Apa Karena Dimitri? Antonio perlahan membuka matanya dan mendapati seorang wanita berkulit putih dengan rambut pirang sebahu menatapnya sambil tersenyum."Hai! Anda sudah sadar? Saya Patricia adik dari Harry!" Wanita itu memperkenalkan dirinya."Harry?" Kening Antonio berkerut. Mengingat siapa Harry, "maaf, aku tidak mengenal Harry. Mungkin Nona salah kamar?"Wanita itu menggeleng cepat, "Saya tidak mungkin salah, nama Anda pasti Antonio bukan?""Iya, saya Antonio.""Ini pesan dari kakak saya, dia meminta saya datang kesini untuk menemani Anda, yah, meskipun saya sebenarnya sangat sibuk," ucap Patricia sambil menutup kembali ponselnya.Antonio yang masih merasa sedikit pusing, tidak membahasnya lagi, dia memejamkan mata sejenak. Mengingat bagaimana Rivera yang tidak menanggapinya sama sekali."Anda menangis?" Wanita itu mendekat dan menatap wajah Antonio yang bersedih.Antonio menyekanya pelan, "Pria tidak pantas menangis," tutur Patricia. "Diamlah, Anda tidak mengenal saya," ucap A
Tahu Apa Kau Tentang Dia? Dimitri terdiam di dalam mobilnya. Ia yang sempat datang ke rumah sakit setelah membaca pesan yang dikirim oleh Bi Minnie, hanya bisa mematung mendengar suara Antonio di dalam.Langkahnya memundur saat mendengar ucapan Antonio yang mengharuskan Rivera kembali dengan bayi mereka. Yang membuat ia tergamang saat tidak ada jawaban dari Rivera.Dimitri kembali ke parkiran dan terdiam memikirkan hal itu. Antonio memang lebih berhak dari pada dirinya, tapi apa dia akan baik-baik saja bila melepaskan Rivera dan Baby Alyona?Kepergian Alana kembali berputar di memorinya, ketika wanita yang dicintainya itu pergi di bawa oleh maut, kini Rivera akan pergi lagi dengan Antonio.Tangan Dimitri mencengkeram setiur dengan erat. Lagi-lagi dia akan kehilangan wanita yang mampu mengisi hatinya.Tok tok tokKetukan dikaca mobil menyadarkannya dari lamunan. Dimitri membuka pintu mobilnya."Tuan, tidak menjenguk Alyona?" tanya Bi Minnie.Dimitri menggeleng. Bi Minnie mengeryit,
Lerina Menjenguk RiveraSudah tiga hari Tania merasa di ikuti, kemana pun ia pergi bayangan seseorang selalu terlintas di belakangnya. Bila di perusahaan Sarra selalu menatapnya dingin. Tania yakin itu adalah orang suruhan Sarra. Tania membuka kembali tasnya, untuk memeriksa isinya. Setelah memastikan barang itu ada ia pun beranjak meninggalkan ruangannya.Ia tersenyum sesaat melirik ke arah pintu ruangan presdir yang sekarang ditempati oleh Sarra. Satu sudut bibirnya terangkat.Tania pergi ke tempat yang berbeda kali ini, dia sengaja turun dari mobilnya dan berjalan di antara keramainan. Setelahnya ia memasuki gang sempit.Tania memang sengaja ingin menjebak orang yang mengikutinya, dia bersembunyi dibalik celah bangunan, menunggu orang yang mengikutinya lewat.HapDengan gerakan cepat Tania melompat keluar hingga membuat pria yang mengikutinya itu berbalik kebelakang.Pria itu tampak terkejut karena dia tertangkap basah oleh Tania. Sedangkan dia belum mendapatkan bukti apapun tent
Merindukan Sean Dan Rain Lerina mengirim foto Baby Alyona ke ponsel milik Antonio, foto yang ia dapat dari Rivera. Mereka bertemu di dekat rumah sakit setelah Lerina menjenguk Rivera. Kini Antonio tengah menatap foto itu dengan perasaan terharu sekaligus sedih karena tidak bisa mendekapnya lagi.Sebelum pergi Rivera menitipkan pesan melalui Lerina yang akan disampaikan pada Antonio."Rivera menginginkan perpisahan."Antonio merasakan nyeri dihatinya. Ia sudah menduga hal ini, tetapi tidak bisakah Rivera kembali kepadanya?"Mereka memiliki hubungan?" tanyanya tanpa melelas tatapan pada foto bayi mungil di dalam layar ponselnya."Tidak ada, Dimitri murni ingin membantunya," kata Lerina seperti yang disampaikan Rivera tadi."Membantu tanpa imbalan? Mustahil," ucap Antonio."Apa keputusanmu?""Aku akan memikirkannya. Katakan pada Rivera, aku yang akan menanggung semua biaya pengobatannya." Antonio merasa pembicaraan ini sudah cukup. Dia akan kembali sore ini ke Minnesota."Aku berharap
