Share

Putra Naga Pangeran Yang Terbuang
Putra Naga Pangeran Yang Terbuang
Penulis: Archie Romadhoni

Bab 1.1 | Ziarah

Penulis: Archie Romadhoni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Burung-burung mulai kembali ke sarangnya. Suara-suara binatang malam mulai bersahutan menyambut kedatangan senja. Hal yang berbeda pada senja itu adalah ada seseorang sedang bersembunyi di antara semak belukar. Di kepalanya ada sepasang tanduk kecil, kulit tangannya bersisik, seluruh jemarinya memiliki cakar-cakar tajam, bonus di punggungnya sepasang sayap kecil seperti sayap kelelawar bergerak-gerak mengikuti pergerakan tubuhnya. Tubuhnya memang aneh, manusia tetapi nyaris semua badannya seperti binatang. Lelaki ini bernama Aryanaga.

Untuk kesekian kalinya dia mengendus. Dia bukan mencari makanan, melainkan mencium bahaya. Dia punya insting dan panca indera yang lebih tajam dari pada manusia pada umumnya. Panca inderanya lebih tajam. Matanya mampu melihat dalam kegelapan, telinganya bisa mendengar suara sekecil apapun dan suara-suara yang cukup jauh, nalurinya dalam mencium bahaya, juga lebih tajam.

Ketika ada sekumpulan burung-burung terbang, Aryanaga langsung mengetahui ada bahaya. Dia bergegas untuk lari, tetapi jangan dikira ia lari seperti manusia. Dia berlari menggunakan kedua tangan dan kedua kakinya, mirip seekor cheetah yang sedang memburu mangsanya, tapi ia tak sekedar cheetah biasa. Cheetah yang ini bisa melompat dari satu dahan pohon ke dahan pohon yang lain.

Dari arah lain terdengar suara patahan ranting. Geraman-geraman mengerikan sepertinya tak bisa diredam oleh segala sesuatu yang menyerap bunyi di hutan ini. Kabut mulai turun, jarak pandang mulai terbatas, angin gunung yang tidak bersahabat mulai bangun dari tidurnya. Aryanaga mengandalkan instingnya saat pandangannya tertutup kabut. Matahari telah sempurna menghilang dari pandangan, menyisakan langit berawan berwarna jingga.

Gerak cepat Aryanaga terhenti. Sensor bahayanya difungsikan lagi, tapi kini lebih kuat dari sebelumnya. Sebagaimana para pemburu terlatih, dia harus mengetahui posisi musuh ataupun hewan buruannya. Ia mengatur napasnya, napas yang tenang akan membuat pikirannya juga tenang. Paru-parunya mulai penuh dengan udara yang basah. Suara burung hantu terdengar dari kejauhan, pertanda tak ada keributan, bahaya telah jauh. Satu lompatan salto di udara, Aryanaga langsung masuk ke dalam rerimbunan semak belukar, menyatu dengan alam sekali lagi.

Aryanaga kembali merangkak bersembunyi di antara pepohonan dan tanaman-tanaman semak yang berduri. Ia tak begitu peduli dengan duri-duri itu. Sisik-sisik di tubuhnya melindungi dirinya dari duri-duri tersebut. Kembali ia mengendus. Aman. Tak ada bau yang mencurigakan. Tetapi telinganya bergerak-gerak menangkap bunyi lirih. Ada sesuatu yang menarik tertangkap oleh indera pendengarannya. Suara gemericik air yang cukup deras. Air terjun!

Sebenarnya di bawah sana ada Danau Ranu Kumbolo. Bisa saja ia turun ke sana untuk minum, tetapi tidak untuk saat ini. Misinya lebih penting dari sekadar menikmati pemandangan di danau tersebut. Kakinya mulai bergerak lagi mencari sumber suara. Dari kejauhan sudah terasa hawa sejuk yang masuk ke dalam paru-parunya. Butiran-butiran air yang secara tak sengaja menerpa wajahnya menandakan ia sudah dekat dengan air terjun tersebut. Tak sulit ternyata untuk menemukan air terjun ini.

