka, hanya saja ini sudah terlalu panjang," kata Lerina. "Aku akan mencukurnya saat kita kembali ke kota." Kini tangan Han berpindah ke wajah sang istri, mengelusnya lembut lalu berakhir di bibir sang istri.KrakAwwwwSssttHan menarik tangannya cepat karena digigit oleh Lerina. Dia memeriksanya sambil meringis kesakitan lalu mengibas-ngibaskan jarinya."Apa terlalu sakit? Sini aku periksa!" L
Aku Wanita Bersuami "Siapa dia?"Rivera tidak dapat menyembunyikan rasa penasarannya terhadap reaksi Alicia tadi, pada akhirnya ia bertanya saat mereka telah berada di jalan menuju ke apartemen."Adik Alana, mendiang istriku," jawab Dimitri jujur."Pantas dia begitu terkejut melihatku tadi. Sepertinya ke depan akan semakin banyak yang terkejut melihatku bersamamu." Rivera memikirkan hal itu, tapi selagi tidak mengganggu hidupnya. Rivera tidak mempermasalahkannya. "Benar, tapi aku minta bila ada yang datang dan berbuat baik padamu, tetaplah waspada dan jangan mudah mempercayai apapun." Kening Rivera mengernyit, ia mencoba memahami ucapan Dimitri yang seolah mengatakan bahwa hidup istrinya dulu tidaklah mudah."Ah, sudah sampai. Biarkan aku membuka pintu mobilmu!" ucap Dimitri lalu turun.Rivera tertawa, "Kau terlalu berlebihan," katanya setelah Dimitri membuka pintunya."Aku tidak ingin Rivera kelelahan," sahutnya lalu tersenyum."Hanya membuka pintu tidak akan membuat Rivera le
Nyaris Bertemu Bi Minnie cukup terkejut mendengar pengakuan Rivera. Dimitri memang menceritakan tentang Rivera, tapi sebagai wanita yang hamil karena diperkosa. Memang tidak sepenuhnya salah, namun Rivera bukan wanita bebas yang tidak dinikahi. Dia adalah seorang istri yang tidak di anggap. "Tidak seperti yang Bibi pikirkan. Aku memang memiliki suami, tetapi hanya status saja. Hubungan kami tidak seperti suami istri pada umumnya." Rivera tak ingin dipandang buruk oleh Bi Minnie. Ia menceritakan sedikit tentang hubungan pernikahannya. "Mmm, maaf Nyonya, aku tidak berpikiran begitu," sangkal Bi Minnie meskipun sempat ia berpikir sedikit salah. Sekarang ia paham, tapi bukan itu yang menjadi kekhawatirannya.Tuan Dimitri terlihat sangat menyukai Rivera lalu bagaimana bila suami wanita ini tiba-tiba datang? Ia tidak dapat membayangkan betapa terlukanya Dimitri."Aku begitu terpuruk hingga tak dapat menolak Dimitri, tapi tak kupungkiri aku mulai nyaman dengannya." Rivera mengakui apa yan
Dia Alana, Istriku! Dimitri menunggu Antonio di lobby hotel, setelah pulang dari apartemen ia menghubungi keluarganya agar menyiapkan makanan untuk menyambut kedatangan temannya, Antonio.Antonio mengikuti Dimitri dari arah belakang. Mobil telah memasuki kawasan sepi sepanjang lima ratus meter barulah terlihat Mansion keluarga Dimitri.Tak diragukan lagi, pria itu memang sangat kaya, membuang uang pembatalan kerjasama saja tidak berpengaruh bagi perusahaannya.Meskipun Antonio juga dari kalangan keluarga kaya, namun dia tetap mengagumi istana keluarga Dimitri.Satu wanita tua dengan anak lelaki yang berusia lebih tua dari Dimitri juga wanita cantik tampak menyambut Dimitri dan Antonio.Antonio memasang senyum dan menyapa, memperkenalkan dirinya. Ketiganya membalas, namun dengan wajah yang terkesan tidak suka."Ayo Antonio, silahkan masuk!" ajak Dimitri."Terimakasih! Aku seperti tamu spesial," gurau Antonio."Ya, Kau datang dari jauh, bukankah itu sangat spesial?" Dimitri membalasnya