Pembalasan Tania Mobil meluncur menuju rumah sakit, dimana Rivera sedang menunggu Lerina untuk datang. Han menemaninya sampai di depan ruangan Rivera.Dimitri keluar setelah Lerina datang, dia menyapa Han dan mengajaknya berbicara.Lerina menggenggam tangan Rivera yang terasa lebih dingin dari biasanya."Jangan khawatir! Aku selalu mendoakanmu!" ucap Lerina menyemangati."Untuk beberapa wakti aku takut hidupku akan berakhir,"Sttt"Kau pasti sembuh, ingat! Ada Alyona yang menunggumu, aku juga sangat ingin bertemu dengannya, dia sangat cantik seperti ibunya." Lerina membayangkan gadis kecil itu. Mungkin dia akan memberikannya hadiah sepulang dari rumah sakit.Rivera tersenyum meski tipis, "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu.""Ada apa? Kau mau menitip pesan pada Antonio?" Lerina malah menggodanya."Kau ini." Rivera memukul lengan Lerina yang tersenyum menggodanya, "aku sudah mengucapkan terimakasih melalui pesan atas biaya pengobatanku, meskipun Dimitri keberatan, tapi memang Anton
Awal Kehancuran Tania Sejak pertemuannya dengan Rivera, Lerina menjadi pendiam. Bukan ia tak bahagia, namun begitu sulit untuk digambarkan perasaannya saat ini. Sesekali air matanya jatuh mengingat semua kenangannya bersama Sean yang ternyata adalah putra kandungnya sendiri.Tuhan begitu adil membalas setiap rasa sakit yang dilaluinya selama ini. Anak yang selalu dirindukannya setiap saat ternyata selama ini dekat padanya.Kebahagiaan ini sangat membuncah, namun ia tetap merahasiakannya dari Han. Biarlah di sana semuanya akan terungkap.Seanku!Ah, tidak. Lerina sudah tidak tahan ingin memeluk putranya itu dan mengatakan bahwa dialah yang telah mengandungnya, melahirkannya meski dengan cara yang salah.Lerina meminta pada Han untuk merahasiakan kepulangan mereka dari Rusia."Tidak biasanya Kau seperti ini, apa, Rivera mengatakan sesuatu?" Han menangkap keanehan di wajah sang istri. "Aku akan mengatakannya di rumah," kata Lerina seraya menampilkan senyumnya."Kau terlihat bahag
Mengungkap Kenyataan Sean langsung mendapat penanganan dari dokter. Ia sudah berada di ruang ugd. Lerina yang sudah sadar saat di jalan, meminta untuk ikut ke dalam. Meski sakit melihat luka di sekujur tubuh putranya, tetapi Lerina ingin mendampinginya.Dokter membiarkannya masuk. Sean kecil mulai diperiksa. Denyut nadinya sangat lemah. Tubuhnya mulai dibersihkan setelah semua baju yang melekat dilepas oleh perawat. Lerina menegarkan hatinya menyaksikan semua itu.Tangan Sean di pasangi infus dan lukanya di olesi dengan salep. Diselimuti lalu di pindahkan ke ruang perawatan.Han yang menunggu di luar mengikuti langkah dokter yang memindahkan ke ruangan lain. Han menguatkan istrinya.Dokter meninggalkan mereka setelah mengatakan agar memanggilnya bila Sean sudah sadar. Sarra dan Antonio yang mendapat kabar bahwa Tania berada di rumah sakit ini mendatangi kamarnya, namun Tania tengah tidur karena obat prnenang yang disuntikkan oleh perawat tadi."Nona Tania sedang tertidur, mari
Dasar Anak Nakal! Luar biasa takdir mereka lalui. Mengetahui kenyataan bahwa putra yang dirindukannya ada di dalam dekapannya. Tiada seharipun Lerina meninggalkan rumah sakit menemani buah hatinya yang kini mulai perlahan pulih.Ditambah Sean yang memang tidak ingin ditinggalkan olehnya, hingga akhirnya Rain pun diboyong ke rumah sakit.Meski awalnya dokter melarang karena rawan mengingat usia Rain yang masih setahun lebih, tetapi Han meminta pengecualian.Han juga melarang seluruh keluarga yang ingin menjenguk. Mereka hanya ingin ber empat di rumah sakit itu."Dasar anak nakal! Kau pikir kami tidak merindukan Sean!" pekik Laura ditelpon saat ini.Lerina terkekeh mendengarnya karena panggilan itu sengaja diloudspeker oleh Han. Sean yang sedang duduk menggelitiki Rain yang sedang dipangku oleh mommy mereka."Ibu, bersabarlah sedikit lagi. Lakukan saja seperti yang aku katakan!" kata Han tetap pada pendiriannya."Dasar anak kurang baik! Setelah melarang ibu bertemu cucu ibu, sekarang