Air terjun ini berada di Lereng Semeru. Letaknya tersembunyi. Tak ada jalan setapak di sekitarnya. Artinya Aryanaga yang pertama kali menemukan air terjun ini. Namun, kalau dilihat-lihat air terjun ini tidak berasal dari sungai, melainkan keluar dari celah-celah bebatuan tebing. Alirannya tertampung, kemudian turun dengan deras. Suara binatang amphibi bersahut-sahutan gembira. Tentunya mereka sudah dari generasi ke generasi tinggal di sekitar air terjun.

Aryanga bisa mengerti kenapa tempat ini tak terjamah. Pertama, karena banyak binatang liar yang berada di sekitar tempat ini, sebut saja ular dan kalajengking. Dia sempat bertemu beberapa. Kedua, karena tak ada jalan yang mengarah ke tempat ini, sehingga orang-orang bisa tersesat. Terlebih lagi pepohonan yang ada di sekitarnya sangat rimbun, sehingga orang-orang dengan pendengaran tajam saja yang mampu mendengar suara air terjun ini.

Pemuda ini melompati satu demi satu bebatuan yang mengarah ke air terjun tersebut. Ia kehausan. Seharian ini kerongkongannya belum terbasahi oleh air sama sekali. Aktivitas berburu memang membutuhkan tenaga besar, tubuhnya tak bisa dikompromi untuk terus-menerus diforsir. Ia juga butuh istirahat sejenak, tentunya sambil tetap waspada.

Tak butuh bantuan tangan untuk menengadah. Aryanaga langsung meminum air terjun itu dari jatuhannya. Ia buka mulutnya lebar-lebar dan membiarkan butiran-butiran air itu masuk ke dalam mulutnya, untuk menyegarkan kerongkongannya. Siapa bilang naga tak butuh air?

Lagi-lagi indera pendengarannya menangkap bunyi. Dia langsung waspada begitu melihat seekor harimau sedang berjalan perlahan mendekati bibir sungai. Harimau itu sempat melihat ke arah Aryanaga, sebelum kemudian menjilati air sungai. Ia juga kehausan. Aryanaga melambai-lambaikan tangannya ke harimau itu, ia cukup senang melihat ada harimau di tempat ini. Artinya hutan di sekitar tempat ini masih asri. Pertanyaannya adalah seberapa jauh dirinya telah masuk ke dalam hutan?

Belum sempat ia menjawab pertanyaan itu terdengar suara lagi, kali ini dedaunan yang saling beradu. Dedaunan yang berbisik. Tak hanya itu. Suara langkah kaki juga terdengar, tetapi bukan langkah kaki biasa, melainkan langkah kaki berat dan bedebum. Sepasang sayap kecil di punggungnya bergerak-gerak seolah-olah benda itu seperti dua antena yang mengetahui pergerakan bahaya. Segera saja Aryanaga melompati aliran sungai lalu berpijak pada batu-batu yang ada di sekitarnya. Dia kembali berlari.

Serius? Tak ada istirahat?” gerutunya.

Pergerakannya tidak mengantarkan dia turun, tetapi terus menanjak ke atas. Tangan dan kakinya mencengkeram kuat bebatuan, tanah-tanah yang landai, pepohonan, apapun yang bisa dijamah maka ia akan gunakan sebagai tumpuan agar bisa bergerak lebih cepat.

Aryanaga berhenti ketika ia menemukan bagian hutan yang lain di Lereng Semeru. Hutan ini benar-benar lebat dan misterius. Nyaris tak ada satupun cahaya yang masuk ke dalamnya, apalagi malam ini adalah bulan mati. Menambah kesenangan bagi makhluk-makhluk kegelapan untuk menunjukkan taringnya. Aryanaga sama sekali tak menyukainya.

Di saat kegelapan turun seperti ini ia akan lebih banyak bertemu dengan makhluk-makhluk lain yang tidak pernah dilihat oleh manusia biasa. Aryanaga bisa melihat mereka, sorot mata mereka dari balik kegelapan, bisikan-bisikan dan desis suara mereka yang seperti ular, atau geraman-geraman makhluk-makhluk besar raksasa terdengar jelas. Tentu saja malam ini mereka tak malu-malu untuk bersuara, terlebih siapa juga manusia yang berani naik ke dalam daerah yang sangat dilarang untuk dimasuki.

