Perubahan Tania "Apa yang membawamu kesini?"Han bertanya pada Antonio yang baru saja menghubunginya dan mengajak bertemu. Cafe di dekat hotel menjadi pilihan Antonio.Han dan Lerina di antar oleh Harry ke tempat itu, karena mereka belum tahu letaknya. Harry memang selalu siap melayani mereka, tetapi anehnya pria itu selalu menolak bayaran dari Han. Antonio terlihat menarik napas berat lalu menghembuskannya perlahan sebelum menjawab pertanyaan dari sepupunya itu.Seorang pelayan datang membawakan pesanan mereka."Dari hasil cctv, terlihat Rivera dengan Dimitri yang sebelumnya rekan bisnisku bersama dan itu terjadi lebih dari satu kali," jawab Antonio. Masih terlihat kilat penyesalan dan pancaran kesedihan di dalam bola matanya. "Dimitri Boleslav?" Han memastikannya. Dia tentu mengenal Dimitri pengusaha asal Rusia.Antonio mengangguk. "Kau sudah bertemu dengannya?" Kali ini Lerina yang bertanya."Ya, bahkan dia mengajakku ke Mansion keluarga mereka." Antonio kembali mendesah kecew
Hampir Menemukan Rivera Sejak hari itu Sarra sering mengikuti Tania diam-diam. Hingga ia menemukan keanehan, Tania sering pergi ke rumah padat penduduk, sudah dua kali ia melihatnya, namun Sarra tidak sampai mengikutinya untuk melihat kemana wanita itu singgahnya, dia hanya menunggu di simpang gang. Sampai hari ini dia tidak dapat menahan rasa ingin tahu. Apa, sebenarnya yang dilakukan oleh Tania di sana? Meski tidak setiap hari dia kesana, tapi itu cukup mencurigakan.TingSatu pesan masuk ke dalam ponselnya. Tadi Sarra menanyakan alamat rumah keluarga cleaning service yang sudah meracuni kakak iparnya. "Astaga! ternyata benar." Sarra tidak membuang-buang waktu lagi, ia segera turun dan berjalan memasuki gang itu.Rumah yang padat penduduk itu terlihat kumuh, hingga mengeluarkan bau tidak sedap, untung Sarra memakai maskernya. Seorang anak kecil menatap Sarra sebentar, lalu berlari ke arah rumah-rumah yang berjejer di sana. Nafasnya memburu karena terlalu kencang berlari. Ketig
Menjadi Daddy AlyonaRupanya Antonio belum menyerah sampai disitu, keesokan harinya ia kembali ke gedung apartemen itu. Melihat security yang sudah berganti Antonio segera menghampirinya."Maaf Tuan, saya sedang mencari teman saya di apartemen ini. Bisakah saya melihat daftar penghuninya?" Antonio menyampaikan maksudnya."Maaf Tuan, kami tidak diperkenankan untuk memberikan informasi kepada orang lain tanpa seizin penghuninya," jawab security itu sopan."Saya bukan orang jahat, Anda tidak perlu khawatir, saya hanya ingin melihatnya." Antonio tidak menyerah."Bagaimana ya? Ini bukan pekerjaan mudah untuk saya," ucap security itu sambil tersenyum penuh arti.Antonio cukup memahami arti senyum itu, ia segera mengambil dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang, lalu meletakkannya di atas meja tepat disamping computer. Security itu melirik uang itu dan bola matanya berbinar, "Baiklah Tuan, tapi saya harap Anda bisa menjaga rahasia ini." Security itu mengambil uang itu setelah Antonio m