Perubahan Tania "Apa yang membawamu kesini?"Han bertanya pada Antonio yang baru saja menghubunginya dan mengajak bertemu. Cafe di dekat hotel menjadi pilihan Antonio.Han dan Lerina di antar oleh Harry ke tempat itu, karena mereka belum tahu letaknya. Harry memang selalu siap melayani mereka, tetapi anehnya pria itu selalu menolak bayaran dari Han. Antonio terlihat menarik napas berat lalu menghembuskannya perlahan sebelum menjawab pertanyaan dari sepupunya itu.Seorang pelayan datang membawakan pesanan mereka."Dari hasil cctv, terlihat Rivera dengan Dimitri yang sebelumnya rekan bisnisku bersama dan itu terjadi lebih dari satu kali," jawab Antonio. Masih terlihat kilat penyesalan dan pancaran kesedihan di dalam bola matanya. "Dimitri Boleslav?" Han memastikannya. Dia tentu mengenal Dimitri pengusaha asal Rusia.Antonio mengangguk. "Kau sudah bertemu dengannya?" Kali ini Lerina yang bertanya."Ya, bahkan dia mengajakku ke Mansion keluarga mereka." Antonio kembali mendesah kecew
Hampir Menemukan Rivera Sejak hari itu Sarra sering mengikuti Tania diam-diam. Hingga ia menemukan keanehan, Tania sering pergi ke rumah padat penduduk, sudah dua kali ia melihatnya, namun Sarra tidak sampai mengikutinya untuk melihat kemana wanita itu singgahnya, dia hanya menunggu di simpang gang. Sampai hari ini dia tidak dapat menahan rasa ingin tahu. Apa, sebenarnya yang dilakukan oleh Tania di sana? Meski tidak setiap hari dia kesana, tapi itu cukup mencurigakan.TingSatu pesan masuk ke dalam ponselnya. Tadi Sarra menanyakan alamat rumah keluarga cleaning service yang sudah meracuni kakak iparnya. "Astaga! ternyata benar." Sarra tidak membuang-buang waktu lagi, ia segera turun dan berjalan memasuki gang itu.Rumah yang padat penduduk itu terlihat kumuh, hingga mengeluarkan bau tidak sedap, untung Sarra memakai maskernya. Seorang anak kecil menatap Sarra sebentar, lalu berlari ke arah rumah-rumah yang berjejer di sana. Nafasnya memburu karena terlalu kencang berlari. Ketig
Menjadi Daddy AlyonaRupanya Antonio belum menyerah sampai disitu, keesokan harinya ia kembali ke gedung apartemen itu. Melihat security yang sudah berganti Antonio segera menghampirinya."Maaf Tuan, saya sedang mencari teman saya di apartemen ini. Bisakah saya melihat daftar penghuninya?" Antonio menyampaikan maksudnya."Maaf Tuan, kami tidak diperkenankan untuk memberikan informasi kepada orang lain tanpa seizin penghuninya," jawab security itu sopan."Saya bukan orang jahat, Anda tidak perlu khawatir, saya hanya ingin melihatnya." Antonio tidak menyerah."Bagaimana ya? Ini bukan pekerjaan mudah untuk saya," ucap security itu sambil tersenyum penuh arti.Antonio cukup memahami arti senyum itu, ia segera mengambil dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang, lalu meletakkannya di atas meja tepat disamping computer. Security itu melirik uang itu dan bola matanya berbinar, "Baiklah Tuan, tapi saya harap Anda bisa menjaga rahasia ini." Security itu mengambil uang itu setelah Antonio m
Ending Malam itu Lucia tertidur di sofa sedangkan Sean masih terjaga di dekat box kedua bayinya. Sean menoleh pada istrinya yang tampak kedinginan, ia pun berdiri dan menutupkan jasnya di tubuh Lucia.Malam itu Sean tidak tidur, ia fokus menjaga keduanya, mengabaikan rasa lelah yang mendera tubuhnya juga membiarkan Lucia terlelap, karena besok Sean harus ke perusahaan. Setidaknya istrinya istirahat dengan cukup. "Selamat pagi Tuan!" Seorang suster datang memeriksa keadaan si kembar."Pagi!" balas Sean.Suster tersebut menyentuh kulit Vin dan Van, "Sudah tidak demam, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa." Suster tersebut keluar lagi.Sean melihat istrinya yang masih tertidur, dia melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh. Sean akan tinggal sampai Lucia bangun, setidaknya di rapat kemarin dia sudah memperingatkan para staff untuk melapor padanya atas kebijakan Rain yang mungkin akan berpotensi merugikan perusahaan.Sean menunggu hingga satu jam kemudian Lucia bangun. Se