Lereng Semeru memang sering dijadikan tempat untuk mendaki, hanya saja ada beberapa bagian yang tidak boleh dilewati atau malah bermalam di dalamnya. Bagian tersebut masih penuh dengan hutan-hutan rimba yang lebat, binatang-binatang buas, serta binatang-binatang yang tidak pernah diketahui sebelumya. Beberapa lipan raksasa juga terlihat dari sela-sela bebatuan. Tempat-tempat lembab juga tak hanya dihuni oleh mereka, beberapa ekor kalajengking serta ular terlihat berkelebat pergi saat Aryanaga melintas.

Bab terkait

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 1.2 | Ziarah

    Makhluk-makhluk halus pun mulai bermunculan. Energi di tempat itu memang cukup besar untuk mereka gunakan. Akibatnya beberapa makhluk yang ada di atas pohon atau mereka yang berada di balik pepohonan, mengintip Aryanaga yang sedang berjalan dengan santai di kawasan mereka. Aryanaga adalah keturunan makhluk mistis, tentu saja ia bisa melihat makhluk-makhluk astral tersebut, bahkan sering kali sebagian di antara mereka menyukainya. Namun, ia lebih menyukai kesendirian dan menjauhi mereka. Dirinya lebih suka bergaul dengan manusia, tak aneh karena di dalam tubuhnya mengalir darah manusia yang berasal dari sang ibu.Tubuh Aryanaga merendah saat ia kembali mendengar sesuatu yang tak asing. Dia tahu pasti akan terjadi seperti ini, kembali terlacak meskipun ia sudah bertindak le

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 1.3 | Ziarah

    “Anda istimewa pangeran, berbeda seperti kami yang memiliki tubuh avatar. Semenjak Kebijaksanaan Tertinggi menolong kita untuk bersembunyi dari manusia dengan tubuh ini, kita bisa berbaur dengan manusia, tetapi kau berbeda. Kau lahir dari rahim seorang manusia. Makanya itu tubuhmu sekarang sedang berada di antara dua sisi. Kau memilih jalan naga atau jalan manusia,” ujar Bandi menjelaskan tentang apa sejatinya diri mereka. “Ya, ya, ya. Kau sudah menjelaskannya berkali-kali. Aku campuran manusia dan naga,” ucap Aryanaga yang sudah bosan dinasihati berkali-kali oleh Bandi.

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 2.1 | Anak Kampus

    Malang kota yang sibuk. Sibuk bagi pekerja kantoran, penjual sayur, kuli proyek, dan juga tak kalah sibuknya adalah mahasiswa. Kota yang dijuluki sebagai kota pelajar ini makin banyak dikunjungi para pendatang dari manapun. Dari luar kota, luar propinsi hingga manca negara. Perkuliahan adalah salah satu cara berbaurnya berbagai komunitas, mulai dari kalangan atas hingga kalangan bawah. Salah satu orang yang berada di antara kesibukan itu adalah Raden Ayu Asri Kusuma Wardhani. Tentu saja nama Raden Ayu di depannya ini bukanlah tanpa sebab, dia memang putra bangsawan. Setidaknya masih ada hubungan dengan orang-orang keraton. Asri berparas cantik, berkulit kuning langsat, rambutnya sebahu, memakai kacamata minus. Dia sangat rajin untuk ukuran mahasiswi seperti dia. Targetny

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 2.2 | Anak Kampus

    Sore hari Asri pulang ke kos. Nyaris jantungnya copot saat ada amplop ditempel dengan menggunakan selotip di pintu kamarnya. Asri menoleh kiri kanan, perasaannya tak enak. Dia langsung saja mengambil amplop tersebut lalu masuk ke dalam kamar kosnya. Kamar kosnya berada di lantai dua dengan tangga yang langsung menuju akses ke parkiran. Maka dari itu siapa saja bisa masuk dan langsung mengetuk pintu kamarnya. Apalagi terkadang pagar kos dibuka kalau siang hari. Setelah memastikan pintu dikunci, Asri lalu membuka amplop tersebut. Ada secarik surat di dalamnya dengan tulisan latin yang sangat indah. Langsung saja Asri tahu tulisan siapa itu. Asri membaca cepat, setelah itu ia mendengus kesal. Dia mengambil ponsel yang ada di saku celananya untuk menghubungi seseorang.