Akhirnya BertemuLerina sangat yakin bila yang dilihatnya kemarin memang Rivera, saat itu Han sedang ke toilet. Sayangnya seorang pria membawa Rivera ke dalam mobil dan dia tidak bisa mengejarnya, Rivera sudah melahirkan pastinya."Aku sangat yakin, Han. Itu memang Rivera," tukas Lerina lagi. Sejak tadi mereka membahas hal ini dan Han tidak mempercayainya."Kalau benar, dia pasti membalas sapaanmu, bukankah hubungan kalian selama ini baik?" Han masih tidak meyakini apa yang dikatakan oleh istrinya.Lerina mengangguk, "Mungkin saja ia memang ingin menghidari kita semua," ucap Lerina lirih."Tidak masuk akal. Dia hanya menghindari Antonio bukan kita apalagi dirimu," tukas Han yakin. Meski tidak terlalu dekat, tapi Han yakin Rivera adalah wanita baik. "Entahlah!" Lerina masih mengingat pertemuan tadi bahkan sampai di apartemen mereka. Baru saja melangkahkan kaki ingin masuk sebuah telpon masuk ke nomor Han. Ia segera mengangkatnya saat melihat si penelpon adalah Antonio. "Halo!" s
Apa Karena Dimitri? Antonio perlahan membuka matanya dan mendapati seorang wanita berkulit putih dengan rambut pirang sebahu menatapnya sambil tersenyum."Hai! Anda sudah sadar? Saya Patricia adik dari Harry!" Wanita itu memperkenalkan dirinya."Harry?" Kening Antonio berkerut. Mengingat siapa Harry, "maaf, aku tidak mengenal Harry. Mungkin Nona salah kamar?"Wanita itu menggeleng cepat, "Saya tidak mungkin salah, nama Anda pasti Antonio bukan?""Iya, saya Antonio.""Ini pesan dari kakak saya, dia meminta saya datang kesini untuk menemani Anda, yah, meskipun saya sebenarnya sangat sibuk," ucap Patricia sambil menutup kembali ponselnya.Antonio yang masih merasa sedikit pusing, tidak membahasnya lagi, dia memejamkan mata sejenak. Mengingat bagaimana Rivera yang tidak menanggapinya sama sekali."Anda menangis?" Wanita itu mendekat dan menatap wajah Antonio yang bersedih.Antonio menyekanya pelan, "Pria tidak pantas menangis," tutur Patricia. "Diamlah, Anda tidak mengenal saya," ucap A
Tahu Apa Kau Tentang Dia? Dimitri terdiam di dalam mobilnya. Ia yang sempat datang ke rumah sakit setelah membaca pesan yang dikirim oleh Bi Minnie, hanya bisa mematung mendengar suara Antonio di dalam.Langkahnya memundur saat mendengar ucapan Antonio yang mengharuskan Rivera kembali dengan bayi mereka. Yang membuat ia tergamang saat tidak ada jawaban dari Rivera.Dimitri kembali ke parkiran dan terdiam memikirkan hal itu. Antonio memang lebih berhak dari pada dirinya, tapi apa dia akan baik-baik saja bila melepaskan Rivera dan Baby Alyona?Kepergian Alana kembali berputar di memorinya, ketika wanita yang dicintainya itu pergi di bawa oleh maut, kini Rivera akan pergi lagi dengan Antonio.Tangan Dimitri mencengkeram setiur dengan erat. Lagi-lagi dia akan kehilangan wanita yang mampu mengisi hatinya.Tok tok tokKetukan dikaca mobil menyadarkannya dari lamunan. Dimitri membuka pintu mobilnya."Tuan, tidak menjenguk Alyona?" tanya Bi Minnie.Dimitri menggeleng. Bi Minnie mengeryit,
Lerina Menjenguk RiveraSudah tiga hari Tania merasa di ikuti, kemana pun ia pergi bayangan seseorang selalu terlintas di belakangnya. Bila di perusahaan Sarra selalu menatapnya dingin. Tania yakin itu adalah orang suruhan Sarra. Tania membuka kembali tasnya, untuk memeriksa isinya. Setelah memastikan barang itu ada ia pun beranjak meninggalkan ruangannya.Ia tersenyum sesaat melirik ke arah pintu ruangan presdir yang sekarang ditempati oleh Sarra. Satu sudut bibirnya terangkat.Tania pergi ke tempat yang berbeda kali ini, dia sengaja turun dari mobilnya dan berjalan di antara keramainan. Setelahnya ia memasuki gang sempit.Tania memang sengaja ingin menjebak orang yang mengikutinya, dia bersembunyi dibalik celah bangunan, menunggu orang yang mengikutinya lewat.HapDengan gerakan cepat Tania melompat keluar hingga membuat pria yang mengikutinya itu berbalik kebelakang.Pria itu tampak terkejut karena dia tertangkap basah oleh Tania. Sedangkan dia belum mendapatkan bukti apapun tent