Vin Dan Van Demam Bibir Rain menyeringai saat menuruni anak tangga, ia sempat mendengar pembicaraan Sean dan Lucia. Entah apa maksudnya, keributan pasangan suami istri itu seolah menjadi hiburan baginya. Ke esokan paginya, Lucia masih mendiamkan Sean, ia hanya fokus kepada bayi kembarnya. Sean memaklumi hal itu, dia yang salah karena belakangan ini sering pulang terlambat. Wajar saja Lucia pasti lelah menjaga dua bayinya meski Vin dan Van bukan termasuk bayi yang rewel. Sean tetap membantu Lucia mengurus Vin dan Van sebelum berangkat ke perusahaan . Dia sengaja datang sedikit siang hari ini. "Aku pergi!" pamitnya pada Lucia yang hanya di balas dengan deheman, "aku janji akan pulang lebih awal," katanya seraya tersenyum, namun lagi-lagi Lucia hanya diam. Sean melangkah meninggalkan kamar dan ketiga makhluk pengisi hatinya. Di perusahaan baru saja di adakan rapat yang di pimpin oleh Rain. Padahal rapat itu di rencanakan oleh Sean kemarin, namun Rain mengganti jadwalnya atas
Ada Apa Dengan Rain? "Sana, pergi dari sini! Dasar mesum!" Alyona mengusir Dario yang sudah lancang memeluknya tadi."Nona, aku bisa jelaskan," kata Dario seraya mundur kebelakang, karena Alyona mengusirnya dengan sapu, "Aku sempat mengira anda laki-laki," ucap Dario mengklarifikasi."Alyona, tidak perlu pakai sapu, dia pasti pergi," kata Rivera pada putrinya. Alyona sangat kasar terhadap orang yang ia benci."Mom, pria mesum seperti ini memang pantas di kasari." Gadis itu tidak paduli, ia terus mengacungkan sapu ke arah Dario yang sudah keluar dari pintu utama. Dia sudah seperti tersangka."Sana, tidak ada yang sudi mempekerjakan orang mesum sepertimu!" ucap Alyona seraya memelototi Dario. Dia masih berpikir kalau pria yang berasal dari Milan Itu adalah pekerja di rumah kakek besar. "Siapa yang mesum?" Sean yang baru saja turun sempat mendengar ucapan adik sepupunya itu. Ia mengeryitkan dahi saat melihat Alyona menghardik temannya dengan gagang sapu. "Kakak, kebetulan sekal
Sudah Pelayan Mesum Lagi Berita duka baru saja datang dari Dellwood. Kakek Zoku dinyatakan meninggal dunia pagi ini. Pria yang paling banyak berjasa untuk keluarga mereka yang selalu memastikan keluarganya hidup dengan baik dan layak.Masing-masing keluarga sudah di hubungi oleh Ben sang asisten. Termasuk Han yang masih ada di Kota Milan. Kesedihan merayapi hati setiap jiwa yang terikat dengannya. Mendengar hal itu, Sean langsung mendatangi dokter untuk menanyakan perihal putranya yang akan melakukan perjalanan udara.Pesawat pribadi menjadi pilihan mereka, sore nanti mereka akan terbang dari Milan menuju Minnesota, di lanjut dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam lagi.Keluarga Zoku di liputi duka mendalam akibat kepergian sesepuh mereka, Zoku.Banyak para pelayat yang datang, terutama dikalangan pengusaha bahkan ada yang dari luar negeri.Mereka bergantian memberikan salam penghormatan, mencium untuk yang terakhir kalinya. Sampai saatnya Kakek Zoku di antar ke per
Nasib Pernikahan Luisa Ludwig di vonis penjara selama dua puluh tahun atas percobaan pembunuhan juga kasus penculikan Lucia dulu.Dia memohon untuk di ampuni dan di keluarkan dari dalam penjara."Valdez, aku mohon keluarkan aku dari sini!" pintanya saat sidang kasusnya baru saja selesai.Valdez hari itu hadir bersama pengacaranya. "Kau tidak malu memintaku untuk mengeluarkanmu, ingat kesalahanmu Lud, hampir dua puluh tahun Kau pisahkan aku dari putriku. Sedangkan aku memperlakukanmu layaknya keluarga, di mana hati nuranimu?" Masih ada emosi di hati Valdez terhadap orang yang pernah sangat dipercayainya itu.Kini dengan mudahnya Ludwig meminta untuk di keluarkan dari penjara. "Val, aku punya alasan untuk itu," sela Ludwig seraya memikirkan alaaannya. "Karena Kau mencintai istriku sampai saat ini bukan?" potong Valdez hingga membuat Ludwig membulatkan matanya.Dia terhenyak mendengar jawaban Valdez, jadi dia tahu tentang perasaannya, "Kau salah, Val," sangkalnya, "It-itu tid