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 2.3 | Anak Kampus

    “Rumahnya besar. Kira-kira penghuni kosnya banyak nggak?” gumam Asri. “Kayaknya sih enggak. Buktinya sudah dipencet bel nggak ada yang keluar,” jawab Tyas. “Lagian orang bego mana yang buka tempat kos di daerah terpencil seperti ini? Jauh pula dari kampus. Tapi apa boleh buat, aku memang ingin nggak bisa dilacak oleh keluargaku,” ujar Asri. “Iya, tempat ini cocok untuk persembunyian,” kata Tyas setuju dengan pendapat Asri.“

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 3.1 | Mengikuti

    Asri terbangun. Hawa dingin menusuk tulang. Kamarnya masih berantakan karena tadi malam ia sekadar memasukkan saja tanpa menatanya. Dia langsung tidur begitu saja setelah barang-barangnya dimasukkan. Sementara itu Tyas sudah pergi, walaupun tak rela meninggalkan Asri seorang diri. Asri baru tahu kalau hawanya cukup dingin, lebih dingin daripada saat dia masih tinggal di daerah Sumbersari. Untuk sesaat ia nyaris panik saat terbangun di tempat yang asing, tetapi ia langsung sadar kalau dia sudah pindah. Memang bikin kesal. Dia tak ingin keluarganya tahu dia tinggal di mana sekarang. Maka dari itulah keputusannya untuk pindah sudah tepat, meskipun mungkin membuat dia lebih lelah dari biasanya. Asri melihat jam di layar pon

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 3.2 | Mengikuti

    “Bwahahahahahaha,” suara tawa Tyas langsung pecah setelah Asri menceritakan apa yang terjadi. Untungnya mereka berada di tempat sepi sehingga tak ada orang yang melihat. “Aku malu, anjir!” Asri mengerucutkan bibirnya. “Aku lupa kalau ini bukan kosku yang lama. Kan kosku yang lama kos cewek. Kalau pun seharian mondar-mandir nggak pake bra juga nggak masalah, kan tamu cowok hanya diterima di depan, nggak sampai masuk kamar. Lha ini? Aduh, benar-benar memalukan.”“Kalau aku jadi kau, aku nggak mau lagi ketemu ama dia,” ujar Tyas. “Gimana nggak ketemu coba. Itu kamu kan nyaris telenji!”

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 4.1 | Canggung

    “Wong edan, nyari di mana?” tanya Tyas saat Asri membujuknya untuk mencarikan tempat kos baru. “Tempat kosmu itu sudah cukup bagus loh, bahkan letaknya nggak mudah dilacak orang. Baru juga satu malam kamu nginep situ.”Asri sedari tadi menutupi wajah dengan kedua lengannya. Mereka sedang berada di salah satu gazebo yang ada di area kampus. “Aku kan cuma penasaran saja tadi. Soalnya aku itu paling gatel kalau lihat ada cowok mau baca buku, semacam seksi gitu,” ujar Asri jujur.“Sompret! Kadang aku nggak ngerti sih jalan pikiranmu,” ucap Tyas sambil memutar bola matanya.

Bab terbaru

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab E-2 | Pangeran Yang Terbuang

    Ternyata serangan tersebut tidak hanya dari satu sisi bumi saja. Daratan lain pun sudah mulai diserang. Para naga tersebut mulai memasuki pantai dari daratan yang lain, hingga setiap manusia yang mereka temui pun dimangsa. Mereka tidak melihat apakah itu orang dewasa atau anak-anak. Lelouch dan pasukan naganya tak mampu berbuat apa-apa selain menghalau apa yang mereka bisa. Hari itu mereka kalah, meskipun memenangkan pertempuran.Lelouch bertengger di atas bukit. Dari kejauhan dia melihat bangkai-bangkai naga bergelimpangan di tepi pantai. Sesaat dia mendongak ke atas, seolah-olah meminta bantuan kepada Sang Pencipta. Setelah itu dia menunduk, menutup sayapnya, berada dalam kebimbangan.“Yang Mulia,” panggil salah satu naga yang mengampirinya.“Aku sedang ingin sendiri,” ucap Lelouch.“Tidak, bukan begitu Yang Mulia. Lihat ke atas!” ucap naga tersebut.Lelouch mendongak. Tidak pernah disangka sebelumnya oleh Lelo

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bag E-1 | Pangeran yang Terbuang