Merindukan Sean Dan Rain Lerina mengirim foto Baby Alyona ke ponsel milik Antonio, foto yang ia dapat dari Rivera. Mereka bertemu di dekat rumah sakit setelah Lerina menjenguk Rivera. Kini Antonio tengah menatap foto itu dengan perasaan terharu sekaligus sedih karena tidak bisa mendekapnya lagi.Sebelum pergi Rivera menitipkan pesan melalui Lerina yang akan disampaikan pada Antonio."Rivera menginginkan perpisahan."Antonio merasakan nyeri dihatinya. Ia sudah menduga hal ini, tetapi tidak bisakah Rivera kembali kepadanya?"Mereka memiliki hubungan?" tanyanya tanpa melelas tatapan pada foto bayi mungil di dalam layar ponselnya."Tidak ada, Dimitri murni ingin membantunya," kata Lerina seperti yang disampaikan Rivera tadi."Membantu tanpa imbalan? Mustahil," ucap Antonio."Apa keputusanmu?""Aku akan memikirkannya. Katakan pada Rivera, aku yang akan menanggung semua biaya pengobatannya." Antonio merasa pembicaraan ini sudah cukup. Dia akan kembali sore ini ke Minnesota."Aku berharap
Ending Malam itu Lucia tertidur di sofa sedangkan Sean masih terjaga di dekat box kedua bayinya. Sean menoleh pada istrinya yang tampak kedinginan, ia pun berdiri dan menutupkan jasnya di tubuh Lucia.Malam itu Sean tidak tidur, ia fokus menjaga keduanya, mengabaikan rasa lelah yang mendera tubuhnya juga membiarkan Lucia terlelap, karena besok Sean harus ke perusahaan. Setidaknya istrinya istirahat dengan cukup. "Selamat pagi Tuan!" Seorang suster datang memeriksa keadaan si kembar."Pagi!" balas Sean.Suster tersebut menyentuh kulit Vin dan Van, "Sudah tidak demam, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa." Suster tersebut keluar lagi.Sean melihat istrinya yang masih tertidur, dia melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh. Sean akan tinggal sampai Lucia bangun, setidaknya di rapat kemarin dia sudah memperingatkan para staff untuk melapor padanya atas kebijakan Rain yang mungkin akan berpotensi merugikan perusahaan.Sean menunggu hingga satu jam kemudian Lucia bangun. Se
Vin Dan Van Demam Bibir Rain menyeringai saat menuruni anak tangga, ia sempat mendengar pembicaraan Sean dan Lucia. Entah apa maksudnya, keributan pasangan suami istri itu seolah menjadi hiburan baginya. Ke esokan paginya, Lucia masih mendiamkan Sean, ia hanya fokus kepada bayi kembarnya. Sean memaklumi hal itu, dia yang salah karena belakangan ini sering pulang terlambat. Wajar saja Lucia pasti lelah menjaga dua bayinya meski Vin dan Van bukan termasuk bayi yang rewel. Sean tetap membantu Lucia mengurus Vin dan Van sebelum berangkat ke perusahaan . Dia sengaja datang sedikit siang hari ini. "Aku pergi!" pamitnya pada Lucia yang hanya di balas dengan deheman, "aku janji akan pulang lebih awal," katanya seraya tersenyum, namun lagi-lagi Lucia hanya diam. Sean melangkah meninggalkan kamar dan ketiga makhluk pengisi hatinya. Di perusahaan baru saja di adakan rapat yang di pimpin oleh Rain. Padahal rapat itu di rencanakan oleh Sean kemarin, namun Rain mengganti jadwalnya atas