Luisa Lari! Balon-balon yang di dominasi warna biru tampak menempel di beberapa tempat, termasuk tangga hingga ke ujung, juga di dekat sofa dan di beberapa dinding, di tambah sedikit bunga hingga menambah keindahan ruangan tersebut. Di tengah ruangan itu terdapat karpet yang terhubung ke ayunan si kembar, juga beberapa foto mungil mereka tak lupa di tempelkan di sisi ayunan.Lucia akan di sulap secantik mungkin. Sebagai orang yang sangat berpengalaman, Luisa yang akan mendandani kembarannya itu agar terlihat semakin cantik saat menyambut dua keponakannya.Meski masih ada rasa canggung, keduanya tampak cocok. Mereka berdua sama-sama memiliki hati yang baik. Meski hidup bergelimang harta tak membuat Luisa sombong. Ia bahkan berencana membagi warisannya untuk Lucia nantinya."Lucia, aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ini karena menemukanmu," kata Luisa setelah selesai merias wajah kembarannya tersebut.Lucia mengulas senyum menanggapinya. "Maaf untuk hidupmu selama
Kau Memang Putriku, Lucia! Lerina menyampaikan kedatangan Luisa dan telpon dari Tuan Valdez tadi. Bohong kalau Lucia tidak merasa bersalah, namun ketakutan terhadap Ludwig juga tak bisa dipungkirinya."Mom aku takut," keluhnya. Meski sesungguhnya ia tidak tega mendengar hal yang terjadi pada Nyonya Valdez. Luisa baru saja menghubungi Lerina terkait ibunya yang menggores pergelangan tangannya dengan pisau.Rasa kemanusiaan Lerina yang begitu kuat menggerakkan hatinya agar membujuk menantunya menjenguk wanita yang mengaku sebagai besannya tersebut."Lucia, mommy tahu seperti apa hatimu," kata Lerina menatap Lucia dengan lembut."Bagaimana kalau Tuan Ludwig ada di sana?" Membicarakannya saja Lucia sudah takut."Kami akan menemanimu, Kau bisa putuskan agar mommy menghubungi daddy dan suamimu," usul Lerina. Dia paham ketakutan Lucia dan mereka juga akan berusaha agar selalu ada di sampingnya.Han dan Sean ternyata bertemu dengan Alberto. Pria itu memohon maaf pada Han dan Sean. Di
Menjenguk Neve Selain bersama suaminya, Nyonya Valdez ternyata berulang kali mencoba datang untuk menemui Lucia, namun berakhir di tolak hingga membuatnya jatuh sakit.Ia di rawat di rumah sakit dalam keadaan lemah, tiada hari tanpa memikirkan Lucia.Tuan Carlos yang sudah sempat pulang ke Spanyol kini datang lagi menjenguk sang adik.Ia berjanji akan menemui keluarga Han untuk meminta agar Lucia melakukan tes dna. Sedangkan Valdez sibuk mengurusi Ludwig yang ada di penjara.Mereka masih mempercayai pria itu dan menganggap Lucia hanya sedang mengalami baby blues pasca melahirkan sehingga sembarangan menuduh Ludwig yang ingin membunuhnya. Pria itu dinyatakan bebas sebab kurangnya bukti, cctv di ruangan Lucia saat itu lagi-lagi dalam keadaan mati.Ludwig merasa senang, tanpa mereka tahu dia sudah menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Lucia.Sesuai janjinya Tuan Carlos datang bertamu ke rumah yang ditinggali oleh leluarga Han saat ini.Dia di sambut baik dan di persilahkan m
Penolakan Lucia Han dan Lerina tiba lebih dulu di rumah sakit, Sean menceritakan apa yang ia lihat tadi. Tentu saja hal itu membuat mereka geram, kini hanya tinggal menunggu kedatangan Keluarga Valdez untuk menyelesaikan masalah yang tidak sederhana ini. Terlihat dua polisi yang dipanggil Sean berdiri di sebelah kiri dan kanan Ludwig. Dalam hati pria itu merutuki kebodohannya yang meninggalkan Lucia di laut tanpa memastikan kematiannya.Beberapa saat kemudian pasangan Valdez pun datang, mereka terkejut melihat keadaan Ludwig yang babak belur, tapi sekaligus senang karena Lucia telah di temukan.Nyonya Valdez mendekat ke ranjang Lucia, namun segera di cegah oleh Sean."Nyonya, sebaiknya anda tidak mendekati istri saya!" kata Sean tanpa ragu.Nyonya Valdez cukup heran, kenapa dia di larang menghampiri Lucia. Kemudian datanglah Tuan Carlos bersama asistennya."Apa yang terjadi, kenapa Ludwig di awasi polisi?" Tuan Carlos cukup heran melihat banyak orang di ruangan wanita yang d