    “Bagaimana awalnya kita, para naga bisa menempati bumi ini?” tanya sesosok naga bersirip hitam dan putih. Di depannya tampak naga-naga kecil sedang duduk mendengarkan petuah-petuahnya. Hari ini adalah hari rutin untuk anak-anak naga mendapatkan pelajaran dari naga Lelouch. “Kita adalah makhluk yang dikutuk, tetapi sebagian dari kita dimaafkan. Bapak kita, adalah naga yang membuat bumi ini jadi ditempati oleh manusia. Namanya Azrael, dia penguasa lautan, sedangkan kita penguasa daratan,” lanjut Lelouch. “Yang Mulia, apakah kita akan terus bertempur dengan mereka?” tanya salah seekor naga kecil. “Pertempuran ini akan terus berlanjut sampai akhir zaman. Kita hanya bisa mengusirnya agar tidak sampai menguasai daratan. Daratan adalah tempat para manusia dan makhluk-makhluk lainnya, lautan adalah tempat kekuasaannya. Sebab, di sana dia bersama Iblis dan menjadi kaki tangannya,” jawab Lelouch. “Apakah dia bisa dikalahkan?” tanya naga kecil yang lain.

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 32.2 | Pangeran Yang Terbuang

    “Penjara apa?” tanya Aryanaga. “Eee… sebentar yang Mulia, apa tidak bisa diringankan hukumannya? Itu Penjara yang mengerikan. Tidak ada satupun yang keluar dari penjara itu sampai sekarang!” ucap sang Pembela. “Penjara apa? Apa itu?” “Pangeran Aryanaga, Penjara Tujuh Pintu adalah Penjara yang berada di kegelapan bumi. Kau tak akan bisa menghirup udara bebas. Di dalamnya ada tujuh pintu yang mana semuanya mewakili tujuh dosa mematikan. Selama jiwamu ada dosa itu, kau tak akan bisa keluar.” Aryanaga terkekeh. “Masukkan aku ke penjara itu. Aku tak keberatan.” “Sudah diputuskan, bawa dia!” ucap seseorang anggota Dewan Kehormatan Naga. Palu pun diketok dan sang pembela tak bisa meringankan hukuman Pangeran Aryanaga. Arya

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 32.1 | Pangeran Yang Terbuang

    Aprilia berada di depan dua gundukan tanah. Air matanya terus berderai seperti tak akan pernah habis. Bandi menepuk pundaknya, berusaha menenangkan Aprilia, bagaimana pun Aprilia adalah wanita dan hatinya lembut. Kepergian Raja Primadigda dan Asri membuatnya sedih. Keduanya dikuburkan di tanah terbaik dan tempat terbaik, yaitu di pemakaman para raja. Di tempat ini juga ada makam para raja sebelum Raja Primadigda.Orang-orang banyak yang menghadiri pemakaman itu. Mulai dari para prajurit, menteri dan juga para pejabat kerajaan. Hari itu rakyat berkabung atas gugurnya Raja Primadigda. Rumor pun cepat menyebar kalau Raja Primadigda dikalahkan oleh anaknya sendiri. Orang-orang mulai bertanya-tanya tentang motif pembunuhan ini. Aprilia dan Bandi sengaja tidak memberitahu, karena saat ini Antabogolah yang berkuasa. Nyaris semua lini kekuatan militer sekarang di pegang oleh Antabogo, sehingga mustahil baginya membuat su

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 31.3 | Jiwa Yang Hampa

    Aryanaga sama sekali tak bercanda. Dia kembali mengeluarkan tombak elemental dari telapak tangannya, kali ini warnanya kekuningan dengan percikan energi listrik di sekitar ujung tombaknya. Menyadari ada bahaya, Pangeran Bagar menjauh. Aryanaga tetap fokus kepadanya. Setiap pergerakan Pangeran Bagar, bisa dilihatnya. Dan ternyata, Aryanaga tak hanya mengeluarkan satu tombak, tapi lagi, lagi dan lagi hingga sepuluh tombak dengan energi listrik melayang di atasnya. Aryanaga mengambil satu per satu tombaknya, melemparkannya dengan kuat.Pangeran Bagar tak bisa kabur dari serangan itu. Sepuluh tombak beruntun menghantam di sekitarnya. Sepuluh kali petir menyambar-nyambar, jutaan volt menghantam tanah hingga menimbulkan ledakan listrik yang menggelegar.Aprilia dan Bandi yang menyaksikan pertarungan itu dari jauh cukup ngeri dengan kekuatan yang dimiliki