Ada Apa Dengan Rain? "Sana, pergi dari sini! Dasar mesum!" Alyona mengusir Dario yang sudah lancang memeluknya tadi."Nona, aku bisa jelaskan," kata Dario seraya mundur kebelakang, karena Alyona mengusirnya dengan sapu, "Aku sempat mengira anda laki-laki," ucap Dario mengklarifikasi."Alyona, tidak perlu pakai sapu, dia pasti pergi," kata Rivera pada putrinya. Alyona sangat kasar terhadap orang yang ia benci."Mom, pria mesum seperti ini memang pantas di kasari." Gadis itu tidak paduli, ia terus mengacungkan sapu ke arah Dario yang sudah keluar dari pintu utama. Dia sudah seperti tersangka."Sana, tidak ada yang sudi mempekerjakan orang mesum sepertimu!" ucap Alyona seraya memelototi Dario. Dia masih berpikir kalau pria yang berasal dari Milan Itu adalah pekerja di rumah kakek besar. "Siapa yang mesum?" Sean yang baru saja turun sempat mendengar ucapan adik sepupunya itu. Ia mengeryitkan dahi saat melihat Alyona menghardik temannya dengan gagang sapu. "Kakak, kebetulan sekal
Sudah Pelayan Mesum Lagi Berita duka baru saja datang dari Dellwood. Kakek Zoku dinyatakan meninggal dunia pagi ini. Pria yang paling banyak berjasa untuk keluarga mereka yang selalu memastikan keluarganya hidup dengan baik dan layak.Masing-masing keluarga sudah di hubungi oleh Ben sang asisten. Termasuk Han yang masih ada di Kota Milan. Kesedihan merayapi hati setiap jiwa yang terikat dengannya. Mendengar hal itu, Sean langsung mendatangi dokter untuk menanyakan perihal putranya yang akan melakukan perjalanan udara.Pesawat pribadi menjadi pilihan mereka, sore nanti mereka akan terbang dari Milan menuju Minnesota, di lanjut dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam lagi.Keluarga Zoku di liputi duka mendalam akibat kepergian sesepuh mereka, Zoku.Banyak para pelayat yang datang, terutama dikalangan pengusaha bahkan ada yang dari luar negeri.Mereka bergantian memberikan salam penghormatan, mencium untuk yang terakhir kalinya. Sampai saatnya Kakek Zoku di antar ke per
Nasib Pernikahan Luisa Ludwig di vonis penjara selama dua puluh tahun atas percobaan pembunuhan juga kasus penculikan Lucia dulu.Dia memohon untuk di ampuni dan di keluarkan dari dalam penjara."Valdez, aku mohon keluarkan aku dari sini!" pintanya saat sidang kasusnya baru saja selesai.Valdez hari itu hadir bersama pengacaranya. "Kau tidak malu memintaku untuk mengeluarkanmu, ingat kesalahanmu Lud, hampir dua puluh tahun Kau pisahkan aku dari putriku. Sedangkan aku memperlakukanmu layaknya keluarga, di mana hati nuranimu?" Masih ada emosi di hati Valdez terhadap orang yang pernah sangat dipercayainya itu.Kini dengan mudahnya Ludwig meminta untuk di keluarkan dari penjara. "Val, aku punya alasan untuk itu," sela Ludwig seraya memikirkan alaaannya. "Karena Kau mencintai istriku sampai saat ini bukan?" potong Valdez hingga membuat Ludwig membulatkan matanya.Dia terhenyak mendengar jawaban Valdez, jadi dia tahu tentang perasaannya, "Kau salah, Val," sangkalnya, "It-itu tid
Luisa Lari! Balon-balon yang di dominasi warna biru tampak menempel di beberapa tempat, termasuk tangga hingga ke ujung, juga di dekat sofa dan di beberapa dinding, di tambah sedikit bunga hingga menambah keindahan ruangan tersebut. Di tengah ruangan itu terdapat karpet yang terhubung ke ayunan si kembar, juga beberapa foto mungil mereka tak lupa di tempelkan di sisi ayunan.Lucia akan di sulap secantik mungkin. Sebagai orang yang sangat berpengalaman, Luisa yang akan mendandani kembarannya itu agar terlihat semakin cantik saat menyambut dua keponakannya.Meski masih ada rasa canggung, keduanya tampak cocok. Mereka berdua sama-sama memiliki hati yang baik. Meski hidup bergelimang harta tak membuat Luisa sombong. Ia bahkan berencana membagi warisannya untuk Lucia nantinya."Lucia, aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ini karena menemukanmu," kata Luisa setelah selesai merias wajah kembarannya tersebut.Lucia mengulas senyum menanggapinya. "Maaf untuk hidupmu selama
Kau Memang Putriku, Lucia! Lerina menyampaikan kedatangan Luisa dan telpon dari Tuan Valdez tadi. Bohong kalau Lucia tidak merasa bersalah, namun ketakutan terhadap Ludwig juga tak bisa dipungkirinya."Mom aku takut," keluhnya. Meski sesungguhnya ia tidak tega mendengar hal yang terjadi pada Nyonya Valdez. Luisa baru saja menghubungi Lerina terkait ibunya yang menggores pergelangan tangannya dengan pisau.Rasa kemanusiaan Lerina yang begitu kuat menggerakkan hatinya agar membujuk menantunya menjenguk wanita yang mengaku sebagai besannya tersebut."Lucia, mommy tahu seperti apa hatimu," kata Lerina menatap Lucia dengan lembut."Bagaimana kalau Tuan Ludwig ada di sana?" Membicarakannya saja Lucia sudah takut."Kami akan menemanimu, Kau bisa putuskan agar mommy menghubungi daddy dan suamimu," usul Lerina. Dia paham ketakutan Lucia dan mereka juga akan berusaha agar selalu ada di sampingnya.Han dan Sean ternyata bertemu dengan Alberto. Pria itu memohon maaf pada Han dan Sean. Di
Menjenguk Neve Selain bersama suaminya, Nyonya Valdez ternyata berulang kali mencoba datang untuk menemui Lucia, namun berakhir di tolak hingga membuatnya jatuh sakit.Ia di rawat di rumah sakit dalam keadaan lemah, tiada hari tanpa memikirkan Lucia.Tuan Carlos yang sudah sempat pulang ke Spanyol kini datang lagi menjenguk sang adik.Ia berjanji akan menemui keluarga Han untuk meminta agar Lucia melakukan tes dna. Sedangkan Valdez sibuk mengurusi Ludwig yang ada di penjara.Mereka masih mempercayai pria itu dan menganggap Lucia hanya sedang mengalami baby blues pasca melahirkan sehingga sembarangan menuduh Ludwig yang ingin membunuhnya. Pria itu dinyatakan bebas sebab kurangnya bukti, cctv di ruangan Lucia saat itu lagi-lagi dalam keadaan mati.Ludwig merasa senang, tanpa mereka tahu dia sudah menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Lucia.Sesuai janjinya Tuan Carlos datang bertamu ke rumah yang ditinggali oleh leluarga Han saat ini.Dia di sambut baik dan di persilahkan m
Penolakan Lucia Han dan Lerina tiba lebih dulu di rumah sakit, Sean menceritakan apa yang ia lihat tadi. Tentu saja hal itu membuat mereka geram, kini hanya tinggal menunggu kedatangan Keluarga Valdez untuk menyelesaikan masalah yang tidak sederhana ini. Terlihat dua polisi yang dipanggil Sean berdiri di sebelah kiri dan kanan Ludwig. Dalam hati pria itu merutuki kebodohannya yang meninggalkan Lucia di laut tanpa memastikan kematiannya.Beberapa saat kemudian pasangan Valdez pun datang, mereka terkejut melihat keadaan Ludwig yang babak belur, tapi sekaligus senang karena Lucia telah di temukan.Nyonya Valdez mendekat ke ranjang Lucia, namun segera di cegah oleh Sean."Nyonya, sebaiknya anda tidak mendekati istri saya!" kata Sean tanpa ragu.Nyonya Valdez cukup heran, kenapa dia di larang menghampiri Lucia. Kemudian datanglah Tuan Carlos bersama asistennya."Apa yang terjadi, kenapa Ludwig di awasi polisi?" Tuan Carlos cukup heran melihat banyak orang di ruangan wanita yang d