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 31.2 | Jiwa Yang Hampa

    Bandi masih menangis, tetapi ia juga harus membawa jenazah Raja Primadigda. Dengan tersedu-sedu dia menggendong jenazah tersebut. Aprilia juga melakukannya. Aprilia sekarang yang gantian bermandikan darah Asri. Dia dan Bandi pergi dari tempat tersebut, meninggalkan Aryanaga yang tak terkendali.Pangeran Bagar menjauh. Kini ratusan prajuritnya menghadapi Aryanaga. Mereka terdiri dari ras naga pilihan yang dilatih dengan ilmu perang yang cukup andal. Pangeran Bagar, tidak pernah salah dalam memilih anak buah. Mereka ahli pedang, tombak dan panah. Para prajurit membentuk formasi mengepung Aryanaga. Aryanaga mengamati mereka. Tombak-tombak terhunus ke arah Aryanaga, setiap tombak ini tentu saja ada bagian dari tubuh para naga, sebagian lagi adalah besi yang ditempa oleh para peri, sehingga bisa melukai para naga.Aryanaga sama sekali tak gentar. Ia mengeluarkan kekuatan yang san

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 31.1 | Jiwa Yang Hampa

    “Pangeran Bagar, kenapa kau lakukan ini? Bukannya kau hanya menginginkan Aryanaga? Kenapa kau lukai Asri?” tanya Aprilia. Air matanya tak mampu lagi dibendung. Ia memeluk tubuh Asri yang terbujur kaku.Tangan Asri meremas lengan Aprilia. Suaranya terbata-bata lirih terdengar di telinga Aprilia yang sangat peka. Pangeran Bagar merasa tak bersalah. Dia telah menuntaskan rencananya agar Aryanaga kehilangan sesuatu yang ia cintai. Pangeran Bagar menganggap Asri adalah orang yang dicintai oleh Pangeran Aryanaga, maka dari itu misinya hanya satu yaitu membunuh Asri, tetapi tanpa mengotori tangannya. Sayang sekali rencananya meleset.“Omong kosong semua ini. Kenapa kalian mengacaukan semua rencanaku?” gerutu Pangeran Bagar, “aku adalah ahli strategi terbaik. Kalau begini caranya, ayahku tak akan mengakuiku.”

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 30.3 | Latihan Terakhir

    “Ayah mengamuk!” seru Aryanaga.“Aku bisa melihatnya. Yang Mulia Primadigda akan berubah ke wujud naganya, kesempatan kita cuma satu. Kamu bisa?” tanya Aprilia.Aryanaga menggeleng. “Aku tak bisa.”“Pangeran!” Aprilia memegang bahu Aryanaga. “Semuanya akan baik-baik saja, kau tidak bersalah atas hal ini. Ini yang diinginkan ayahmu.”“Tapi...”Aryanaga menatap mata Aprilia. Untuk beberapa detik mereka saling berpandangan satu sama lain. Aryanaga mencari sudut mata Aprilia, di sudut mata Aprilia ada rasa percaya kepadanya. Aprilia tahu, ini ujian terberat Aryanaga untuk saat ini. Kalau mereka kalah sekarang, semuanya akan sia-sia belaka.“Bantu ak

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 30.2 | Latihan Terakhir

    Primadigda memulai menerjang ke arah Asri. Aryanaga mencoba menghalangi, tubuhnya menghadang Raja Primadigda, sayangnya Primadigda memutar tubuhnya sehingga bisa mengecoh Aryanaga begitu saja. Namun, Aprilia dengan cepat menendang tubuh Primadigda sehingga sang Raja terempas ke belakang. Aryanaga tak tega melihat ayahnya diperlakukan seperti itu.Aprilia tiba-tiba melayangkan tamparannya dengan keras ke pipi Aryanaga. “BANGUN! Apa yang kau lakukan?”Aryanaga terkejut.“Kau mau Asri tewas? Bertarunglah dengan sungguh-sungguh! Aku tahu dia ayahmu, tapi saat ini kau tak punya pilihan. Kalahkan beliau, lalu kita sama-sama menghajar Bagar,” ucap Aprilia menyemangati Aryanaga, “kau tak perlu khawatir, ayahmu yang menginginkan ini. Nyawanya tidak akan sia-sia. Ia bangga melatih anaknya untuk terakhir kali. Ia juga

DMCA.com Protection Status